Analisis Deskriptif Rasio Perputaran Piutang

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010. Pada tahun 2006 rasio perputaran aktiva tetap dan ROI menunjukkan pergerakan yang searah dimana rasio perputaran aktiva tetap mengalami kenaikan sebesar 0,1 menjadi 5,51 dan ROI juga mengalami kenaikan sebesar menjadi 0,2 menjadi 37,22 .

3. Analisis Deskriptif Rasio Perputaran Piutang

Rasio perputaran piutang adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kecepatan perputaran piutang perusahaan dengan kesuksesan dalam penagihan piutangnya. Rasio perputaran piutang dihasilkan dengan cara membagi penjualan dengan piutang rata-rata. Rasio perputaran piutang PT.Unilever Indonesia, Tbk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Rasio perputaran piutang PT.Unilever Indonesia,Tbk tertinggi terjadi pada tahun 2002 sebesar 26,36 dan rasio perputaran piutang terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar 17,35 . Sedangkan ROI PT.Unilever Indonesia, Tbk yang tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar 40,08. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan PT.Unilever Indonesia, Tbk untuk memperoleh laba lebih besar dan resiko paling tinggi juga terjadi pada tahun 2004 dan ROI terendah terjadi pada tahun 2003 sebesar 31,63. Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010. Berikut ini adalah gambar fluktuasi Rasio Perputaran Piutang dan ROI PT.Unilever Indonesia, Tbk. 26.36 17.47 18.14 21.85 17.35 31.64 37.96 40.08 37.02 37.22 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2002 2003 2004 2005 2006 ROI ARTO Sumber : Tabel 4.1 Gambar 4.3 Fluktuasi Rasio perputaran piutang dan ROI dalam persen PT.Unilever Indonesia,Tbk tahun 2002-2006 Rasio perputaran piutang PT.Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2002 adalah sebesar 26,36 artinya setiap jumlah penjualan dijamin sebesar Rp.26,36 oleh piutang. Sedangkan ROI PT.Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2002 sebesar 31,64 . Pada tahun 2003 rasio perputaran piutang PT.Unilever Indonesia, Tbk terhadap ROI menunjukkan pergerakan yang tidak searah, dimana rasio perputaran piutang mengalami penurunan dan ROI mengalami peningkatan. Rasio perputaran piutang menurun sebesar 8,89 menjadi 17,47 . Hal ini disebabkan meningkatnya penjualan sebesar Rp. 8.123.625 dalam jutaan rupiah tidak sebanding dengan kenaikan jumlah piutang sebesar Rp. 464.972,- dalam jutaan rupiah. Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010. Sedangkan ROI mengalami kenaikan sebesar 6,32 menjadi 37,96. Rasio perputaran piutang yang menurun pada tahun 2003 tersebut dibandingkan dengan meningkatnya ROI pada PT.Unilever Indonesia,Tbk yang disebabkan oleh kenaikan laba bersih yang cukup tinggi sebesar Rp. 1.296.713,- dalam jutaan rupiah. Pada tahun 2004 rasio perputaran piutang PT.Unilever Indonesia, Tbk terhadap ROI menunjukkan pergerakan yang searah, dimana rasio perputaran piutang mengalami kenaikan sebesar 18,14 dan juga ROI mengalami kenaikan sebesar 40,08 . Hal ini disebabkan karena tahun 2004 terjadi peningkatan yang seimbang pada penjualan sebesar Rp. 8.984.822 dalam jutaan rupiah serta laba bersih sebesar Rp. 1.468.445 dalam jutaan rupiah. Rasio perputaran piutang terhadap ROI PT.Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2005 menunjukkan pergerakan yang tidak searah, dimana rasio perputaran piutang mengalami kenaikan sedangkan ROI mengalami penurunan. Rasio perputaran piutang mengalami kenaikan sebesar 3,71 menjadi 21,85 . Hal ini disebabkan jumlah piutang menurun sebesar Rp. 457.147 dalam jutaan rupiah sedangkan penjualan meningkat sebesar Rp. 9.992.135 dalam jutaan rupiah. Pada tahun 2006 rasio perputaran piutang PT.Unilever Indonesia, Tbk terhadap ROI menunjukkan pergerakan yang tidak searah, dimana rasio perputaran piutang mengalami penurunan sedangkan ROI mengalami kenaikan walaupun sangat kecil. Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010. Rasio perputaran piutang mengalami penurunan sebesar 4,5 menjadi 17,35 . Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penjulan sebesar Rp. 11.335.241 dalam jutaan rupiah tidak sebanding dengan kenaikan piutang sebesar Rp. 653.207 dalam jutaan rupiah. Sedangkan ROI mengalami kenaikan sebesar 0,2 menjadi 37,22 .

4. Analisis Deskriptif Rasio Perputaran Persediaan