42
e. Tipe Gambar
1 Haptic
Tipe haptic adalah jenis karya gambar anak yang lebih cenderung mengungkapkan rasa daripada pikiran. Sehingga, model bentuk
tampilannya kelihatan ekspresif dan menghasilkan bentuk-bentuk perasaan.
2 Non Haptic
Jika tipe haptic mengandalkan rasa atau hadir dari dorongan rasa emotional motivation maka, tipe non haptic cenderung mendapat
pengaruh dari intellectual motivation. Figur dan alur ceritanya tampak jelas. Pikiran anak dapat dibaca dalam gambar dan bentuknya pun mudah
dikenali maksudnya. 3
Willing type Istilah willing type merujuk makna tipe seseorang yang
mengharapkan akan sesuatu. Tipe harapan willling type dalam gambar anak ditunjukkan oleh tema yang diangkat dalam materi pokok gambar
subject matter berupa ungkapan harapan anak terhadap keinginan, cita- cita atau pun yang lain seperti ramalan kejadian yang akan datang.
Contoh: Rumahku di dasar laut, Roket anti peluru kendali, dan seterusnya.
Berdasarkan dari penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing anak memiliki gaya dan ciri lukisan dan gambar yang berbeda-
beda. Ciri lukisan anak dalam menggambar bebas dipengaruhi oleh minat anak.
43
Perbedaan lukisan yang dibuat oleh anak secara umum memiliki ciri-ciri, yaitu 1 Komposisi karya seni rupa anak yang terdiri dari ciri juxta position dan bertumpu
pada garis dasar, 2 rebahan, 3 stereo type, 4 transparan, 5 tipe gambar; haptic, non haptic dan willing type. Masing-masing ciri umum lukisan anak tersebut
merupakan sebuah ungkapan perasaan, ide dan imajinasi anak yang dalam sebuah karya gambar.
C. Pembelajaran Seni Rupa AUD
1. Perkembangan Seni AUD
Althouse, Johnson Mitchell Carol Seefelt Barbara A. Wasik, 2008: 265 menyatakan bahwa seni merupakan alat dalam mengembangkan pikiran,
bahasa lisan dan tulisan serta merupakan cara bagi anak-anak mengetahui dan memhami diri dan dunia mereka. Anak-anak berusia 3-5 tahun berada dalam
proses menggunakan lambang sebagai alat komunikasi mereka. Anak-anak memahami makna dari gambar-gambar, mereka dapat membedakan kata tertulis
dan gambar, bukan hanya di dalam buku-buku tetapi juga di dalam karya seni yang mereka buat. Membuat sebuah karya seni bagi anak usia dini akan
membentuk kesadaran dan penggunaan lambang yang sedang berkembang pada anak-anak.
Slamet Suyanto 2005A: 131 menyatakan bahwa pembelajaran seni bermanfaat
untuk mengembangkan
estetika, kreativitas,
dan untuk
mengekspresikan diri pada anak. Schickedanz, dkk Slamet Suyanto, 2005a: 131 juga menyebutkan bahwa pembelajaran seni untuk anak Taman Kanak-Kanak
TK memiliki beberapa fungsi.
44
Fungsi pembelajaran seni menurut Schickedanz, dkk Slamet Suyanto, 2005a: 131 sebagai berikut.
a. Sebagai media untuk mengekspresikan diri
b. Mengembangkan estetika
c. Mengembangkan kemampuan motorik
d. Mengembangkan kemampuan koordinasi
e. Mengembangkan persepsi
f. Mengembangkan kreativitas, daya pikir dan daya cipta.
Seni sebagai media untuk mengekspresikan diri. Dalam kegiatan seni anak-anak dapat menyatakan perasaannya melalui menggambar, menyanyi,
bermain drama, maupun melalui seni kriya. Erickson Slamet Suyanto, 2005A: 131 menyebutkan bahwa anak dapat mengekspresikan rasa senang, gembira,
sedih dan kecewa melalui obyek seni seperti cat, kuas, lempung, pasir dan balok. Anak yang tertekan biasanya akan menggambar sesuatu yang tragis atau
menggunakan warna-warna gelap. Brittain, dkk Slamet Suyanto, 2005a: 131 menjelaskan bahwa banyak
ahli pendidikan anak usia dini menyatakan bahwa dasar-dasar estetika diperoleh anak sejak usia dini. Nilai-nilai estetis, keindahan dan kecantikan sangat baik
untuk ditanamkan anak sejak usia dini. Melalui penaataan benda-benda di ruangan, anak-anak belajar tentang keteraturan dan keindahan. Begitu pula dengan
menggambar dan mengkombinasikan warna untuk mencapai suatu keindahan akan menanamkan nilai-nilai estetik pada anak.