MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) (Studi Kasus SMK Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2008 2009)

(1)

commit to user

MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN (SMK)

(Studi Kasus : SMK Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009)

Skripsi

Oleh:

SRI LESTARI K 1504040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010


(2)

commit to user

ii

Skripsi

MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN (SMK)

(Studi Kasus : SMK Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009)

Oleh:

SRI LESTARI K 1504040

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Sipil/ Bangunan Jurusan Pendidikan

Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010


(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 24 Agustus 2010

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Agus Efendi, M.Pd Drs. Bambang Sulistyo Budhi NIP. 19670819 199303 1 002 NIP. 19501004 197501 1 002


(4)

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada hari : Selasa

Tanggal : 24 Agustus 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sutrisno, ST. M.Pd ...

Sekretaris : Eko Supri Murtiono, ST. MT ………

Anggota I : Drs. Agus Efendi, M.Pd ……….

Anggota II : Drs. Bambang Sulistyo Budhi ……….

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001


(5)

commit to user

v

ABSTRACT

Sri Lestari. PRODUCTION UNITS IN THE MANAGEMENT MODEL SCHOOL Vocational MEDIUM (CASE STUDY: SMK NEGERI 2 KLATEN ACADEMIC YEAR 2008/2009). Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Eleven University of Science Education Maret Surakarta, October 2010.

The purpose of this study were: (1) To know the Model Management Production Unit at SMK Negeri 2 Klaten (2) To know the factors - factors that hamper execution of Production Unit at SMK Negeri 2 Klaten (3) For know how that is done by managers in overcoming the Production Unit barriers - barriers.

This research is a method that uses qualitative. Sources of data in this study was resource persons / informants, where or research sites, archives and documents. The sampling technique is purposive sampling. Data collection techniques were interviews, Direct Observation and Recording Documents. The validity of data using triangulation of data (source). Analysis of the data used in the form of analysis interactive.

Based on the results of this study concluded: (1) Management unit production at SMK Negeri 2 Klaten are as follows: In the implementation of UP SMK Negeri 2 Klaten oriented to providing services, products and training. UP aspects include: (a) input, the form of human resources (HR), capital methods and facilities (b) Management functions include planning, organizing and controlling (c) Implementation of yield-oriented services, products and training (d) Marketing (e) Customer Service (f) Output, skilled workers and ready to use in industry, as well as producing products or services that are salable and trainees have the skills (skills) which can be applied to industrial world. (2) factors - factors that manghambat implementation of the Production Unit at SMK Negeri 2 Klaten are as follows: (a) The execution, production units in the smk is still relatively less (b) Curriculum learning in schools (c) Limitations tool (d) Competition with industry (e) Relationshi with market or consumer, there are some cases that make relationship between production units and consumers smk be not good. (3) How overcoming obstacles - obstacles in the implementation of Production Unit at SMK Negeri 2 Klaten are as follows: (a) Ensuring that the implementation time UP with KBM process does not run concurrently. (B) The school seeks to develop educational curriculum that is felt appropriate to the needs of the industry. (C) Improving the implementation of maintenance tools for the tool used to work optimally. In addition, the CMS trying to buy equipment or trying to get grants from institutions related equipment (d) Ensuring the best possible product for UP is no less competitive with products industry both in quality and price (e) The school has given best possible services to consumers for established relationships good between the school with the industry.


(6)

commit to user

vi

ABSTRAK

Sri Lestari. MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS : SMK NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2008/2009). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui Model Pengelolaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten (2) Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat pelaksanaaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten (3) Untuk mengetahui cara yang dilakukan oleh pengelola Unit Produksi dalam mengatasi hambatan – hambatan tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah narasumber/informan, tempat atau lokasi penelitian, arsip dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah Wawancara, Observasi Langsung dan Mencatat Dokumen. Validitas data menggunakan trianggulasi data (sumber). Analisis data yang digunakan berupa analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Pengelolaan unit produksi di SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut : Dalam pelaksanaan UP SMK Negeri 2 Klaten berorientasi menghasilkan jasa, produk dan pelatihan. Aspek UP meliputi : (a) Input, berupa sumber daya manusia (SDM), modal, metode dan fasilitas (b) Fungsi Manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian (c) Pelaksanaan berorientasi menghasilkan jasa, produk dan pelatihan (d) Pemasaran (e) Pelayanan Konsumen (f) Output, tenaga yang terampil dan siap pakai di industri, serta menghasilkan produk maupun jasa yang laku jual dan peserta pelatihan memiliki ketrampilan (skill)

yang dapat diterapkan didunia industri. (2) Faktor – faktor yang manghambat pelaksanaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut : (a) Waktu pelaksanaan, unit produksi di smk ini masih relatif kurang (b) Kurikulum pembelajaran di sekolah (c) Keterbatasan alat (d) Persaingan dengan industri (e) Hubungan dengan pasar atau konsumen, adanya beberapa kasus yang membuat hubungan antara unit produksi smk dan konsumen menjadi tidak baik. (3) Cara mengatasi hambatan - hambatan dalam Pelaksanaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut : (a) Mengusahakan agar waktu pelaksanaan UP dengan proses KBM tidak berjalan bersamaan. (b) Pihak sekolah berusaha untuk menyusun kurikulum pendidikan yang dirasa sesuai dengan kebutuhan di Industri. (c) Memperbaiki pelaksanaan perawatan alat agar alat yang dipergunakan dapat bekerja secara maksimal. Selain itu pihak SMK berusaha untuk membeli alat ataupun berusaha mendapatkan hibah alat dari instansi yang terkait (d) Mengusahakan sebaik mungkin agar produk UP tidak kalah saing dengan produk industri baik kualitas maupun harga (e) Pihak sekolah sudah memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen agar terjalin hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan pihak industri.


(7)

commit to user

vii

MOTTO

Jadikanlah Sabar dan Sholat sebagai Penolongmu, dan Sesungguhnya yang demikian itu sangat Berat, kecuali bagi Orang-orang yang Khusyu’

( Qs. Al Baqarah : 45 )

Sesunguhnya Sesudah Kesulitan itu ada Kemudahan. ( Qs. An Nashr )

Hidup Adalah Perjuangan.

Hidup Adalah Belajar, Belajar menjadi lebih Baik.

Belajar bersyukur meski tak cukup, Belajar ikhlas meski tak rela, Belajar taat meski berat, Belajar sabar meski terbebani.

Tidak Ada Harga Atas Waktu, tetapi Waktu sangat Berharga,

Memiliki Waktu tidak menjadikan Kita Kaya tetapi menggunakannya dengan Baik adalah Sumber dari semua Kekayaan.


(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Segala yang pernah dilalui jadikanlah suatu pengalaman, segala yang sedang dilalui adalah kenyataan, dan segala yang akan dilalui adalah harapan dan cita-cita

Karya ini dipersembahkan kepada: 1. Allah SWT

2. Kupersembahkan karyaku ini untukmu wahai bangsa Indonesiaku, semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan hidayah-Nya kepadamu dalam menghadapi kemelut bangsa ini. 3. Ibu dan Ayah tercinta (yang akan selalu ada dalam

setiap do’a ku) 4. Keluargaku

5. Rekan-rekan PTS/ B 6. Almamater


(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS Surakarta.

4. Kepala Sekolah dan keluarga besar SMK Negeri 2 Klaten. 5. Bapak Drs. Agus Efendi, M.Pd, Sebagai Dosen Pembimbing I 6. Bapak Drs. Bambang Sulistyo Budhi Sebagai Dosen Pembimbing II

7. Kedua orang tuaku dan keluarga atas dukungan moril dan material yang telah diberikan selama ini.

8. Teman-teman PTB 2004 dan semua teman-teman kampus PTK.

9. Rekan-rekan kos.

10.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan dukungan dan bantuan sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan di dalam penyusunan Skripsi ini yang sebenarnya tidak dikehendaki. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu


(10)

commit to user

x

pendidikan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan oleh semua pihak. Semoga Allah Ta’ala selalu membimbing kita semua. Amin.

Surakarta, Oktober 2010


(11)

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PENGAJUAN ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C.Tujuan Penelitian ... 3

D.Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

A. Tinjauan Pustaka ... 4

1. Model ... 4

2. Pengelolaan ... 4

3. Unit Produksi ... 5

4. Pendidikan Kejuruan ... 8

B. Penelitian yang Relevan ... 10

C. Kerangka Bepikir ... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 15

A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 15


(12)

commit to user

xii

C.Sumber Data ... 17

D.Teknik Sampling (Cuplikan) ... 18

E. Teknik Pengumpulan Data ... 18

F. Validitas Data ... 19

G.Analisis Data ... 20

H.Prosedur Penelitian ... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 23

A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 23

B. Deskripsi Temuan Studi Penelitian ... 30

C.Interprestasi Data Hasil Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 65

A.Kesimpulan ... 65

B. Implikasi ... 67

C.Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Jadwal Penelitian... 15 Tabel 2 Rencana Kegiatan Unit Produksi SMK ... 33 Tabel 3 Daftar Hasil Benda Kerja Siswa yang sudah Terjual Prgram

Keahlian Teknik Audio Video ... 44 Tabel 4 Daftar Hasil Benda Kerja Siswa yang sudah Terjual Program


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Berpikir ... 14

Gambar 2 Teknik Validitas Data ... 20

Gambar 3 Proses Analisis Interaktif ... 20

Gambar 4 Struktur Organisasi Sekolah... 26

Gambar 5 Struktur Organisasi Unit Produksi SMK/Pusat ... 36

Gambar 6 Alur Kegiatan Unit Produksi SMK ... 37

Gambar 7 Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian Konstruksi Batu Beton ... 40

Gambar 8 Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian Teknik Audio Video... 43

Gambar 9 Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian Instalasi Listrik ... 47

Gambar 10 Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian Teknik Pemesinan ... 50

Gambar 11 Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian Teknik Pengecoran Logam ... 55


(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Unit Produksi ... 71

Lampiran 2. Foto Hasil Pelaksanaan Unit Produksi (Produk) ... 79

Lampiran 3. Pedoman Wawancara dan Observasi ... 89

Lampiran 4. Pelaksanaan Penelitian ... 138


(16)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, dalam dunia industri juga mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga membutuhkan tenaga terampil yang siap kerja di dunia industri. Untuk menghadapi kenyataan diatas maka diperlukan suatu lembaga atau badan institusi pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga kerja terampil dan siap pakai di dalam dunia industri maupun dunia usaha. Dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu badan institusi pendidikan yang bertujuan mencetak tenaga kerja terampil yang siap pakai di dunia industri maupun dunia usaha. Snedden (1971) menerangkan bahwa “Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan, otomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya.”

