Penyusunan Anggaran Penjualan Anggaran Penjualan

Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009. Tabel 2.1 THE NORTON COMPANY Anggaran Penjualan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember, 19B Keterangan Kuartal Total 1 2 3 4 Perkiraan Penjualan dalam unit 800 700 900 800 3.200 Harga jual per unit x80 X80 x80 x80 x80 Total Penjualan 64.000 56.000 72.000 64.000 256.000 Sumber: J. K. Shim J. G. Siegel, Budgeting, terjemahan Julius Mulyadi, Erlangga, Jakarta, 2001, hal. 56.

2. Penyusunan Anggaran Penjualan

Pada umumnya perusahaan-perusahaan di dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya akan terbentur kepada dua permasalahan utama. Dua permasalahan utama tersebut yaitu permaslahan yang berhubungan dengan penjualan dan permasalahan yang berhubungan dengan produksi. Penyusunan anggaran penjualan sebaiknya dimulai dari masalah yang paling berat yang dirasakan di dalam perusahaan yang bersangkutan. Penyusunan anggaran induk perusahaan secara keseluruhan pada umumnya dilaksanakan oleh Komite Anggaran Budget Committee yang terdiri dari Pejabat Pimpinan Pusat Chief Executive Officer, Pejabat Operasional Pusat Chief Operating Officer, dan Pejabat Keuangan Pusat Chief Financial Officer. Fungsi pokok komite anggaran ini antara lain adalah menyusun dan menyetujui Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009. kebijaksanaan dalam anggaran, merevisi anggaran dan menyarankan tindakan perbaikan atas analisis antara anggaran dan realisasinya. Ditinjau dari pihak-pihak yang dapat terlibat dalam proses penyusunan anggaran induk, maka terdapat 3 metode yang dikemukakan oleh Atkinson 2001:475 yaitu: 1. Authoritive Budgeting 2. Participative Budgeting 3. Consultative Budgeting Authoritive Budgeting merupakan pendekatan dari atas ke bawah Top-Down Approach dalam penyusunan anggaran. Dalam metode ini, bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam penyusunan anggaran perusahaan, melainkan atasan langsung menetapkan anggaran tersebut. Kebaikan metode ini adalah proses penyusunan anggaran dalam perusahaan akan berjalan tepat pada sasaran dan lebih efisien, serta memungkinkan adanya koordinasi diantara unit-unit dalam perusahaan. Sedangkan kelemahan dari metode ini antara lain atasan mungkin saja tidak mengetahui dengan pasti target yang sesuai untuk suatu unit perusahaan tertentu, serta kurangnya motivasi dan komitmen tujuan yang dianggarkan yang disebabkan oleh ketiadaan partisipasi karyawan dalam penentuan anggaran. Participative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana atasan dan bawahan secara bersama menetapkan anggaran perusahaan melalui proses pengambilan keputusan bersama Joint Decision-making Process. Metode ini memberikan pengaruh positif terhadap motivasi karyawan karena penerimaan karyawan yang lebih besar terhadap tujuan yang dianggarkan menyebabkan Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009. komitmen perseorangan yang lebih tinggi untuk mencapai tujuan tersebut dan partisipasi dalam penyusunan anggaran menghasilkan pertukaran informasi yang efektif antara pihak pelaksana anggaran dan atasan sehingga terdapat pemahaman yang lebih jelas tentang tugas dan pekerjaan yang akan mereka lakukan. Consultative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana bawahan diminta untuk mendiskusikan pendapat mereka mengenai anggaran, tetapi tidak terjadi proses pengambilan keputusan bersama. Atasan hanya meminta pendapat dari bawahan tetapi ia tetap menetapkan anggaran secara sendiri dengan atau tanpa mempertimbangkan masukan dari bawahannya. Penyusunan anggaran menurut Harahap 2001:85 jika ditinjau dari segi mana anggaran mulai disusun maka dibedakan atas: a. A Priori b. A Posteriori c. Pragmatis Pembagian tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. A Priori Dalam metode ini, penyusunan anggaran penjualan dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan untuk periode tersebut lalu diikuti dengan estimasi kuantitas penjualan serta estimasi harga perunit produk yang memungkinkan perusahaan mencapai laba yang telah ditetapkan sebelumnya. b. A Posteriori Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009. Dalam metode ini, penyusunan anggaran dimulai dari penghitungan estimasi kuantitas penjualan, harga perunit produk, biaya dan lain-lain. Setelah penghitungan komponen tersebut, kemudian perusahaan akan menghitung estimasi jumlah laba berdasarkan penghitungan didalam anggaran penjualan. c. Pragmatis Dalam metode ini, penyusunan anggaran penjualan dan proyeksi laba ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan