17 Prostaglandin dapat menimbulkan vasodilatasi dan meningkatkan aliran darah
lokal Ganiswarna, 1995. e.
Leukotrien Leukotrien dihasilkan dari substrat asam arakidonat melalui jalur
lipoksigenase. Enzim tersebut dijumpai di paru-paru, sel mast, platelet dan sel darah putih. Lipoksigenase-5 menghasilkan asam 5-hidroperoksieicosatetraenoat
5-HPETE, yang selanjutnya diubah menjadi leukotrien A
4
LTA
4
, selanjutnya diubah dua jalur yaitu 1. menjadi LTB
4
suatu agen kemotaktik poten bagi neutrofil dan makrofag, dan 2. jalur leukotrien sisteinil yaitu LTC
4
, LTD
4
, dan LTE
4
meningkatkan permeabilitas vaskuler, bronkokonstriksi. LTB
4
berperan penting dalam proses inflamasi Agung, 2012.
2.4.3 Mekanisme terjadinya radang
Proses inflamasi dimulai dari stimulus yang akan mengakibatkan kerusakan sel, sebagai reaksi terhadap kerusakan sel maka sel tersebut akan
melepaskan beberapa fosfolipida yang diantaranya adalah asam arakidonat. Senyawa ini merupakan mediator radang yang merupakan komponen utama lipid
dan hanya terdapat dalam keadaan bebas dengan jumlah kecil yang sebagian besar berada dalam fosfolipida membran sel. Bila membran sel mengalami kerusakan
oleh suatu rangsangan maka enzim fosfolipase diaktivasi untuk mengubah fosfolipida tersebut menjadi asam arakidonat.Setelah asam arakidonat tersebut
bebas akan diaktifkan oleh beberapa enzim, diantaranya lipooksigenase dan siklooksigenase. Enzim tersebut merubah asam arakidonat ke dalam bentuk yang
tidak stabil hidroperoksida dan endoperoksida yang selanjutnya dimetabolisme menjadi leukotrien, prostaglandin, prostasiklin dan tromboksan. Bagian leukotrien
Universitas Sumatera Utara
18 dan prostaglandin bertanggung jawab terhadap gejala-gejala peradangan
Katzung, 2002. Lipooksigenase merupakan enzim yang menghasilkan leukotrien,
leukotrien adalah senyawa sisteinil yang dibentuk sebagai hasil metabolisme asam arakidonat, zat ini juga merupaka mediator radang dan nyeri. Leukotrien pertama
yang dihasilkan disebut leukotrien A
4
LTA
4
yang tidak stabil, yang oleh hidrolase diubah menjadi LTB
4
dan LTC
4
melalui hidrolisis enzimatik. LTB
4
merupakan agen kemotaksis dan menyebabkan agregasi neutrofil LTC
4
dan yang terakhir dapat disintesis menjadi LTD
4
dan LTE
4
sehingga menyebabkan vasokonstriksi, bronkospasme dan meningkatkan permeabilitas vaskular
Robbins, dkk., 2007. Siklooksigenase terdiri dari dua iso enzim, yaitu COX-1 dan COX-2. Iso
enzim COX-1 terdapat kebanyakan di jaringan seperti di ginjal, paru-paru, platelet dan saluran cerna. Zat ini berperan pada pemeliharan perfusi ginjal, hemeostatis
vaskuler dan melindungi lambung dengan jalan membentuk bikarbonat dan lendir, serta menghambat produksi asam.Tromboksan yang disintesis trombosit oleh
COX-1, menyebabkan vasokonstriksi jantung dan menstimulasi agregasi darah trombosit.Prostaskilin terutama dibentuk di dinding pembuluh menyebabkan
vasodilatasi bronkus, lambung, rahim dan lain-lain antitrombotis, dan juga memiliki efek melindungi mukosa lambung dan ginjal sehingga bertanggung
jawab untuk efek samping iritasi lambung-usus. COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat dijaringan, tetapi dibentuk selama proses peradangan oleh sel-sel
radang.Prostaglandin merupakan metabolit utama jalur siklooksigenase yang menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan pemebentukan edema.
Universitas Sumatera Utara
19 Prostaglandin juga berperan dalam patogenesis nyeri dan demam pada inflamasi,
meningkatkan sensitivitas nyeri terhadap berbagai rangsang dan berinteraksi dengan sitokin yang menyebabkan demam Tjay dan Kirana, 2002.Bagan
mekanisme terjadi peradangan dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2Bagan mekanisme terjadinya peradangan Tjay dan Kirana, 2002. 2.4.4
Metode – metode uji antiinflamasi
a. Metode pembentukan udem buatan
Salah satu teknik yang paling umum digunakan berdasarkan kemampuan agen tersebut untuk menghambat produksi udem di telapak kaki tikus setelah
injeksi agen radang yang kemudian diukur volume radang. Volume radang diukur O
2 -
radikal Rangsang
Kerusakan Forfolipi
Forfolip Asam
Siklooksige Lipooksige
Endoperok Hidroperoksi
Trombo Prostasi
Prostagla Leukotrien
LT
LTC
4
-LTD
4
-
CO CO
Universitas Sumatera Utara
20 sebelum dan sesudah pemberian zat yang diuji. Penginduksi yang umum
digunakan dan memiliki kepekaan yang tinggi adalah karaginan Vogel, 2008. b.
Metode pembentukan eritema Metode ini berdasarkan pengamatan secara visual terhadap eritema pada
kulit hewan yang telah dicukur bulunya. Marmot secara kimiawi dihilangkan bulunya dengan suspensi barium sulfat, 20 menit kemudian dibersihkan dengan
air hangat. Hari esoknya senyawa uji disuspensikan dan setengah dosisnya diberikan 30 menit sebelum pemaparan UV. Setengahnya lagi setelah 2 menit
berjalan pemaparan UV. Eritema dibentuk akibat induksi sinar UV berjarak 20 cm, eritema dinilai 2 dan 4 jam setelah pemaparan Vogel, 2008.
c. Metode iritasi dengan panas
Metode ini berdasarkan pengukuran luas radang dan berat udem yang terbentuk setelah diinduksi dengan panas. Hewan diberi zat warna tripan biru
yang disuntik secara intravena, dimana zat ini akan berikatan dengan albumin plasma. Kemudian daerah penyuntikan tersebut dirangsang dengan panas yang
cukup tinggi. Panas menyebabkan pembebasan histamin endrogen sehingga timbul inflamsi. Zat warna akan keluar dari pembuluh darah yang mengalami
dilatasi bersama-sama dengan albumin plasma sehingga jaringan yang meradang kelihatan berwarna. Penilaian derajat inflamasi diketahui dengan mengukur luas
radang akibat perembesan zat ke jaringan yang meradang. Pengukuran juga dapat dilakukan dengan menimbang udem yang terbentuk, dimana jaringan yang
meradang dipotong kemudian ditimbang Vogel, 2008.
Universitas Sumatera Utara
21 d.
Metode pembentukan kantong granuloma Metode ini berdasarkan pengukuran volume eksudat yang terbentuk di
dalam kantong granuloma. Benda berbentuk pellet yang terbuat dari kapas yang ditanam di bawah kulit abdomen tikus menembus lapisan linia alba. Respon yang
terjadi berupa gejala iritasi, migrasi leukosit dan makrofag ke tempat radang yang mengakibatkan kerusakan jaringan dan timbul granuloma Vogel, 2008.
e. Metode iritasi pleura
Metode ini berdasarkan pengukuran volume eksudat yang terbentuk karena iritasi dengan induktor radang. Aktivitas obat yang diuji ditandai dengan
berkurangnya volume eksudat. Obat diberikan secara oral, satu jam kemudian disuntik dengan induktor radang seperti formalin secara intrapleura. Setelah 24
jam, hewan dibunuh dengan eter lalu rongga pleura dibuka dan volume eksudat diukur Vogel, 2008.
f. Metode induksi oxazolon udem telinga
Percobaan ini telinga tikus diinduksi 0,01 ml 2 larutan oxazolon ke dalam telinga kanan. Inflamasi terjadi dalam 24 jam, kemudian hewan
dikorbankan dibawah anastesi lalu dibuat preparat dengan 8 mm dan perbedaan berat preparat menjadi indikator inflamasi udem Vogel, 2008.
2.5 Obat Antiinflamasi