Perkembangan dunia industri dan dunia usaha yang semakin pesat, mempengaruhi permintaan dunia industri dan dunia usaha akan kebutuhan tenaga kerja terampil dan siap pakai di dalam dunia industri maupun dunia usaha serta menguasai bidang teknologi industri tertentu akan terus meningkat. Atas dasar tersebut pemerintah Indonesia menempatkan pendidikan dan pelatihan kejuruan serta teknologi pada prioritas yang utama. Salah satu kebijakan yang dapat membantu terwujudnya hal tersebut di atas adalah mendirikan unit – unit usaha di setiap SMK yang dapat dikelola secara profesional. Pendirian unit produksi dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme dan menumbuhkan jiwa kewiraswastaan guru, staf dan siswa. Alternatif ini diambil karena SMK mempunyai sumber daya manusia dan sarana yang tidak kalah dengan dunia kerja. Upaya pemberdayaan sekolah melalui unit produksi ini juga diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Unit Produksi di SMK.


(17)

commit to user

Selain itu, ISO (International Organization for Standardization) sebagai badan internasional yang mengurusi sertifikasi ISO bagi perusahaan – perusahaan di dunia mengeluarkan standar atau sertifikan yang mewajibkan suatu badan atau institusi untuk menghasilkan suatu barang produksi yang mempunyai kualifikasi kualitas tertentu (kestabilan mutu produk).

Kenyataan pelaksanaan dilapangan menunjukkan bahwa kebijakan pendirian unit produksi di SMK tidaklah mudah, banyak sekali hambatan yang ditemui. Hambatan tersebut bisa dilihat dari potensi wilayah, potensi sekolah, sumber daya sekolah, tingkatan sekolah, sistem sekolah dan lainnya. Hambatan – hambatan tersebut berakibat pada pelaksanaan pendirian unit produksi berjalan apa adanya dan belum mengarah pada bentuk usaha yang sungguh – sungguh dan dikelola secara profesional (Kir Haryono, 1996). Hambatan dan masalah yang dihadapi sekolah dalam pelaksanaan unit produksi merupakan kenyataan yang perlu dikaji. Oleh karena itu, perlu diadakannya penelitian yang mengungkap lebih jauh tentang keberhasilan pengelolaan unit produksi di SMK.

Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian pada SMK Negeri 2 Klaten dengan judul Model Pengelolaan Unit Produksi Di SMK Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Model Pengelolaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten ? 2. Apakah faktor – faktor yang menghambat pelaksanaaan Unit Produksi di

SMK Negeri 2 Klaten ?

3. Bagaimana cara yang dilakukan oleh pengelola Unit Produksi SMK dalam mengatasi hambatan – hambatan tersebut ?


(18)

commit to user C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Model Pengelolaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten.

2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat pelaksanaaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten.

3. Untuk mengetahui cara yang dilakukan oleh pengelola Unit Produksi dalam mengatasi hambatan – hambatan tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

a. Untuk memperkaya khasanah penelitian yang menyangkut dan berhubungan dengan Model Pengelolaan Unit Produksi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

b. Sebagai pertimbangan untuk penelitian yang lebih lanjut.

c. Sebagai pembanding untuk pengembangan pada penelitian yang sejenis. 2. Secara Praktis

a. Bagi kepala SMK Negeri 2 Klaten, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan unit produksi dan sebagai terobosan untuk mengatasi kekurangan unit produksi yang sedang dilaksanakan.

b. Bagi pengelola unit produksi SMK Negeri 2 Klaten, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan gambaran dasar untuk mengadakan perbaikan dan pengembangan.

c. Sebagai bahan informasi bagi pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Model Pengelolaan Unit Produksi SMK Negeri 2 Klaten.


(19)

commit to user

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Model

Pengertian model menurut kamus besar bahasa Indonesia ” Model diartikan sebagai pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan ”. (Departemen P dan K, 1984: 75). Sedangkan menurut Simamarta (1983: ix), mengartikan : ” Model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang menyeluruh”. Lebih lanjut lagi, Simamarta (1983: ix), mengartikan : ” Model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya.

(http://www.damandiri.or.id/, 28 Desember 2008)

Berdasarkan pendapat – pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model merupakan suatu bentuk pola yang dicontoh, baik dalam bentuk fisik suatu hasil kerja atau gambaran (abstraksi) kenyataan.

2. Pengelolaan

Pengelolaan berasal dari kata kelola. Menurut W. J. S. Poerwadarminta (1976: 469) ”Kelola, mengelola (kan) : mengurus (perusahaan, pemerintahan, dsb); melakukan (pekerjaan dsb); menyelenggarakan (perayaan dsb).” Lebih lanjut lagi, W. J. S. Poerwadarminta (1976: 469) mengartikan pengelolaan sebagai penyelenggaraan.

Sedangkan Arikunto (1989) mengemukakan bahwa : ” Pengelolaan sama pengertiannya dengan manajemen yaitu pengurusan ”. Pendapat ini diperkuat oleh Pidarta (1988) bahwa manajemen mengandung pengertian : mengelola. Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan mengandung pengertian yang sama dengan manajemen. Jadi pengelolaan dapat diartikan sebagai cara untuk mengurus atau menyelenggarakan sesuatu.


(20)

commit to user 3. Unit Produksi (UP)

Salah satu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan profesionalisme dan menumbuhkan jiwa kewiraswastaan guru, staf dan siswa SMK yaitu dengan pendirian unit produksi.

a. Pengertian Unit Produksi

Unit Produksi sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut :

1) Menurut Sukardi (1992), ”Unit Produksi adalah bagian dari perkembangan kegiatan bengkel yang difokuskan kepada memproduksi barang atau jasa tersebut, atau pesanan dari masyarakat sekitar sekolah”.

2) Kepmendikbud Nomor 0490/U/1992 pasal 44 ayat 8 mendefinisikan Unit Produksi sebagai satuan usaha pada SMK yang memproduksi barang atau layanan jasa yang pelaksanaannya diintegrasikan kedalam kegiatan kurikulum atau ekstra kurikuler.

3) Dikmenjur (1993) mendefinisikan Unit Produksi adalah suatu upaya mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh SMK, agar dapat dimanfaatkan untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan dan peningkatan kesejahteraan warga SMK.

4) Dikmenjur (1997) mendefinisikan unit produksi sekolah adalah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan di dalam sekolah, bersifat bisnis ( profit oriented ) dengan para pelaku warga sekolah, mengoptimalkan sumber daya sekolah dan lingkungan, dalam berbagai bentuk unit usaha sesuai dengan kemampuan yang dikelola secara profesional.

Berdasarkan pendapat – pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa unit produksi sebagai suatu usaha adalah suatu aktifitas yang berkesinambungan dalam mengelola sumber daya sekolah untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan dijual untuk mendapatkan keuntungan.


(21)

commit to user b. Tujuan Unit Produksi

Penyelenggaraan dan pengembangan unit produksi di SMK mempunyai tujuan yang berdasarkan pengertian unit produksi.

1) Di dalam Kepmendikbud nomor 0490/U/1992 pasal 29 ayat 2 menyebutkan bahwa :

Tujuan unit produksi adalah : (1) memberi kesempatan kepada siswa dan guru mengerjakan pekerjaan praktek yang berorientasi kepada pasar ; (2) mendorong siswa dan guru dalam hal pengembangan wawasan ekonomi dan kewiraswastaan ; (3) memperoleh dana tambahan bagi penyelenggaraan pendidikan ; (4) meningkatkan pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada disekolah ; dan (5) meningkatkan kreatifitas siswa dan guru. 2) Sedangkan Sukardi (1992) mengemukakan bahwa :

Tujuan unit produksi di sekolah kejuruan adalah : (1) Mendidik para lulusan agar mempunyai kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat ; (2) Menimbulkan kepercayaan kepada calon guru untuk menciptakan pekerjaan ; (3) Sebagai tempat latihan kerja dan memperoleh pengalaman bekerja dengan masyarakat.

3) Sarbiran (1992) juga menyatakan bahwa tujuan unit produksi adalah :

”Memberikan pelayanan sebagai suatu bentuk aktualisasi pengabdian lembaga pendidikan kepada masyarakat”.

4) Oleh Dikmenjur (1997) tujuan unit produksi diperinci lagi yaitu :

Tujuan penyelenggaraan unit produksi adalah : (1) untuk meningkatkan kualitas tamatan dalam berbagai segi terutama dalam hal pengetahuan dan keterampilan ; (2) sebagai sarana praktek kerja langsung siswa ; (3) membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya – biaya pendidikan lainnya ; (4) menambah semangat kebersamaan ; (5) untuk mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktek siswa ; (6) melatih keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan ;(7) mendukung pelaksanaan dan pencapaian Pendidikan Sekkolah Seutuhnya (PSS) ; (8) memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk mengerjakan pekerjaan praktek berorientasi pasar ; (9) meningkatkan kreatifitas siswa dan guru ; (10) menumbuhkan sikap profesional produktif pada siswa dan guru ;(11) melatih siswa untuk tidak tergantung kepada orang lain ;(12) sebagai wadah PSG bagi siswa yang tidak mendapatkan tempat pelatihan ;(13) menjalin hubungan yang lebih baik dengan usaha / industri atau masyarakat lain atas terbukanya fasilitas untuk umum dan hasil – hasil produksinya ; dan (14) meningkatkan kegiatan intra, ko dan ekstra kurikuler.


