Keras Analisis Pragmatik Cerita Novel “Nijushi no Hitomi” karya Sakae Tsuboi

Nilai yang dapat diangkat dari cuplikan diatas adalah sifat tegar harus kita miliki seperti Miss Oishi yang sangat tegar dalam menjalanjalankan hari-harinya.Dan bagaimana pun keadaan kita, kita harus tegar menghadapi hidup.Sebab cobaan menjadikan kita kuat.

3.2.4 Keras

Keras disini dalam arti baik. Miss Oishi disini sangat tidak menyukai kalau anak laki- laki harus menjadi tentara. Miss Oishi merasa percuma mengajar kalau akhirnya setengah dari murid laki-lakinya ingin menjadi tentara. Berikut adalah cuplikannya. Cuplikan 1 : Halaman 161 “Aku sudah muak sekali menjadi guru ” ... ... ... ... “Aku sudah mengajar murid-muridku sejak kelas satu, tapi sekarang lebih dari setengah murid lelaki malah ingin menjadi tentara. Kalau begitu apa gunanya mengajar? ... ... ... “Oh aku sudah muak dan lelah dengan semua urusan ini.Lebih parah lagi aku menikah dengan pelaut; betapa bodohnya aku.Seharusnya aku memetik pelajaran yang lalu-lalu dari ibu. Aku bahkan tidak mengenal ayahku, karena dia meninggal di medan perang ketika aku berusia 3 tahun. Analisis : Dari cuplikan cerita di atas dapat kita lihat bahwa Miss Oishi adalah orang yang keras dan merasa putus asa.Sifat ini merupakan sifat yang buruk dari Miss Oishi, tapi kalau kita lihat Universitas Sumatera Utara perjuangan Miss Oishi sebagai guru dari kelas satu yang banyak rintangan ada benarnya juga kekesalannya. Miss Oishi merasa menjadi tentara akan membuat anak lelaki yang baru saja tumbuh dewasa akan mati sia-sia di medan perang. Padahal sebenarnya mereka membela negara.Namun begitulah keadaan pada zaman itu, anak laki-laki yang mulai dewasa harus siap di tempatkan di daerah kemiliteran manapun. Dari segi pragmatik yang dijelaskan dalam teori Abrams menunjukkan bahwa Miss Oishi orang yang sangat keras, pekerja keras sampai dia tidak ingin hasil kerjanya sia-sia.Dia menganggap dengan separuh murid lelakinya menjadi tentara maka sia-sialah dia mengajar dari kelas satu.Namun memang harus begitu keadaannya. Nilai yang dapat diangkat dari cuplikan ini adalah seseorang yang menganggap semua sia-sia kalau harus menjadi tentara dan mati di medan perang. Padahal sebenarnya tidak. Mati di medan perang merupakan kehormatan untuk seorang lelaki pada masa itu. Cuplikan 2 : Halaman 162 “Kau menyalahkan semuanya pada ibu, ya?Bukankah kau sendiri yang memilih suamimu?Justru ibu yang ingin menyatakan keberatan waktu itu. Ibu pikir akan sangat berat akibatnya kalau kau mengalami nasib seperti ibu. Tetapi ibu menerima saja semua yang kau lakukan, sebab kau suka sekali pada laki-laki itu.Sedangkan sudah terlambat untuk berbicara begini.” “Aku mencintai dia bukan karena dia seorang pelaut.Pokoknya kau tidak mau mengajar lagi.” Universitas Sumatera Utara Ucapan Miss Oishi sungguh berbeda dengan yang dikatakannya di sekolah. Akan tetapi di balik cara bicaranya yang berubah-ubah itu, dia menyimpan rasa sayang yang sangat besar terhadap kehidupan manusia. Analisa : Dari cuplikan diatas menunjukkan alasan sebenarnya mengapa Miss Oishi tidak menyukai murid-muridnya mempunyai cita-cita menjadi tentara. Karena cintanya dia terhadap muridnya, dia sampai tidak rela kalau muridnya harus mati di medan perang. Disini terlihat bahwa Miss Oishi memiliki sifat yang keras kepala tetapi peduli terhadap sesama. Dari segi pragmatik yang dijelaskan dalam teori Abrams menunjukkan bahwa Miss Oishi adalah orang yang sangat peduli terhadap kehidupan sesama.Perjuangan selama mengajar Miss Oishi tidak mau menjadi sia-sia. Nilai yang dapat diangkat dari cuplikan tersebut adalah tidak ada yang sia-sia.Kita tetap harus peduli terhadap kehidupan sesama.Mau jadi apapun orang yang kita pernah ajarkan, kita tetap harus menerima.Hal itu juga karena pada masa itu memang negara membutuhkan tenaga anak lelaki.Tetap sabar dan kita harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kita. Cuplikan 3 : Halaman 202 ... ... ... “Tapi kalau tidak begini, Ibu tidak akan dihormati sebagai ibu prajurit yang gugur.” “Astaga” kata ibunya.“Kau masih kepingin menjadikan aku ibu prajurit yang gugur di medan perang?Aku sudah kehilangan suami.Apa itu belum cukup? Analisa : Universitas Sumatera Utara Dari cuplikan diatas tampak sifat Miss Oishi yang sangat keras dan memang tidak menyukai tentara ataupun prajurit. Padahal zaman itu mengharuskan anak laki-laki yang mulai dewasa wajib tes fisik dan wajib menjadi tentara untuk berjuang di medan perang. Dari segi pragmatik yang dijelaskan dalam teori Abrams, penulis melihat bahwa Miss Oishi adalah sosok yang sangat keras.Apa yang dia katakan tidak harus tetap tidak. Meskipun dia hanya mampu mengatakan itu kepada anak dan ibunya. Nilai yang dapat diangkat dari cuplikan tersebut adalah pada dasarnya kelembutan hati seorang ibu adalah anak-anaknya.Sekeras apapun orang tua itu adalah untuk yang terbaik bagi anaknya.

3.2.5 Baik Hati dan Cerdas