Kerangka Konseptual Hipotesis Asosiasi Merek Brand Association

3

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan Sugiono, 2006 : 49. Seiring dengan banyaknya radio yang ada di kota Medan maka penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh Atribut Produk terhadap terbentuknya Citra Merek Brand Image di Radio KISS FM Medan. Pada penelitian dalam Erwin 2004, Atribut Produk terdiri dari kemasan acara yang ditawarkan, koleksi lagu, kualitas pemberitaan, request time, dan kualitas penyiar. Dari teori yang ada diatas maka dapat dibuat skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut: Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Sumber : Erwin 2004 data diolah Atribut Produk X 1. Kemasan acara yang ditawarkan x 1 2. Koleksi lagu x 2 3. Kualitas pemberitaan x 3 4. Request time x 4 5. Kualitas penyiar x 5 Citra Merek Brand Image Y

D. Hipotesis

Ada pengaruh Atribut Produk kemasan acara yang ditawarkan, koleksi lagu, kualitas pemberitaan, request time, dan kualitas penyiar terhadap terbentuknya Citra merek Brand Image di Radio KISS FM Medan. 4

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan manganalisis pengaruh Atribut Produk kemasan acara yang ditawarkan, koleksi lagu, kualitas pemberitaan, request time, dan kualitas penyiar terhadap terbentuknya Citra Merek Brand Image Radio KISS FM Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan wawasan dengan menghubungkan teori yang didapat didalam perkuliahan dengan kenyataannya serta dapat memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang pemasaran khususnya riset pemasaran. b. Bagi Radio KISS FM Medan Diharapkan dalan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi radio KISS FM untuk dapat mengetahui Atribut Produk yang sesuai untuk membentuk Citra Merek Brand Image itu sendiri. c. Bagi peneliti lanjutan Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama. F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Penelitian ini mengkhususkan pembahasan mengenai pengaruh Atribut Produk terhadap terbentuknya Citra Merek Brand Image. Variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah : 5 a. Variabel Independen Atribut Produk X, yaitu : variabel kemasan acara yang ditawarkan X 1 , koleksi lagu X 2 , kualitas pemberitaan X 3 , request time X 4 dan kualitas penyiar X 5 . b. Variabel Dependen Citra Merek Brand Image Y.

2. Defenisi Oprasional Variabel

Variabel Independen X dalam penelitian ini adalah atribut produk yang terdiri dari : a. Kemasan acara yang ditawarkan X 1 adalah semua acara yang dikemas sedemikian rupa agar dapat meningkatkan pendengar radio dan acara tersebut harus memenuhi unsur pemberitaan, pendidikan, kebudayaan, hiburan dan lainnya. b. Koleksi lagu X 2 adalah sekumpulan lagu yang dimiliki oleh radio yang digunakan untuk didengarkan dan diputar demi kepuasan pendengar. c. Kualitas pemberitaan X 3 adalah berita yang disajikan kepada pendengar yang bersifat aktual. d. Request time X 4 adalah waktu dimana penyiar radio dapat berinteraksi dengan pendengar. e. Kualitas penyiar X 5 adalah keahlian penyiar dalam membawakan suatu acara radio yang harus memenuhi beberapa unsur yakni kelincahan, keramahtamahan, kesanggupan menyesuaikan diri didalam berbagai situasi, wawasan luas. Variabel dependen Y dalam penelitian ini adalah citra merek Brand Image KISS FM Medan yaitu image pendengar terhadap radio KISS FM. 6 Tabel 1.2 Definisi Operasional Sumber : Erwin 2004 data diolah Variabel Defenisi Indikator Skala Pengukuran Kemasan acara yang ditawarkan X 1 Semua acara yang dikemas sedemikian rupa agar dapat meningkatkan pendengar radio dan acara tersebut harus memenuhi unsur pemberitaan, pendidikan, kebudayaan, hiburan dan lainnya. KISS in the morning, noizetortion, love always, forekesting interaktif, KISSmi, KISS weekly hot 40, road show from your campus, after school, danceholic. Likert Koleksi lagu X 2 sekumpulan lagu yang dimiliki oleh radio yang digunakan untuk didengarkan dan diputar demi kepuasan pendengar. lagu terbaru baik dalam dan luar negeri, berbagai macam jenis musik, lagu lama. Likert Kualitas pemberitaan X 3 Berita yang disajikan kepada pendengar yang bersifat aktual. Penyajian berita aktual, berita disekitar lingkungan, berita lokal. Likert Request time X 4 Waktu dimana penyiar radio dapat berinteraksi dengan pendengar. Penyediaan request time yang dilakukan pada saat on air muapun tidak on air, request time melalui sms, email, telepon. Likert Kualitas penyiar X 5 keahlian penyiar dalam membawakan suatu acara radio yang harus memenuhi beberapa unsur yakni kelincahan, keramahtamahan, kesanggupan menyesuaikan diri didalam berbagai situasi,wawasan luas. Ramah, sopan, simpatik dalam berbicara dengan pendengar, gaya bicara yang baik dalam penyampaian informasi, pengucapan bahasa, berwawasan luas dan kreatif. Likert Citra Merek Brand Image Y image pendengar terhadap radio KISS FM. Nama radio, motto “Hottest hits in Medan”. Likert 7

3. Skala Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel atribut produk dan variabel citra merek Brand Image. Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2006 : 86. Pada penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor dengan 5 alternatif jawaban kepada responden maka skala yang digunakan adalah adalah 1 sampai dengan 5. Adapun 5 alternatif yang digunakan dalam pemberian skor adalah sebagai berikut : Tabel 1.3 Skor Pertanyaan No. Pernyataan Skor 1. Sangat setuju 5 2. Setuju 4 3. Kurang setuju 3 4. Tidak setuju 2 5. Sangat tidak setuju 1 Sumber : Sugiyono, 2006 : 86

4. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan September sampai November 2007 yang berlokasi di PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara di Jl. Cut Nyak Dien No. 15 Medan.

5. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan 8 oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiono, 2006 : 72. Pada penelitian ini populasi adalah Rekan Sebaya KISS FM yang berjumlah 4186 orang. Tabel 1.4 Rekan Sebaya KISS FM Medan No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-laki 1557 2 Perempuan 2629 Total 4186 Sumber : KISS FM Medan Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiono, 2006 : 73. Metode pengambilan sampel adalah Nonprobability Sampling dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Sampling Proposive. Nonprobability Sampling adalah teknik sampling yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur. Sampling Proposive adalah teknik sampling dengan pertimbangan tertentu. Jumlah sampel yang diambil sebagai penelitian ini menggunakan rumus Slovin Umar, 2000 :146 sebagai berikut : n = 2 1 Ne N + Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir dalam kasus ini adalah 10 9 n = 2 1 , 4186 1 4186 + = 97,6 = 98 Didalam penelitian ini sampel dibulatkan menjadi 100 orang.

6. Jenis dan Sumber Data

Suatu karangan ilmiah membutuhkan data-data yang akan dianalisa untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu penulis dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, yaitu : a. Data Primer, yaitu: data yang diperoleh dari responden terpilih pada lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara kepada responden. b. Data Sekunder, yaitu: data dari perusahaan dan studi kepustakaan.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Wawancara Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pihak KISS FM dan Rekan Sebaya KISS FM Medan sebagai responden penelitian. b. Kuesioner Pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuisioner kepada sempel yang terdiri dari Rekan Sebaya KISS FM Medan. 10 c. Studi Dokumentasi Dengan memperoleh data melalui buku-buku, dokumen, internet dan literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

8. Metode Analisis Data

Pada analisis data yang terkumpul dalam penelitian ini maka digunakan metode sebagai berikut : a. Metode Analisis Deskriptif Merupakan metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti. b. Metode Analisis Statistik 1 Uji Validitas dan Reabilitas Uji Validitas dan Reabilitas digunakan untuk menguji apakah daftar pertanyaan kuesioner layak digunakan sebagai instrumern penelitian. Valid artinya data yang diperoleh melalui daftar pertanyaan dapat menjawab tujuan penelitian. Reliable artinya data yang diperoleh dari hasil pertanyaan konsisten bila digunakan peneliti lain untuk mengukur objek yang sama. Uji Validitas dan Reabilitas ini menggunakan bantuan program SPSS versi 12.00. 2 Analisis Regresi linier berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua variabel. Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah penulis menggunakan bantuan SPSS versi 12.00. 11 Bentuk umum pesamaan regresi untuk 5 variabel independen dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e Keterangan : Y = Citra Merek Brand Image a = Konstanta b 1 - 5 = Koefisien regresi X 1 = Kemasan acara yang ditawarkan X 2 = Koleksi lagu X 3 = Kualitas pemberitaan X 4 = request time X 5 = Kualitas penyiar e = Standar error Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut : 1 Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. 2 Uji Multikolonieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. 12 Hubungan linier antar variabel independen inilah yang disebut dengan multikolonieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen.