(22)

commit to user c. Fungsi unit produksi

Unit produksi yang layak bisa dijadikan wahana belajar sambil bekerja

(learning by doing) bagi siswa SMK atau tempat magang bagi tamatan yang belum bekerja (Dikmenjur, 1993).

Menurut Dikmenjur (1997) disebutkan bahwa unit produksi pada sekolah kejuruan berfungsi untuk :

1) Membuat keputusan – keputusan penting dan mengambil resiko tentang tujuan dan sasaran usaha sekolah pada bidang apa saja sebagai peluang, pasar mana saja yang akan dilayani, skala usaha, permodalan, kriteria pegawai/karyawan, dan cara – cara pengawasan serta pengendaliannya. 2) Mencari dan menciptakan berbagai cara baru, terobosan baru dalam

mendapatkan masukkan, kerjasama dengan dunia usaha lain, serta mengolah bahan (input) menjadi barang atau jasa (output) yang menarik dan memasarkannya untuk memuaskan langganan dan sekaligus memperoleh keuntungan bagi sekolah dan warga sekolah baik secara edukatif, ekonomi maupun sosial.

3) Mengenali lingkungan dalam rangka mencari dan menciptakan peluang usaha serta untuk memanfaatkan mengendalikan lingkungan kearah yang menguntungkan bagi sekolah dan warga sekolah.

4) Sebagai pengembangan usaha yang dimungkinkan dapat menciptakan lapangan kerja, mengahasilkan barang/jasa yang lebih baik, bermanfaat dan melakukan pengembangan/akumulasi modal manusia dan sarana teknologi di sekolah.

d. Manfaat Unit Produksi

Penyelenggaraan dan pengembangan unit produksi di SMK menurut Dikmenjur (1997) akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1) Manfaat edukatif, yaitu : (1) dapat meningkatkan pengetahuan siswa, guru dan karyawan ; (2) dapat meningkatkan keterampilan siswa, guru dan karyawan ; (3) dapat meningkatkan kemampuan berorganisasi warga sekolah dalam bidang usaha ; (4) melatih disiplin dan inisiatif ; (5) melatih siswa memberikan jasa pelayanan ; (6) menambah intensitas belajar siswa ; (7) membantu terselenggaranya PBM dengan lebih baik ; (8) membantu pelaksanaan PSG ; (9) sebagai wahana pelatihan kejuruan, belajar sambil bekerja/tempat magang bagi tamatan yang belum bekerja ; dan (10) dapat mengikuti perkembangan IPTEK.

2) Manfaat Ekonomis Bagi Warga Sekolah, yaitu : (1) meningkatkan penghasilan bagi guru dan karyawan ; (2) meningkatkan kesejahteraan bagi siswa, guru dan karyawan ; (3) meningkatkan keberanian mengambil sikap berusaha yang diperhitungkan secara ekonomis ; (4)


(23)

commit to user

menurunkan biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh siswa ; dan (5) menciptakan lapangan kerja bagi warga sekolah.

3) Manfaat Ekonomis Bagi Sekolah, yaitu : (1) meningkatkan pendapatan sekolah menuju kearah mandiri ; (2) menambah sumber biaya perawatan fasilitas sekolah ; (3) menambah sumber biaya operasional pendidikan (PBM praktek) di sekolah ; dan (4) dapat menambah jumlah fasilitas belajar mengajar di sekolah.

4) Manfaat Sosial, yaitu : (1) secara intern sekolah, dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan tanggungjawab antar warga serkolah dalam melaksanakan proses pendidikan, di samping itu dapat menumbuhkan semangat usaha bersama antar warga sekolah untuk meningkatkan kehidupannya ; (2) secara ekstern (diluar sekolah) dapat mensosialisasikan sekolah dengan masyarakat umum, dunia usaha, lembaga dan lain – lain, baik mengenai operasionalisasi pendidikan, tamatan yang dihasilkan serta produk usaha yang dihasilkan.

4. Pendidikan Kejuruan

Salah satu lembaga penyelenggara Unit Produksi adalah pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. (UUSPN 2 1989)

b. Dalam PP 28 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.

c. Menurut Snedden (1971: 8) “Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan, otomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya”.

d. ”Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pendidikan khusus

(specialized education) karena kelompok pelajaran atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan dirinya bagi lapangan pekerjaan di masa mendatang.”( Suharsimi Arikunto, 1990: 1)


(24)

commit to user

Jadi pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk atau meghasilkan lulusan yang terampil dalam salah satu bidang keahlian tertentu, sehingga lulusan tersebut akan dapat bekerja dalam bidang tertentu tersebut.

Pendidikan kejuruan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pendidikan umum, baik itu ditinjau dari kriteria pendidikan, subtansi pelajaran dan lulusan. Sonhadji (2006) dalam http: //www.acehforum.or.id/, 28 Desember 2008 menyebutkan:

Kriteria yang harus dimiliki oleh pendidikan kejuruan adalah: (1) orientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja; (2) jastifikasi khusus pada kebutuhan nyata di lapangan; (3) fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif; (4) tolok ukur keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah; (5) kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja; (6) memerlukan sarana dan prasarana yang memadai; dan (7) adanya dukungan masyarakat.

Salah satu contoh penyelenggara pendidikan kejuruan tingkat menengah adalah SMK. Hal ini dapat dilihat dari tujuan diselenggarakan pendidikan di SMK.

Pendidikan di SMK bertujuan :

a. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan / atau meluaskan pendidikan dasar.

b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitarnya.

c. Meninggkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

d. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional.

(http://www.smkn1cmi.org/, 04 Januari 2009)

Dalam Depdiknas (2000: 276) juga disebutkan bahwa tujuan diselenggarakannya pendidikan menegah kejuruan adalah sebagai berikut:

Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan serta mengembangkan sikap profesional, menyiapkan


(25)

commit to user

siswa agar mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, dan menyiapkan tamatannya agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

Jadi SMK bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk kemampuan siswa sehingga akan mampu untuk terjun didunia usaha sebagai tenaga terampil dan professional.

Selain tujuan diselenggarakan pendidikan di SMK, pendidikan menengah kejuruan juga mempunyai arti penting bagi pembangunan di Indonesia. Hal ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara (1998: 138) adalah sebagai berikut:

a. Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan disegala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan ketrampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktifitas, kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja. Dalam hubungan ini berbagai tingkat dan jenis pendidikan serta latihan kejuruan dan politeknik, perlu lebih diperluas dan ditingkatkan mutunya dalam rangka mempercepat dipenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang cakap dan terampil bagi pembaharuan di segala bidang.

b. Perlu dilanjutkan dan semakin ditingkatkan usaha-usaha pembinaan secara fungsional dan terintegrasi bidang pendidikan umum dan kejuruan dalam rangka tercapainya suatu sistem pembinaan pendidikan secara nasional, mantap dan terpadu.

B. Penelitian yang Relevan

Dharono (1996) dalam penelitian tentang optimalisasi unit produksi dalam peningkatan kualitas proses belajar mengajar diperoleh kesimpulan bahwa peran siswa dalam kegiatan unit produksi belum optimal, baru ada beberapa siswa saja yang terlibat dalam kegiatan unit produksi.

Sejalan dengan penelitian diatas Widarto (1997) juga menyimpulkan bahwa peran siswa dalam proses masih kecil yaitu sekitar 2%, dan unit produksi sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai wahana belajar dan berlatih dari apa yang dikerjakan, unit produksi sendiri dapat dijadikan wadah pembinaan jiwa kewiraswastaan. Konstribusi unit produksi secara finansial dan edukatif, sehingga dapat dikatakan bahwa unit produksi cukup efektif dalam meningkatkan kualitas


(26)

commit to user

siswa. Hal ini dijelaskan setelah melakukan penelitian di unit produksi STM Pembangunan Yogyakarta.

Subana (1999) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa : (1) perencanaan SDM yang dilaksanakan masih menggantungkan pada order yang akan datang, (2) seleksi dan penempatan SDM dilaksanakan dengan cara wawancara terhadap calon tenaga baru untuk mengetahui minat dan kemampuannya, belum ada acuan khusus dalam rekruitmen dan penempatan personil, (3) penilaian prestasi SDM yang dilakukan masih terbatas pada pengamatan tenaga kerja, kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan, pengembangan SDM unit produksi yang kurang mendapat perhatian dan (4) pengawasan SDM unit produksi sebatas pengamatan pada waktu – waktu tertentu jika order banyak dan pekerjaan diserahkan kepada SDM yang mampu.

Munadi (1995) bahwa unit produksi terbukti sudah dapat membantu mengatasi pengadaan bahan praktek meskipun jumlahnya terbatas disamping itu kegiatan unit produksi telah memberikan konstribusi yang cukup besar bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusianya. Hal ini terungkap dari hasil penelitiannya di unit produksi FPTK IKIP Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut persamaan dengan penelitian ini adalah adanya beberapa aspek unit produksi yang sama yaitu tentang SDM dan perencanaan serta tujuan dari pengadaan unit produksi. Sedangkan penelitian ini meneliti model pengelolaan unit produksi di SMK (studi kasus : SMK Negeri 2 Klaten), difokuskan pada aspek (1) input yang meliputi : SDM, modal, metode, fasilitas. (2) Fungsi Manajemen meliputi : perencanaan, pengorganisasian, pengendalian. (3) Pelaksanaan meliputi : pelatihan, produk, jasa. (4) Pemasaran (5) Pelayanan Konsumen dan (6) Output meliputi : lulusan siap pakai di industri dan pelatihan, produk, jasa yang laku jual.


(27)

commit to user C. Kerangka Berpikir

Kegiatan unit produksi yang dilakukan oleh sekolah merupakan suatu replika dari perusahaan yang dilakukan di sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan relevansi program sekolah dengan tuntutan lapangan kerja dengan cara memberikan kesempatan kepada guru dan siswa mengerjakan pekerjaan yang berorientasi pasar. Program unit produksi yang dilakukan lembaga pendidikan (SMK) juga memerlukan pengelolaan yang profesional agar menghasilkan tujuan yang diharapkan.

