Penokohan Perwatakan Resensi Novel “Nijushi no Hitomi” .1 Tema

Alur atau plot di bagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Alur maju adalah susunannya mulai dari peristiwa pertama, kedua, ketiga dan seterusnya sampai cerita itu berakhir. 2. Alur mundur adalah alur yang susunannya dimulai dari peristiwa terakhir, kemudian kembali pada peristiwa awal kemudian kembali pada peristiwa akhir tadi. Dari penjelasan alur atau plot di atas, maka alur yang ada pada novel “Nijushi no Hitomi” karya Sakae Tsuboi adalah alur campuran. Karena cerita dalam novel ini tidaklah berurut dari awal, tetapi bolak balik dari masa depan kemudian kembali ke masa lalu.

2.2.3 Penokohan Perwatakan

Penokohan dan perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batiniah yang dapat merubah, pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadat dan sebagainya. Menurut Jones dalam Nurgiantoro 1995: 165 penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Sedangkan menurut Kosashi 2011: 228 penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter dalam tokoh-tokoh cerita. Penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam ceritanya dan bagaimana pula prilaku tokoh-tokoh tersebut. Dalam penokohan ada 2 hal penting, yaitu pertama hubungan dengan teknik penyampaian dan yang kedua adalah hubungan dengan watak atau kepribadian tokoh yang ditampilkan. Kedua hal ini memilki hubungan yang sangat erat karena penampilan dan penggambaran sang tookoh harus mendukung watak tokoh tersebut Aminuddin, 2000: 79. Universitas Sumatera Utara Penokohan dalam novel “Nijushi no Hitomi” adalah sebagai berikut: 1. Miss Oishi Hisako Oishi adalah tokoh utama dalam novel “Nijushi no Hitomi” karya Sakae Tsuboi yang merupakan ibu guru dari desa Pohon Pinus yang mengajar di desa yang ada di tanjung. Sebagai seorang guru Miss Oishi berhasil menjadi guru yang disayangi oleh murid-muridnya karena kebaikan dan keteladanannya. Cuplikannya sebagai berikut: “Tak lama lagi akan ada ibu guru baru. Kalian semua mesti menjadi murid-murid yang baik, Ya ? Mau, kan ? Aku suka sekali mengajar disini, tapi sayangnya kakiku seperti ini. Aku akan kembali setelah sembuh nanti.” Anak-anak itu memandangi kaki Ibu Guru. Kedua mata Sanae berkaca-kaca; sengaja dia membuka matanya lebar-lebar supaya air matanya yang berkilat-kilat itu tidak tumpah. halaman 95 2. Orangtua Miss Oishi Ibu adalah orang yang sangat baik dan orang yang paling menyayangi Miss Oishi. Mereka hidup berdua sejak kematian sang ayah ketika Miss Oishi berumur tiga tahun. Cuplikannya sebagai berikut: ‘Dia anakku satu-satunya. Aku tidak bakal membolehkan dia datang ke desa kalian lagi. Orang-orang desa di sana jahat-jahat sekali”halaman 59 3. Kotoe Katagiri, anak perempuan seorang nelayan. Kotoe memiliki sifat yang sangat baik sebagai anak perempuan pertama. Di usianya yang sangat kecil dia harus mengurus adik- adiknya. Dia sangat menyesal telah dilahirkan sebagai anak perempuan. Cuplikannya sebagai berikut: Aku menyesal dilahirkan sebagai anak perempuan. Ayahku selalu mengeluh, kenapa aku bukan anak laki-laki. Gara-gara aku bukan anak lelaki, aku tidak bisa ikut menangkap ikan bersama ayahku; jadi. Ibuku yang pergi dengannya. Ibu Universitas Sumatera Utara menggantikan aku melaut, umtuk bekerja, pada hari-hari musim dingin yang menggigilkan dan pada hari-hari musim panas yang terik. Kalau sudah besar nanti, aku akan melakukan apapun sebisaku untuk ibu.”halaman 154 4. Fujiko Kinoshita, anak perempuan seorang bangsawan dan dia adalah orang yang sangat pendiam. Cuplikannya adalah sebagai berikut: Fujiko adalah anak perempuan yang berwajah pucat yang tampak tidak sehat. Dia selalu kelihatan menggigil, kedua