Air Kelapa Potensi Bahan Baku

dan ukuran bijinya yang lebih besar daripada kedelai lokal. Dan kenyataan di lapangan, menurut pengrajin agroindustri kedelai Sri rezeki, penggunaan kedelai lokal tidak dilakukan karena kedelai lokal memiliki rasa yang kurang enak jika dibandingkan dengan kedelai impor. Selain itu, jumlah produksi kedelai lokal tidak terlalu baik dan tidak terlalu banyak di Kabupaten Siak dan hanya didominasi oleh perkebunan kelapa sawit. Hal ini tentu menjadi bahan pemikiran dari berbagai pihak untuk meningkatkan produksi kedelai sehingga mampu mengurangi ketergantungan impor kedelai dan dapat meningkatkan jumlah petani kedelai lokal. Berdasarkan pengrajin agroindustri, harga kedelai impor ditingkat konsumen pada saat penelitian yaitu Rp 6.900kg. Menurut Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Siak 2008, hal ini mengalami penurunan dari tahun 2008 yang pernah mencapai harga Rp 8.000kg. Sehingga dengan adanya penurunan harga ini, diharapkan dapat lebih memperlancar kegiatan produksi karena tidak ada lagi kendala dalam memperoleh bahan baku dan hambatan dari segi harga bahan baku.

4.2.2. Air Kelapa

Meskipun air kelapa merupakan bahan sisa atau buangan limbah, namun dalam proses pembuatan kecap manis, air kelapa menduduki posisi yang sangat vital sebagai bahan baku utama. Air kelapa yang digunakan harus dalam keadaan segar dan belum terdapat rasa asam akibat reaksi spontan yang terjadi setelah dikeluarkan dari kelapanya. Air kelapa ini hanya dapat bertahan selama 1 hari setelah dikeluarkan, setelah itu akan berubah rasa menjadi asam. Dalam pengembangan diversifikasi produk olahan kedelai berupa kecap manis air kelapa, bahan baku air kelapa diperoleh dari Pasar Kecamatan. Pengusaha agroindustri bekerjasama dengan penjual kelapa di Pasar Kecamatan dalam ketersediaan air kelapa. Air kelapa ini dibeli dari penjual kelapa dengan harga Rp 200l. Tabel 5. Luas Areal, Produktivitas dan Produksi Kelapa di Kabupaten Siak Tahun 2008 No Kecamatan Luas Areal Produktivitas TonHa Produksi Ton TBM TM TTR Jumlah 1 Siak 21 107 - 128 1,50 160,50 2 Mempura 13 21 9 43 1,40 29,40 3 Bunga Raya 20 - - 20 1,60 - 4 Sungai Apit 259 806 240 1.305 2,00 1.612,00 5 Sabak Auh 760 42 350 1.152 1,80 75,60 6 Dayun 3 39 40 82 1,60 62,40 7 Tualang 20 8 - 28 1,50 12,00 8 Sungai Mandau 45 75 6 126 1,40 105,00 9 Kerinci Kanan - 31 - 31 1,30 40,30 10 Kandis 71 114 - 185 1,40 159,60 11 Minas - - - - 1,40 - 12 Koto Gasib - - - - 1,50 - 13 Lubuk Dalam 4 38 - 42 1,20 45,60 Total Kabupaten 1.216 1.281 645 3.142 19,60 2.304,40 Keterangan : TBM = Tanaman Belum Menghasilkan TM = Tanaman Menghasilkan TTR = Tanaman Tua Rusak Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Siak, 2009. Dari Tabel 5, dapat dilihat total luas areal perkebunan kelapa di Kecamatan Dayun yaitu 82 Ha yang terdiri dari 3 Ha tanaman belum menghasilkan, 39 Ha tanaman menghasilkan dan 40 Ha tanaman kelapa yang tua dan rusak. Perkebunan kelapa di Kecamatan Dayun tidak begitu luas dibandingkan dengan Kecamatan lain di Kabupaten Siak. Hal ini disebabkan karena konsentrasi masyarakat lebih terarah pada perkebunan kelapa sawit. Namun, bahan baku air kelapa tetap diperoleh dari Kecamatan Dayun.

4.3. Sarana dan Prasarana