3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 periode sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji Autokorelasi ini menggunakan Durbin Watson DW Test. 4 Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut : 13 1 Uji Signifikan Simultan Uji – F Uji ini pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya : Ho : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = b 5 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas 0.05, maka H ditolak Jika probabilitas 0.05, maka H a diterima 2 Uji Signifikan Parsial Uji – t Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah : Ho : b 1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b 1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Krteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas 0.05, maka H diterima Jika probabilitas 0.05, maka H 1 diterima 3 Koefisien determinan R 2 Pengujian koefisien determinan R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel 14 independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R² ≤ 1. Hal ini berarti bila R²=0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R 2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 15 BAB II URAIAN TEORITIS

a. Penelitian Terdahulu

Erwin 2004 melakukan penelitian yang berjudul “Analisis pengaruh Atribut Produk terhadap pembentukan Brand Image radio global FM di Surabaya”, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh Atribut Produk yang terdiri dari kemasan acara yang ditawarkan, kelengkapan koleksi lagu, kualitas pemberitaan, request time, dan kualitas penyiar mempengaruhi pembentukan Brand Image radio Global FM. Didalam Penelitian ini telah terbukti bahwa kelima Atribut Produk tersebut benar-benar berpengaruh terhadap terbentuknya Brand Image radio Global FM dan telah terbukti bahwa variabel acara mempunyai persentase terbesar didalam pembentukan Brand Image radio Global FM.

b. Produk

1. Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk- bentuk tadi Kotler Amstrong, 2001 : 346. Produk adalah segala sesuatu, baik menguntungkan atau tidak, yang diperoleh seseorang melalui pertukaran Lamb dkk, 2001 : 414. Produk adalah konsep keseluruhan atas objek atau proses yang 15 16 memberikan nilai bagi para pelanggan; barang dan jasa merupakan subkategori yang menjelaskan dua jenis produk Pyne, 2000 : 156. Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja yang dapat ditawarkan kepada pelangggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan Tciptono, 2005 : 31. Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat dikatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen kepada konsumen untuk dicari, dibeli, dan digunakan dalam memenuhi kebutuhannya.

2. Tingkatan Produk

Produk juga memiliki tingkatan yang membedakan antara produk satu dengan produk yang lainnya. Hal ini mesti diperlihatkan oleh para pemasar dalam memasarkan produknya. Menurut Kotler Amstrong 2001 : 338-341 tingkatan produk ini dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu : a. Produk inti core product Merupakan tingkatan paling dasar dan berisikan manfaat pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu. Contohnya : Seorang wanita yang membeli lipstick membeli lebih dari sekedar pewarna bibir. b. Produk aktual actual product Merupakan tingakatan kedua setelah produk inti. Pemasar harus membangun produk aktualnya diberbagai posisi yang dekat dengan produk inti. Produk aktual minimal harus mempunyai lima sifat : tingkatan kualitas, fitur, desain, merek, dan kemasan. Contohnya : 17 Camcorder Sony merupakan produk aktual. Nama, komponen, gaya, fitur, kemasan, dan berbagai atribut lainnya telah dikombinasi dengan cermat sehingga mampu memberi manfaat intinya. c. Produk tambahan augmented product Ini merupakan tingkatan produk terakhir yang menawarkan layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen bagi konsumen. Contohnya : layanan dan tambahan tambahan yang diberikan oleh Camcorder Sony.

C. Klasifikasi Produk

Menurut Kotler Amstrong 2001 : 342-344 berdasarkan konsumen yang menggunakannya, produk dan jasa dibedakan menjadi dua kategori yaitu produk konsumen dan produk industri.

1. Produk Konsumen

Semua produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk dikonsumsi secara pribadi. Para pemasar umumnya mengklasifikasikan produk lebih lanjut bardasarkan cara konsumen membelinya. Produk konsumen meliputi : a. Produk sehari-hari convenience product, yaitu produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen secara teratur, cepat, dan dengan perbandingan dengan produk lain yang minimal serta usaha untuk mendapatkan prodik tersebut yang juga minimal. b. Produk belanja shopping product, yaitu barang yang frekuensi pembeliannya tidak sesering produk sehari-hari dan dalam pembeliannya konsumen melakukan pembandingan dengan produk lain berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. 18 c. Produk khusus specialty product, yaitu produk dan jasa konsumen yang mempunyai karteristik dan identifikasi merek yang unik sehingga kelompok pembeli yang signifikan bersedia melakukan usaha pembelian yang khusus. d. Produk yang tidak dicari unsought product, yaitu produk konsumen yang konsumen tidak mengetahui ataupun mengetahuinya tetapi biasanya tidak terpikirkan untuk membeli produk tersebut.

2. Produk Industri

Produk yang dibeli dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut atau digunakan untuk menjalankan bisnis. Tiga kategori produk dan jasa industri adalah bahan baku dan suku cadang, barang modal, dan perlengkapan dan jasa.

D. Atribut Produk

1. Pengertian Atribut Produk

Menurut Kotler Amstrong 2001 : 354 menyatakan bahwa : Atribut Produk merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Atribut produk terdiri dari kualitas, fitur, dan rancangan. a. Kualitas produk dalam atribut produk mempunyai pengertian sebagai kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi: daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. b. Fitur Produk adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. 19 c. Rancangan produk adalah yang dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk, dan memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran. Menurut Simamora 2000 : 539 : “Atribut produk tergantung pada variabel-variabel”, karakteristik kinerja, mutu, ciri, dan gaya merupakan karakteristik produk yang sangat berwujud yang kemungkinan menjadi elemen pokok dalam sebagian besar program produk. Sedangkan menurut Simamora 2001 : 147, Atribut produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan pembeli pada saat membeli produk, seperti harga, kualitas, kelengkapan fungsi fitur, desain, layanan purna jual, dan lain- lain. Faktor-faktor yang berhubungan dengan produk adalah kualitas, fitur, dan desain. Atribut produk bagi radio menurut Effendy didalam Erwin 2004 adalah siaran acara yang beragam, mempunyai daya jangka yang luas, mempunyai tujuan mendidik, membimbing, sekaligus mengarahkan pendengarnya, mempunyai hubungan yang tetap dengan pendengar disetiap acara, dikenal oleh setiap pendengar, mempunyai gaya pendengar yang berkualitas, dan dapat membentuk pendapat pendengar tentang radio tersebut, dan acara penyajian musik yang lengkap. Atribut produk menurut Laan didalam Erwin 2004 ada beberapa atribut produk yang penting diantaranya adalah : a. Musik yang mewakili lebih dari setengah program acara pada sebuah radio dan musik yang dipilih oleh para penyiar dapat menggunakan playlist agar dapat membentuk kepribadian tertentu dalam sebuah stasiun radio untuk menunjukan wajah musikalnya. Musik yang 20 disajikan penyiar kepada pendengarnya haruslah didukung dengan koleksi musik yang ada pada setiap radio. b. Acara pada setiap program siaran radio harus dapat mencerminkan radio itu sendiri dengan maksud agar siaran acara tersebut tidak hanya bersifat hiburan karena hiburan saja tidak dapat menyentuh semua lapisan masyarakat dan dapat menambahkan program acara yang menyangkut perbincangan politik, kesehatan, perbankan, program anak-anak dan lain-lain. c. Sang penyiar radio mempunyai arti bahwa setiap penyiar radio haruslah mempunyai sikap yang ramah dan simpatik kepada pendengarnya. Sang penyiar radio juga diharapkan dapat mempunyai sifat yang kreatif dan penuh inspirasi dalam berinteraksi dengan pendengar. d. Penyampaian berita mempunyai arti bahwa setiap kali penyiar menyampaikan berita kepada pendengarnya harus disertai kata-kata yang dapat membuat si pendengar itu merasa tertarik terhadap isi berita tersebut dan juga berita yang disajikan harus mempunyai berbagai bentuk tanpa menghilangkan cirinya yaitu aktualitas. e. Interaksi antara pendengar dan penyiar radio mempunyai arti bahwa setiap radio pasti ingin mengetahui seberapa besar pendengar yang mendengarkan program siaran mereka. Oleh karena itu pada setiap program siaran radio diharapkan adanya interaksi antara pendengar dan penyiar radio. 21 Atribut produk bagi radio Erwin 2004 maka atribut produk terdiri dari : kemasan acara yang ditawarkan, koleksi lagu, kualitas pemberitaan, request time, dan kualitas penyiar. Dan kelimanya adalah faktor utama dalam pembentukan Citra Merek Brand Image suatu radio.

2. Lingkup Atribut Produk

Menurut Simamora 2000 : 589 bahwa : “Lingkup di dalam atribut produk terdapat adanya atribut produk yaitu; merek produk, mutu produk, ciri produk, desain produk, label produk, kemasan produk serta layanan pendukung produk”. Melalui pelaksanaan atribut produk diharapkan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan melalui produk yang ditawarkan.

