Juliana E.L.N : Prosedur Penerapan Pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Perdoni Cab. Medan, 2010.
2. Subjek Dan Objek Pajak Pertambahan Nilai
a. Subyek Pajak Pertambahan Nilai Menurut Undang - Undang Pajak Pertambahan Nilai No. 18 Tahun 2000,
yang merupakan subyek Pajak Pertambahan Nilai adalah : 1.
Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean wajib melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
2. Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak. 3.
Orang Pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan atau yang memanfaatkan Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean .
b. Obyek Pajak Pertambahan Nilai
Menurut Undang- Undang Pajak Pertambahan Nilai No. 18 Tahun 2000 dalam pasal 4 yang merupakan objek PPN adalah sebagai berikut :
1. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh Pengusaha. 2.
Impor Barang Kena Pajak 3.
Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean 5.
Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
6. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
Adapun penjelasan atas objek PPN tersebut diatas adalah sebagai berikut : 1. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha. Syarat – syaratnya adalah :
a. Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak
b. Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak
tidak berwujud
Juliana E.L.N : Prosedur Penerapan Pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Perdoni Cab. Medan, 2010.
c. Penyerahan dilakukan di dalam daerah Pabean atau dalam lingkungan
perusahaan atau pekerjaan pengusaha yang bersangkutan. 2. Impor Barang Kena Pajak
Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabean. Pajak juga dipungut pada saat impor Barang Kena
Pajak. Pemungutan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai. 3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha Syarat – syaratnya adalah :
a. Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak
b. Penyerahan dilakukan di dalam daerah Pabean
c. Penyerahan dilakukan di dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan
pengusaha yang bersangkutan. 4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar pabean di dalam
daerah pabean. Untuk dapat memberikan perlakuan pengenaan pajak yang sama dengan
impor Barang Kena Pajak, maka atas Barang Kena Pajak tidak berwujud yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan di dalam Daerah Pabean
juga dikenakan pajak. Contoh: Pengusaha Adi yang berkedudukan di Jakarta memperoleh hak
menggunakan merk yang dimiliki pengusaha Budi yang berkedudukan di Hongkong. Atas pemanfaatan merk tersebut pengusaha Adi di dalam Daerah
Pabean terutang PPN.
Juliana E.L.N : Prosedur Penerapan Pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Perdoni Cab. Medan, 2010.
5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar pabean di dalam daerah pabean Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean adalah setiap kegiatan pemanfaatan
JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. Jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun dalam Daerah Pabean
dikenakan PPN. Contoh : Pengusaha Kena Pajak Adi di Surabaya memanfaatkan jasa auditor
pengusaha Tommy yang berkedudukan di Singapura, dimana atas pemanfaatan jasa tersebut terutang PPN.
6. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak. Ekspor adalah setiap kegiatan yang mengeluarkan barang dari dalam Daerah
Pabean ke luar Daerah Pabean.
3. Tarif Dan Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai