I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kedelai merupakan sumber protein yang penting bagi manusia. Perkembangan komoditas kedelai di Indonesia selama 5 tahun terakhir yang
meliputi laju perkembangan luas panen, produktivitas, dan produksi kedelai menunjukkan tren menurun. Sementara itu, perkembangan komoditas kedelai
dimasa mendatang dirasakan akan semakin sulit karena terjadi persaingan antar komoditas yang menjadi pilihan petani. Hal ini juga ditunjang dengan semakin
mahalnya upah tenaga kerja dan minimnya lahan pertanian yang produktif akibat konversi perubahan penggunaan lahan kesektor nonpertanian seperti industri dan
properti Adisarwanto, 2008. Menurut Adisarwanto 2008, pentingnya kedelai sebagai salah satu
komoditas pangan di Indonesia diindikasikan dari tingginya gejolak yang timbul akibat kenaikan harga kedelai yang cukup tinggi beberapa waktu yang lalu.
Padahal dari aspek permintaan, kebutuhan kedelai semakin meningkat setiap tahunnya, yakni seiring dengan semakin meningkatnya jumlah dan tingkat
pendapatan penduduk. Selain itu, pengembangan agroindustri pengolahan kedelai sangat penting
untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Pengembangan agroindustri sangat tepat karena mempunyai keterkaitan ke belakang backward linkage dan ke
depan forward linkage yang panjang. Melalui agroindustri, produk pertanian dan hasil sampingannya dapat diolah menjadi produk bernilai tambah lebih tinggi.
Berbagai alternatif potensi untuk meningkatkan nilai tambah kedelai termasuk produk sampingannya dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi
pasca panen yang dapat diolah untuk menghasilkan berbagai produk yang sangat dibutuhkan baik sebagai bahan pangan, farmasi, aplikasi dalam bidang industri
dan sebagai pakan Cahyadi, 2007.
1.2. Perumusan Masalah
Kebutuhan kedelai Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Akan tetapi, tingginya kebutuhan kedelai ini tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah
produksi kedelai petani. Hal ini menyebabkan harga kedelai di pasaran dalam negeri menjadi tinggi sehingga kegiatan import kedelai meningkat. Menurut
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau 2009, harga kedelai pada Januari 2007 adalah 3.450Kg, namun pada Januari 2009 terjadi kenaikan
harga kedelai menjadi 8.200Kg dimana kenaikan yang terjadi mencapai 110. Hal ini berakibat dengan semakin banyaknya agroindustri berbahan dasar kedelai
yang terpaksa harus gulung tikar karena kenaikan harga kedelai. Untuk mengantisipasi kenaikan harga kedelai, perlu dikembangkan
diversifikasi produk olahan dengan penggunaan kedelai yang lebih sedikit. Selain itu, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan menurut Tarigans 2005 adalah
pemilihan produk olahan dalam diversifikasi usahatani harus mempertimbangkan : 1 peluang pasar dari produk olahan, 2 teknik pengolahan
sederhana dan mudah diadopsi, dan 3 biaya pengolahan terjangkau oleh petani. Salah satu peluang diversifikasi produk olahan yang memenuhi kriteria ini adalah
produk kecap manis dari bahan baku kedelai dan air kelapa sehingga dapat 2
menurunkan jumlah pemakaian kedelai pada kecap manis yang biasa dibuat dari sari kedelai.
Maka ketika harga kedelai impor melonjak sementara pasokan kedelai lokal masih terbatas, kecap dari air kelapa dengan menggunakan sedikit kedelai
sangat potensial untuk dikembangkan. Teknologi pengolahan kecap manis dari air kelapa sebenarnya sudah dikembangkan cukup lama, dan terdapat sejumlah
formula pembuatan yang menggunakan kedelai atau tempe dan tanpa kedelai. Melalui diversifikasi produk seperti kecap air kelapa dengan penggunaan kedelai
yang sedikit, diharapkan mampu meningkatkan keuntungan pelaku agroindustri kedelai.
Berdasarkan penelitian Fajar 2009 telah didapatkan formulasi kecap manis dari air kelapa dan kedelai yang paling disukai dari analisis tingkat
kesukaan terhadap suatu komoditi. Selanjutnya untuk melihat prospek pengembangan agroindustri kecap manis skala rumah tangga di Daerah Riau,
dibutuhkan kajian tentang kelayakan usaha ini khususnya aspek teknis, aspek finansial dan nilai tambah. Karena di Riau belum berkembang industri kecil kecap
air kelapa, maka studi kelayakan dilakukan berdasarkan kondisi pada industri kedelai skala rumah tangga. Industri tahu ”Sri Rezeki” adalah industri kedelai
skala rumah tangga di Kabupaten Siak yang bertahan sejak kenaikan harga kedelai import. Penelitian ini diharapkan mampu membuka peluang diversifikasi produk
pertanian dari kedelai berupa kecap manis air kelapa sehingga dapat mengurangi penggunaan kedelai dan dapat meningkatkan penghasilan masyarakat.
Masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah: 3
1. Bagaimana kelayakan teknis dan finansial agroindustri kedelai skala rumah tangga produk tahu dan kecap manis air kelapa.
2. Berapa besar nilai tambah kedelai setelah diolah menjadi produk tahu dan kecap manis air kelapa.
3. Bagaimana prospek usaha agroindustri kecap manis dibandingkan produk tahu yang saat ini diproduksi.
1.3. Tujuan