Hotel Bisnis Nea Avenue Kualanamu
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara tahun 2015
De Chiara. Joseph, and John Calender. 1981. Time Saver Standard for Building Types. New York : Mcgraw Hill Book Company.
Endar, Sugiarto dan Sri Sulartiningrum. 1996. Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Jones, Cristhoper, 1972. Design Method, London : Willey Interscience
Juwana Ir. Jimmy S., MSAE (2005) Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Penerbit Erlangga.
Lawson (1976:27) Pengantar Perhotelan: Definisi Hotel, Karakteristik, Jenis dan Klasifikasi Hotel
Ministry of Finance Malaysia, Ninth Malaysia Plan 2006-2010 www.kettha.gov.my
Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid 1, Jakarta : Erlangga Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid 2, Jakarta : Erlangga RDTR Kawasan Kuala Namu dan Sekitarnya tahun 2007
WJS Poerwadarminta. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Web : http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=hi gh&fname=/jiunkpe/s1/hotl/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-33404098-12091-airport_hotel-chapter2.pdf http://jenishotel.info/pengertian-hotel http://www.apapengertianahli.com/2015/03/pengertian-hotel-sejarah-dan.html# http://irep.iium.edu.my/id/eprint/8498
(2)
BAB III METODOLOGI 3.1. Metode Perancangan
a. Pengertian
Metode perancangan merupakan tiap-tiap prosedur, teknik, dan alat bantu tertentu yang mempresentasikan sejumlah aktivitas tertentu yang digunakan oleh perancang dalam proses perancangan keseluruhan.
Jones dalam bukunya Design Method (1972), mengemukakan tiga fokus mendesain yaitu adalah 1) metoda divergen, 2) metoda transformasi, 3) metoda konvergensi, yang kemudian dikembangkan lagi oleh menjadi lima oleh Nate Burgos dan Adam Kalish, diantaranya adalah 4) metoda kontinuitas, 5) metoda Artikulasi. Dapat dikatakan bahwa buku Jones adalah referensi utama dari berbagai disiplin desain, disamping buku-buku lainnya.1
Metoda Desain Umum
Pengembangan Metoda Mendesain Oleh Christopher Jones (1972)
Metoda Tradisional Metoda Baru (Modern)
Metoda Tindakan Metoda
Craft
Uji-coba (trial and error) Evaluasi Kerajinan
1. Metoda Black Box (Desainer sebagai kotak hitam) Inspirasi, Ide Campuran Metoda Tindakan dan Metoda Rasional Metoda Gambar Gambar Sketsa Gambar Konsep Gambar Detail
2. Metoda Glass Box (Desainer sebagai kotak kaca) Brainstorming Synectic Konsep Desain Metoda Rasional
3. Desainer Sebagai Pengorganisasian Perancangan
Programming
4. Desainer Sebagai Penemu Acuan (kriteria) Kriteria tunggal Multi kriteria 1
Jones, Cristhoper, Design Method, Willey Interscience, London, 1972,1979 Tabel 3.1. Pengembangan Metoda Jones
(3)
b. Ciri Metode Perancangan
Berikut ini disajikan poin-poin ciri dari metode perancangan tradisional dan rasional.
1. Metode Tradisional (Black Box)
Menciptakan perancang sebagai empu pencipta bangunan, ahli sulap, atau manusia setengah dewa, yang sebuah benda atau sebuah bangunan hasil ciptaannya hanya untuk dipuji atau dicela dan tidak untuk didiskusikan.
Tidak dapat dibicarakan bagaimana proses terjadi atau proses kreatifnya. Ciri Metode Tradisional :
Hasil perancangan dikendalikan oleh masukan yang diterima terdahulu dan lebih dominan berdasarkan pengalaman.
Hasil perancangan dapat dipercepat tetapi akan mengakibatkan keputusan acak untuk suatu periodetertentu.
Kapasitas produksi perancang sangat relevan dengan ketersediaan waktu karena lebih banyak menggunakan imajinasi. sering merupakan lompatan pemahaman yang sulit ditransformasikan.
Kontrol intelegensi mengenai struktur masalah dapat mengakibatkan kesempatan memperoleh hasil yang lebih relevan dengan masalah perancangan
2. Metode Baru/Rasional (Glass Box)
Merupakan metode perancangan rasional
Disebut sebagai kotak transparant (glass box)
Merupakan kebalikan dari metode tradisional
Hasil ciptaan dapat ditelusuri bagaimana proses terjadi maupun proses kreatifnya.