E. Merek Brand

1. Pengertian Merek Brand

Merek merupakan suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan keempatnya, yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing Lamb dkk, 2001 : 421. Merek Brand adalah nama, istilah, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari poduk pesaing Kotler Amstrong, 2001 : 357. Merek Brand adalah segala sesuatu yang mengidentifikasikan barang atau jasa penjual dan membedakannya dari barang dan jasa lainnya. 22 Merek dapat berupa sebuah kata, huruf, sekelompok kata, simbol, desain, atau beberapa kombinasi diatas Simamora, 2000 : 540. Sedangkan Merek adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu Nicolino, 2001 : 4. Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 di dalam Tciptono, 2005 : 2, Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur- unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Menurut Leslie de Chernatony Tciptono, 2005 : 8, mengatakan bahwa setidaknya ada 14 interprestasi terhadap merek, yang dikelompokkan menjadi 3 kategori : interprestasi berbasis input branding dipandang sebagai cara para manajer mengalokasikan sumber dayanya dalam rangka meyakinkan konsumen, interprestasi berbasis output interprestasi dan pertimbangan konsumen terhadap kemampuan merek memberikan nilai tambah bagi mereka, dan interpestasi berbasis waktu menekankan branding sebagai yang berlangsung terus-menerus. Ketiga kategori ini kemudian dijabarkan menjadi 14 macam interprestasi, yakni merek sebagai logo, instrumen hukum, perusahaan shorthand, risk reducer, positioning, kepribadian, serangkaian nilai, visi, penambah nilai, identitas, citra, relasi, dan evoving entity. Ada 6 Level Pengertian merek menurut Nasution dkk 2006 : 119 : a. Atribut : seperti Mercedes memberikan kesan sebagai mobil mahal, dirancang dan dibuat dengan baik, tahan lama, bergengsi tinggi. 23 b. Manfaat : “tahan lama” diartikan sebagai manfaat fungsional, sementara “mahal” sebagai manfaat bergengsi. c. Nilai, kinerja, keamanan, gengsi, dan lain-lain. d. Budaya, mewakili suatu budaya tertentu yang terorganisir, efisien, bermutu tinggi. e. Kepribadian, mencerminkan kepribadian tertentu dari pengguna merek. f. Pemakai, menunjukkan siapa pemakai merek tersebut. Merek membedakan produk barang atau jasa sebuah perusahaan dari produk saingannya. Merek dapat membuat pembeli yakin akan memperoleh kualitas barangjasa yang sama jika mereka membeli ulang. Bagi penjual, merek merupakan suatu yang bisa diiklankan dan akan dikenali konsumen bila sedang diletakkan di etalase toko. Selain itu, merek juga menolong penjual mengendalikan pasar mereka karena pembeli tidak mau dibingungkan oleh produk barangjasa yang satu dengan produk barangjasa yang lain. Pada suatu perusahaan membangun merek yang kuat tidak berbeda dengan membangun sebuah rumah, untuk memperoleh bangunan yang kokoh, kita memerlukan fondasi yang kuat. Begitu juga dengan membangun dan mengembangkan merek Rangkuti, 2004 : 5. Cara membangun merek diantaranya adalah : a. Memiliki Positioning yang tepat Menempatkan semua aspek secara konsisten sehingga selalu menjadi nomor satu dibenak pelanggan. 24 b. Memiliki brand value yang tepat Brand value merupakan nili-nilai yang terdapat dalam merek. c. Memiliki konsep yag tepat Konsep yang baik adalah dapat mengkomuniksikan semua elemen- elemen brand value dan positioning yang tepat, sehingga Brand Image dapat terus-menerus ditingkatkan. 25

