Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.
Unit Rp
Unit Rp
Unit Rp
Medan
A 32
480.000 29
435.000 61
915.000 B
19 475.000
17 425.000
36 900.000
C 12
360.000 12
360.000 24
720.000 Total I
63 1.315.000
58 1.220.000 121
2.535.000
Siantar
A 16
320.000 15
300.000 31
620.000 B
9 270.000
9 270.000
18 540.000
C 6
2510.000 6
210.000 12
420.000 Total II
31 800.000
30 780.000
61 1.580.000
Total I + II 94
2.115.000 88
2.000.000 182 4.115.000
52 48
100
Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45.
C. Analisis Varians Penjualan
Realisasi penjualan jika dibandingkan dengan anggaran penjualan hampir selalu menunjukkan adanya penyimpangan. Penyimpangan yang seterusnya
disebut varians ini dapat terjadi karena adanya perubahan lingkungan atau tingkat kegiatan di perusahaan. Analisis varians penjualan dilakukan dengan cara
membandingkan antara kinerja penjualan standar yang tercantum dalam anggaran penjualan dengan kinerja actual setelah anggaran selesai dilaksanakan. Dengan
mengadakan evaluasi varians penjualan maka perusahaan dapat mengetahui adanya kinerja yang kurang baik sehingga memungkinkan perusahaan untuk
mengambil langkah perbaikan agar hal yang serupa tidak terulang di masa datang. Dampak varians terhadap anggaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu
favorable yang merupakan varians yang menguntungkan dalam meningkatkan laba operasi dan unfavorable yang merupakan varians yang tidak menguntungkan
dalam meningkatkan laba. Varians tersebut oleh J. K Shim dan J. G. Siegel 2001:46 dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu :
Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.
1. Selisih atau varians kuantitas penjualan sales quantity variance.
2. Selisih atau varians harga jual sales price variance.
Kedua kategori ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Selisih atau varians kuantitas penjualan sales quantity variance. Selisih ini terjadi karena adanya perbedaan antara jumlah unit penjualan yang
direncanakan sebelumnya dengan jumlah unit penjualan yang terealisasi. Selisih ini dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut :
Kuantitas penjualan aktual x harga jual standar Rp XXX
Kuantitas penjualan standar x harga jual standar Rp XXX
2. Selisih atau varians harga jual sales price variance.
- Varians kuantitas penjualan Rp XXX
Selisih ini terjadi karena adanya perbedaan antara harga jual per unit yang direncanakan sebelumnya dengan harga jual per unit yang terealisasi.
Selisih ini dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut : Kuantitas penjualan aktual
x harga jual aktual Rp XXX Kuantitas penjualan aktual
x harga jual standar Rp XXX
Daerah penjualan dan
jenis produk
- Varians harga penjualan
Rp XXX Berdasarkan contoh sebelumnya, laporan kinerja semester pertama untuk penjualan susu
PT. Sederhana :
Tabel 2.13 PT. Sederhana
Laporan Kinerja Semester I Tahun 2007 Aktual
Anggaran Penyimpangan
Menguntungkan Merugikan
Unit Rp
Unit Rp
Unit Rp
Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.
Medan
A 40
640.000 32
480.000 8
160.000 B
19 522.500
19 475.000
47.500 C
10 285.000
12 360.000
2 75.000
Total I 69
1.447.500 63
1.315.000 6
207.500
Siantar
A 25
500.000 16
320.000 9
180.000 B
10 310.000
9 270.000
1 40.000
C 10
350.000 6
210.000 4
140.000 Total II
45 1.160.000
31 800.000
14 360.000
Total I + II 114
2.607.500 94
2.115.000 20
567.500 122
124 100
100 22
24
Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45.
Penyimpanganvarians yang terjadi selanjutnya akan dianalisis. Dengan menggunakan analisis varians kuantitas dan varians harga, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya :
Varians kuantitas
Nilai perbedaan tersebut akan dihitung sebagai berikut: SK = KR-KA. HA
Keterangan : SK : Selisih Kuantitas
KR : Kuantitas Realisasi KA : Kuantitas Anggaran
HA : Harga Anggaran Berdasarkan contoh di atas, dapat dihitung varians kuantitas untuk produk susu A sebagai
berikut:
SK = 40-32 x Rp. 15.000 = Rp. 120.000 naik
Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.
Varians harga
Nilai perbedaan tersebut akan dihitung sebagai berikut: SH = HR-HA. KR
Keterangan : SH : Selisih Harga
HR : Harga Realisasi HA : Harga Anggaran
KR : Kuantitas Realisasi Berdasarkan contoh di atas, dapat dihitung varians harga untuk bulan Januari sebagai
berikut : Harga Realisasi adalah sebesar Rp. 640.00040 = Rp. 16.000
SH = Rp. 16.000 – Rp. 15.000 x 40 =
• Kenaikan kuantitas sebesar 8 unit yang dinilai dengan harga Rp. 120.000,00
Rp 40.000 naik Total selisih
= Rp. 160.000 naik
Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa kenaikan penjualan sebesar Rp. 160.000,00 disebabkan karena :
• Kenaikan harga sebesar Rp. 1.000,00 untuk 40 unit, yang dinilai sebesar
Rp. 40.000,00 Demikian seterusnya, dilakukan analisis penyimpangan penjualan produk susu B dan C.
Setelah itu, perusahaan akan meminta pertanggungjawaban dari manajer atas penyimpangan yang terjadi, meskipun penyimpangan tersebut bersifat menguntungkan.
Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.
Adanya standar varians yang telah ditetapkan sebelumnya, akan menghemat waktu dalam menganalisis penyimpangan yang terjadi. Standar varians yang digunakan
dapat dinyatakan dalam mata uang maupun persentase. Misalnya, perusahaan menetapkan standar varians sebesar 15 dari anggaran penjualan, artinya varians
penjualan diatas 15 dianggap material dan akan dianalisis lebih lanjut diinvestigasi, sedangkan dibawah 15 tidak akan dianalisis lebih lanjut. Dengan cara demikian, dapat
dilakukan analisis varians penjualan dengan cepat, dan perbaikan atau peningkatan dapat dilakukan dengan cepat pula. Tetapi, jika varians merugikan yang bersifat tidak material
masih terjadi di periode-periode berikutnya, maka penyebab varians harus diperiksa karena varians tersebut dapat menjadi signifikan dalam jangka panjang.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan menurut Welsch 2000:497 dalam mempelajari dan mengevaluasi varians untuk menentukan sebab yang mendasarinya,
adalah sebagai berikut : 1.
Varians tidak material. 2.
Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan. Sasaran yang direncanakan atau dianggarkan dan data aktual yang disediakan oleh departemen akuntansi
harus diperiksa kebenarannya. Sebagai contoh, catatan akuntansi tunggal yang menyebabkan pada pusat tanggung jawab yang salah dapat menyebabkan
varians yang tidak menguntungkan di satu pusat tanggung jawab dan varians yang menguntungkan di pusat tanggung jawab yang lain.
3. Varians yang disebabkan oleh keputusan khusus manajemen. Untuk
meningkatkan efisiensi atau untuk menghadapi kemungkinan tertentu, manajemen sering membuat keputusan yang menyebabkan adanya varians.
Sebagai contoh, diputuskan untuk menaikkan gaji, untuk menghadapi usaha pesaing untuk menarik karyawan kunci, atau untuk menangani proyek
periklanan khusus yang tidak direncanakan sebelumnya. Keputusan bebas seperti itu akan menghasilkan varians yang dilaporkan. Varians jenis ini harus
diidentifikasi, sekali diidentifikasi, biasanya mereka tidak memerlukan penelitian lebih lanjut. Bila keputusan telah dibuat, telah disadari adanya
penyimpangan yang telah terjadi.
4. Banyak varians yang dapat dijelaskan dalam hal dampak dari faktor yang
tidak dapat dikendalikan yang diidentifikasi. Misalnya seperti kerugian karena terjadinya badai.
Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.
5. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian uama dan
harus diselidiki secara teliti. Dengan kata lain, manajer harus memberikan perhatian khusus kepada varians yang “membutuhkan penjelasan.” Ini adalah
pengecualian yang biasanya memerlukan tindak lanjut.
Untuk menyelidiki penyebab varians, Welsch 2000:498 menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengadakan pertemuan dengan manajer pusat pertanggungjawaban dan
penyelia serta karyawan lainnya dalam pusat pertanggungjawaban tersebut.
2. Mengadakan analisis situasi kerja termasuk arus kerja, koordinasi
aktivitas, keefektifan penyeliaan, dan keadaan umum lainnya. 3.
Pengamatan langsung. 4.
Penyelidikan di tempat oleh manajer lini. 5.
Penyelidikan oleh kelompok staff perusahaan berdasarkan tanggung jawab.
6. Pemeriksaan intern.
7. Penelitian khusus.
8. Analisis varians.
Analisis varians ini mencakup analisis matematis dari dua jenis data yang bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya varians. Hasil analisis atas varians yang
terjadi akan disajikan dalam bentuk laporan analisis varians oleh bagian akuntansi. Laporan ini kemudian akan disampaikan kepada pihak manajemen puncak yang akan
menggunakannya dalam mengevaluasi kinerja bagian penjualan. Jangka waktu pelaporan kepada pihak manajemen puncak sebaiknya dilakukan sesering mungkin misalnya
dilaporkan minimal sekali sebulan. Hal ini diperlukan untuk mengendalikan agar penyimpangan yang terjadi dapat segera dideteksi dan tidak berlanjut lama serta dapat
langsung ditindaklanjuti.
D. Analisis Anggaran Penjualan Dalam Mengevaluasi Kinerja