Irawaty Sahat Riris Simarmata : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan Pada PT Bank Central Asia, Tbk Kantor Cabang Pembantu Pulau Brayan Dan Kantor Cabang Pembantu Sumatera, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya hal utama yang dituntut perusahaan dari karyawannya adalah prestasi kerja. Sebagai wadah kumpulan orang yang memiliki kompetensi
berbeda-beda, yang saling tergantung satu dengan lainnya namun untuk mewujudkan kepentingan bersama, perusahaan mengharapkan tingginya prestasi
kerja karyawannya atau dengan kata lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Prestasi kerja merupakan hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh
kemampuan karakteristik pribadinya serta persepsi terhadap perannya dalam melakukan tugas dan pekerjaannya, yang nantinya akan dinilai apakah telah sesuai
atau masih di bawah standar perusahaan. Mathis dan Jackson 2006 : 380 mendefinisikan standar kinerja performance standards sebagai tingkat yang
diharapkan dari kinerja dan merupakan pembanding kinerja benchmarks, atau tujuan, atau target tergantung pada pendekatan yang diambil. Karyawan akan
dinilai prestasi kerjanya sampai sejauh mana mereka telah mampu mengerjakan tugas atau pekerjaannya secara efektif dan efisien. Dengan adanya penilaian,
perusahaan dapat mengetahui dan membedakan antara karyawan yang berprestasi dan tidak berprestasi. Bagi karyawan sendiri, penilaian prestasi kerja jelas akan
mempengaruhi kinerja mereka dan organisasi secara keseluruhan karena mereka akan merasa dihargai, diperhatikan dan memberikan keuntungan tersendiri seperti
memperluas kesempatan untuk dipromosikan, menurunnya kemungkinan untuk didemosikan serta membuat mereka semakin ahli dan berpengalaman dalam
bidang pekerjaannya. Selain itu apabila dikaitkan dengan pelanggankonsumen, prestasi kerja yang tinggi pada seorang karyawan akan bermuara pada kepuasan
pelanggan. Perbankan merupakan perusahaan bergerak di bidang jasa pelayanan
kepada nasabah, yang mempunyai tingkat persaingan yang cukup kompetitif. Bank sebagai lembaga keuangan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman untuk jangka waktu tertentu. Sebagai lembaga penengah
antara pemilik dana dengan pengguna dana bank turut mendorong laju pertumbuhan perekonomian Indonesia. Sejak diluncurkannya paket kebijakan di
bidang perbankan yang memberikan berbagai kemudahan, bank tumbuh berkembang bagaikan jamur di musim hujan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
bank yang beroperasi baik bank baru maupun kantor-kantor cabangnya. Krisis ekonomi berkepanjangan yang dialami oleh bangsa Indonesia sejak
Juli 1997 memiliki dampak sampai sekarang yakni krisis multidimensi dimana banyak perusahaan yang bangkrut dan tutup usahanya termasuk bank banyak yang
dimerjer dan dilikuidasi. Kondisi perekonomian yang kurang baik ini menimbulkan turunnya tingkat kepercayaan nasabah terhadap bank yang pada
gilirannya bank harus berkompetisi menaikkan suku bunga simpanan. Oleh karena itu bank di dalam operasionalnya dihadapkan kepada bagaimana menarik
calon nasabah untuk dapat menyimpan dana di banknya agar bisa bertahan hidup survive selain itu bank sebagai buyer market customer nasabah memilih-milih
bank yang akan digunakan dengan membandingkan produk dan layanan setiap
bank harus bisa memberikan manfaat yang lebih dan membentuk pelayanan prima secara konsisten kepada nasabah.
PT BCA, Tbk merupakan salah satu bank yang melakukan penilaian prestasi untuk mengukur kinerja karyawannya dengan membandingkan hasil kerja
dalam melakukan tugas yang dibebankan padanya dengan standar yang sudah ditetapkan. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, maka fokus
utamanya adalah pelayanan, untuk itu PT BCA menggunakan MRI Marketing Research Indonesia sebagai alat ukur peningkatan layanan. Berikut pada Tabel
1.1 diperlihatkan penilaian MRI pada 2 dua bank besar yang berada pada jajaran depan perbankan nasional.
Tabel 1.1 Penilaian MRI Marketing Research Indonesia
Dari Tahun 2003 s.d 2007 Tahun
Mandiri BCA
Posisi Nilai
Posisi Nilai
2003 16
- 8
74.63 2004
11 73.5
9 75.69
2005 3
86.91 10
76.46 2006
2 89.03
8 81.86
2007 1
89.82 7
83.06
Sumber: Workshop Transformasi Cabang-KCP PT BCA, Tbk 2008, data diolah
Pada Tabel 1.1 dapat diindikasikan bahwa prestasi kerja karyawan BCA secara keseluruhan masih rendah jika dibandingkan dengan bank Mandiri. Rendahnya
prestasi kerja ini dicerminkan pada tabel di atas yang menunjukkan peringkat BCA mulai dari tahun 2003-2005 mengalami penurunan walaupun masih berada
pada 10 besar dari 19 bank yang dinilai oleh MRI. Walaupun akhirnya pada tahun 2006 – 2007 BCA mampu kembali menaikkan peringkatnya di mata MRI yakni
menjadi peringkat 8 dan 7 namun tidak bisa menyaingi Mandiri yang dari peringkat 16 mampu melejit pesat dari posisi 16 pada tahun 2003 hingga akhirnya
menjadi peringkat paling atas pada tahun 2007. Faktor-faktor penilaian yang dilakukan MRI antara lain pelayanan para karyawan yang terdiri dari satpam,
customer service, teller, backoffice, duty officer, aspek fisik seperti kenyamanan ruangan, ATM, toilet, peralatan banking hall serta perangkat e-channel seperti
mobile banking, internet banking. Selain penilaian eksternal yang dilakukan oleh BCA melalui MRI, BCA juga melakukan penilaian internal kepada karyawannya
yang meliputi pengetahuan jabatan, layanan kepada nasabah, kerja sama, komunikasi dan kemampuan pribadi.
Berdasarkan uraian yang telah penulis jelaskan, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui secara rinci mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi kerja karyawan dan faktor apa yang paling dominan dalam memberikan pengaruh kepada karyawan untuk mendapatkan prestasi kerja yang
tinggi. Oleh karena itu, penulis mengambil judul: “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan pada PT Bank Central Asia, Tbk
Kantor Cabang Pembantu Pulau Brayan dan Kantor Cabang Pembantu Sumatera”.
B. Perumusan Masalah