Pengertian Pembelajaran Seni Rupa AUD
50
mudah diterima oleh anak. Misalnya, gambarlah keramaian kota; dimulai dengan menjelaskan peristiwa perjalanan di sebuah kota yang ramai.
2 Pendekatan Partisipatif
Pendidik ikut serta menggambar untuk memotivasi siswa agar bergairah menggambar. Guru tidak hanya duduk dan melihat anak
menggambar, melainkan ikut peran menggambar bersama anak, sehingga anak akan merasa bahwa IbuBapak Guru juga melakukan seperti yang
dilakukan anak dan telah memahami dunia anak. 3
Pendekatan Eksploratif Pendidik bercerita mengenai banyak hal, kemudian siswa diminta
merespon dan dilanjutkan menggambar respon siswa, atau pendidik mengajak jalan-jalan dan kemudian meminta siswa menggambar sesuatu
yang pernah dilihat. b.
Method Metode Mengajar 1
Pengaruh Penentuan Metode Mengajar Pembelajaran seni dapat melihat teori terjadinya seni. Abdul Kadir
Hajar Pamadhi, 2007: 83 menyatakan teori kehadiran seni adalah: a
Theory of Play, teori bermain yang dimaksud adalah teori kehadiran seni berasal dari pengalaman bermain; dengan bermain-main bentuk,
warna maupun garis seseorang menemukan hakikat seni dan akhirnya diangkat sebagai karya seni. Kesenian merupakan substansi
pengalaman yang disatukan ke dalam rasa seni dan kemudian
51
dirancang dan dimanfaatkan rasa seni indah yang ditemukan dari eksperimentasi bermain menjadi berkarya seni.
b Theory of Utilization, teori kebermanfaatan dari kebiasaan membuat
benda-benda praktis dan diinginkannya lebih menarik lalu dikembangkan menjadi suatu karya seni. Sebagai contoh: ketika
membuat bingkai foto dalam tema keluarga, pendidik dapat mengajak anak untuk menghias bingkai foto menggunakan beberapa hiasan.
Anak dapat berkreasi membuat hiasan semenarik mungkin sesuai dengan selera dan keinginan anak.
c Theory of Magic and Regelly, gagasan kehadiran seni dikarenakan
kebutuhan penyembahan kepada yang maha Pencipta. Atas dasar nilai spiritual diciptakan karya musik, tari maupun bentuk rupa yang indah
dengan pengharapan semoga pencipta menerima segala sesuatu yang diminta.
Fenomena kehadiran seni seperti terurai diatas dapat digunakan untuk menyusun pola pembelajaran: 1 perilaku bermain menghadirkan
metode berekspresi bebas, 2 perilaku menghias benda menghadirkan metode inovasi, gubahan, kreasi serta penciptaan kembali, 3 perilaku
kontemplasi spiritual menghadirkan metode eksplorasi melalui penguatan imajinasi Hajae Pamadhi, 2007: 84. Ketiga metode dasar ini nantinya
berkembang menjadi beberapa metode dengan langkah yang khas, dimana belajar seni adalah belajar peningkatan rasa indah melalui
berkarya seni.