2. Manfaat Merek

Tabel 2.1 Manfaat-manfaat Merek No. Manfaat Merek Deskripsi 1 Manfaat ekonomik a. Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk saling bersaing memperebutkan pasar. b. Konsumen memilih merek berdasarkan value for money yang ditawarkan berbagai macam merek. c. Relasi antara merek dan konsumen dimulai dengan penjualan. Premium harga bisa berfungsi layaknya asuransi resiko bagi perusahaan. Sebagian besar konsumen lebih suka memilih penyedia jasa yang lebih mahal namun diyakininya bakal memuaskannya ketimbang memilih penyedia jasa lebih murah yang tidak jelas kinerjanya. 2 Manfaaat fungsional a. Merek memberikan peluang bagi diferensiasi. Selain memperbaiki kualitas diferensiasi vertikal, perusahaaan-perusahaan juga memperluas mereknya dengan tipe-tipe produk baru diferensiasi horizontal. b. Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen membeli merek yang sama lagi, maka ada jaminan bahwa kinerja merek tersebut akan konsisten dengan sebelumnya. c. Pemasar merek berempati dengan para pemakai akhir dari masalah yang akan diatasi merek yang ditawarkan. d. Merek memfasilitasi ketersediaan produk secara luas. e. Merek memudahkan iklan dan sponsorsip. 3 Manfaat psikologis a. Merek merupakan penyederhanaan atau simplifikasi dari semua informasi produk yang perlu diketahui konsumen. b. Pilihan merek tidak selalu didasarkan pada pertimbangan rasional. Dalam banyak kasus, faktor emosional seperti gengsi dan citra sosial memainkan peran dominant dalam keputusan pembelian. c. Merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi orang lain terhadap pemakaipemiliknya. d. Brand symbolism tidak hanya berpengaruh pada persepasi orang lain,namun juga pada identifikasi diri sendiri dengan objek tertentu. Sumber : Fandy Tciptono 2005 : 23. 26

F. Citra Merek Brand Image

1. Pengertian Citra Merek Brand Image

Brand Image atau brand discription yakni diskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu Tciptono, 2005:49. Brand Image merupakan sesuatu asosiasi yang memancarkan citra tertentu Wasiyati Ransus, 2005 : 26. Citra Merek merupakan keseluruhan dari persepsi konsumen mengenai merek tersebut, atau bagaimana mereka memandangnya, yang mungkin tidak serupa dengan identitas merek Temporal Lee 2002 : 51. Brand Image atau brand personality adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen Rangkuti, 2004 : 244. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat diketahui bahwa Citra Merek Brand Image merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu. Citra Merek Brand Image ini dapat disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia.

2. Manfaat Citra Merek Brand Image

Menurut Sutisna 2001 : 83 ada beberapa manfaat dari citra merek Brand Image yang positif, antara lain : a. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. b. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lama. 27 Strategi merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe utama merek, karena memiliki citra merek yang berbeda menurut Fandy Tciptono 2005:22 Ketiga tipe tersebut meliputi : a. Attribute brands, yakni merek-merek yang memiliki citra yang mampu mengkomunikasikan keyakinankepercayaan terhadap atribut fungsional produk. b. Aspirational brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang yang membeli merek bersangkutan. c. Experience brands, mencerminkan merek-merek yang menyampaikan citra asosiasi dan emosi bersama shared associations and emotion. Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi dan lebih berkenaan dengan kesamaan filosofi antara merek dan konsumen individual.

