Metode Padan Metode Agih

Data penelitian ini adalah data verbal dan nonverbal. Pada langkah pengumpulan data, terdapat bermacam-macam metode. Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode simak dan metode cakap. Data lisan dikumpulkan dengan menggunakan metode simak dengan teknik lanjutan berupa teknik simak libat cakap dan teknik simak bebas libat cakap. Dalam teknik simak libat cakap, penulis terlibat langsung dalam dialog dengan narasumber. Pada topik pembicaraan penulis berusaha memunculkan calon data sambil merekam pembicaraan Sudaryanto, 1993: 133. Sedangkan dalam teknik simak bebas libat cakap, penulis tidak terlibat dalam dialog atau penulis hanya sebagai pemerhati yang menyimak dialog orang- orang yang sedang berdialog. Teknik simak bebas libat cakap lebih efektif digunakan untuk menjaring data tulis. Di sini pencatatan berperan penting untuk menjaring data. Teknik simak bebas libat cakap didukung dengan teknik rekam dan teknik catat Sudaryanto, 1993: 133- 135. Selanjutnya, digunakan metode cakap yang didukung teknik cakap semuka, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik cakap semuka diterapkan dengan cara penulis bertatap muka dan melakukan percakapan langsung dengan informan. Dalam hal ini peneliti mengarahkan topik pembicaraan sesuai dengan kepentingannya untuk memeroleh data yang diharapkan sambil merekam pembicaraan. Kemudian, penulis menggunakan teknik catat sekaligus merekam data yang diperoleh dari setiap informan ketika sedang melakukan percakapan langsung maupun ketika menyimak percakapan yang berlangsung. Sebagai penutur bahasa Karo, intuisi penulis juga dimanfaatkan untuk melengkapi data. Semua makian dikelompokkan berdasarkan referennya. Referen makian adalah nama hewan, bagian tubuh, keadaan fisik seseorang, keadaan mental, kekerabatan, profesi, dan makhluk halus.

3.3 Metode dan Teknk Analisis Data

Setelah data dikumpulkan tahap selanjutnya adalah menganalisis data. Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode padan dan metode agih. Cara kerja kedua metode tersebut dapat diringkas seperti di bawah ini.

3.3.1 Metode Padan

Metode padan adalah metode yang alat penentunya adalah di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan Sudaryanto, 1993: 13. Metode padan dilakukan untuk menentukan klasifikasi makian, yang terdiri atas nama hewan, bagian tubuh, keadaan fisik seseorang, keadaan mental seseorang, profesi, Kekerabatan, dan makhluk halus.

3.3.2 Metode Agih

Metode agih berperan penting dalam menganalisis dan membandingkan makna. Teknik analisis yang diterapkan adalah teknik ubah wujud dan teknik ganti yang dipakai untuk mengungkapkan makna asali yang dikandung makian BK. Penerapan teknik ubah wujud dalam menganalisis data adalah seperti yang diungkapkan oleh Sudaryanto 1993: 84 yakni adanya pengubahan wujud menghasilkan bentuk tuturan parafrase yang gramatikal secara bentuk dan berterima secara maknawi. Teknik ganti digunakan untuk menguji perilaku atau mengetahui kadar kesamaan kategori makian di dalam kalimat. Misalnya, untuk mengetahui makna biang ‘anjing’ dibandingkan dengan kata-kata lain dalam satu ranah semantis, yaitu makian yang bereferen nama hewan misalnya, babi ‘babi’ dan lembu ‘sapi’, seperti pada contoh di bawah ini. a Biang ‘anjing’ Bagi ?? Babi ‘babi e kin ko Dilatmu kau si enggo katakenmu. ?? Lembu ‘sapi’ “Seperti anjing kau Kau jilat kata-katamu sendiri.” b Babi ‘babi Bagi ??Biang ‘anjing’ e kin ko Man pe ko melket kel. ??Lembu ‘sapi’ ‘Seperti babi kau Kotor sekali caramu makan.’ Pada kalimat a dan b terlihat jelas bahwa kedua kata makian tersebut tidak dapat saling menggantikan meskipun dalam satu ranah yang sama, yaitu bereferen nama hewan. Setelah ditemukan komponen semantis yang terkandung pada makian dalam BK tersebut, dilakukan parafrase pada makna. Analisis data dapat dilihat seperti pada contoh berikut. a Asu ‘anjing’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y. X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X berpikir tentang Y: “Y melakukan sesuatu yang buruk. Y mengatakan sesuatu yang lain setelah sekarang. Sebentar mengatakan sesuatu seperti ini, sebentar tidak. Saya tidak ingin Y melakukan sesuatu seperti ini”. Ketika X berpikir seperti ini, X merasakan sesuatu yang buruk. X merasa Y sama seperti Z. Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan Y seperti ini. b Babi ‘babi’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y. X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X berpikir tentang Y: “Y melakukan sesuatu yang buruk. Sesuatuhal yang dilakukan Y terdengar sama seperti ini; Saya tidak ingin Y melakukan sesuatu seperti ini”. Ketika X berpikir seperti ini, X merasakan sesuatu yang buruk. X merasa Y sama seperti Z. Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan Y seperti ini.

3.3.3. Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data