Upaya – upaya yang Dilakukan Dalam Mengatasi Masalah Dan

commit to user 58 sebagai contoh yaitu dalam hal pembayaran dari pihak sekolahUP sekolah sudah menyelesaikan pesananorder sesuai permintaan konsumen kualitas dan kuantitas, tetapi pihak konsumen tidak melakukan pembayaran sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan hubungan antara SMK dengan konsumen tidak baikputus kerjasama.

3. Upaya – upaya yang Dilakukan Dalam Mengatasi Masalah Dan

Hambatan Dalam Pengelolaan Unit Produksi Dalam rangka mengatasi masalah dan hambatan yang terjadi dalam pengelolaan unit produksi, pihak sekolah melakukan upaya – upaya sebagai berikut : a. Mengusahakan agar waktu pelaksanaan UP dengan proses KBM tidak berjalan bersamaan. Dimungkinkan pelaksanaan UP dilaksanakan pada sore hari sampai malam hari dalam waktu pengerjaan pesanan. Sedangkan pagi hari dilaksanakan proses KBM. b. Mengusahakan agar ada guru yang fokus pada KBM dan ada guru yang khusus fokus pada UP. Dimungkinkan ada tenaga khusus pengelola UP yaitu adanya tenaga ahli dari luar yang didatangkan untuk membantu dalam UP, tenaga ahli misalnya alumni yang berkompetensi dalam UP. c. Berusaha untuk menyusun kurikulum pendidikan yang dirasa sesuai dengan kebutuhan di Industri. Namun demikian ada kompetensi – kompetensi tertentu yang bisa digunakan untuk menyelesaikan orderproduk pesanan. d. Berusaha untuk membeli alat ataupun berusaha mendapatkan hibah alat dari instansi yang terkait dalam rangka pemenuhan kebutuhan alat. Di samping itu mengusahakan agar waktu pelaksanaan UP dengan proses KBM tidak berjalan bersamaan. Dimungkinkan pelaksanaan UP dilaksanakan pada sore hari sampai malam hari dalam waktu pengerjaan pesanan. Sedangkan pagi hari dilaksanakan proses KBM. Sehingga dalam penggunaan peralatanfasilitas antara pelaksanaan UP dan KBM tidak bersamaan. e. Mengusahakan lebih mensosialisasikan pelaksanaan UP ke sekolah lain, terutama pelaksanaan UP Pelatihan. Di samping hal itu,sekolah juga berusaha commit to user 59 lebih meningkatkan kinerja UP terutama UP pada program keahlian yang belum berjalan secara maksimal. f. Mengusahakan sebaik mungkin agar produk UP tidak kalah saing dengan produk industri baik kualitas maupun harga. Secara kualitas produk UP tidak kalah dengan produk industri. Dalam bentuk produk barang khususnya program keahlian TAV, produk UP secara kualitas tidak kalah saing dengan produk industri. Produk industri lebih unggul dari bentuktampilan luar dari produk. Hal ini disebabkan karena UP sekolah keterbatasan akan fasilitasperalatan yang modern, sedangkan industri didukung dengan fasilitas yang lebih modern. g. Pihak sekolah sudah memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen dengan cara menyelesaikan order sesuai pesananpermintaan konsumen waktu, kualitas dan kuantitas.

C. Interpretasi Data Hasil Penelitian

1. Model Pengelolaan Unit Produksi Di SMK Negeri 2 Klaten

Pengelolaan unit produksi SMK Negeri 2 Klaten secara garis besar sudah berjalan cukup baik. Tiap – tiap program keahlian sedikit banyak sudah dapat mengelola unit produksi pada jurusan masing – masing dengan cukup baik. Pengelolaan UP tiap – tiap jurusan ditinjau dari beberapa aspek sudah terlaksana cukup baik, aspek tersebut meliputi : a. Input SDM, modal, metode dan fasilitas Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari dua sumber, yaitu SDM dari dalam sekolah dan SDM dari luar sekolah. Sumber daya manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan toolman dan siswa. Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : tenaga ahli pelaksana penggunaan mesin. Semua SDM tersebut harus saling mendukung guna mencapai tujuan pendirian unit produksi sekolah secara efektif dan efisien. Adapun modal atau sumber biaya yang dipakai dalam kegiatan unit produksi adalah untuk produk barang pada saat PBM menggunakan dana dari sekolah, sedangkan jasa dan pelatihan pinjam dari bendahara sekolah. Di samping