Ciri Metode Rasional :
Tujuan, Variable dan Kriteria ditentukan dengan matang
Analisis lengkap
Evaluasi bermakna dan logis
(4)
c. Penetapan Metode
Metode yang digunakan untuk merancang Hotel Bisnis ini adalah dengan metode glass box, dimana dalam proses perancangannya dengan melihat peruntukan lahan, potensi lahan, dan peraturan pemerintah
3.2. Kerangka Pendekatan
Untuk pemecahan masalah dalam proses pengembangan konsep dan perancangan Hotel Bisnis ini, dilakukan beberapa pendekatan yang dijabarkan secara umum sebagai berikut:
Studi literatur dengan mempelajari permasalahan yang ada serta pemecahan masalah berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung dalam proses perancangan seperti buku panduan, standar bangunan maupun standar keselamatan pada bangunan sesuai dengan fungsi proyek dan kelayakannya.
Studi banding terhadap proyek, judul, dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan mencari data yang telah ada, sumber-sumber tersebut dapat berupa sumber survey langsung maupun sumber tertulis seperti buku, media cetak, internet, dan sumber-sumber lain yang dianggap penting.
Survey lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berkaitan dengan karakteristik, aktivitas, fungsi eksisting serta menganalisa potensi dan permasalahan yang ada pada lingkungan sekitar.
Mendapatkan informasi berupa dokumen tertulis dari instansi-instansi terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi proyek, baik dengan instansi pemerintah maupun swasta.
3.3. Tahap Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang matang sangatlah diperlukan untuk perancangan hotel bisnis ini, perencanaan dalam hal ini meliputi desain dan teknik yang akan digunakan serta penyesuaian terhadap tema dan fungsi. Selain itu perancangan disesuaikan dengan manusia, bangunan, dan lingkungan. Studi kelayakan tentang
(5)
metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data juga dilakukan, yang meliputi sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.3.1. Sumber Data
Dalam perancangan ini ada dua jenis data yang diperlukan yaitu, data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan cara survey lapangan secara langsung. Melihat kedudukan lokasi tapak terhadap kota, tata guna lahan, batas-batas lokasi, pengambilan foto sekitar lokasi.
b. Data Sekunder
Dilakukan dengan cara mencari teori-teori dan data yang berhubungan dengan tujuan penelitian dengan melihat jurnal/paper, buku-buku, Dinas terkait.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar merupakan data-data yang sudah matang atau telah diolah sebelumnya, data diperoleh dengan mengambil data-data laporan, catatan, kajian, dokumen peratutan, dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Sumber data tersebut di antaranya diperoleh dari buku literatur, jurnal ilmiah, dokumentasi penelitian, survey lapangan, kantor pemerintah/swasta dan pada website.
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengidentifikasi dan melakukan beberapa pendekatan.
Pendekatan metode pengumpulan data dilakukan seperti berikut:
Survey Lapangan
Survey lapangan dilakukan dengan survei langsung ke lokasi perancangan, agar dapat diketahui kondisi nyata pada lokasi perancangan sehingga dapat diperoleh gambaran sebagai pertimbangan dalam perencanaan desain arsitektur dan struktur.
Studi Literatur
(6)
mengolah data tertulis berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung dalam proses penelitian dan perancangan
Dokumen
Pengumpulan data dokumen berupa data-data yang dianggap penting dan dibutuhkan untuk mendukung penelitian yang diperoleh dari pemerintah/swasta, dalam penelitian ini berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kualanamu, buku, data di server dan flashdisk, dan data yang tersimpan di internet (website).
Analisa Lokasi
Memperhatikan kondisi topografi, saluran drainase, dan sirkulasi.
3.3.3. Teknik Analisis Data
Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang dibutuhkan. Selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan permasalahan, sehingga diperoleh penganalisaan pemecahan yang efektif dan terarah. Adapun analisa data yang dilakukan adalah:
Analisa kondisi eksisting site
Analisa sirkulasi dan data lalu lintas
Analisa utilitas
Analisa potensi kawasan
3.3.4. Rancangan Analisis Data
Rancangan yang digunakan untuk menganalisa data berupa deskripsi mengenai data-data yang diperoleh. Proses analisa data dimulai dengan melakukan penelitian data-data sebagai berikut :
1. Melakukan pengumpulan data dan peraturan daerah terkait
2. Tahap selanjutnya melakukan survey lapangan dengan tahap pengambilan foto dan pemilihan site yang diinginkan
3. Menganalisa iklim, sirkulasi, utilitas, struktur, view, kebisingan, vegetasi, polusi udara di lokasi
(7)
5. Membuat konsep perancangan dengan bentukan massa dan desain ladscape kawasan
6. Membuat gambar kerja bangunan dan konsep bangunan yang di inginkan 3.4. Flow Chart
Mulai
Tahap Perencanaan
Pengumpulan Data
Data RDTR, Kelengkapan Lokasi Site
Analisa Kelengkapan Data
Perencanaan Bangunan (Tema Arsitektur Hemat Energi)
Membuat Konsep
Gambar Desain
Penyusunan Format Gambar
Selesai
Diagram 3.1. Skema Metode Perancangan Sumber : Pribadi
(8)
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan
4.1.1. Sejarah Kawasan
Batang Kuis adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Deli serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Batang Kuis terdiri atas 11 desa, dan 72 Dusun. Sejalan dengan rencana pemindahan Bandara Internasional Polonia Medan ke Bnadara Internasional Kualanamu yang berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis. Kecamatan ini terus berbenah menjadi diri menjadi Kecamatan Gapura (gerbang dan pintu utama menuju bandara).