Pengelolaan unit produksi harus dilakukan secara profesional terhadap input, proses agar apa yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Inputnya adalah SDM (men), modal (money), metode (methods), fasilitas

(materials dan machine). Prosesnya adalah interaksi antara fungsi manajemen dengan inputnya. Fungsi manajemennya meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian.

Perencanaan perlu dilakukan dalam unit produksi agar pihak – pihak yang terkait dalam unit produksi mempunyai pedoman atau pegangan tentang sesuatu yang akan diproduksi.

Pengorganisasian perlu dilakukan dalam unit produksi agar pihak– pihak terkait dalam unit produksi mengetahui dengan jelas pembagian tugas, kewajiban dan hak–hak masing–masing.

Pengendalian/pengawasan merupakan kegiatan yang mengusahakan agar pelaksanaan unit produksi terlaksana sesuai rencana yang menjamin agar pelaksanaan unit produksi dapat mencapai tujuan dengan hasil baik dan efisien. Upaya – upaya membuat strategi, pengambilan keputusan, penentuan rencana usaha atau produksi dan pengawasan harus ditetapkan dengan matang. Di samping itu pengendalian/pengawasan perlu dilakukan dalam unit produksi agar dapat mencegah sedini mungkin penyimpangan antara yang telah direncanakan dengan pelaksanaannya.

Pelaksanaan perlu dilakukan dalam unit produksi agar perencanaan yang telah dibuat tadi dapat diwujudkan dengan sebaik – baiknya sehingga tidak sia – sia adanya perencanaan yang telah dibuat dengan susah payah tadi. Sistem


(28)

commit to user

pengelolaan yang dikembangkan dalam pelaksanaan unit produksi adalah sistem pengelolaan yang berorientasi pada kualitas produk, jasa dan pelatihan.

Dengan menggabungkan beberapa unsur yang mempengaruhi proses produksi yaitu SDM dan fasilitas, modal lainnya, sistem manajemen diperlukan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan kegiatan produksinya. Apabila sistem pengelolaannya baik, kegiatan produksi akan berjalan lancar, maka kualitas produk, pelatihan dan jasa yang dihasilkan akan baik. Dengan demikian unit produksi akan berjalan efektif, efisien serta menguntungkan. Apabila kualitas produk, pelatihan dan jasa baik, maka dunia usaha atau konsumen yang memerlukan produk, pelatihan, dan jasa tersebut akan semakin tertarik. Dengan demikian keterkaitan sistem pengelolaan yang dijalankan dan dikembangkan dalam kegiatan unit produksi dengan dunia usaha atau konsumen dapat terlihat dari hasil produksi dan manfaatnya.

Pemasaran dari hasil pelaksanaan unit produksi merupakan salah satu bagian kegiatan yang sangat penting agar semua unit usaha yang dikembangkan dapat dipasarkan dan terjual dengan baik. Hasil dari pemasaran ini oleh sebagian orang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam pelaksanaan unit produksi. Pemasaran ini dapat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu pemasaran pra produksi dan pasca produksi. Yang dimaksud pemasaran pra produksi adalah pemasaran dilaksanakan dengan cara mencari atau menerima pesanan barang sesuai dengan keinginan konsumen. Sedangkan pemasaran pasca produksi adalah pemasaran yang dilaksanakan dengan cara menawarkan atau memamerkan barang hasil yang diproduksi dengan desain sendiri.

Pelayanan konsumen merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam unit produksi. Dari kegiatan ini dapat diketahui bagian mana yang harus dievaluasi atau diperbaiki dalam pelaksanaan unit produksi. Pelayanan konsumen ini dilaksanakan juga untuk menjalin hubungan yang baik dengan konsumen.

Dari semua kegiatan dalam unit produksi tersebut sebenarnya mempunyai tujuan yang paling penting, yaitu untuk mencetak lulusan yang siap pakai di industri. Dari kegiatan ini diharapkan lulusan mengetahui kegiatan –


(29)

commit to user

Output

Lulusan Siap Pakai Di Industri Pelatihan Produk Jasa kegiatan yang sebenarnya di industri. Di samping itu, output dari kegiatan unit produksi yaitu menghasilkan produk/pelayanan jasa yang laku jual.

Input

Output

Gambar 1. Kerangka Berpikir

SDM Modal Metode Fasilitas

FUNGSI MANAJEMEN

Pengorganisasian

Perencanaan Pengendalian

PELAKSANAAN

Pelatihan Produk Jasa

PEMASARAN

PELAYANAN KONSUMEN UNIT PRODUKSI SMK N 2 KLATEN


(30)

commit to user

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Klaten yang beralamat di desa Senden kecamatan Ngawen kabupaten Klaten. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena:

a. Belum ada penelitian yang sejenis di SMK Negeri 2 Klaten sejak sekolah tersebut memperoleh pengakuan sistem standar mutu ISO 9001:2000.

b. SMK Negeri 2 Klaten telah memberlakukan program diklat 4 tahun, sehingga diharapkan terdapat model pengelolaan unit produksi yang lebih baik.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Juli 2008 – Agustus 2010 Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Penelitian

Jenis Kegiatan Waktu Pengajuan Judul

Pra Proposal

Pra Penelitian/Survey Proposal

Seminar Proposal Revisi

Perijinan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Analisa Data

Penulisan Laporan Ujian

Revisi

29 Juli 2008 02 Februari -

18 Maret – 21 Maret 2009 22 Maret – 06 Mei 2009 02 Juni 2009

04 Juni – 08 Juni 2009 19 Juni – 21 Juli 2009 24 Juli – 20 Oktober 2009 01 Agustus – 21 Desember 2009 02 Maret 2009 – Mei 2010 24 Agustus 2010


(31)

commit to user

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ada 3 macam strategi pendekatan permasalahan, yaitu eksplanatif, eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksploratif bertujuan untuk menemukan hal-hal baru, sedangkan eksplanatif bertujuan menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat, dan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata atau uraian dan penjelasan.

Dalam penelitian ini menggunakan strategi pendekatan deskriptif. Hal ini dikarenakan permasalahan yang diambil dalam penelitian ini menekankan pada proses pelaksanaan unit produksi dijalankan. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Witney (1960) dalam H.B.Sutopo (2002), mengatakan “metode deskriptif adalah pencarian fakta interpretasi yang tepat”.

Dalam penelitian ini digunakan strategi penelitian deskriptif tunggal terpancang. Strategi tunggal terpancang merupakan penelitian yang melihat berbagai masalah yang tidak berdiri sendiri dan berbagai variabel tidak dapat dipelajari secara terpisah tetapi dalam kaitan seluruh konteknya. Dalam penelitian ini, peneliti melihat adanya beberapa variabel, yaitu Komponen Input, Fungsi Manajemen, Pelaksanaan, Pemasaran, Pelayanan Konsumen dan Lulusan Siap Pakai Di Industri. Peneliti melihat variabel – variabel tersebut tidak dapat berdiri sendiri, jadi harus dilakukan penelitian sebagai satu kesatuan utuh dalam lingkup Unit Produksi SMK.


(32)

commit to user C. Sumber Data

Data dan informasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif. Data-data tersebut akan digali dari beragam sumber data. Data-data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat melalui sumber utama penyelenggara dan pelaku Pengelola Unit produksi. Selain itu data ini merupakan data yang didapat langsung dari hasil pengamatan dan wawancara peneliti di lokasi penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat dari berbagai referensi yang berasal dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan Unit Produksi. Data ini digunakan sebagai kajian pustaka dalam penelitian.

Adapun sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1. Narasumber (informan)

Narasumber yang dijadikan objek wawancara adalah sebagai berikut: a. Pihak kepala sekolah : Drs. Wahono, M.Pd b. Waka UPHI : Drs. Al. Waryono, MT c. Ketua Unit Produksi Pusat : Drs. Bambang EP d. Ketua Unit Produksi tiap Jurusan :

1) Program Keahlian Kostruksi Batu Beton: Drs. Priyo Kuncoro 2) Program Keahlian Teknik Audio Video (TAV): Purwanto, S.Pd 3) Program Keahlian Instalasi Listrik : Drs. Sutarno

4) Program Keahlian Pemesinan : Drs. Bambang EP 5) Program Keahlian Mekanik Otomotif : Drs. H. Mulyadi 6) Program Keahlian Pengecoran : Lugiman, S.Pd

2. Tempat atau lokasi penelitian

Tempat atau lokasi penelitian adalah SMK Negeri 2 Klaten yang terletak di desa Senden, kecamatan Ngawen, kabupaten Klaten.


(33)

commit to user

3. Arsip dan dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian

Arsip dan dukumen yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah buku referensi yang berhubungan dengan Unit Produksi.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling (cuplikan) yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling yang bersifat selektif. Teknik sampling ini biasa disebut

purposive sampling. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak lagi melakukan generalisasi data yang ditemukan. Dalam hal ini peneliti mengambil data dari referensi mengenai pengelolaan Unit Produksi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing)

Wawancara mendalam ini dilakukan karena peneliti tidak tahu apa yang belum diketahuinya. Dengan demikian wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat tidak terikat/ terstruktur ketat. Oleh karena itu subyek lebih berperan sebagai informan daripada sebagai responden. Lebih jauh lagi H. B. Sutopo (2002: 59) menyebutkan:

Wawancara mendalam ini dapat dilakukan pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur dan mendalam. Untuk itu wawancara ini bahkan dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang sedang dijelajahi.

2. Observasi Langsung.

Kegiatan observasi langsung ini dilaksanakan hanya untuk mencari data-data yang berhubungan dengan sekolah yang diamati (SMK Negeri 2 Klaten), bukan untuk mendapatkan data mengenai Unit Produksi. Suharsimi Arikunto (1993: 128) “Kegiatan observasi meliputi kagiatan pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”.


(34)

commit to user

3. Mencatat Dokumen (Content Analisys)

Moleong (2001: 161) menjelaskan bahwa “Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film dengan demikian metode ini untuk mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dengan melihat atau meneliti dokumen”. Dalam pegumpulan data secara Content Analisys peneliti tidak hanya mencari isi penting yang tersurat dalam arsip atau dokumen yang diperlukan, tetapi peneliti juga mencari makna yang tersirat dalam arsip atau dokumen tersebut.

