Strategi Pembelajaran Seni Rupa AUD
53
3 Metode Pemberian Motivasi
Motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal. Motivasi internal adalah dorongan kepada anak dengan menyentuh alam pikiran dan
perasaan anak. Motivasi internal sangat penting bagi anak karena dapat menumbuhkan alam pikir anak secara imajinatif dan memberikan dorongan
bagi anak untuk menyeimbangkan pikiran, perasaan, harapan, serta kenyataan Hajar Pamadhi, 2007: 86.
Thomas Sowel dari Stanfrd University Hajar Pamadhi, 2007: 86 menyatakan bahwa hambatan bahasa visual dapat diatasi dengan
menggambarkan ide dan gagasannya dalam sebuah lukisan. Kata motivasi memiliki 3 bentuk dasar, yaitu artistic motivation, intellectual motivation,
and imaginative motivation Earl W. Linderman ddan Donald W. Herbenthotz dalam Hajar Pamadhi, 2007: 86. Motivasi artistik adalah
dorongan menggambar karena melihat sesuatu obyek yang indah. Motivasi penalaran merupakan dorongan berkarya seni dari pandangan obyek yang
mempunyai struktur menarik. Sedangkan motivasi imajinasi adalah dorongan menggambar yang berasal dari imajinasi anak.
c. Technique Teknik Mengajar
1 Pemberian Tema dan Topik
Langkah pembelajaran seni khususnya seni rupa dapat mengacu pada dua teori. Teori yang pertama adalah teori behavioristik. Teori
behavioristik atau menggunakan pendekatan kemanusiaan yaitu suatu cara memberikan instruksi kepada siswa dengan penghargaan Hajar Pamadhi,
54
2007: 86. Teori ini berasumsi bahwa setiap orang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan, sehingga sesuatu yang menyentuh perasaan atau
memiliki kesamaan ide, gagasan akan lebih cepat diterima. Setiap anak mempunyai imajinasi sendiri-sendiri ketika diminta untuk menggambar.
Pembelajaran seni yang menggunakan tema sebagai batasan suatu karya akan menyebabkan perbedaan ide yang dimiliki oleh anak. Tidak semua anak
mampu memahami ide atau tema yang telah ditentukan. Oleh karena itu, memberi tema dan topik kepada anak hanya sebatas stimulasi atau
rangsangan, agar anak dapat mengembangkan ide dan gagasan yang telah ia miliki dan tidak dibatasi.
Teori yang kedua yaitu teori tabularasa. Teori ini menganut paham bahwa ketika anak masuk kelas, pengetahuannya masih putih Hajar
Pamadhi, 2007: 86. Seorang anak perlu diberikan tema atau topik sebagai arahan agar pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Pemberikan tema dan topik dalam pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, sehingga
gambaran awal yang telah dimiliki anak seolah disingkirkan. Pembelajaran seni dapat diterapkan menggunakan dua teori tersebut
sesuai dengan situasi dan kondisi anak. Ketika anak mengalami kebingungan atau belum mendapatkan ide untuk berkarya, maka motivasi dengan
pemberian tema sangat penting. Tidak menutup kemungkinan adanya faktor eksternal lingkungan keluarga memungkinkan terjadinya pola mendidik
instruksional sehingga kehadiran anak dalam kelas menjadi kertas putih yang
55
harus ditulis oleh pendidiknya. Hal ini berbeda, jika lingkungan keluarga telah memberikan banyak stimulus pada anak dan kebebasan pada anak untuk
berkarya, maka pendidik hanya memberikan beberapa rangsangan kecil saja pada anak.
2 Penguatan Ide
Ide merupakan kerangka dasar dalam berkarya seni. Gilbert Highet Hajar Pamadhi, 2007: 88 menyatakan bahwa mengajar adalah seni, artinya
mengajar bukan suatu ilmu pasti yang hasilnya akan sama ketika seorang pendidik memberikan instruksi, oleh karena itu mengajar harus mengikuti
irama belajar anak dan bersifat kondisional. Ide yang dimiliki oleh anak adalah ide yang alami dan naluriah. Ide tersebut dapat dikembangkan dengan
memberi kesempatan pada anak untuk berkarya sesuai keinginan mereka dan ide-ide mereka. Pendidik sebagai pengawas dan mengarahkan apabila anak
mengalami kemacetan atau kebingungan untuk membuat sebuah karya seni. 3
Pembinaan Ketrampilan Teknis Berkarya Pendidikan seni bertujuan memberikan fasilitas kepada peserta didik
agar mampu berekspresi seni. Memfasilitasi berarti memberi jalan, langkah pendidik dapat memulai dengan memberi sarana menggambar, melatih
ketrampilan, memberi motivasi serta memberikan kebebasan mengutarakan pendapat sesuai dengan karakter anak Hajar Pamadhi, 2007: 88. Akan
tetapi dalam praktiknya banyak orang tua yang keliru menafsirkannya, bahwa yang dimaksud dengan memberi fasilitas dengan melatih ketramplan anak
56
adalah memberi contoh agar anak mengikuti dan menuruti gagasan pengajarannya.
Ketrampilan teknis berkarya dapat dilakukan dengan cara melatih, merangsang, dan memberi. Melatih jika anak belum mempunyai ketrampilan,
merangsang jika anak sudah lancar, dan memberi ketrampilan jika anak macet di jalan. Dengan demikian pelatihan ketrampilan teknis berkarya kepada anak
dilaksanakan dalam situasi yang berbeda. 4
Pengelolaan Kelas Ada dua jenis kelas yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seni,
yaitu kelas individual, kelas kelompok dan kelas bersama. Kelas individual adalah kelas yang digunakan untuk pembinaan seni secara individu
berdasarkan minat, kemampuan dan tujuan. Sedangkan kelas kelompok adalah kelas yang dikelompokkan berdasarkan minat dan kemampuan,
pembinaan kelas kelompok ini dianggap mempunyai kesamaan arah, sehingga pembinaan kelompok mempunyai pola: a sejenis atau paralel
dimana satu kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab sama, b proyek, yaitu satu kelompok mengerjakan satu proyek, tugas dibagi sesuai
dengan tingkat kemampuan dan minat anak. Jika tugas selesai maka akan disatukan menjadi suatu kesatuan bentuk tugas, c kelompok minat,
memberikan kesempatan pada sebuah kelompok untuk bekerja berdasarkan minat anak. Kelas bersama merupakan satu kelas yang terdapat beberapa
kelompok, yaitu kelompok dengan minat menggambar, minat melukis, minat membuat karya 3 dimensi, dll.
57