G. Asosiasi Merek Brand Association

Setiap konsumen memiliki kesan tertentu terhadap suatu merek. Kesan dapat timbul setelah konsumen melihat, mendengar, membaca atau merasakan sendiri merek produk, baik melalui TV, radio, maupun media cetak. Brand Image adalah persepsi konsumen terhadap suatu merek yang digambarkan melalui asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen. Menurut Durianto 2001 : 69, asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan 28 lain. Suatu merek yang telah mapan akan memiliki posisi yang menonjol dalam persaingan bila didukung oleh asosiasi yang tepat. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut Brand Image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat Brand Image yang dimilikinya. Menurut Aaker dalam Simamora 2002 :31, ada sebelas sumber asosiasi merek, yaitu : 1. Atribut produk Menurut Kotler 1997, atribut produk terdiri atas kualitas, desain, dan fitur. Biasanya tidak semua komponen atribut dijadikan andalan selling point oleh produsen, cukup satu atau beberapa atribut yang menonjol salient attribute dari suatu produk. 2. Hal-hal tidak nyata intangibles Terdapat beberapa resiko apabila perusahaan menggunakan atribut sebagai sumber asosiasi, yaitu : a. Rentan terhadap inovasi perusahaan lain. b. Seringkali klaim atas spesifikasi tertentu malah menurunkan kredibilitas produk yang bersangkutan. c. Seringkali konsumen tidak mempedulikan klaim atas spesifikasi tertentu karena menganggap tidak ada perbedaan berarti antara satu produk dengan produk lain. Risiko-risiko di atas dapat dihindari dengan membuat asosiasi yang tidak terukur dan tidak bisa dibandingkan. 29 3. Manfaat bagi pelanggan Sebenarnya manfaat bagi pelanggan, sebagai sumber asosiasi, berhubungan dengan atribut. Artinya, kalau mau membuat asosiasi manfaat, mau tidak mau perusahaan juga harus membuat asosiasi atribut sebagai alasannya. Dalam jingle iklan sabun Lifebuoy, Unilever mengatakan, “Lifebuoy dengan puralin asosiasi atribut, membunuh kuman asosiasi manfaat. Lifebuoy dengan puralin, cara sehat untuk mandi” asosiasi manfaat. 4. Harga relatif Sudah jelas bahwa harga yang dijadikan sebagai sumber asosiasi adalah harga rendah atau harga terjangkau. Penggunaan “harga terjangkau” sebagai sumber asosiasi akan bermanfaat bila pasar sasaran yang dibidik sensitif terhadap harga, dan selisih harga yang ditawarkan cukup berarti bagi konsumen. 5. Penggunaanaplikasi Penggunaan produk saat dipakai menjadi sumber asosiasi produk. Contoh, Pocari Sweat sebagai minuman olahraga. 6. Pemakaipelanggan Pendekatan ini mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pemakaipelanggan. 7. Selebritiseseorang Nike diasosiasikan dengan Michael Jordan, Lux diasosiasikan dengan bintang film yang disebut sebagai bintang-bintang Lux. Asosiasi seperti ini sah-sah saja, namun yang perlu dipertimbangkan adalah 30 untung ruginya. Untungnya, popularitas orang itu akan mendongkrak penjualan produk. Ruginya, kalau citra orang itu rusak, maka citra merek juga bisa turun. Karena itu hati-hatilah memilih simbol personal. 8. Gaya hidupkepribadian Hampir semua rokok berlomba-lomba mengasosiasikan mereknya dengan kepribadian dan gaya hidup. Sebagian diantaranya menggunakan kepribadian maskulin sebagai sumber asosiasi. Misalnya, Gudang Garam pria punya selera, Bentoel seleranya laki- laki, Marlboro Marlboro man. Sebagian diantaranya menggunakan gaya hidup Pall Mall, A Mild. 9. Kelas produk Merek juga bisa diasosiasikan dengan kelas produk dan cara ini akan lebih berhasil kalau merek tersebut adalah merek pertama pada kategori yang bersangkutan. Contoh, Extra Joss sebagai biang minuman energi. Kalau muncul merek lain dengan kategori produk yang sama, sulit membuat asosiasi seperti itu. 10. Pesaing Usaha membandingkan merek dengan merek yang lain bisa dijadikan sebagai sumber asosiasi. Misalnya, sikat gigi Formula menyatakan “Lubang bulu sikatnya lebih besar dan bulunya lebih banyak”. 11. Negaraarea geografis. 31 Kita bisa juga mengasosiasikan merek dengan negara ataupun wilayah geografis. Misalnya, Lipovitan dari Jepang, keramik dari Italia, karpet dari Turki, dan lain-lain. 32