Melalui kebijakan lokal, pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang dinamkan gerakan Deli Serdang membangun, sampai dengan akhir tahun 2010, Kecamatan ini mampu menghimpun partisipasi swadaya masyarakat dan pengusaha senilai Rp.17.735.160.000. Atas prestasi tersebut, padda tahun 2008 itu pula kecamatan ini ditetapkan sebagai juara ketiga Kecamatan terbaik tingkat Provinsi Sumatera Utara.
Gambar 4.2. kondisi eksisting lokasi Sumber : Pribadi
Gambar 4.1. kantor camat Batang Kuis 1976 Sumber : wikipedia.org
(9)
4.1.2. Analisa Lokasi
Lokasi Hotel Bisnis NEA Avenue Kualanamu berada di Indonesia, Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Batang Kuis. Lokasi ini berdekatan dengan bandara Kualanamu hanya berjarak ± 9 Km dari bandara ke lokasi. Kawasan sekitar bandara kuala namu merupakan area perdagangan dan jasa, kota transit dan area wisata aktif menurut rencana sistem perkotaan di Kabupaten Deli Serdang. Berikut kondisi lahan eksisting :
- Kasus Proyek : Hotel Bisnis NEA Avenue Kualanamu - Status Proyek : Fiktif
- Lokasi Tapak : Jl. Bandara Kuala Namu, Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang.
SITE
Gambar 4.3. Lokasi Proyek Sumber : Pribadi
(10)
Batas Utara : Perkebunan jagung
Batas Timur : Perkebunan jagung
Batas Selatan : Jl. Kuala Namu (jalan menuju bandara)
Batas Barat : lahan komersil lainnya - Luas : ± 4 ha (40.000 m2) - Kontur : Relatif datar
- KDB : 60 %
- GSB : Jl. Bandara Kuala Namu 9 m
- KLB : 4- 8
- Fungsi eksisting : Lahan kosong - Pemilik : Pihak Swasta - Potensi lahan
Terletak di jalan besar menuju Bandara Internasional Kuala Namu
Berada dekat kawasan sekitar bandar udara berjarak 9 km.
Transportasi lancar dan baik, memiliki 2 jalur, lebar satu jalur 8 m.
Memiliki jalur sekunder sehingga dapat digunakan sebagai jalur servis.
Luas site mendukung ± 4 Ha.
Berada di kawasan perdagangan dan jasa.
Merupakan daerah pengembangan Potensi Wilayah :
Kecamatan Batang Kuis memiliki wilayah dengan luas ±40,34 m2. Terletak pada ketinggian 4-30 m di atas permukaan laut dan beriklim tropis. Adapun batas wilayah Kecamatan Batang Kuis adalaha sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Labu
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Beringin dan Pantai Labu
(11)
4.1.3. Analisa Tata Guna Lahan
Berdasarkan RTR Kualanamu dan sekitarnya, lokasi site diperuntukan sebagai daerah komersil. Lokasi tersebut merupakan daerah yang akan dikembangkan dan saat ini masih berupa lahan kosong yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
MASALAH
Belum adanya hotel bisnis di sekitar kawasan.
Pusat perbelanjaan, ruko komersil, dan kantor-kantor sangat penting sebagai generator aktivitas kawasan pengembangan ini. USULAN
Dengan adanya hotel bisnis di kawasan pengembangan ini menambah varian pemilihan hotel kepada pebisnis dan wisman pada daerah ini.
Bersama dengan hotel bisnis direncanakan juga fungsi pusat perbelanjaan dan perkantoran.
