Struktur Semantis Makian Bereferen Nama Hewan

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa setiap kata makian tidak dapat saling menggantikan meskipun dalam kategori yang sama, karena kata makian tersebut memiliki ciri semantis masing-masing.

4.2.1 Struktur Semantis Makian Bereferen Nama Hewan

Ada banyak jenis nama hewan yang diketahui oleh masyarakat Karo. Namun, tidak semua nama-nama hewan tersebut digolongkan sebagai kata makian. Dalam masyarakat Karo, nama hewan yang tergolong makian adalah hewan yang dekat dengan masyarakat tersebut. 1 Biang ‘anjing’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu terhadap Y. X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X berpikir tentang Y: “Y melakukan sesuatu yang buruk. Y mengatakan sesuatu yang lain setelah sekarang. Sebentar mengatakan sesuatu seperti ini, sebentar tidak. Saya tidak ingin Y melakukan sesuatu seperti ini”. Ketika X berpikir seperti ini, X merasakan sesuatu yang buruk. X merasa Y sama seperti Z. Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan Y seperti ini. Makian dalam BK tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen waktu, ujaran, substantif, penderita mental, evaluator, tindakan, pewatas, konsep logis, dan kesamaan dengan makna asali waktu, mengatakan, sesuatu, merasakaan, buruk, lain, sekarang, sebentar, tidak, ingin, seperti, karena, ini, dan sama sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘Y mengatakan sesuatu yang lain setelah sekarang. Sebentar mengatakan sesuatu seperti ini, sebentar tidak’. Biasanya orang yg dimaki akan marah karena disamakan seperti hewan, sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, biang memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [+bernyawa], dan [-insan]. 2 Babi ‘babi’ Pada waktu itu, X mengatakan pada Y. X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X berpikir tentang Y: “Y melakukan sesuatu yang buruk. Sesuatuhal yang dilakukan Y terdengar sama seperti ini: Saya tidak ingin Y melakukan sesuatu seperti ini”. Ketika X berpikir seperti ini, X merasakan sesuatu yang buruk. X merasa Y sama seperti Z. Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan Y seperti ini. Makian dalam BK tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, evaluator, pewatas, waktu, tindakan, konsep logis, dan kesamaan dengan makna asali mengatakan, meraskan, sesuatu, buruk, seperti, laku, tidak dan sama sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘Sesuatuhal yang dilakukan Y terdengar sama seperti ini”. Biasanya orang yang dimaki akan marah karena disamakan seperti hewan, sehingga terbentuk pola struktru “Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X”. Berdasarkan analisis tersebut, babi memliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas, [+temporal], [+konkret], [+bernyawa], dan [=insan]. 3 Lembu ‘Sapi’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y. X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X berpikir tentang Y: “Y melakukan sesuatu yang buruk: Y melakukan sesuatu jika X seseorang Mengatakan sesuatu: Saya tidak ingin Y melakukan sesuatu karena ini”. Ketika X berpikir seperti ini, X merasakan sesuatu yang buruk.. X merasa Y sama seperti Z. Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan Y seperti ini. Makian dalam BK tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, evaluator, pewatas, waktu, dan kesamaan dengan makna asal mengatakan, merasakan, sesuatu, buruk, seperti, dan sama sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘Y melakukan sesuatu jika X seseorang mengatakan sesuatu”. Biasanya orang yang dimaki akan marah karena disamakan seperti hewan, sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X”. Berdasarkan analisis tersebut, lembu memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [+bernyawa], dan [-insan]. 4 Menci ‘tikus’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y. X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X berpikir tentang Y: “Y melakukan sesuatu yang buruk. Saya tahu bahwa Y tidak mengatakan hal yang benar pada saya; Saya tidak ingin Y melakukan sesuatu seperti ini”. Ketika X berpikir seperti ini, X merasakan sesuatu yang buruk. X merasa Y sama seperti Z. Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan Y seperti ini. Makian dalam BK tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, evaluator, pewatas, waktu, dan kesamaan dengan makna asali mengatakan, merasakan, tahu, sesuatu, buruk, seperti, dan sama sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘Saya tahu bahwa Y tidak mengatakan hal yang benar pada saya’. Biasanya orang yang dimaki akan marah karena disamakan seperti hewan, sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, menci memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [+bernyawa], dan [- insan]. 5 Bengkala ’monyet’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y. X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X berpikir tentang Y. ‘Y melakukan sesuatu yang buruk. Y memikirkan dan melakukan sesuatu yang tidak baik; Saya tidak ingin Y melakukan sesuatu seperti ini’. Ketika X berpikir seperti ini, X merasakan sesuatu yang buruk. X merasa Y sama seperti Z. Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan Y seperti ini. Makian dalam BK tersebut dbentuk oleh kombinasi semantik substantif, predikat mental, evaluator, pewatas, waktu, tindakan, konsep logis, dan kesamaan dengan makna asali mengatakan, merasakan, memikirkan, tidak, baik, sesuatu, buruk, seperti, laku, dan sama sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘Y memikirkan dan melakukan sesuatu yang tidak baik’. Biasanya orang yang dimaki akan marah karena disamakan seperti hewan, sehingga terbentuk pola struktur: karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, bengkala memiliki fitur-fitur semantik, yakni [+entitas], [+temporal], [+konkret], [+bernyawa], dan [-insan]. 6 Biang kerangen ‘anjing hutan’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu terhadap Y. X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X berpikir tentang Y: “Y melakukan sesuatu yang buruk. Y mengatakan sesuatu yang lain setelah sekarang. Sebentar mengatakan sesuatu seperti ini, sebentar tidak. Saya tidak ingin Y melakukan sesuatu seperti ini”. Ketika X berpikir seperti ini, X merasakan sesuatu yang buruk. X merasa Y sama seperti Z. Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan Y seperti ini. Makian dalam BK tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen waktu, ujaran, substantif, penderita mental, evaluator, tindakan, pewatas, konsep logis, dan kesamaan dengan makna asali waktu, mengatakan, sesuatu, merasakaan, buruk, lain, sekarang, sebentar, tidak, ingin, seperti, karena, ini, dan sama sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘Y mengatakan sesuatu yang lain setelah sekarang. Sebentar mengatakan sesuatu seperti ini, sebentar tidak’. Biasanya orang yg dimaki akan marah karena disamakan seperti hewan, sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, biang kerangen memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [+bernyawa], dan [-insan].

4.2.2 Struktur Semantis Makian Bereferen Bagian Tubuh