Perkenalan Exposition Pertikaian Inciting Force Perumitan Rissing Action

1. Perkenalan Exposition

Sejenak kemudian, seorang murid lain bertanya, “siapa nama guru baru itu?” “Miss Oishi”. Tapi dia kecil sekali. Aku jangkung, walaupun aku seorang Kobayashi- “Oishi” artinya “batu besar”, sedangkan “Kobayashi” artinya “kayu kecil”. Miss Kobayashi menggunakan permainan kata dari arti nama mereka ... ... ... Tiba-tiba saja sepeda itu sudah berada di depan mereka, mendatangi dengan cepat, seperti burung, dan pengendaranya adalah perempuan yang mengenakan pakaian model Barat. Dia tersenyum pada mereka dan menyapa, “Selamat pagii ” Lalu lenyap, seperti hembusan angin. ... ... ... “Tadi ada gadis berpakaian Barat baru saja lewat, naik sepeda Menurutmu itu si Ibu Guru, bukan?” “Apa dia memakai kemeja putih dan jas hitam, seperti laki-laki?” “Ya” halaman 20-24 Cuplikan diatas merupakan bagian dimana pengarang memperkenalkan tokoh utama cerita, yaitu Miss Oishi, menuliskan keadaan dan situasi yang melatar belakangi cerita tersebut.

2. Pertikaian Inciting Force

‘Dia anakku satu-satunya. Aku tidak bakal membolehkan dia datang ke desa kalian lagi. Orang-orang desa disana jahat sekali.”halaman 59 Cuplikan di atas merupakan bagian dimana pengarang mulai menampilkan pertikaian yang dialami tokoh, pertikaian ini bisa terjadi karena pertemuan dengan tokoh lain ataupun situasi sosial yang lain dan konflik mencul pada bagian ini. Dalam cuplikan tersebut yang Universitas Sumatera Utara berbicara adalah Ibu dari Miss Oishi yang merasa tidak ingin lagi anaknya kembali mengajar di desa tanjung tersebut.

3. Perumitan Rissing Action

Akan tetapi tujuan kedatangan kepala sekolah kemari bukanlah untuk mendesak ibu guru. Dia sekedar ingin menanyakan kesehatan Miss Oishi, sekaligus untuk membawakan kabar baik. Hari ini dia menyebut anak perempuan sahabatnya itu dengan nama depannya saja, sewaktu berbicara, “Hisako, Kau sudah mengorbankan salah satu kakimu, jadi ku pikir sebaiknya kau berhenti mengajar di sekolah cabang itu. Aku sudah mengambil keputusan untuk memindahkanmu ke sekolah utama, tapi kalau melihat caramu berjalan, kurasa kau belum bisa mengajar disana.” ... ... ... “Hisako, mengapa diam saja? Mengapa Kau tidak mengucapkan terima kasih?” ... ... ... “Jaga mulutmu Hisako Kau bahkan belum mengucapkan terima kasih selayaknya atas kebaikan hati Pak kepala sekolah. Aku membiarkanmu menjawab sendiri, tapi kau justru bicara yang tidak-tidak semenjak dia datang.” halaman 82-85 Cuplikan di atas merupakan bagian dimana pengarang mulai menampilkan pertikaian yang telah terjadi pada tahap sebelumnya menjadi semakin rumit, masalah yang terjadi pada tokoh semakin kompleks.

4. Krisis Crisis