POTENSI
Karakteristik Hotel Bisnis
Berada di pusat kota
Dekat dengan area perkantoran / pusat bisnis
Didukung oleh pusat perbelanjaan Potensi tambahan lainnya
Berada dekat Bandara Internasional Kuala Namu
Lokasi site yang berada di jalan utama membuat site menjadi mudah diakses
(12)
4.1.4. Analisa Keistimewaan Site
4.1.5. Analisa Sirkulasi dan Pencapaian
Keterangan
: Jalan setapak ± 8 meter : Jl. Kuala Namu (jalan
utama menuju bandara) : Jalan setapak ± 6 meter
MASALAH
Jalan setapak yang berada di utara dan barat site kondisinya sangat rusak, banyak lubang dan tidak rata.
Sebelah selatan merupakan jalan satu arah menuju bandara.
USULAN
Entrance akan diletakkan di Jl. Kuala Namu
Jalan setapak di barat site akan diperbaiki dan difungsikan sebagai jalur servis.
POTENSI
Sirkulasi menjadi lebih baik dan teratur
Karena merupakan jalan utama menuju bandara, jalan Kuala Namu merupakan jalan bebas kemacetan.
Site Perancangan berada di jalan besar Bandara Kuala Namu, sehingga menjadi keistimewaan site. Jalan ini menjadi jalan utama menuju site. Bandara Kuala Namu akan menjadi motor penggerak berkembangnya
perancangan ini nantinya. Bandara merupakan pusat pergerakan wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
(13)
Kondisi jalan dapat terlihat sebagai berikut:
Jl. Kuala Namu
Dapat terlihat bahwa keadaan jalan rapi dan bebas hambatan. Jalan ini merupakan jalan 1 arah dengan lebar ± 8 meter. Jalan Kuala Namu dilalui oleh kendaraan umum berupa bus dan taksi, kendaraan beroda empat, kendaraan beroda dua, dan truk. Jalan ini tidak pernah terjadi kemacetan. Di sekitar jalan belum disediakan jalur pedestrian.
Jalan setapak di utara dan barat site
Jalan ini merupakan jalan setapak yang dapat dilalui dengan 2 arah. Kondisi jalan tidak bagus, terdapat banyak lubang dan juga tidak rata. Lebar jalan ± 8 meter. Jalan ini biasa dilalui oleh sepeda motor dan juga mobil pick up.
Gambar 4.4. Jl. Kuala Namu Sumber : Pribadi
Gambar 4.5. Jalan Setapak Sumber : Pribadi
(14)
Pencapaian
Pencapaian menuju lokasi proyek dapat dicapai dengan beragam model trasportasi, baik melalui umum maupun angkutan pribadi. Berikut jenis trasportasinya :
1. Akomodasi taxi dapat dicapai dari kota medan Kualanamu sekitar ± 60 menit, jika tidak ada hambatan
2. Akomadasi bus dapat dicapai dari kota Medan ke Kualanamu sekitar ±90 menit, jika tidak ada hambatan
3. Akomodasi sepeda motor dapat dicapai dari kota Medan ke Kualanamu sekitar ±45 menit
4. Akomodasi dengan mobil pribadi dapat dicapai dari kota Medan ke Kualanamu sekitar ±60 menit, jika tidak ada hambatan
(15)
4.1.6. Analisa Prasarana
Pada site tersedia jaringan listrik, air bersih (PDAM), saluran drainase, lampu jalan, dan signage.
Dari prasarana-prasarana di atas yang memiliki masalah adalah prasarana air kotor, di mana saluran riol kota di sekitar tapak terbuka dan masih berupa galian tanah, sehingga menimbulkan pandangan dan bau yang tidak sedap. Jalur pedestrian juga belum ada. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan opsi penutupan saluran drainase sebagai salah satu solusi pelebaran jalur trotoar. 4.1.7. Analisa Vegetasi
Analisa vegetasi eksisting akan mempengaruhi keputusan desain nantinya. Gambar 4.6. Analisa Prasarana
(16)
4.1.8. Analisa View
Di sekeliling site merupakan tanah kosong yang saat ini dimanfaatkan sebagai area pertanian, sehingga view yang dominan ialah tanaman dan jalan utama.
a. View ke luar site MASALAH
Vegetasi pada area sekitar site kurang terawat sehingga menimbulkan kesan yang kurang menarik
Ukuran pohon tidak cukup rindang untuk meneduh para pejalan kaki
Tidak ada pemisah antara vegetasi pepohonan dengan jalur pedestrian, sehingga penanaman pohon tidak merata dan tidak rapi.
USULAN
Disediakan jalur pedestrian dengan perkerasan dan dibedakan dengan jalur vegetasi.
Ditanami pohon yang rindang.
