27 2.5.3.  Keterkaitan Tema Dengan Judul
Tema yang diterapkan pada perancangan Kantor Sewa NEA Avenue adalah tema Arsitektur Hemat Energi. Hal ini dikarenakan bangunan-banyak
dirancang  tanpa  pertimbangan  yang  matang,  sehingga  mengakibatkan pemborosan energi.
2.5.4.  Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis
Untuk  mengetahui  skala  pembanding  dengan  tema  yang  akan diangkat  dalam  peroses  perancangan,  dilakukan  dua  contoh  studi  banding
terhadap bangunan yang memiliki tema hemat energi sejenis. Yaitu Gedung Kementrian Pekerjaan Umum, dan Gedung Menara Grand BCA Indonesia.
1.  Gedung Kementrian Pekerjaan Umum
Gedung Kementerian
Pekerjaan Umum
sebagai bangunan
pemerintah  pertama  yang  memiliki  sertifikat  GREENSHIP,  yaitu  sertifikat GREENSHIP berlevel Platinum pada bulan Maret 2013.
Efisiensi  operasional  gedung  ini  mencakup  penghematan  dari berbagai  sisi.  Pemakaian  listrik,  air,  dan  sisi  lainnya  yang  mana  jauh  lebih
hemat dibanding gedung biasa. Gedung baru di Kementerian PU sendiri bisa
menghemat listrik hingga 44, juga menghemat air hingga 81.
Gambar 2.11. Gedung Kementrian PU Sumber : http:blog.gbcindonesia.orggedung-kementerian-pekerjaan-
umum-resmi-bersertifikat-greenship-platinum.html
Universitas Sumatera Utara
28
Konsep Hemat Energi.   Gedung  baru  kementerian  PU  dikembangkan  dengan
konsep enviromentaly friendly building   Hemat listrik hingga 40 persen
  Gedung  Kementrian  PU  ini  mereduksi  penggunaan  sumber
natural, terutama energi, air dan material bangunan   Meminimalkan  limbah  dan  dampak  konstruksi  terhadap
lingkungan sekitar dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan di dalamnya
  Mereduksi penggunaan  sumber natural, terutama energi, air dan material bangunan.
  Meminimalkan  limbah  dan  dampak  konstruksi  terhadap lingkungan sekitar dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan
di dalamnya   Gedung  ini  memiliki  Indeks  Konsumsi  Energi  155kWhm2.th,
Estimasi  penghematan  energi  sebesar  95  kWhm.th  menghemat 35 persen,
2.  Gedung Menara Grand BCA Indonesia GI
Gambar 2.12. Gedung Menara Grand BCA Indonesia Sumber : http:gbcindonesia.org
Universitas Sumatera Utara
29
Informasi Bangunan Lokasi
: Jl. M.H. Thamrin, Menteng, Jakarta  Pusat
Fungsi :
Kantor Pusat Bank Cental Asia BCA No Sertifikat
: 001PPEBXII-2011, Des 2011
– Des 2014 Tinggi
: 230 meter
Jumlah Lantai :
57 Lantai Pembangunan
: Dikembangkan Tahun 2008
Penghargaan :
Greenship Platinum Kategori EB Existing Building GBCI Tahun 2012
Konsep Hemat Energi Kesesuaian Tapak
- Area Parkir Sepeda
- Memiliki Ruang Terbuka
Efisiensi Dan Konservasi Energi -
Memakai LED-light emitting diode -
memasang lampu tabung jenis T5 yang dilengkapi sensor cahaya untuk mengukur tingkat pencahayaan saat ruangan gelap atau terang.
- Konsumsi energi listrik sebesar 35 dari pemakaian pada gedung
sejenis, atau setara penurunan emisi gas karbon dioksida CO2 sebesar 6.360 ton per tahun.
- menghemat pembayaran listrik hingga Rp 5,6 miliartahun.
Gambar 2.13. Skema Daur Ulang Air Bekas Sumber : aquacaresalsabila.files.wordpress.com
Gambar 2.14. Penggunaan Material Kaca Sumber : http:kabulkarya.com
Universitas Sumatera Utara
30
Konservasi Air, Sumber Dan Siklus Material -
Lahan area perkantoran mampu menyerap 100  air hujan. -
Buangan air per orang per hari berhasil ditekan menjadi  40 liter. -
Pancuran atau shower bagi pesepeda untuk membersihkan badan, -
Pengolahan air bekas wudhu sebagai  air pembilas toilet -
Seluruh bagian lantai di luar ruangan dibuat berpori sehingga mampu menyerap hampir  100 persen air yang jatuh, dan dipakai kembali untuk
berbagai keperluan di dalam kantor. -
Menara BCA juga mengurangi impor material karena akan menambah jejak karbon carbon footprint yang diemisikan saat pengangkutan, termasuk
kaca selubung gedung yang telah berhasil dibuat pabrik dalam negeri -
Penambahan aerator pada wastafel
Kualitas Udara  Kenyamanan Ruang -
Memakai teknologi insulated glazingatau biasa juga disebut double glazing. -
Penyejuk ruangan Menara BCA juga dapat diatur pada 25 derajat Celsius -
Alat pengukur kualitas udara
Gambar 2.15. Insulated Glazing Sumber : theglassblog.wordpress.com
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Kualanamu  merupakan  bandara  penerbangan  internasional  untuk transportasi  udara  di  kota  Medan  dan  sekitarnya.  Di  Indonesia,  bandara
Kualanamu merupakan bandara terbesar kedua. Bandara ini terletak ±39 km dari pusat  kota  Medan,  dan  berlokasi  areal  bekas  perkebunan  PT  Perkebunan
Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang, Sumatera  Utara.  Bandara  Kualanamu  menggantikan  Bandar  Udara  Internasional
Polonia yang telah beroperasi cukup lama, dan nantinya diharapkan dapat menjadi bandara  pangkalan  transit  internasional  untuk  kawasan  Sumatera  dan  sekitarnya.
Sejak tanggal  25 Juli  2013  yang lalu  bandara ini mulai  beroperasi  meskipun  ada
beberapa fasilitas yang belum selesai dikerjakan sepenuhnya.
Pertumbuhan sektor perekonomian di bidang perdagangan, jasa dan bisnis di  kawasan  strategis  saat  ini  semakin  meningkat,  dan  tidak  diimbangi  dengan
pertumbuhan  fasilitas  bagi  para  pelaku  bisnis.  Semakin  tinggi  permintaan terhadap  lahan  yang  strategis  dapat  membuat  nilai  lahan  juga  semakin  tinggi
sehingga tidak jarang para pelaku bisnis menjadikan tempat tinggal sebagai kantor atau wadah untuk melakukan aktivitasnya. Terutama pada kawasan strategis yang
berdekatan  langsung  dengan  Bandara  Internasional  Kualanamu  yang  saat  ini merupakan  pangkalan  transit  Internasional  untuk  kawasan  Sumatera  dan
sekitarnya.  Untuk  itu  sangat  diperlukan  perancangan  kawasan  yang  dapat memenuhi pergerakan di sekitar kawasan KNO. Salah satu fungsi bangunan yang
akan berperan bagi para pelaku bisnis adalah kantor sewa, dengan adanya kantor sewa  yang  sesuai  dengan  kebutuhan  serta  kondisi  perekonomian  di  kawasan
strategis,  diharapkan  dapat  menjadi  wadah  bagi  para  pelaku  bisnis  guna
menjalankan kegiatannya.
Di masa mendatang lonjakan harga bahan bakar minyak BBM dan listrik dipastikan tidak dapat terelakkan. Hal ini disebabkan persediaan cadangan minyak
bumi  yang  semakin  sedikit.  Konsekuensinya,  sejumlah  besar  bangunan  di  kota
Universitas Sumatera Utara