F. Validitas Data

Data-data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu harus dilakukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya.

Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Dalam H.B.Sutopo (2002), Patton (1984) menyatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu (1) trianggulasi data, (2) trianggulasi peneliti, (3) trianggulasi metodologis, (4) trianggulasi teoritis. Dari empat macam teknik trianggulasi tersebut, peneliti menggunakan salah satunya yaitu Trianggulasi data (sumber). Dalam trianggulasi data lebih menekankan pada sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain.

Peneliti mengumpulkan data mengenai Unit Produksi dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber ini kemudian diuji validitasnya dengan trianggulasi data (sumber). Untuk lebih jelasnya, proses trianggulasi data (sumber) dapat dilihat pada gambar berikut.


(35)

commit to user

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi Content Analisys

Dokumen/ arsip

Data Dokumen/ arsip

Dokumen/ arsip

Data

Wawancara

Observasi Content analisys

Aktivitas Dokumen/ arsip Informan

Gambar 2. Teknik validitas data (Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 80)

G. Analisis Data

Dalam proses analisis terdapat tiga komponen utama yang harus benar- benar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Menurut Miles & Huberman (1974) dalam H.B.Sutopo (2002), tiga komponen utama tersebut adalah (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan simpulan serta verifikasinya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model analisis yang bersifat interaktif. Analisis yang bersifat interaktif ini berlangsung dalam bentuk siklus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari gambar berikut.

Gambar 3. Proses Analisis Interaktif (Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 96)


(36)

commit to user

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa reduksi data dan sajian data dapat dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan. Reduksi data dan sajian data dilakukan setelah pengumpulan data sudah mendapatkan unit data dari sejumlah unit data yang diperlukan. Setelah itu, peneliti melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan verifikasi dari semua hal yang terdapat pada reduksi data dan sajian data. Bila simpulan dirasa kurang mantap, maka peneliti wajib melakukan kegiatan pengumpulan data kembali. Pengumpulan data ini sudah terfokus pada data-data yang dianggap kurang pada reduksi dan sajian data. Dari kegiatan tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian ini berlangsung dalam bentuk siklus.

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini seluruhnya direncanakan sebagai berikut: 1. Persiapan

Kegiatan persiapan ini meliputi kegiatan perijinan, penyusunan strategi pengumpulan data, strategi penelitian dan persiapan yang menyangkut alat-alat bantu pangumpulan data.

Untuk lebih jelasnya, kegiatan persiapan adalah sebagai berikut: a. Penyusunan jadwal penelitian

b. Penyusunan alat-alat bantu pengumpulan data. Hal ini termasuk pedoman pertanyaan dalam kegiatan wawancara

c. Pengurusan perijinan ke Pembantu Dekan I dan Pembantu Dekan III FKIP Universitas Sebelas Maret

d. Pengurusan perijinan penelitian ke SMK Negeri 2 Klaten 2. Pengumpulan data

Kegiatan pengumpulan data ini meliputi tentang pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara, arsip dan dokumen serta observasi langsung. Kemudian melakukan review dan pembahasan data yang telah terkumpul. Setelah itu mengelompokkan data sesuai dengan kelompok data masing-masing. Hal ini akan memudahkan untuk analisis data dan pengolahan data.


(37)

commit to user

3. Analisis dan Pengolahan data

Kegiatan analisis dan pengolahan data ini meliputi pengujian data, analisis, dan pengolahan data.

4. Penyajian simpulan/ hasil

Simpulan data yang disajikan berupa laporan yang bersifat deskriptif kualitatif mengenai Model Pengelolaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten.


(38)

commit to user

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian (SMK Negeri 2 Klaten)

1. LatarBelakangSMKNegeri2Klaten

SMK Negeri 2 Klaten terletak di desa Senden kecamatan Ngawen kabupaten Klaten. SMK Negeri 2 Klaten merupakan salah satu SMK di Kabupaten Klaten sejak tahun pelajaran 2002/2003 telah melaksanakan Program Diklat 4 Tahun, termasuk dalam kelompok teknologi industri dengan mengembangkan 6 program keahlian meliputi : Teknik Konstruksi Bangunan (Teknik Konstruksi Batu Beton), Teknik Audio Video, Teknik Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Pemesinan, Teknik Mekanik Otomotif dan Teknik Pengecoran. Pada tahun pelajaran 2008/2009 telah menambah 2 program keahlian yaitu Teknik Komputer Jaringan dan Teknik Gambar Bangunan. Di samping itu, pada tahun pelajaran 2007/2008 SMK Negeri 2 Klaten mencanangkan SMK bertaraf Internasional pada tahun 2012.

2. Data Umum Sekolah TahunAjaran2008/2009

a. Data Sekolah

1) Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Klaten

2) Sertifikat ISO 9001:2000 : No. 01 100 086036 dari PT TUV Internasional Jakarta

3) Alamat Sekolah : Senden, Ngawen, Klaten 57466 4) Nama Kepala Sekolah : Drs. Wahono, M.Pd

5) Nama Ketua Komite Sekolah / MS : H. Rifai Saleh Haryono, SH, Mhum 6) Telp Sekolah : 0272 3100899

7) Email / Website : [email protected] / www.smkn2klaten.sch.id 8) No Statistik Sekolah : 321033203001


(39)

commit to user

b. Data Wakil Kepala Sekolah

1) Waka Kurikulum / WMM : Drs. Sri Purwono 2) Waka Kesiswaan : Drs. Purwoko

3) Waka Humas & Hub. Ind : Drs. Al. Waryono, MT 4) Waka Sarpras : Drs. Kresno Kuncahyo c. Data Tugas Khusus & Ketua Program

1) Koordinator Litbang dan Internal

Audit SMM ISO : Drs. Sarjono, M.Pd 2) Deputy WMM ISO : Agus Sukatmo, S.Pd 3) Kaprog Bangunan / TBGS : Drs. Parman

4) Kaprog Audio Video / TKJ : Drs. Purwanto 5) Kaprog Inst. Listrik : Drs. Sutarno

6) Kaprog Pemesinan : Drs. Anton Usmanto 7) Kaprog Mek. Otomotif : Drs. H. Mulyadi 8) Kaprog Pengecoran : Lugiman, S.Pd 9) Kaprog Normatif/Adaptif : Haryani, S.Pd 10) Kepala Tata Usaha : Drs. Supoyo 11) Ketua Pokja BKK : Drs. Ig. Yuwono 12) Ketua Pokja CC/PKH : Drs. H. Muh. Darobi 13) Ketua Pokja Unit Produksi : Drs. Bambang Eko.P. 14) Ketua OSIS : Eko Sutrisno, S.Pd 15) Ketua Pokja PSG : Warsono, S.Pd 16) Koordinator R. ICT : Eko Priyono, S.Pd 17) Koordinator R. SAS : Isnuwati, S.Pd

18) Koordinator Perpustakaan : Hj. Purwaningsih, S.Pd 19) Koordinator BP : L. Nina Ambar K, S.Pd d. Data Guru dan Tata Usaha

1) Jumlah Guru

a) PNS : 106 orang b) Guru Tidak Tetap : 9 orang


(40)

commit to user

2) Jumlah Staf Tata Usaha

a) PNS : 4 orang b) Guru Tidak Tetap : 18 orang 3) Jumlah Siswa (th. 2008/2009) : 1400 orang 4) Jumlah Siswa Kelas IV : 273 orang


(41)

KOMITE SEKOLAH H. Rifai Saleh H, SH, M.Hum

KEPALA SEKOLAH Drs. Wahono, M.Pd

KAPROG IKK/TBGS Drs. Parman

WKS KURIKULUM Drs. Sri Purwono

BENDAHARA (Dra. Sri Lestari)

KEPALA TATA USAHA Drs. Supoyo

WMM (Drs. Sri Purwono) LITBANG (Drs.Sarjono, M.Pd

MAJELIS SEKOLAH H. Rifai Saleh H, SH, M.Hum

WKS HUMAS/HI Drs. Al. Waryono, MT WKS PSDM

Martini, S.Pd WKS KESISWAAN

Drs. Purwoko

KOORD. ICT Eko Priyono, ST

WKS SARPRAS Drs. Kresno Kuncahyo

KOORD. BP L. Nina A K, S.Pd

KOORD. SAS Isnuwati, S.Pd,

POKJA BKK Drs. Ig. Yuwono POKJA UP

Drs. Bambang EP

KOORD. PERPUS Hj. Purwaningsih, S.Pd

POKJA PRAKERIN Warsono, S.Pd POKJA CC

Drs. H. M Darobi

KAPROG TAV/TKI Drs. Purwanto KAPROG TEK PT LISTRIK Drs. Sutarno KAPROG TEK PEMESINAN Sucipto, S.Pd KAPROG TEK PENGECORAN Lugiman, S.Pd KAPROG TEK MEK. OTO. Drs. H. Mulyadi

Wali Kelas I,II,III,IV TKBB Wali Kelas I,II,III,IV TAV Wali Kelas I,II,III,IV TPLT Wali Kelas I,II,III,IV TPM Wali Kelas I,II,III,IV TP Wali Kelas I,II,III,IV TMO GURU/KARYAWAN


(42)

commit to user 3. Program Keahlian di SMK Negeri 2 Klaten

Tahun ajaran 2007/2008, SMK Negeri 2 Klaten mempunyai 6 program keahlian. Program keahlian tersebut adalah:

a. Program Keahlian Konstruksi Batu Beton b. Program Keahlian Teknik Audio Video (TAV) c. Program Keahlian Instalasi Listrik

d. Program Keahlian Pemesinan

e. Program Keahlian Mekanik Otomotif

f. Program Keahlian Pengecoran

Namun pada tahun ajaran 2008/2009, ditambah lagi dua program keahlian, yaitu :

a. Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan b. Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan

4. Visi SMK Negeri 2 Klaten

Mewujudkan Lemdiklat (SMK) Teknologi Industri berstandar Nasional guna menyiapkan tamatan yang profesional, produktif, mandiri, berbudi pekerti luhur dan mampu bersaing pada era global.

