besar penduduk Desa Pangkalan Makmur telah memiliki pendidikan formal yang merupakan modal untuk melakukan usaha dan pekerjaan.
4.2. Potensi Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku merupakan faktor penentu kelancaran suatu usaha bagi agroindustri. Tanpa adanya kelancaran ketersediaan bahan baku, maka
proses produksi untuk menciptakan produk akan terganggu dan tidak berjalan optimal. Dalam proses produksi tahu dan kecap manis air kelapa, dibutuhkan dua
bahan baku utama yang ketersediannya harus senantiasa ada dan tidak boleh terputus karena akan mengganggu proses produksi. Bahan baku utama tersebut
adalah kedelai untuk pembuatan tahu dan tepung tempe, dan bahan baku berikutnya adalah air kelapa untuk proses produksi kecap manis.
4.2.1. Kedelai
Ketersediaan bahan baku berupa kedelai untuk proses pembuatan tahu dan kecap manis air kelapa pada agroindustri kedelai Sri Rezeki selama ini terbilang
lancar. Hal ini dikarenakan cara memperoleh bahan baku tidak menyulitkan. Cukup dengan membeli di Pasar Kecamatan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari
tempat usaha agroindustri Sri Rezeki. Kedelai yang digunakan adalah kedelai impor yang berasal dari Malaysia.
Menurut Badan Litbang Pertanian 2008, mutu kedelai varietas unggul nasional lebih baik daripada kedelai import. Hal ini dikarenakan kedelai lokal
memiliki kandungan protein yang bahkan lebih tinggi daripada kedelai import. Namun dalam perkembangannya, adopsi petani terhadap varietas-varietas unggul
tersebut masih relatif lambat. Selain itu pengrajin juga lebih cenderung memilih kedelai impor karena pasokan bahan bakunya terjamin, harga yang lebih murah
dan ukuran bijinya yang lebih besar daripada kedelai lokal. Dan kenyataan di lapangan, menurut pengrajin agroindustri kedelai Sri rezeki, penggunaan kedelai
lokal tidak dilakukan karena kedelai lokal memiliki rasa yang kurang enak jika dibandingkan dengan kedelai impor. Selain itu, jumlah produksi kedelai lokal
tidak terlalu baik dan tidak terlalu banyak di Kabupaten Siak dan hanya didominasi oleh perkebunan kelapa sawit. Hal ini tentu menjadi bahan pemikiran
dari berbagai pihak untuk meningkatkan produksi kedelai sehingga mampu mengurangi ketergantungan impor kedelai dan dapat meningkatkan jumlah petani
kedelai lokal. Berdasarkan pengrajin agroindustri, harga kedelai impor ditingkat
konsumen pada saat penelitian yaitu Rp 6.900kg. Menurut Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Siak 2008, hal ini mengalami penurunan dari tahun 2008
yang pernah mencapai harga Rp 8.000kg. Sehingga dengan adanya penurunan harga ini, diharapkan dapat lebih memperlancar kegiatan produksi karena tidak
ada lagi kendala dalam memperoleh bahan baku dan hambatan dari segi harga bahan baku.
4.2.2. Air Kelapa