berbicara adalah Ibu dari Miss Oishi yang merasa tidak ingin lagi anaknya kembali mengajar di desa tanjung tersebut.
3. Perumitan Rissing Action
Akan tetapi tujuan kedatangan kepala sekolah kemari bukanlah untuk mendesak ibu guru. Dia sekedar ingin menanyakan kesehatan Miss Oishi, sekaligus untuk
membawakan kabar baik. Hari ini dia menyebut anak perempuan sahabatnya itu dengan nama depannya saja, sewaktu berbicara, “Hisako, Kau sudah mengorbankan
salah satu kakimu, jadi ku pikir sebaiknya kau berhenti mengajar di sekolah cabang itu. Aku sudah mengambil keputusan untuk memindahkanmu ke sekolah utama, tapi
kalau melihat caramu berjalan, kurasa kau belum bisa mengajar disana.” ... ... ...
“Hisako, mengapa diam saja? Mengapa Kau tidak mengucapkan terima kasih?” ... ... ...
“Jaga mulutmu Hisako Kau bahkan belum mengucapkan terima kasih selayaknya atas kebaikan hati Pak kepala sekolah. Aku membiarkanmu menjawab sendiri, tapi
kau justru bicara yang tidak-tidak semenjak dia datang.” halaman 82-85 Cuplikan di atas merupakan bagian dimana pengarang mulai menampilkan pertikaian
yang telah terjadi pada tahap sebelumnya menjadi semakin rumit, masalah yang terjadi pada tokoh semakin kompleks.
4. Krisis Crisis
Mereka hidup dalam kekurangan, dan Mrs Oishi tidak mampu menyediakan bahan untuk membuat peti mati bagi Yatsu anaknya. Maka dia memutuskan untuk
Universitas Sumatera Utara
menggunakan sebuah meja tua yang sudah bobrok. Bunga-bunga juga tidak ada di kebun, maka Daikichi anak sulung dan Namiki anak kedua memetik sejumlah
bunga liat di pemakaman, untuk di persembahkan kepada adik perempuan mereka yang telah meninggal itu. halaman 207
Cuplikan di atas merupakan bagian dimana situasi semakin panas dan para pelaku sudah di beri gambaran nasib oleh pengarangnya.
5. Puncak Climax
Perang telah membuat orang-orang tidak mampu memiliki sepeda-padahal sepeda adalah kebutuhan sehari-hari. Setengah tahun setelah perang usai, masih sangat sulit
untuk membeli sepeda. Inilah masalah yang paling membebani Mrs Oishi ketika dia ditugaskan kembali ke desa Tanjung itu. Dulu setengah perjalanan ke sana bisa di
tempuh dengan naik bus, tapi semasa perang layanan bus dihentikan, dan sampai sekarang belum ada lagi. Semuanya sepertinya tidak ada cara lain selain berjalan
kaki sejauh delapan kilometer, yang semasa mudanya dulu pun biasa dia tempuh dengan bersepeda. Mrs Oishi khawatir akan jatuh sakit kalau mesti menggunakan
cara itu. halaman 194 Cuplikan di atas merupakan bagian dimana masalah yang telah terjadi dan semakin
rumit pada tahap sebelumnya datang semakin bertumpuk di bagian ini, bisa saja mungkin tokoh mengalami hal yang paling sulit dalam hidupnya di bagian ini dan masalah ini harus
segera diselesaikan.
Universitas Sumatera Utara
6. Anti Klimaks Falling Action
“Ada surat untuk Bu Guru Oishi.” Katsuko menyodorkan surat itu dengan bangga. Isinya : Hari minggu adalah satu-satunya hari libur Anda, berarti Anda tentunya sibuk
sekali di rumah. Tetapi kami sungguh berharap Anda bisa datang ke pesta kami pada hari minggu ini. Sebelum kami sempat mencari tahu, hari apa yang sekiranya sesuai
untuk Anda, gandum di ladang tahu-tahu sudah masak dan panen gandum sudah dekat. Berhubung kami merasa akan sulit mencari kesempatan lain untuk berkumpul, maka
kami mengatur acara ini dengan tergesa-gesa. Sebagian besar kawan-kawan sekelas kami kemungkinan akan datang, jadi, kira-kira bersediakah Anda untuk datang juga?...
halaman 229-230 ... ... ...
