Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008.
USU Repository © 2009
variabel persepsi kualitas layanan berpengaruh terhadap niat pembelian ulang. Variabel Persepsi kualitas layanan dan variabel kepuasan secara bersama
berpengaruh pada niat pembelian ulang. Variabel persepsi kualitas layanan berpengaruh pada niat pembelian ulang melalui kepuasan sebagai variabel
moderating pada toko Swalayan Mirota Kampus di Gejayan Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Wisudhanto 2006 dengan judul
“Pengaruh Lingkungan Dalam Toko In-Store Environment terhadap Niat Pembelian Ulang Konsumen di Giant Supermarket Wiyung Surabaya” bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dari faktor lingkungan dalam toko yang terdiri dari ambient factors, social factors, dan design factors terhadap niat pembelian ulang
konsumen di Giant Supermarket Wiyung Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang signifikan baik secara individu maupun secara bersama-
sama dari ketiga variabel bebas terhadap variabel tergantung. Penelitian ini juga menunujukkan hasil bahwa variabel design factors merupakan variabel yang
paling berpengaruh dominan terhadap niat pembelian ulang pada konsumen Giant
Supermarket Wiyung Surabaya.
B. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran, karena melalui pemahaman tentang perilaku konsumen, pemasar dapat memahami
harapan pelanggan tentang produknya, sehingga perilaku pelanggan sebagai fokus bisnis saat ini dapat lebih dipahami oleh pemasar Tjiptono, 2003: 38. Istilah
perilaku erat hubungannya pada permasalahan manusia. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung teribat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008.
USU Repository © 2009
menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini Setiadi, 2003: 3.
Menurut Schiffman Kanuk 2000, dalam Tjiptono, 2003: 40, perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghentikan konsumsi produk, jasa, dan gagasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen menyangkut
perilaku seseorang dalam mendapatkan dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses pengambilan keputusannya.
Perilaku konsumen menurut Kotler 2003: 203, dapat dipahami melalui ransangan pemasaran dan lingkungan yang masuk ke kesadaran pembeli, serta
karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya, yang kemudian menghasilkan keputusan pembelian tertentu. Adapaun faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen tersebut adalah faktor sosial, budaya, pribadi dan kekuatan psikologis, dimana faktor budaya dikatakan mempunyai pengaruh
yang paling luas dan paling dalam.
C. Usaha Eceran
1. Pengertian Usaha Eceran
Kotler dan Armstrong 2003: 51 mendefinisikan usaha eceran sebagai kegiatan yang menyangkut penjualan barang atau jasa secara langsung kepada
konsumen untuk penggunaan pribadi dan nir-bisnis. Usahan eceran tidak hanya menjual produk-produk di toko store retailing tetapi juga di luar toko nonstore
retailing.
Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008.
USU Repository © 2009
Kegiatan yang dilakukan dalam usaha eceran adalah menjual berbagai produk, jasa, atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi
maupun bersama. Para peritel berupaya memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari kesesuaian antara barang-barang yang dimilikinya dengan harga, tempat,
dan waktu yang diinginkan pelanggan. Karena itu usaha eceran memiliki peranan penting dalam proses pemenuhan kebutuhan konsumen, karena merupakan tahap
akhir dari saluran distribusi yang menyampaikan produk langsung kepada konsumen akhir.
Jalur distribusi adalah sekumpulan atau beberapa perusahaan yang memudahkan penjualan kepada konsumen sebagai konsumen akhir. Produsen
menjual poduknya kepada peritel maupun peritel besar wholesaler. Hal ini akan membentuk suatu jalur distribusi, antara produsen ke konsumen akhir, seperti
terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Jalur Distribusi Barang Dagangan pada Usaha Eceran Sumber: Utami 2006
2. Jenis– jenis Pengecer
Usaha eceran memiliki jenis yang berbeda, didasarkan pada karakteristiknya. Terdapat tiga karakteristik dasar ritel, yaitu: pertama,
pengelompokan berdasarkan unsur-unsur yang digunakan ritel untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Kedua, pengelompokan berdasarkan sarana atau media
yang digunakan. Ketiga, pengelompokan berdasarkan kepemilikan Utami, 2006:10.
Produsen Pedagang Besar
Ritel Konsumen akhir
Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008.