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT.KIDUNG INDAH SELARAS SUARA A. Sejarah Perusahaan PT.Kidung Indah Selaras Suara adalah perusahaan radio siaran swasta nasional yang kegiatannya menyajikan acara hiburan, informasi, dan berita. Radio KISS FM berada pada frekuensi 105 Mhz, yang beralamat dijalan Cut Nyak Dien No. 16 Medan 20125. Pada awalnya gelombang radio yang dipakai adalah AM. Namun dengan perubahan dan perkembangan informasi maka telah terjadi pertukaran gelombang ke FM. PT.Kidung Indah Selaras Suara mulai berdiri tanggal 11 Desember 1969 di Medan dan sebelumnya PT.Kidung Indah Selaras Suara menggunakan nama Echo Lima 41 dan kemudian pada bulan Januari 1992 resmi menggunakan nama Kidung Indah Selaras Suara KISS. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Damardi Abas, Bapak Amri H. Siadari, Drs.Iwa Supriarti dan Bapak Rubian Harahap. Pada waktu didirikan PT. Kidung Indah Selaras Suara mendapatkan izin no.202RNSP dan mengudara di frekuensi FM 104,75 Mhz. Selain itu PT.Kidung Indah Selaras Suara juga merupakan anggota Radio Persatuan Siaran Swasta Nasional Indonesia PRSNI no.336-XIII75. Trend perubahan acara dari gelombang radio AM Amplitudo Modulation ke gelombang radio FM Freuency Modulation di radio KISS FM Medan; 32 33 Gelombang AM : Gelombang ini berlaku ketika KISS FM petama kali berdiri. Pada gelombang ini acara yang ada di radio KISS FM masih setara dengan radio-radio lainnya, karena hanya berkisar pada acara request lagu atau pilih lagu dan acara kirim-kirin lagu. Acara-acara yang biasa ditemui pada sebuah radio. Gelombang FM : Pada gelombang ini telah terjadi perubahan acara yang cukup baik. Karena pada gelombang ini terdapat beberapa kelebihan yang terdiri dari : a. Bersih dari gangguan suara-suara berisik. b. Gelombang ini dapat menimpa gelombang yang lebih lemah. Acara-acara yang ada pada radio KISS FM Medan ketika mengalami perubahan ke gelombang FM lebih bersifat dan telah disesuaikan dengan khalayak sasaran dari KISS FM Medan yakni remaja yang berada pada level menengah keatas. Perubahan nama Echo Lima 41 ke KISS FM memiiki perjalanan yang cukup panjang., karena penuh dengan perkembangan informasi yang semakin maju. Hal ini dapat terlihat dari segi trend acara yang disajikan lebih disesuaikan dengan keinginan remaja sebagai kahalayak sasaran dari KISS FM Medan. Perubahan ini bukan berdasarkan kepada asumsi kerja, melainkan melalui survey besar-besaran kepada responden. Setelah diperoleh hasil, maka disimpulkan harus ada perubahan dari segi acara yang disajikan di dalam sebuah radio agar memiliki perbedaan dengan radio-radio yang lain. 34 Radio KISS FM sendiri mengembangkan diri tidak sendiri-sendiri, melainkan melalui usaha-usaha membentuk radio-radio lain dibawah naungan radio KISS FM Medan. Radio ini bergabung dalam KISS FM Group yang dibawahi kekuasaan Direktur Dimardi Abas. Radio-radio ini terdiri dari : a. KISS FM b. LITE FM c. STAR FM d. YASKA FM e. MIX FM f. 88LAFEMME Radio ini berdiri sendiri dalam segi penyiaran untuk acara-acaranya. Namun memiliki persamaan dari segi penanganan manajemen untuk pengembangan radio-radio tersebut. Target pendengar utama adalah mereka yang berumur 10 sampai dengan 34 tahun, statusnya mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai kantor sampai dengan profesional dan untuk mencapai targetnya ini. PT.Kidung Indah Selaras Suara menggunakan format hottest hits dimana lagu-lagu yang disajikan adalah hits terbaru dari berbagai jenis aliran musik yang difavoritkan saat ini, seperti : pop, pop-rock, alternative, R B, hiphop, punk, dan lain sebagainya, baik produksi dalam negeri dan terutama mancanegara yang semuanya terkoleksi dalam acara KISS weekly Hot 40 dan KISS info musik Indonesia. Selain itu PT. Kidung Indah Selaras Suara juga memproduksi acara- acara seperti : KISS in the morning, noizetortion, love always, forekesting interaktif, road show from your campus, after school, danceholic dan menyajikan 35 acara yang bekerja sama dengan radio maupun produk lainnya. Radio ini juga mamproduksi sendiri berita lokal seputar kota Medan dan dikemas dalam KISS Hot Information yang disajikan 6 kali sehari. Perusahaan ini juga menggunakan penyiar yang berpendidikan cukup, kreatif, berwawasan luas dan didukung dengan pelatihan serta pendidikan khusus oleh pakar radio yang berpengalaman. Selain itu juga ada tim khusus reporter untuk acara KISS Hot Information. Perusahan radio ini didukung oleh peralatan yang canggih serta tenaga kerja administrasi, marketing dan manajemen yang berpengalaman dan profesional di bidangnya. Selain kegiatan on air penyiar, PT.Kidung Indah Selaras Suara juga aktif menyelaenggarakan kegiatan-kegiatan off air dilapangan yang dikelola oleh KISS Production antara lain : promosi produk, korporasi, jaringan radio, olahraga, pertunjukan hiburan, konser-konser artis dalam dan luar negeri, meliputi acara Rally dunia FIA Rally Champion ship Series dan lain-lain. Perkembangan-perkembangan ini terus ditingkatkan, yaitu diantaranya sarana komputerisasi dan komunikasi yang baik, serta pengembangan kepribadian bagi seluruh karyawan dan kesejahteraan karyawan, dimaksudkan untuk menunjang kelanjutan dan pengoprasian dan masa depan KISS FM. Terutama dalam hal komunikasi yang baik bagi setiap pendengar. Radio ini juga memiliki departemen atau bagian pengolahan data dan informasi yang disebut ELECTRONIC DATA PROCESSING EDP DEPARTMENT. Dan keseluruhan departemen ini mendukung jalannya kegiatan radio KISS FM. 36

B. Struktur Organisasi Perusahaan