Lingkungan Fisik URAIAN TEORITIS

Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008. USU Repository © 2009 wich a person has formulated conscious plans to perform or not perform some specified future behavior Warshaw Davis, 1985, dalam Ma’ruf dkk, 2002. Perilaku beli ulang dapat diartikan sebagai perilaku konsumen yang hanya membeli sebuah produk secara berulang-ulang, tanpa menyertakan aspek perasaan di dalamnya Dharmmesta, 1999, dalam Wisnalmawati, 2005: 156. Jelas sekali dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa hanya secara berulang. Perilaku pembelian ulang seringkali dihubungkan dengan loyalitas. Menurut Tjiptono 2006: 386, perbedaannya adalah, loyalitas mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek atau produk tertentu, sedangkan perilaku pembelian ulang semata-mata menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara berulang kali. Pembelian ulang bisa merupakan hasil dominasi pasar oleh suatu perusahaan yang berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya alternatif yang tersedia. Konsekuensinya, pelanggan tidak memiliki peluang untuk memilih. Pembelian ulang dapat pula merupakan hasil dari upaya promosi terus- menerus dalam rangka memikat dan membujuk palanggan untuk membeli kembali merek yang sama. Bila tidak ada dominasi pesar atau usaha promosi intensif tersebut, maka pelanggan bersangkutan mungkin beralih merek. Sebaliknya, pelanggan yang setia pada merek tertentu cenderung “terikat” pada merek tersebut dan akan membeli produk yang sama lagi sekalipun tersedia banyak alternatif lainnya.

F. Lingkungan Fisik

Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008. USU Repository © 2009 Lingkungan mengacu pada semua karakteristik fisik dan sosial konsumen, termasuk objek fisik produk dan toko, hubungan ruang lokasi toko dan produk dalam toko, dan perilaku sosial dari orang lain siapa saja yang di sekitar dan apa saja yang mereka lakukan. Menurut Peter dan Olson 2000: 266, lingkungan terdiri dari dua macam, yaitu: lingkungan makro, termasuk skala besar, faktor - faktor lingkungan luar seperti iklim, kondisi ekonomi, sistem politik, dan kondisi alam tepi laut, gunung, padang rumput luas. Faktor-faktor lingkungan makro ini mempunyai pengaruh umum atas perilaku, seperti ketika keadaan ekonomi mempengaruhi jumlah belanja rumah tangga, mobil dan barang. Lingkungan mikro berhubungan dengan aspek nyata fisik dan sosial lingkungan seseorang, seperti lantai kotor di toko, karyawan toko yang cerewet, cuaca panas hari ini, atau anggota keluarga atau rumah tangga. Faktor skala kecil dapat berpengaruh langsung pada perilaku spesifik konsumen, pendapat, dan perasaan. Seperti orang lebih memilih tidak untuk berlama-lama dalam keadaan kotor, di dalam toko yang ramai; konsumen harus menunggu sampai sore untuk belanja selama cuaca panas, dan merasa marah dalam antrian yang panjang dan lama ketika anda ingin pulang. Peter dan Olson 2000: 266, membagi lingkungan menjadi 2 dua aspek dan dimensi yaitu: aspek lingkungan sosial, termasuk semua interaksi sosial di antara dan di sekitar orang lain secara langsung ataupun secara tidak langsung, dan aspek lingkungan fisik termasuk semua yang bukan manusia, yang dapat dibagi menjadi elemen yang mempunyai ruang atau tidak mempunyai ruang. Elemen yang mempunyai ruang meliputi objek fisik dari semua jenis termasuk produk dan merek seperti negara, kota, toko, dan desain interior. Elemen tidak mempunyai ruang meliputi faktor Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008. USU Repository © 2009 tidak nyata seperti temperatur, kelembaban, penerangan, tingkat kebisingan, dan waktu. Menurut Mowen 2002: 133, lingkungan fisik physical surroundings merupakan aspek fisik dan tempat yang konkrit dari lingkungan yang meliput i situasi kegiatan konsumen. Stimuli seperti warna, suara, penerangan, cuaca, dan susunan kegiatan konsumen. Lingkungan fisik mempengaruhi persepsi konsumen melalui sensor penglihatan, pendengaran, penciuman, bahkan sentuhan. Lingkungan sangat penting bagi para pengusaha ritel, sehingga menjadi salah satu tugas paling penting bagi peritel untuk mengelola lingkungan fisik sehingga dapat mempengaruhi perilaku, sikap, dan keyakinan konsumen ke arah yang diinginkan. Brady dan Cronin 2001, dalam Tjiptono, 2006: 288 mengungkapkan bahwa kualitas lingkungan fisik dalam toko terdiri dari ambient factors, design factors, dan social factors yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Ambient factors, merupakan faktor yang berkenaan atau berhubungan dengan lingkungan toko seperti penerangan, musik, temperatur, dan kebisingan. Menurut Mowen 2002: 134 salah satu komponen lingkungan fisik dalam toko yang ternyata mempengaruhi konsumen adalah musik latar belakang. Latar belakang musik digunakan agar konsumen merasa nyaman berbelanja. 2. Design factors, merupakan fungsi keindahan atau estetik dari sebuah toko yang tercermin melalui arsitekturnya, penataan, dan layout. Arsitektur, penataan dan layout yang menarik akan membuat konsumen merasa nyaman dan bersedia berlama-lama untuk berbelanja sehingga akan timbu pembelian yang tidak direncanakannya. Menurut Mowen, toko-toko dirancang untuk memudahkan gerakan pelanggan, membantu para retailer dalam menyajikan Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008. USU Repository © 2009 barang dagangan dan membantu menciptakan suasana khusus Mowen, 2002: 138-139. Tata ruang toko store layout dapat mempengaruhi reaksi konsumen dan perilaku pembelian. 3. Social factors, merupakan faktor yang berkenaan dengan jumlah, bentuk dan perilaku pelanggan lain serta pramuniaga atau karyawan yang ada di dalam toko. Menurut Mowen 2002: 141-143, konsep lingkungan sosial berhubungan dengan pengaruh orang lain terhadap konsumen dalam situasi konsumsi. Banyaknya wiraniaga atau penjual dan konsumen di dalam suatu toko, perilaku dari wiraniaga yang tidak bersahabat akan menyebabkan kenyamanan untuk berbelanja akan berkurang, juga dapat menjadikan suasana yang sesak di dalam toko. Keadaan yang berdesakan terjadi apabila seseorang melihat atau merasa gerakannya tidak leluasa karena ruang yang terbatas. Pengalaman ini dapat disebabkan oleh terlalu banyaknya masyarakat, bidang fisik yang terbatas, atau gabungan dari keduanya Mowen, 2002:135. Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008. USU Repository © 2009

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. PT. Carrefour Indonesia 1. Sejarah PT Carrefour Indonesia Gerai Carrefour pertama dibuka pada 3 Juni , 1957 , di Annecy di dekat sebuah persimpangan carrefour, dalam Bahasa Perancis . Kelompok ini didirikan oleh Marcel Fournier dan Louis Deforey . Hingga kini, gerai pertama ini adalah gerai Carrefour terkecil di dunia. Kelompok Carrefour memperkenalkan konsep hipermarket untuk pertama kalinya, sebuah supermarket besar yang mengombinasikan department store toko serba ada, dengan membuka hipermarket pertamanya pada 1962 di Sainte-Geneviève-des-Bois , dekat Paris , Perancis .