USU Repository © 2009
Secara umum, jenis pengecer dikelompokkan ke dalam pengelompokan berikut Sastradipoera, 2003:181:
a. Toko-toko independen Independet shops
Umumnya jumlah toko independen independent shops dapat memiliki cabang sampai sembilan buah. Toko-toko independen bukan suatu toko
rangkai. Toko-toko seperti ini pada dasarnya merupakan toko-toko yang berdiri sendiri dengan autonomi dalam pembuatan keputusan yang sangat luas,
cepat, dan bebas sehingga dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumen dan upaya saingan lokal. Setiap toko indeependen
dimiliki secara terpisah. Banyak perusahaan dalam kategori ini termasuk perusahaan-perusahaan kecil. Seringkali, toko-toko independen mampu
mengembangkan hubungan pribadi dengan intensif dan luwes dengan para pelanggan dan anggota masyarakat.
b. Toko rangkai
Toko rangkai chain stores atau multiple shops dapat beroperasi dengan sepuluh cabang atau lebih. Toko rangkai merupakan anggota dari suatu
organisasi yang mungkin memiliki beberapa toko yang tipenya sama. Toko rangkai terdiri atas beberapa toko yang dimiliki dan dipimpin oleh seorang
pemilik yang menjual barang dagangan komoditi yang sama dengan pembelian barangnya dilakukan secara sentral. Ada dua jenis toko rangkai: a
toko eceran produsen manufacturer’s retail store yang dikelola oleh para produsen; dan b toko rangkai perantara middlemen chain store yang
dikelola oleh para perantara atau para pialang barang yang dijual dapat diperoleh dengan cara tidak langsung dari produsen.
Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008.
USU Repository © 2009
c. Koperasi eceran
Koperasi eceran retail cooperatives atau consumer’s cooperatives biasanya menetapkan bahwa setiap anggotanya harus membeli sedikitnya satu lembar
saham yang akan diberikan bunga tetap yang umumnya rendah. d.
Toko serba ada Toko serba ada yang dikenal dengan akronim “toserba”, merupakan suatu
lembaga penjualan eceran yang menangani berbagai jenis barang dagangan yang jumlahnya banyak dan dikelompokkan dalam bagian-bagian yang
ditentukan dengan baik dan teratur untuk tujuan-tujuan pelayanan, promosi, akunting, dan pengawasan. Toserba umumnya menjual barang dagangan yang
beragam, dan ukuran besar organisasinya bersifat deparmental. Sekalipun perhatian pribadi terhadap konsumen biasanya berkurang, namun toko ini
menguntungkan karena lokasinya terpusat dan orang yang berbelanja pun tidak perlu keluar-masuk toko-toko yang independen.
e. Perusahaan pesanan per pos
Perusahaan pesanan per pos mail-order house merupakan perusahaan eceran yang menjual secara eksklusif lewat jasa pos. Bisnis ini juga digunakan oleh
para produsen dan departemen pesanan pos dari toko serba ada. f.
Organisasi waralaba Organisasi waralaba franchise organizations terjadi bilamana seorang
pemberi hak waralaba biasanya seorang pabrikan membuat persetujuan dengan penerima hak waralaba misalnya, para pengecer. Pemberi hak
waralaba franchiser memberi ijin penerima waralaba franchise menggunakan nama merek perusahaannya. Sebaliknya pemberi hak waralaba
Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008.
USU Repository © 2009
setuju untuk menyediakan barang dan jasa, seperti pasokan bahan-bahan, perlengkapan, iklan nasional, nasihat konsultan dan bantuan keuangan.
Organisasi waralaba sekarang ini merambah pasar eceran global. Pada bisnis eceran terjadi kecenderungan menuju bisnis ”swalayan” self-
services. Toko-toko swalayan besar yang teruutama menjual makanan disebut toko swalayan supermarket. Hipermarket hypermarket yang merupakan model
kontinental juga semakin berkembang. Toko-toko lain yang juga berdasarkan prinsip swalayan adalah toko potongan harga cut prices shops atau discount
shops.
D. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Dan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Model Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Sumber: Kotler 2003: 224
Penjelasan gambar sebagai berikut: a.
Pengenalan masalah, merupakan awal proses yang dimulai saat pembeli menyadai adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya
Pengenalan Masalah
Perilaku Pasca
pembelian Keputusan
Pembelian Evaluasi
Alternatif Pencarian
Informasi
Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008.
USU Repository © 2009
perbedaan antara yang nyata dengan yang diinginkan. Kebutuhan ini karena adanya ransangan internal dan eksternal.
b. Pencarian informasi, menunjukkan konsumen yang terdorong kebutuhannya
untuk mencari informasi lebih lanjut. Proses ini diperoleh dari bahan bacaan, menelepon teman atau pun melakukan kegiatan-kegiatan mencari lainnya.
c. Evaluasi alternatif, yaitu konsumen memproses informasi tentang pilihan
merek. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya akan melihat pada atribut produk.
d. Keputusan pembelian, yaitu konsumen melakukan keputusan untuk
melakukan pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif terhadap berbagai merek produk.
e. Perilaku pascapembelian, yaitu keadaan di mana sesudah pembelian terhadap
suatu produk atau jasa, maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan
Dengan pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen, adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan
mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi, mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah
membeli, para pemasar dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli. Juga dengan mengerti berbagai partisipan dalam
proses pembelian dan pengaruh-pengaruh utama dalam perilaku membeli mereka, para pemasar dapat merancang program pemasaran yang lebih efektif bagi
pemasaran mereka.
Nesly Rosiana Purba : Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Toserba Carrefour Plaza Medan Fair, 2008.