5. Misi SMK Negeri 2 Klaten

a. Memantapkan pengembangan institusi dengan program SMK 3 tahun menjadi 4 tahun.

b. Mengembangkan kurikulum nasional bersama pengguna tamatan serta memvalidasi sesuai tuntutan pasar kerja dan pengembangan IPTEK.

c. Melaksanakan Diklat dengan pendekatan Competency Based Training / Production Based Training.

d. Mengembangkan fasilitas yang memadai untuk menunjang praktek dasar dan lanjut yang berkualitas.

e. Mengembangkan SDM yang bertumpu pada pengembangan profesionalisme, kompeten dan bertanggung jawab.


(43)

commit to user

f. Meningkatkan kerjasama dengan pengguna tamatan guna menciptakan pasar kerja.

6. Tujuan SMK Negeri 2 Klaten

a. Mengembangkan organisasi sekolah yang tersistem untuk menjadi lembaga diklat yang bermutu dan profesional serta selalu mengupayakan peningkatan kualitas SDM dan etos kerja sesuai perkembangan IPTEK.

b. Menyiapkan tamatan yang memiliki iman dan taqwa, berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri dengan penyelenggaraan diklat bertaraf nasional.

c. Menghasilkan tamatan yang kompeten, profesional dan mampu mandiri untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja baik tingkat lokal, nasional maupun internasional.

d. Menjadi salah satu sumber informasi IPTEK bagi industri – industri lokal, khususnya industri kecil dan menengah.

e. Mengembangkan kemitraan dan kerjasama yang saling menguntungkan dengan institusi pasangan dan masyarakat dalam bisnis dan unit produksi.

7. Kurikulum SMK Negeri 2 Klaten

a. Kurikulum tahun 1999 untuk kelas III dan IV program keahlian : 1) Tek. Konstruksi batu dan beton

2) Tek. Audio video

3) Tek. Pemanf. Tenaga listrik

b. Kurikulum tahun 1999 untuk kelas IV. 1) Tek. Pemesinan

2) Tek. Mekanik otomotif 3) Tek. Pengecoran logam

c. Kurikulum 2004 implementatif untuk kelas II dan III program keahlian.


(44)

commit to user

1) Tek. Pemesinan

2) Tek. Mekanik otomotif 3) Tek. Pengecoran

d. Kurikulum 2004 implementatif untuk kelas II dan III untuk semua program keahlian.

e. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) untuk kelas I semua program keahlian.

f. Sekolah melaksanakan kurikulum dengan pendekatan : 1) BBC ( Broad Based Curriculum )

2) CBT ( Competency Based Training ) 3) PBT ( Product Based Training )

8. Fasilitas SMK Negeri 2 Klaten

Untuk menunjang KBM, SMK Negeri 2 Klaten mempunyai fasilitas antara lain :

1. Ruang teori

2. Bengkel bangunan kayu dan beton 3. Bengkel elektronika

4. Bengkel listrik 5. Bengkel mesin

6. Bengkel pengecoran logam 7. Bengkel otomotif

8. Perpustakaan 9. Lap. Bahasa

10. Lap. Information communication technology ( ICT ) 11. Ruang audio video audio ( AVA )

12. Lapangan olah raga 13. Ruang aula

14. Ruang bimbingan konseling 15. Ruang bursa kerja khusus 16. Ruang gambar


(45)

commit to user

B. Deskripsi Temuan Studi Penelitian

1. Model Pengelolaan Unit Produksi Di SMK Negeri 2 Klaten a. Unit Produksi Pusat

1) Input

a) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari dua sumber : (1) SDM dari dalam sekolah, dan (2) SDM dari luar sekolah. Sumber daya manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan (toolman) dan siswa. Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : tenaga ahli (pelaksana penggunaan mesin).

b) Modal

Adapun modal atau sumber biaya yang dipakai dalam kegiatan unit produksi adalah untuk produk barang pada saat PBM menggunakan dana dari sekolah, sedangkan jasa dan pelatihan pinjam dari bendahara sekolah. Di samping modal biaya, sekolah sudah tersedia modal fasilitas berupa peralatan atau mesin produksi yang cukup memadai untuk proses produksi.

c) Metode

Dalam kegiatan unit produksi, metode yang dipakai yaitu berawal dari seksi pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan.

d) Fasilitas

Fasilitas dalam kegiatan UP berupa barang (mesin dan peralatan). Secara keseluruhan fasilitas yang tersedia pada SMK N 2 Klaten untuk tiap – tiap program keahlian sudah cukup memadai bahkan lebih untuk pelaksanaan UP/ produksi. Di lihat dari segi kuantitas, fasilitas (mesin dan peralatan) masih terbatas.


(46)

commit to user

2) Fungsi Manajemen a) Perencanaan

Perencanaan yang dilaksanakan dalam unit produksi pada SMK N 2 Klaten yaitu tersusunnya rencana program unit produksi dan rencana kegiatan unit produksi.

Rencana program unit produksi SMK N 2 Klaten adalah sebagai berikut: A. Tujuan

1. Meningkatkan pendapatan guru dan karyawan SMKN 2 Klaten 2. Meningkatkan keterampilan guru dan karyawan

3. Meningkatkan keterampilan siswa B. Jenis Kegiatan

1. Memproduk barang – barang yang laku jual 2. Menjual jasa

3. Mengadakan pelatihan C. Sasaran

1. Masyarakat

2. Siswa SMK yang fasilitasnya masih kurang D. Cara Pemasaran

1. Melalui warga sekolah (guru, siswa dan semua karyawan) 2. Pendekatan ke SMK yang fasilitasnya kurang

3. Menyebarkan brosur E. Pelaksana

1. Guru dan karyawan SMKN 2 Klaten 2. Siswa SMKN 2 Klaten

3. Tenaga ahli yang diambil dari luar F. Prosentase Pembagian Hasil

1. Produk barang yang dilaksanakan pada saat PBM : a. Pemasaran : 5% dari harga jual

b. Pelaksana : 40% dari harga jual c. UP Jurusan : 10% dari harga jual d. UP Pusat : 20% dari harga jual


(47)

commit to user

e. Pembelian bahan tahun berikutnya : 20% dari harga jual f. Perawatan dan PBM : 5% dari harga jual 2. Jasa Permesinan dan Pengelasan

a. Pembawa Order : 5% dari harga jual b. Pelaksana : 60% dari ongkos c. UP Jurusan : 5% dari ongkos d. UP Pusat/Sekolah : 25% dari ongkos e. Perawatan dan PBM : 10% dari ongkos Ongkos = Harga – Bahan

3. Pelatihan

f. Pemberi Order : 10 % dari harga bruto g. Pembawa Order : 5% dari harga netto h. Pelaksana : 65% dari ongkos i. UP Jurusan : 5% dari ongkos j. UP Pusat/Sekolah : 20% dari ongkos k. Perawatan dan PBM : 10% dari ongkos Harga Netto = Harga Bruto – Jasa Pemberi Order Ongkos = Harga Netto – Bahan – Sertifikasi G. Sumber Dana

1. Produk barang pada saat PBM menggunakan dana dari sekolah 2. Jasa dan Pelatihan pinjam bendahara sekolah

H. Rencana Pelaksanaan

1. Hasil UP berupa produk barang dan jasa dimulai bulan April 2005


(48)

commit to user

Bentuk Rencana Kegiatan Unit Produksi SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Rencana Kegiatan Unit Produksi SMK Negeri 2 Klaten No Jenis Kegiatan Tujuan Waktu

Pelaksanaan 1. Penyusunan/pembentukan

pengurus Unit Produksi

Tersusunnya pengurus

Unit Produksi tiap periode Menyesuaikan 2. Menyusun Job Discription Adanya pembagian kerja

yang jelas bagi masing – masing personal

Menyesuaikan 3. Merencanakan kegiatan Terprogramnya kegiatan

dalam 1 tahun Menyesuaikan 4. Pelaksanaan Kegiatan Terlaksananya rencana

kegiatan Menyesuaikan 5. Laporan Kegiatan Administrasi kegiatan dan

keuangan terlaksana Menyesuaikan

b) Pengorganisasian

Struktur organisasi dalam UP SMK Negeri 2 Klaten menjadi salah satu dari unit kerja sendiri yang memiliki staf dan juga program tersendiri yang nanti akan menghimpun dari beberapa kegiatan di masing – masing program keahlian. Struktur organisasi UP dibuat secara khusus sebagai unit kerja di dalam struktur organisasi sekolah. Adapun pembagian tugas pengelola Unit Produksi adalah sebagai berikut :

(1) Penanggung jawab adalah kepala sekolah yang bertugas memfasilitasi, memonitor dan bertanggung jawab atas kegiatan unit produksi sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi serta pelaporan unit produksi disekolah.

(2) Ketua bertugas membantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan unit produksi disekolah dengan rincian sebagai berikut :

(a) Menyusun program unit produksi yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dari setiap program keahlian.

(b) Mengkoordinasikan kegiatan unit – unit usaha yang diselenggarakan disekolah.


(49)

commit to user

(d) Mengadakan kerja sama dengan institusi pasangan yang terkait dengan pengembangan usaha.

(e) Membuat laporan berkala dan tahunan. (3) Sekretaris bertugas sebagai berikut :

(a) Mengadministrasi segala kegiatan unit produksi sekolah baik keluar maupun kedalam.

(b) Membuat surat menyurat dengan pihak – pihak terkait berhubungan dengan pengembangan unit produksi sekolah.

(c) Menyiapkan rapat – rapat unit produksi. (d) Menyusun laporan berkala dan akhir tahun. (4) Bendahara bertugas sebagai berikut :

(a) Menerima dana yang dikelola oleh pengurus unit produksi sekolah. (b) Membukukan semua penerimaan dan pengeluaran keuangan unit

produksi sekolah.

(c) Mmbuat laporan keuangan unit produksi secara berkala dan akhir tahun.

(5) Kendali Mutu bertugas mendorong dan mengendalikan seluruh kegiatan unit produksi sekolah agar selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan dan kegiatan serta hasil yang baik.

(6) Pemasaran bertugas mendorong dan memotivasi semua unit usaha yang dikembangkan agar dapat dipasarkan dan terjual dengan baik.

(7) Koordinator unit usaha bertugas merencanakan dan melaksanakan kegiatan usaha yang dikembangkan, dengan rincian sebagai berikut : (a) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan usaha.

(b) Mengatur tempat dan jadwal kegiatan yang telah ditetapkan. (c) Mengadministrasi semua kegiatan unit usaha yang dikembangkan. (d) Mengelola keuangan yang menjadi tanggung jawab dari usaha yan

diselenggarakan.


(50)

commit to user

Struktur organisasi dalam Unit Produksi SMKN 2 Klaten meliputi : Kepala Sekolah, WAKA UPHI, Ketua UP, Bendahara, Sekretaris, Kasi UP tiap – tiap Jurusan. Struktur organisasi dalam UP setiap 1 tahun sekali mengalami re-organisasi. Sedangkan struktur unit produksi program keahlian meliputi Kasi UP, Sekretaris, Bendahara, Pelaksana dan Pemasaran.


(51)

36

Kepala Sekolah Drs. Wahono, M.Pd

WAKA UPHI Drs. Al. Waryono, MT

Sekretaris Drs. Darobi

KasiUP Bangunan Drs, Joko M.

Kasi UP Elektro Drs. Slamet H.

Bendahara Drs. Ismadiyanto

Ketua UP Drs. Bambang, EP

Kasi UP Otomotif Drs. H. Mulyadi

Kasi UP P. Logam HeruKaryono,

S.Pd Kasi UP Listrik

Drs. Sunarno

Kasi UP Mesin Drs. Bambang, EP


(52)

commit to user

Kasi Unit Produksi Konsumen

Pelatihan Jasa/Pesanan

Pelaksana

Jasa Pelatihan

Produk

Pemasaran c) Pengendalian

Dalam kegiatan UP SMKN 2 Klaten pengendalian secara keseluruhan pengendalian terletak pada Kepala Sekolah selaku sebagai penanggung jawab yang bertugas memfasilitasi, memonitor dan bertanggung jawab atas kegiatan UP sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi serta pelaporan unit produksi disekolah.

3) Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan UP SMK Negeri 2 Klaten berorientasi menghasilkan jasa, produk dan pelatihan. Dalam kegiatan unit produksi SMK Negeri 2 Klaten order (pelatihan, produk dan jasa) dari konsumen masuk ke Kasi Unit Produksi untuk direncanakan, dari Kasi UP order dialihkan ke seksi pelaksanaan untuk pengerjaan order. Kemudian hasil pelaksanaan UP dipasarkan ke konsumen oleh seksi pemasaran agar laku jual. Adapun alur kegiatan pelaksanaan UP SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut :

Gambar 6. Alur Kegiatan Unit Produksi SMK

a) Jasa

Jasa yang dihasilkan pada pelaksanaan UP SMKN 2 Klaten telah dikelola oleh masing – masing program keahlian.


(53)

commit to user

b) Produk

Produk yang dihasilkan pada pelaksanaan UP SMKN 2 Klaten telah dikelola oleh masing – masing program keahlian (produk hasil UP tiap – tiap jurusan lihat lampiran 2).

c) Pelatihan

Pelatihan yang dihasilkan pada pelaksanaan UP SMKN 2 Klaten telah dikelola oleh masing – masing program keahlian.

4) Pemasaran

Cara pemasaran hasil pelaksanaan UP yaitu dilakukan melalui warga sekolah (guru, siswa dan semua karyawan), pendekatan ke SMK lain yang fasilitasnya kurang dan menyebarkan brosur. Di samping itu juga ikut dalam pameran tapi hanya dilaksanakan oleh beberapa program keahlian tidak semua ikutserta dalam pameran.

5) Pelayanan Konsumen

Pelayanan konsumen yang dilaksanakan UP SMKN 2 Klaten yaitu dengan menyelesaikan pesanan/order sesuai dengan permintaan konsumen (kualitas dan kuantitas).

6) Output

Output dengan adanya UP diharapkan semua siswa menjadi tenaga yang siap pakai di industri. Sesuai dengan tujuan rencana program UP SMKN 2 Klaten yaitu meningkatkan keterampilan siswa yang dapat diterapkan dalam dunia industri. Di samping hal itu output UP juga berupa pelatihan, produk dan jasa hasil kerja siswa yang laku jual di pasar/industri.

b. Program Keahlian Konstruksi Batu Beton

1) INPUT

a) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari dua sumber : (1) SDM dari dalam sekolah, dan (2) SDM dari luar sekolah. Sumber daya manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan (toolman) dan siswa.


(54)

commit to user

Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : tenaga ahli (pelaksana penggunaan mesin).

b) Modal

Adapun modal atau sumber biaya yang dipakai dalam kegiatan unit produksi adalah berasal dari sekolah berupa peralatan atau mesin produksi.

c) Metode

Dalam kegiatan unit produksi, metode yang dipakai yaitu berawal dari seksi pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan.

d) Fasilitas

Fasilitas dalam kegiatan UP berupa barang (mesin dan peralatan) pada Program Keahlian Konstruksi Batu Beton sudah cukup memadai bahkan lebih mencukupi untuk proses produksi. Di lihat dari segi kuantitas, fasilitas (mesin dan peralatan) masih terbatas.

2) Fungsi Manajemen a) Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan dalam unit produksi pada Program Keahlian Konstruksi Batu Beton sejauh ini adalah merencanakan prosentase pembagian hasil keuntungan dari UP, sedangkan untuk perencanaan dalam pelaksanaan dan program kerja UP tidak begitu aktif hanya berdasarkan masukan – masukan dari lingkungan guru yang pernah masuk dalam UP. Hal itu disebabkan karena guru sudah terbebani dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) sehingga guru tidak dapat aktif atau fokus dalam UP.

b) Pengorganisasian

Struktur organisasi dalam UP jurusan bangunan meliputi : Kepala Sekolah, Ketua Program, Ketua UP, Bendahara, Sekretaris, Sie Produksi, Sie Pemasaran, Sie Perencanaan/QC. Menurut struktur organisasi yang sudah ada sejauh ini yang aktif dalam UP adalah Kaprog dan Ketua UP dengan dibantu oleh beberapa guru yang berkompeten dalam UP, dimisalkan pada jurusan Bangunan jumlah guru ada 18 orang dan yang aktif dalam UP hanya 4 orang. Hal ini


(55)

commit to user

disebabkan karena tidak semua guru tidak dapat menggunakan/mengoperasikan mesin/peralatan.

Gambar 7. Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian Konstruksi Batu Beton

c) Pengendalian

Dalam kegiatan UP pengendalian secara keseluruhan aktif dilakukan oleh Kaprog dan Ketua UP karena semua guru tidak bisa terlibat dalam UP.

3) Pelaksanaan a) Pelatihan

Pada program keahlian konstruksi batu beton untuk hasil pelaksanaan UP masih dalam perencanaan.

b) Produk

Program keahlian konstruksi batu beton masih memproduksi produk/barang untuk konsumsi lingkungan dalam sekolah sendiri atau guru – guru secara individu tapi dalam jumlah kecil. Produk tersebut antara lain seperti : meja, almari, daun pintu, kusen, kursi, rak buku, dll dalam jumlah kecil sehingga tidak masuk dalam UP tapi ada kadang – kadang masuk dalam UP. Pada jurusan Bangunan untuk hasil pelaksanaan UP dalam bentuk produk (barang) dalam waktu ini tidak aktif (vacum) 2 tahun. Hal ini disebabkan karena keadaan krisis

Kepala Sekolah Drs. Wahono, M.Pd

Ketua Unit Produksi Drs. Priyo Kuncoro

Bendahara Surasa, A.Md

Sekretaris Nur Exsanto, S.Pd

Sie Pemasaran Sumarno, S.Pd

Sie Perencanaan Drs. Suparto Sie Produksi


(56)

commit to user

ekonomi luar yang masuk ke dalam lingkup UP jurusan Bangunan sehingga mempengaruhi jumlah permintaan kebutuhan barang (meubel) menurun.

c) Jasa

Pada jurusan Bangunan untuk hasil pelaksanaan UP dalam bentuk jasa masih aktif berjalan normal. Jasa yang dihasilkan seperti jasa pengetaman, pemotongan, perencanaan gambar (manual+autocad), jasa pengawasan, pengukuran (ukur tanah).

4) Pemasaran

Pemasaran hasil pelaksanaan UP jurusan bangunan dilakukan secara spontanitas, secara lisan dari mulut ke mulut. Tidak ada penawaran produk dengan penyebaran brosur dan pameran. Dari perusahaan/konsumen melakukan survey langsung ke beberapa SMK sebelum memakai jasa untuk mengerjakan order.

5) Pelayanan Konsumen

Dalam pelayanan konsumen untuk jurusan bangunan sudah melakukan pelayanan yang memuaskan seperti : order selesai tepat pada waktunya ataupun belum pada waktunya, kualitas order sesuai dengan permintaan konsumen, serta memberikan kepercayaan penuh kepada konsumen dalam hal pembayaran biaya pengerjaan order. Dari pelayanan konsumen tersebut jurusan bangunan telah membina hubungan baik dengan pihak industri/konsumen.

6) Output

Untuk siswa jurusan bangunan yang ikut terlibat dalam pelaksanaan UP, setelah lulus siswa sudah siap kerja di industri, dibandingkan yang tidak aktif dalam UP. Di samping UP sebagai sarana untuk penilaian siswa siap pakai di industri, didukung adanya prakerin (praktek kerja industri). Produk UP yang dihasilkan jurusan bangunan antara lain seperti : meja, almari, daun pintu, kusen, kursi, rak buku, dll.


