Analisis Usaha ISI SKRIPSI STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI KEDELAISKALA RUMAH TANGGA (ASPEK TEKNIS, FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH)

ampas yang tersisa diusahakan sedikit mungkin. Seluruh cairan hasil penyaringan direbus kembali sampai volumenya 75 dari volume semula sambil sesekali diaduk. Kemudian campurkan bahan pengental berupa agar sebelum alat perebus dimatikan.

2.4. Analisis Usaha

Usaha menghasilkan produk didasarkan pada keinginan mencapai tujuan ekonomi yaitu mencapai keuntungan maksimal dengan menciptakan produk berkualitas. Untuk mencapai produktivitas melalui agroindustri, perusahaan harus benar-benar memperhitungkan pengeluaran dan penerimaan. Perusahaan harus menjual hasil pengolahannya di pasar dengan harga lebih tinggi dari hasil produksinya. Maka untuk menilai kelayakan suatu usaha diperlukan kajian dari aspek teknis dan finansial Hidayat et al, 2008 dan Asmaul et al, 2008. Kelayakan teknis ditentukan oleh pemilihan teknologi proses dan kapasitas produksi, yang ditentukan berdasarkan kapasitas alat, ketersediaan modal dan potensi pasar Asmaul et al, 2008. Selain itu kelayakan teknis dipengaruhi ketersediaan bahan baku, bahan penunjang dan bahan kemasan serta ketersediaan tenaga kerja Hidayat et al, 2008. Sedangkan kelayakan finansial suatu usaha, baik yang telah berjalan maupun masih dalam tahap perencanaan dapat dilihat dengan analisis Break Event Point BEP atau titik impas Wijayanti et al 2007, Hidayat et al 2008 dan Asmaul et al 2008. Menurut Warisno 2008, BEP adalah suatu keadaan ketika hasil usaha yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Dalam keadaan tersebut, usaha yang dijalankan tidak mengalami kerugian tetapi juga tidak mendapatkan keuntungan, alias impas. Untuk menentukan tingkat BEP, perhitungan dilakukan pada tiap satuan unit produksi atau dalam rupiah. BEP dapat dihitung jika diketahui biaya tetap, biaya produksi dan hasil penjualannya. Selain aspek teknis dan finansial, hal yang dianggap penting dalam pengolahan agroindustri adalah analisis nilai tambah value added. Agroindustri merupakan kegiatan utuh dimana proses produksi, pengolahan dan pemasaran tidak dapat dipisahkan. Pengolahan suatu produk dengan menjadikan produk pertanian primer maupun produk setengah jadi sebagai input diharapkan mengakibatkan terjadinya pertambahan nilai produk. Penambahan nilai dapat terjadi karena adanya perlakuan input fungsional berupa penyimpanan, pemindahan tempat maupun pengubahan bentuk Malik dan Nainggolan, 2007. Menurut Soeharjo 1991, analisis nilai tambah mengindikasikan bagaimana kekayaan perusahaan diciptakan melalui proses produksi dan bagaimana distribusi kekayaan dilakukan. Analisis nilai tambah berguna untuk menentukan faktor yang paling berjasa dalam meningkatkan nilai tambah proses produksi. Analisis nilai tambah juga dapat dijadikan acuan dalam mengalokasikan sumberdaya, perbaikan metode kerja serta efisiensi penggunaan input. Selain itu, karena adanya pengembangan produk baru yaitu kecap manis air kelapa, perlu dilakukan uji organoleptik atau tingkat kesukaan konsumen terhadap produk ini. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk kecap manis air kelapa dapat diterima oleh masyarakat sebagai sumber olahan kedelai baru yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain uji organoleptik, juga dilakukan aspek pemasaran untuk mengetahui tingkat kemampuan konsumen untuk membeli produk kecap manis air kelapa. III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu