Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.
tidak dapat dikendalikan. Meskipun penganggaran perusahaan telah dilakukan semaksimal mungkin, varians dapat juga terjadi pada waktu-waktu tertentu.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Peramalan Penjualan
Sebelum menyusun anggaran penjualan dilakukan peramalan penjualan. Perusahaan melihat data penjualan kenderaan bermotor nasional dan kemudian
menentukan berapa besar bagian dari produk Mercedes Benz pada penjualan nasional tersebut. Selanjutnya dilihat juga bagaimana pencapaian target penjualan periode
sebelumnya. Metode ini tentunya akan memakan waktu yang cukup banyak, karena data jumlah penjualan actual baru dapat diperoleh pada akhir tahun, sedangkan
manajemen tidak memiliki waktu yang banyak untuk menyusun anggaran penjualan periode berikutnya. Apabila perusahaan tidak menyusun anggaran penjualan tepat
waktu, akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan penjualan periode selanjutnya.
Anggaran penjualan yang disusun juga diusahakan agar meningkat atau paling tidak dalam jumlah yang tetap. Selain faktor-faktor tersebut, juga diperhatikan faktor
lainnya yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan anggaran penjualan. Perusahaan cenderung menggunakan metode kualitatif, dimana peramalan penjualan
dengan cara ini memiliki kelemahan, karena akan menimbulkan “pemikiran kelompok”. Akibat dari “pemikiran kelompok” ini, pemikiran kritis akan cenderung
hilang supaya dapat seragam dengan pemikiran mayoritas. Agar cara ini dapat berhasil, maka sangat dibutuhkan orang-orang yang memang mengetahui dengan baik
Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.
kondisi pasar dari produk dan memiliki pemikiran analisis yang kuat tentang hal-hal apa yang mungkin akan terjadi pada masa pelaksanaan anggaran.
Seperti misalnya, apabila perusahaan menerapkan metode kuantitatif yang menitikberatkan pada perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai
metode statistika, maka cenderung peramalan penjualan dinilai lebih objektif tanpa perlu mempertimbangkan berbagai opini atau pendapat yang bersifat subyektif.
Sebagai contoh, diumpamakan peramalan penjualan dibuat berdasarkan jumlah unit penjualan kenderaan dengan menggunakan Metode Kuadrat Terkecil Least Square
Method :
Tabel 4.2 Peramalan Penjualan – Metode Kuadrat Terkecil
PT. Bintang Cosmos Medan N
Tahun Penjualan Y
X X
2
XY
1 2005
80 2
2006 75
1 1
75 3
2007 90
2 4
180 4
2008 70
3 9
210
∑
65 10
30 465
Rumus yang digunakan: Y = a + bX
2 2
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
= X
X n
Y X
XY n
b
Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.
− =
∑ ∑
n X
b n
Y a
Maka diperoleh : 61
5 ,
60 100
120 650
1860 10
30 4
65 10
465 4
2
= =
− −
= −
− =
x x
x b
136 5
, 152
25 ,
16 4
10 61
4 65
− =
− =
− =
a Persamaan trend garis lurus Y = a + bX
Ramalan penjualan tahun 2009 = -136 + 61 4 = -136 + 244
= 108 unit. Maka dengan cara yang demikian dapat diperoleh peramalan penjualan yang lebih
objektif dan lebih menghemat waktu efisien. Di dalam menggunakan metode kuantitatif juga diperlukan anggaran penjualan
berdasarkan kuantitas unit suatu barang yang dijual. Namun perusahaan tidak melakukan penerapan anggaran penjualan berdasarkan jumlah unit, melainkan
berdasarkan harga, dimana anggaran kenderaan bermotor dijumlahkan secara keseluruhan, tidak diuraikan berdasarkan jenis kenderaannya maupun jumlah unit yang
terjual. Seharusnya perusahaan lebih detail di dalam menyusun anggaran penjualan dengan
menguraikan jenis-jenis kenderaan bermotor beserta jumlah unit maupun harga berdasarkan jenisnya, sehingga lebih mudah apabila ingin menerapkan peramalan
penjualan dengan metode kuantitatif yang objektif dan hemat waktu. Sedangkan
Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009.
peramalan penjualan dengan metode kualitatif banyak diwarnai dengan pendapat yang bersifat subyektif sehingga hasil taksirannya menjadi diragukan.
2. Metode Penyusunan Anggaran Penjualan