Saya rasa pengalaman-pengalaman hidup kami yang keras telah menjadikan kami lebih matang. Saya yakin kami sanggup melakukan hal-hal yang tidak bakal pernah
berani dilakukan oleh perempuan-perempuan yang menikah seperti Miisan, atau oleh para lajang yang penuh harga diri seperti Kotsuru atau Sanae. Benar, Matchan ? Mari
kita tunjukkan semangat kita pada mereka ” halaman 241 Cuplikan di atas merupakan bagian penyelesaian, persoalan yang datang dari tahap-
tahap sebelumnya mulai diselesaikan satu per satu, pada bagian ini masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara, bisa saja dengan mematikan tokoh cerita ataupun membiarkan tokoh
mengambang, hal ini sesuai dengan kreatifitas pengarang. Tahapan plot di bentuk oleh satuan-satuan peristiwa, setiap peristiwa selalu diemban
oleh pelaku-pelaku dengan perwatakan tertentu, selalu memiliki setting tertentu dan selalu
Universitas Sumatera Utara
menampilkan suasana tertentu pula. Sebab itulah dengan memahami plot pembaca dapat sekaligus berusaha memahami penokohanperwatakan maupun setting.
Dalam tahapan alur selalu terdapat konflik. Konflik merupakan inti dari sebuah alur. Konflik dapat diartikan sebagai sebuah pertentangan. Menurut Kosashi 2011: 226 bentuk-
bentuk pertentanga antara lain: 1.
Pertentangan Manusia dangan Dirinya sendiri;
2. Pertentangan Manusia dengan sesamanya;
3. Pertentangan manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan ekonomi, sosial,
politik dan budaya;
4. Pertentangan Manusia dengan Tuhan atau Keyakinannya
Bentuk-bentuk konflik inilah yang kemudian diangkat ke dalam novel dan menggerakkan alur cerita. Berdasarkan uraian tentang konflik di atas, maka konflik yang
terdapata dalam novel “Nijushi no Hitomi” karya Sakeo Tsuboi adalah pertentangan
manusia dengan lingkungannya ekonomi dan sosial. Akibat perang Jepang dengan China kehidupan desa kecil di Tanjung itu banyak mengalami perubahan dimana semua laki-laki
yang baru saja dewasa sudah harus menjadi tentara dan maju pada garis terdepan dalam perang tersebut. Disini Ibu Guru Oishi ingin menentang tetepi takut di bilang sebagai Golongan
“Merah”. Ibu Guru Oishi hanya bisa mengikuti jalan hidupnya. Kehidupan setelah perang membuat ekonomi penduduk desa tanjung maupun desa pohon pinus menurun. Bahkan umtuk
membeli pakaian pun tidak bisa. Layanan bus yang tadinya bisa mengantar dari satu desa ke desa lain juga terhenti karena perang.
Universitas Sumatera Utara
Alur atau plot di bagi menjadi 2 jenis yaitu: 1.
Alur maju adalah susunannya mulai dari peristiwa pertama, kedua, ketiga dan seterusnya sampai cerita itu berakhir.
2. Alur mundur adalah alur yang susunannya dimulai dari peristiwa terakhir,
kemudian kembali pada peristiwa awal kemudian kembali pada peristiwa akhir tadi.
Dari penjelasan alur atau plot di atas, maka alur yang ada pada novel “Nijushi no Hitomi” karya Sakae Tsuboi adalah alur campuran. Karena cerita dalam novel ini tidaklah
berurut dari awal, tetapi bolak balik dari masa depan kemudian kembali ke masa lalu.
2.2.3 Penokohan Perwatakan