tangannya dimasukkan ke balik lengan baju, sikapnya yang penuh harga diri nyaris tak kelihatan di balik tatapan matanya yang dingin dan muram, serta sifatnya yang tidak banyak berbicara.halaman 158 5. Tadashi Tanko Morioka, anak lelaki seorang ketua nelayan. Tanko adalah anak lelaki yang bercita-cita menjadi tentara dan nelayan. Cuplikannya adalah sebagai berikut: “Aku akan ikut kursus sekolah lanjutan disini. Setelah lulus, aku akan menjadi nelayan, sampai aku diterima sebaigai tentara.”halaman 158 6. Takeichi Takeshita, anak laki-laki cerdas seorang pedagang beras. Takeichi juga mempunyai cita-cita menjadi tentara. Cuplikannya adalah sebagai berikut: “Aku akan menjadi kadet. Kau tidak akan bisa mengalahkanku Tanko. Aku akan lansung menjadi letnan dua.” halaman 159 7. Nita Aizawa, anak lelaki cerewet bersuara lantang. Nita akhirnya tewas di medan perang. Cuplikannya adalah sebagai berikut: “Kau agak terlalu banyak ikut campur urusan orang lain, Master Nita Aizawa. Suaramu juga terlalu lantang. Mulai sekarang, kalau aku memanggil nama anak lain, aku ingin dia menjawab sendiri.” halaman 30 Universitas Sumatera Utara 8. Kotsuru Kabe, anak perempuan seorang pengantar barang; gadis yang banyak bicara. Anak perempuan yang bercita-cita menjadi bidan. Cuplikannya adalah sebagai berikut: “Kotsuru, sepertinya kau agak terlalu cerewet, ya ?Kau ingin menjadi bidan, bukan? Bidan yang baik tidak boleh terlalu banyak membicarakan orang lain. Ini pesan terakhirku untukmu. Jadilah bidan yang baik, ya?” Walaupun pada dasarnya dia anak yang lancang, Kotsuru mengangkat pundak dengan malu dan tersenyum dengan matanya yang sipit itu. “saya mengerti. Terima kasih.” halaman 165 9. Sanae Yamaishi, anak perempuan yang pemalu namun cerdas. Sanae bercita-cita menjadi seorang pendidik. Cuplikannya adalah sebagai berikut: “Dan Sanae, ku harap kau akan menjadi guru yang baik. Menurutku, sebaiknya kau belajar untuk lebih banyak berbicara.” halaman 165 10. Matsue Matchan Kawamoto, anak perempuan seorang tukang kayu. Kematian ibunya membuat anak perempuan ini harus mengurus semua adik-adiknya. Dan pada akhirnya dia hidup di lingkungan yang asing. Cuplikannya adalah sebagai berikut: “Kematian ibunya telah melemparkan gadis itu ke dalam lingkungan yang asing dan tak bisa di tebak”. halaman 151 11. Misako Miisan Nishiguchi, anak perempuan dari keluarga kaya. Misako adalah anak perempuan yang tidak terlalu pandai di kelasnya. Dia agak payah dalam pelajaran dasar- dasar aritmatika. Dia selalu tampak tertekan seusai sekolah, dia masih terus belajar untuk ujian masuk. Universitas Sumatera Utara Cuplikannya adalah sebagai berikut: “Kepalaku langsung pening ketika melihat angka- angka. Mana mungkin aku bisa ikut ujian? Lihat saja nanti, begitu hari ujian tiba, aku pasti sakit.” halaman 152 15. Isokichi Sonki Okada, anak lelaki seorang penjual tahu. Isokichi adalah salah satu yang selamat saat perang, meskipun dia kehilangan penglihatannya. Cuplikannya adalah sebagai berikut: “Besok malam saya akan berangkat ke Osaka untuk magang. Atasan saya akan mendaftarkan saya ke sekolah malam di sana.” halaman 168 16. Masuno Kagawa, anak perempuan pemilik restoran; dia memiliki bakat musik. Namun dia gagal untuk masuk sekolah lanjutan karena nenek dan ayahnya tidak mengizinkan. Cuplikannya adalah sebagai berikut: “nenek dan ayah Masuno sangat keberatan dia meneruskan sekolah lanjutan, jadi akhirnya dia menyerah. Kata mereka, tidak apa-apa kalau anak pemilik restauran manjadi pemain samisen, tapi mereka tidak mau dia menjadi penyanyi konser. Masuno menangis habis-habisan, bahkan sampai mogok makan segala....” halaman 164 17. Kichiji Kitchin Tokuda, anak lelaki pendiam

2.2.4 Latar Setting