(57)

commit to user c. Program Keahlian Teknik Audio Video (TAV)

1) Input

a) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari dua sumber : (1) SDM dari dalam sekolah, dan (2) SDM dari luar sekolah. Sumber daya manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan (toolman) dan siswa. Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : alumni.

b) Modal

Pada program keahlian audio video modal berasal dari sebagian berasal dari sekolah fasilitas/peralatan dan sebagian dari hasil penjualan produk hasil praktek. Hasil penjualan ini digunakan untuk membeli bahan atau komponen – komponen yang dibutuhkan.

c) Metode

Dalam kegiatan unit produksi, metode yang dipakai yaitu berawal dari seksi pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan.

d) Fasilitas

Fasilitas dalam kegiatan UP berupa barang (mesin dan peralatan) pada Program Keahlian Teknik Audio Video sudah cukup memadai bahkan lebih mencukupi untuk proses produksi. Di lihat dari segi kuantitas, fasilitas (mesin dan peralatan) masih terbatas.

2) Fungsi Manajemen a) Perencanaan

Perencanaan UP dalam program keahlian teknik audio video KBM yang sekarang Teaching Factory yaitu hasil pelajaran disekolah dengan praktek diharapkan menjadi barang yang laku jual dipasar. Hal ini disebabkan perencanaan UP dikaitkan dengan silabus/pelajaran yang sekarang Teaching Factory karena proses UP berlangsung dalam lingkup KBM.


(1)

commit to user

3. Upaya – upaya yang Dilakukan Dalam Mengatasi Masalah Dan

Hambatan Dalam Pengelolaan Unit Produksi

a. Pihak Sekolah

Untuk menyelesaikan masalah dan hambatan tersebut, pihak sekolah berupaya untuk mengatasinya dengan berbagai cara. Cara – cara tersebut adalah :

1) Mengusahakan agar waktu pelaksanaan UP dengan proses KBM tidak berjalan bersamaan. Dimungkinkan pelaksanaan UP dilaksanakan pada sore hari sampai malam hari dalam waktu pengerjaan pesanan. Selain untuk lebih menjaga kualitas dan kuantitas hasil UP, hal ini dilaksanakan juga karena faktor keterbatasan alat jika pelaksanaan UP dilaksanakan bersamaan dengan praktek siswa.

2) Berusaha untuk menyusun kurikulum pendidikan yang dirasa sesuai dengan kebutuhan di Industri.

3) Berusaha untuk membeli alat ataupun berusaha mendapatkan hibah alat dari instansi yang terkait dalam rangka pemenuhan kebutuhan alat.

4) Mengusahakan sebaik mungkin agar produk UP tidak kalah saing dengan produk industri baik kualitas maupun harga. Secara kualitas produk UP tidak kalah dengan produk industri.

5) Berusaha memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen, dengan mengadakan perjanjian (hitam diatas putih) pada saat pemesanan produk.

b. Pihak Ketua UP Jurusan

Selain dari pihak sekolah yang berusaha mengatasi masalah tersebut, pihak ketua UP jurusan juga melaksanakannya, dengan cara antara lain :

1) Memperbaiki pelaksanaan perawatan alat agar alat yang dipergunakan dapat bekerja secara maksimal.

2) Berusaha lebih mengoptimalkan kinerja instrumen organisasi UP. 3) Menjalin kerjasama yang lebih baik dengan konsumen.


(2)

commit to user 65

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang Model Pengelolaan Unit Produksi di Sekolah Menengah Kejuruan (studi kasus : SMK Negeri 2 Klaten Tahun ajaran 2008/2009 ), adalah sebagai berikut :

1. Model pengelolaan unit produksi di SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut :

Dalam pelaksanaan UP SMK Negeri 2 Klaten berorientasi menghasilkan jasa, produk dan pelatihan. Alur kegiatan unit produksi order (pelatihan, produk dan jasa) dari konsumen masuk ke Kasi Unit Produksi untuk direncanakan, dari Kasi UP order dialihkan ke seksi pelaksanaan untuk pengerjaan order. Selanjutnya dipasarkan ke konsumen oleh seksi pemasaran. Aspek – aspek dalam unit produksi SMK Negeri 2 Klaten meliputi :

a. Input, dalam UP di SMK inputnya berupa sumber daya manusia (SDM), modal, metode dan fasilitas.

c. Fungsi Manajemen, hal ini meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian.

d. Pelaksanaan, dalam pelaksanaan UP SMK Negeri 2 Klaten berorientasi menghasilkan jasa, produk dan pelatihan.

e. Pemasaran, dilakukan melalui warga sekolah (guru, siswa dan semua karyawan), pendekatan ke SMK lain yang fasilitasnya kurang dan menyebarkan brosur serta ikut pameran.

f. Pelayanan Konsumen, yaitu dengan menyelesaikan pesanan/order sesuai dengan permintaan konsumen (kualitas dan kuantitas).

g. Output, dengan adanya UP diharapkan semua siswa menjadi tenaga yang terampil dan siap pakai di industri, serta menghasilkan produk maupun jasa yang laku jual. Selain itu, peserta pelatihan memiliki ketrampilan (skill) yang dapat diterapkan dalam didunia industri.


(3)

commit to user

2. Faktor – faktor yang menghambat pelaksanaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut :

a. Waktu pelaksanaan, unit produksi di smk ini masih relatif kurang.

b. Kurikulum pembelajaran di sekolah, barang ataupun jasa pesanan dari konsumen kurang sesuai dengan kurikulum pembelajaran di sekolah. c. Keterbatasan alat, walaupun alat yang tersedia dapat dikatakan lengkap

namun dalam segi kuantitas masih ada yang kurang. Selain itu perawatan dari alat yang tidak bagus, sehingga banyak alat yang tidak dapat bekerja maksimal.

d. Persaingan dengan industri, hasil UP SMK secara kasat mata masih kalah dengan barang yang dihasilkan oleh dunia industri. Hal ini disebabkan karena alat yang dipakai di industri kebanyakan sudah lebih memadai dari pada alat di SMK.

e. Hubungan dengan pasar atau konsumen, adanya beberapa kasus yang membuat hubungan antara unit produksi SMK dan konsumen menjadi tidak baik, antara lain mangkirnya pihak konsumen pada waktu pembayaran barang, padahal barang sudah dipenuhi. Hal ini menyebabkan UP kehabisan modal untuk menjalankan UP lagi.

3. Cara mengatasi hambatan – hambatan dalam Pengelolaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut :

a. Mengusahakan agar waktu pelaksanaan UP dengan proses KBM tidak berjalan bersamaan. Dimungkinkan pelaksanaan UP dilaksanakan pada sore hari sampai malam hari dalam waktu pengerjaan pesanan.

b. Pihak sekolah berusaha untuk menyusun kurikulum pendidikan yang dirasa sesuai dengan kebutuhan di Industri. Selain itu, untuk bagian pemasaran UP juga memilih-milih produk/jasa agar sesuai atau paling tidak ada sedikit ketersesuaian dengan kurikulum di SMK.

c. Memperbaiki pelaksanaan perawatan alat agar alat yang dipergunakan dapat bekerja secara maksimal. Selain itu pihak SMK berusaha untuk membeli alat ataupun berusaha mendapatkan hibah alat dari instansi yang terkait.


(4)

commit to user

d. Mengusahakan sebaik mungkin agar produk UP tidak kalah saing dengan produk industri baik kualitas maupun harga.

e. Pihak sekolah sudah memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen agar terjalin hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan pihak industri.

B. Implikasi

Dilihat dari hasil penelitian tentang Pengelolaan Unit Produksi di Sekolah Menengah Kejuruan (studi kasus : SMK Negeri 2 Klaten tahun ajaran 2008/2009) adalah sebagai berikut :

1. Dengan adanya penelitian ini, maka dapat memberikan gambaran bagaimana pelaksanaan unit produksi pada sekolah menengah kejuruan dengan program diklat 4 tahun.

2. Dengan adanya penelitian ini, maka akan memberikan dorongan kepada dunia industri untuk bekerja sama dengan sekolah menengah kejuruan.

3. Dengan adanya penelitian ini, maka akan memberikan gambaran bagi SMK lain dalam bidang pelaksanaan unit produksi. Sehingga akan menjadi dorongan untuk memperbaiki program unit produksi di SMK tersebut.

4. Dengan adanya penelitian ini, maka akan memberikan pengetahuan bagi prodi PTB di UNS khususnya dosen dan mahasiswa mengenai model pengelolaan unit produksi di SMK. Sehingga dapat diimplementasikan sebagai modal apabila kelak lulus menjadi tenaga pendidik di SMK.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Kepala sekolah diharapkan untuk selalu manjalin hubungan yang baik dengan konsumen/industri, sehingga pelaksanaan UP dapat berjalan lancar. Dengan adanya hubungan yang baik antara sekolah dan konsumen/industri, maka akan mempermudah pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di industri. Selain itu pengelolaan UP perlu


(5)

commit to user

ditingkatkan terutama pada proses pengendalian/pengawasan, sedangkan untuk perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan UP perlu juga ditingkatkan namun tidak mendesak.

2. Bagi Ketua Unit Produksi, untuk melaksanakan dan mengoptimalkan kegiatan pengendalian/pengawasan unit produksi perlu diupayakan : (a) Pembuatan kriteria penilaian kegiatan unit produksi untuk setiap kegiatannya, (b) Pelatihan pengendalian/pengawasan dan (c) Intensitas pengawasan dilakukan secara rutin.

3. Bagi Program Keahlian Mekanik Otomotif, agar pelaksanaan unit produksi untuk lebih ditingkatkan, seperti program keahlian yang lain.

4. Bagi konsumen/industri diharapkan untuk senantiasa membantu memberikan masukkan/saran terhadap pelaksanaan UP, sehingga dapat diketahui kualitas hasil pelaksanaan UP. Dengan adanya masukkan/saran maka akan diketahui pula kualitas tenaga kerja yang dihasilkan oleh SMK. Selain itu juga diharapkan menjalin hubungan yang baik dengan SMK, selalu profesional dalam setiap kerjasama.

5. Bagi peneliti yang berminat untuk meneliti model pengelolaan unit produksi di SMK dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan metode kuantitatif


(6)