sebanyak 18, yang artinya penelitian ini berhasil mengungkapkan bahwa 18 kali lebih besar responden mengalami peningkatan pengetahuan pada kelompok yang
diberikan pendidikan kesehatan kelompok intervensi dibandingkan dengan responden yang tidak diberikan pendidikan kesehatan kelompok kontrol.
Tingkat Odd Ratio dan Chi Square pendidikan kesehatan terhadap hubungan peningkatan pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini.
Tabel 5.3. Tingkat Odd Ratio Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi Pada
Pasien Yang Menjalani Pengobatan Strategi DOTS Di Puskesmas Tiga Dolok Tahun 2013.
Pendidikan Kesehatan Tingkat
Pengetahuan Total
CI 95 Tidak
Tahu Tahu
P- Value
OR
Kelompok Intervensi diberikan
Pendidikan Kesehatan 8,3
91,7 100
0,000 18
Kontrol tidak diberikan Pendidikan Kesehatan
62,5 37,5
100 Total Persentase
50 50
100
5.2 Pembahasan
Dalam pembahasan ini peneliti mencoba menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana hubungan pendidikan kesehatan dengan tingkat pengetahuan pada pasien
yang menjalani pengobatan strategi DOTS.
5.2.1 Tingkat Pengetahuan Responden Kelompok Kontrol Tidak diberikan pendidikan kesehatan
Pada kelompok kontrol tidak diberikan pendidikan kesehatan mayoritas responden tidak tahu tentang pengobatannya sebesar 62,5. Pengetahuan yang
Universitas Sumatera Utara
kurang atau minim dapat menyebabkan salahnya pasien terhadap upaya perawatan dan pencegahan berulangnya penyakit TB Paru Moules Ramsay,
2008. Umumnya pasien TB Paru tidak mengetahui pengobatannya karena kurangnya informasi dari pelayanann kesehatan tentang tanda gejala, bahaya, dan
pencegahan penyakit TB Paru Murniasih, 2010
5.1.4 Tingkat Pengetahuan Responden Kelompok Intervensi pendidikan
kesehatan
Pada kelompok intervensi diberikan pendidikan kesehatan mayoritas responden memiliki kemampuan cukup yaitu 62,5, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan memiliki hubungan terhadap peningkatan pengetahuan. Pernyataan yang sama dikemukakan oleh
Purwanto 1998 yang menyatakan bahwa sikap negatif seseorang mengenai kesehatan dapat berubah dengan diberikannya informasi yang tepat melalui
pendidikan kesehatan. Suliha 2001 menyatakan bahwa pendidikan kesehatan dapat berfungsi pendorong terjadinya perubahan perilaku dan dapat menarik
perhatian masyarakat terhadap usaha – usaha menuju hidup sehat. Pernyataan ini didukung oleh Effendi 2005 yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan
berpengaruh terhadap sikap seseorang maupun masyarakat dalam kesehatan. Dalam teori health promotion model Pender,2002, di dalam proses pendidikan
kesehatan akan terjadi perubahan prilaku yang spesifik dari segi kognitif dan afektif seperti dalam penelitian ini pasien akan paham terhadap pengobatannya
seperti pentingnya pemeriksaan dahak. Pemberian pendidikan kesehatan yang
Universitas Sumatera Utara
teratur dan regular dengan materi yang sederhana, metoda yang tepat, pemberi materi yang adekuat dan waktu responden akan meningkatkan pengetahuan secara
bermakna terhadap sikap dan perilaku pasien di puskesmas sukaramai kecamatan Baiturahman Banda Aceh Yurika, 2009.
Suryani 2005 berpendapat bahwa memberi tambahan informasi merupakan tindakan pendidikan kesehatan untuk pasien yang sangat membantu
dengan mengajarkan atau pendidikan pada pasien tentang aspek-aspek yang sesuai dengan perawatan diri dan penyembuhan, juga dapat memberikan pemahaman
tentang masalah yang dihadapi pasien serta membantu dalam memberikan alternatif pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Jo et al 2003 yang
menjelaskan bahwa pemberian pengetahuan yang disampaikan melalui pendidikan kesehatan akan membawa dampak terjadinya peningkatan pengetahuan dari yang
tidak tahu menjadi tahu, sehingga dilakukannya pendidikan kesehatan secara tatap muka pendidikan kesehatan akan mudah diterima pasien.
5.1.5 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan tingkat pengetahuan pada