Maksud dan Tujuan Permasalahan Pembatasan Masalah Ruang Lingkup Permasalahan Metodologi

diperlukan karena volume kendaraan pada saat penentuan fase yang terdahulu tentunya berbeda dengan volume kendaraan yang ada sekarang ini. Sehingga dari studi ini diharapkan fase yang diperoleh dapat mengatasi kemacetan di setiap lengan persimpangan. Penentuan fase yang optimum berpengaruh besar dalam meningkatkan kapasitas persimpangan dan sedapat mungkin menghindari terjadinya konflik-konflik lalu-lintas, sehingga diperoleh kelancaran,kenyamanan dan keselamatan bagi kendaraan yang akan melintasi persimpangan ini.

I.3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud penulisan Tugas akhir ini adalah untuk mengurangi panjang antrian serta tundaan yang terjadi pada setiap lengan persimpangan pada saat jam puncak. Sedangkan tujuannya adalah untuk menentukan suatu sistem pengaturan lampu lalu-lintas yakni penentuan fase yang optimum pada persimpangan sehingga dapat meningkatkan kapasitas persimpangan. Oleh karena adanya kemacetan yang cukup sering terjadi, maka penulis ingin membahas permasalahan ini guna mencapai suatu solusi untuk mengantisipasi kemacetan lalu-lintas pada persimpangan tersebut. Solusi dimaksudkan sebagai pemecahan awal dari masalah kemacetan lalu-lintas di persimpangan jalan Brig. Jend. Katamso – jalan Jend. AH Nasution.

I.4. Permasalahan

Sejalan dengan tingginya tingkat kemacetan yang ditandai dengan antrian dan tundaan yang sangat panjang maka perlu diadakan evaluasi yang berhubungan dengan pengaturan persimpangan. Universitas Sumatera Utara

I.5. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan suatu sistem pengaturan pada persimpangan jalan, banyak faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk menyelesaikan masalah. Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis membatasi pokok permasalahan yaitu : • Kondisi geometrik persimpangan • Data sinyal simpang lalu – lintas • Volume lalu – lintas • Peninjauan kapasitas jalan, antrian dan tundaan.

I.6. Ruang Lingkup Permasalahan

Pada tugas akhir ini mempunyai ruang lingkup sebagai berikut : a. Daerah yang ditinjau adalah persimpangan jalan Brig. Jend. Katamso – jalan Jend. AH Nasution. b. Hari yang ditinjau adalah hari Senin, Sabtu, Minggu c. Waktu yang ditinjau adalah pagi 07.00-09.00, siang 12.00-14.00 dan sore 16.00-18.00 d. Perhitungan dilakukan per 15 menit

I.7. Metodologi

Universitas Sumatera Utara Adapun metode yang dipakai adalah studi perencanaan dengan mengambil langsung data dari lapangan. Dalam pengumpulan data, penulis membuat beberapa tahapan kerja yaitu: A. Tahap Pengambilan Data Data dan informasi dapat berupa : a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pengamatan di lokasi penelitian pada kedua simpang, yang meliputi: i. Volume kendaraan yang melewati setiap lengan simpang, di mana dalam hal ini dilakukan pencatatan kendaraan berdasarkan jenis dan arah pergerakan. ii. Jumlah Fase dan waktu sinyal pada masing-masing simpang. iii. Kondisi geometrik, pembagian jalur, dan jarak antar simpang. iv. Lingkungan simpang yang diamati secara visual b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dan dari beberapa penelitian tentang ruas jalan yang distudi sebelumnya. Data- data sekunder tersebut berupa data geometrik jalan sebagai pembanding dengan hasil survey lapangan dan data jumlah penduduk kota. Salah satu instansi yang dapat dijadikan sumber data sekunder adalah Dinas Perhubungan Kota Medan. Universitas Sumatera Utara B. Tahap Penganalisaan Data Terdapat 2 dua hal yang akan dilakukan pada bab ini. Pertama, menganalisa kondisi eksisting apakah kedua simpang sudah terkoordinasi. Selanjutnya, akan dianalisa kinerja semua simpang pada peak hour pagi dan peak hour sore. Data Kinerja terjenuh akan digunakan sebagai dasar semua perencanaan. Parameter – parameter yang digunakan adalah total arus lalu lintas Q, arus jenuh S, kapasitas C dan derajat kejenuhan. • Total arus lalu lintas Q Didapat dari penjumlahan dari jumlah seluruh kendaraan yang melewati persimpangan. • Kapasitas C C = S x gc smpjam dengan : C = kapasitas S = arus jenuh g = waktu hijau c = waktu siklus • Derajat kejenuhan Ds Universitas Sumatera Utara Apabila simpang memiliki : • Ds 0,75 → fase itu masih aman untuk digunakan • Ds 0,75 → fase itu tidak layak lagi digunakan Apabila Ds 1 maka dilakukan evaluasi kembali penentuan fase. Pada hal ini,saya akan mencoba menggunakan 2 fase,3 fase dan 4 fase yang berbeda. Dan pada akhirnya akan menghasilkan Ds yang diharapkan Ds 0,75 . Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA