67
F. Validitas
Sugiyono 2011: 168 menyatakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid
bebrarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2010: 229, validitas terdapat tiga
macam yaitu: 1.
Validitas Isi Validitas isi, berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Apakah
instrumen tepat mengukur hal yang ingin diukur, apakah butir-butir pertanyaan telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur. Apakah pemilihan format
instrument cocok untuk mengukur segi tersebut? Nana Syaodih Sukmadinata, 2010: 229
2. Validitas Konstruk
Validitas konstruk, berkenaan dengan konstruk atau struktur dan karakteristik psikologis aspek yang akan diukur dengan instrumen. Apakah
konstruk tersebut dapat menjelaskan perbedaan kegiatan atau perilaku individu berkenaan dengan aspek yang diukur Nana Syaodih Sukmadinata, 2010: 229.
3. Validitas Kriteria
Validitas kriteria, berkenaan dengan tingkat ketepatan instrumen mengukur segi yang akan diukur dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan
instrumen lain yang menjadi kriteria Nana Syaodih Sukmadinata, 2010: 229 Penelitian ini menggunakan validitas isi. Punaji Setyosari 2010: 186
menjelaskan bahwa validitas isi merujuk pada sejauh mana instrumen menggambarkan atau mencerminkan isi yang dikehendaki. Untuk menetapkan
68
validitas ini diperlukan adanya ahli bidang studi, ahli pengukuran, dan para pakar yang memiliki keahlian yang relevan dengan bidang kajiannya. Kajian secara
cermat dan kritis dari para pakar dijadikan landasan untuk menentukan validitas Punaji Setyosari, 2010: 187. Validitas isi instrumen dalam penelitian ini
dilakukan oleh ahli yaitu Suwarna, M. Pd selaku dosen pendidikan seni rupa Fakultas Bahasa dan Seni, Univsersitas Negeri Yogyakarta.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada peneltian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Menurut Sugiyono 2011: 199, statistik dekriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganlisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis kemampuan menggambar dihitung berdasarkan data hasil
observasi yang telah dilakukan kemudian dicari skor tertentu untuk mencari kriteria atau kategori. Skor yang dicari dalam penelitian kemampuan menggambar
bebas anak kelompok A dan B di TK Al I‟dad An-Nuur adalah sebagai berikut:
1. Skor yang diperoleh pada penilaian kelima indikator kemampuan
menggambar bebas yaitu kemampuan mengungkapkan ide dan gagasan, mengungkapkan perasaan dan imajinasi, kerincian menguraikan beragam
bentuk gambar, keaslian dalam membuat gambar, dan ketidakmunculan komposisi stereotip.
69
2. Rata-rata atau mean adalah nilai rata-rata dengan menjumlahkan data seluruh
individu dalam kelompok kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok. Berikut rumus untuk mencari rata-rata atau mean Punaji
Setyosari, 2010: 212.
Keterangan:
= Mean rata-rata = Jumlah skor keseluruhan
N = Jumlah Individu
3. Menghitung persentase kemampuan mengungkapkan ide dan gagasan,
mengungkapkan perasaan dan imajinasi, kerincian menguraikan beragam bentuk gambar, keaslian dalam membuat gambar, dan ketidakmunculan
komposisi stereotip.
4.
Menghitung persentase kemampuan menggambar bebas. Persentase
kemampuan menggambar bebas dapat diketahui dengan menghitung rata-rata persentase dari jumlah persentase kategori kemampuan mengungkapkan ide
dan gagasan, mengungkapkan perasaan dan imajinasi, kerincian menguraikan beragam bentuk gambar, keaslian dalam membuat gambar, dan
ketidakmunculan komposisi stereotip. Skor hasil pengolahan data dijadikan dalam persentase dikarenakan skor total yang diperoleh dari masing-masing
indikator penilaian tidak mencapai 100. Hasil persentase kemampuan
menggambar bebas tersebut kemudian dimasukkan dalam predikat.
=