Manfaat Pembelajaran Seni Rupa AUD
51
dirancang dan dimanfaatkan rasa seni indah yang ditemukan dari eksperimentasi bermain menjadi berkarya seni.
b Theory of Utilization, teori kebermanfaatan dari kebiasaan membuat
benda-benda praktis dan diinginkannya lebih menarik lalu dikembangkan menjadi suatu karya seni. Sebagai contoh: ketika
membuat bingkai foto dalam tema keluarga, pendidik dapat mengajak anak untuk menghias bingkai foto menggunakan beberapa hiasan.
Anak dapat berkreasi membuat hiasan semenarik mungkin sesuai dengan selera dan keinginan anak.
c Theory of Magic and Regelly, gagasan kehadiran seni dikarenakan
kebutuhan penyembahan kepada yang maha Pencipta. Atas dasar nilai spiritual diciptakan karya musik, tari maupun bentuk rupa yang indah
dengan pengharapan semoga pencipta menerima segala sesuatu yang diminta.
Fenomena kehadiran seni seperti terurai diatas dapat digunakan untuk menyusun pola pembelajaran: 1 perilaku bermain menghadirkan
metode berekspresi bebas, 2 perilaku menghias benda menghadirkan metode inovasi, gubahan, kreasi serta penciptaan kembali, 3 perilaku
kontemplasi spiritual menghadirkan metode eksplorasi melalui penguatan imajinasi Hajae Pamadhi, 2007: 84. Ketiga metode dasar ini nantinya
berkembang menjadi beberapa metode dengan langkah yang khas, dimana belajar seni adalah belajar peningkatan rasa indah melalui
berkarya seni.
52
2 Metode Pembinaan
a Metode mengkopi atau mereproduksi, metode ini dilakukan apabila
peserta didik sama sekali tidak memperoleh ide atau gagasan untuk menciptakan karya. Pendidik dapat memberikan sumber inspirasi
untuk anak berupa beberapa gambar, buku, dan objek lainnya yang dapat merangsang anak untuk menemukan ide.
b Metode mencontoh, pendidik memberi contoh pada peserta didik
terlebih dahulu terkait karya yang akan dibuat, misalnya gambar tentang binatang. Pendidik memberi contoh dengan menggambar
binatang gajah yang ada di kebun binatang, kemudian pendidik dapat meminta anak untuk menggambar binatang lainnya yang ada di kebun
binatang dengan ukuran gambar sesuai dengan keinginan anak, lebih besar, lebih kecil atau beda mediumnya.
c Metode menggubah, metode ini hampir sama dengan metode
mencontoh, namun peserta didik diminta untuk menambah atau mengurangi bentuk yang diberikan. Misalnya, pendidik memberi
contoh menggambar rumah. Peserta didik boleh menggambar rumah dengan bentuk lain atau ukuran yang berbeda.
d Metode mencipta terpimpin, yaitu strategi yang dilakukan guru agar
siswa kreatif. Sifat ini masih didominasi oleh instruksi guru, misalnya menentukan bentuk, warna, teknik, atau penyelesaiannya. Dengan
demikian keterikatan siswa dengan guru sangat tinggi.
53
3 Metode Pemberian Motivasi
Motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal. Motivasi internal adalah dorongan kepada anak dengan menyentuh alam pikiran dan
perasaan anak. Motivasi internal sangat penting bagi anak karena dapat menumbuhkan alam pikir anak secara imajinatif dan memberikan dorongan
bagi anak untuk menyeimbangkan pikiran, perasaan, harapan, serta kenyataan Hajar Pamadhi, 2007: 86.
Thomas Sowel dari Stanfrd University Hajar Pamadhi, 2007: 86 menyatakan bahwa hambatan bahasa visual dapat diatasi dengan
menggambarkan ide dan gagasannya dalam sebuah lukisan. Kata motivasi memiliki 3 bentuk dasar, yaitu artistic motivation, intellectual motivation,
and imaginative motivation Earl W. Linderman ddan Donald W. Herbenthotz dalam Hajar Pamadhi, 2007: 86. Motivasi artistik adalah
dorongan menggambar karena melihat sesuatu obyek yang indah. Motivasi penalaran merupakan dorongan berkarya seni dari pandangan obyek yang
mempunyai struktur menarik. Sedangkan motivasi imajinasi adalah dorongan menggambar yang berasal dari imajinasi anak.
c. Technique Teknik Mengajar
1 Pemberian Tema dan Topik
Langkah pembelajaran seni khususnya seni rupa dapat mengacu pada dua teori. Teori yang pertama adalah teori behavioristik. Teori
behavioristik atau menggunakan pendekatan kemanusiaan yaitu suatu cara memberikan instruksi kepada siswa dengan penghargaan Hajar Pamadhi,