Standar Kesalahan peramalan SKP

Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009. 4 2005 165 1 165 165 1 5 2006 170 2 340 680 16 ∑ 760 100 1.51 34 Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Rumus yang digunakan sebagai berikut : Y = n a + c ∑ 2 X ∑ ∑ + = 4 2 2 X c X a Y X

a. Standar Kesalahan peramalan SKP

Dalam analisis trend ada dua metode yang dapat digunakan dalam ramalan penjualan, yaitu metode garis lurus dan metode trend garis lengkung. Untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dari kedua metode tersebut, maka digunakan standar kesalahan peramalan SKP. Nilai SKP yang terkecul akan menunjukkan bahwa peramalan yang disusun tersebut mendekati kesesuaian. Adapun rumus standar peramalan SKP adalah sebagai berikut : SKP = n Y X : 2 ∑ − X = penjualan nyata Y = ramalan penjualan n = jumlah data yang dianalisis Misalnya dari data yang telah dikemukakan terdahulu, yaitu penjualan susu oleh PT. Sederhana yang ramalan penjualannya menggunakan metode trend garis lurus metode kuadrat terkecil dan metode trend garis lengkung metode kuadrat adalah sebagai berikut : menurut metode kuadrat terkecil, persamaan trend garis lurusnya adalah : Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009. Y = a + b X Y = 132 + 10 X Tabel 2.5. Standar Kesalahan Peramalan – Metode Kuadrat Terkecil Tahun X A Bx Ramalan Penjualan 2002 132 132 + 0 = 132 2003 1 132 10 132 + 10 = 142 2004 2 132 20 132 + 20 = 152 2005 3 132 30 132 + 30 = 162 2006 4 132 40 132 + 40 = 172 Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Berikut perhitungan SKP penjualan susu dengan metode kuadrat terkecil : Tabel 2.6 Standar Kesalahan Peramalan – Metode Kuadrat Terkecil Tahun Penjualan Nyata X Ramalan Penjualan Y X-Y X-Y 2 2002 130 132 -2 4 2003 145 142 3 9 2004 150 152 -2 4 2005 165 162 3 9 2006 170 172 -2 4 ∑ 30 Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009. n Y X SKP : 2 ∑ − = 45 , 2 5 : 30 = Menurut metode kuadrat metode trend garis lengkung persamannya : Y = a + bX + c X 2 Y = 153,43 + 10 x – 0,71 X 2 Tabel 2.7 Standar Kesalahan Peramalan – Metode Kuadrat Tahun X A Bx cX 2 Ramalan Penjualan 2002 -2 153,43 -20 -2,84 153,43 – 20 – 2,84 = 130,59 2003 -1 153,43 -10 -0,71 153,43 – 10 – 0,71 = 142,72 2004 153,43 153,43 –0– 0 = 153,43 2005 +1 153,43 +10 -0,71 153,43 + 10 – 0,71 = 162,72 2006 +2 153,43 +20 -2,84 153,43 + 20 – 2,84 = 170,59 Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. Perhitungan SKP penjualan susu dengan metode kuadrat trend garis lengkung sebagai berikut : Tabel 2.8 Standar Kesalahan Peramalan – Metode Kuadrat Tahun Penjualan Nyata X Ramalan Penjualan Y X-Y X-Y 2 2002 130 130,59 -0,59 0,3481 2003 145 142,72 +2,28 5,1984 2004 150 153,43 3,34 11,7649 2005 165 162,72 +2,28 5,1984 2006 170 170,59 -0,59 0,3481 Ingrid Silalahi : Analisis Anggaran Penjualan Dalam Evaluasi Kinerja Manajemen Perusahaan Pada PT Bintang Cosmos Medan, 2009. ∑ 22,8579 Sumber: M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat, 2004, hal 45. ∑ − = n Y X SKP : 2 = 14 , 2 5 : 8579 , 22 = Jadi, dengan metode trend garis lurus nilai SKP 2,45 lebih besar daripada dengan meted garis lengkung ya mempunyai nilai SKP 2,14. oleh Karena itu, dengan metode garis lengkung lebih sesuai untuk ramalan penjualan perusahaan susu PT. Sederhana.

b. Analisis Korelasi