POTENSI
Daerah sekitar site mendapat kenyamanan visual yang baik maupun suasana pedestrian yang nyaman dan melindungi pedestrian dari panas matahari langsung ketika berjalan pada siang hari.
1
3 2
4
Gambar 4.8. View ke luar site Sumber : Pribadi
(17)
View yang menarik ialah view 4 atau menghadap jalan utama menuju bandara Kuala Namu yaitu view ke Jl. Kuala Namu. Sehingga orientasi site diarahkan ke arah jalan utama.
b. View ke dalam site
1
3
2
4 Gambar 4.9. View ke luar site
Sumber : Pribadi
1
3 2
4
Gambar 4.10. View ke dalam site Sumber : Pribadi
(18)
View yang menarik ialah view 4 yaitu dari jalan besar Bandara Kuala Namu langsung ke site perancangan.
4.1.9. Analisa Kebisingan
Tingkat kebisingan cukup rendah di mana site pada sebelah utara, barat, dan timur merupakan lahan komersial kosong yang saat ini dimanfaatkan menjadi lahan pertanian. Pada sebelah selatan tingkat kebisingan lebih tinggi dikarenakan merupakan jalur utama menuju bandara.
m
Gambar 4.12. Diagram Analisa Kebisingan Sumber : Pribadi
1
3
2
4 Gambar 4.11. View ke dalam site
Sumber : Pribadi
Kebisingan tinggi Kebisingan sedang Kebisingan rendah Keterangan :
(19)
4.1.10.Analisa Iklim a. Angin
Angin bertiup dari arah utara site menuju kea rah selatan site, dikarenakan daerah Kecamatan Batang Kuis ini masih dalam tahap pengembangan oleh karena itu belum banyak bangunan-bangunan tinggi di daerah ini sehingga udara akan mengalir tanpa terpecah kearah lain di karenakan bangunan-bangunan yang tinggi disekitar.
Dikarenakan rendahnya intensitas/kepadatan bangunan di daerah ini sehingga pergerakan angin tidak terpecah dan akan mengalir dengan baik ke arah site dan pergerakan udara juga dapat di manfaatkan sebagai sumber energy mandiri, sehingga dapat menjadi kawasan yang mandiri dengan energy yang didapat dari sekitarnya..
Konsep Tanggapan :
Gambar 4.13. Analisa Angin Sumber : Pribadi
(20)
b. Matahari
1. Tempereatur rata-rata
Minimum : (25,0-26,9)oC
Maksimum : (27,0-28,4)oC
Rata-rata : 27oC 2. Kelembaban : 83 % 3. Curah hujan
Musim barat terjadi pada bulan januari-juli dengan curah hujan antara 12 -236 mm
Musim timur terjadi pada bulan juli – desember dengan curah hujan antara 71-250
4. Angin
Jenis angin : angin darat (malam hari) Angin laut (siang hari)
Arah angin : utara
Kecepatan angin : 0,2-1.2 meter/detik
Arah matahari sangat mempengaruhi bentuk bangunan, sebab orientasi yang salah akan menyebabkan konsumsi energi dalam bangunan menjadi jauh lebih tinggi. Tingkat radiasi cukup tinggi dikarenakan di sekitar site belum terdapat bangunan sehingga panas matahari langsung mengenai site dari segala arah. Terutama dari arah barat sinar akan berlebihan saat siang dan sore hari.
Gambar 4.14. Diagram Analisa Matahari Sumber : Pribadi
(21)
Dikarenakan tidak adanya area teduh pada site sehingga di dalam site sangat panas, sehingga butuh treatment khusus untuk mengurangi ataupun menyaring efek panas yang masuk ke dalam site.
Untuk mengantisipasi masalah ini, dibutuhkan sun shading untuk menghalangi sinar matahari langsung ke dalam bangunan. Selain itu, energi sinar matahari dapat dimanfaatkan untuk solar panel. Penanaman dan penempatan vegetasi juga sangat penting sebagai pendingin fasad. Orientasi bangunan juga dipertimbangkan, sebaiknya diorientasikan ke arah utara dan selatan.
4.2. Analisa Fungsional 4.2.1. Analisa Ruang
a. Analisa Hubungan Antar Ruang
Kamar Hotel
Lounge
Restoran
Ballroom
Meeting Room Pengelola Gedung NEA Avenue
Parkir Security ME perawatan Kelompok Kegiatan Servis Kelompok Pengelola Kelompok Utama Kelompok Pelengkap
Gambar 4.15. Solusi Perancangan Sumber : Pribadi
Gambar 4.16. Diagram Kelompok Kegiatan NEA Avenue
(22)
b. Hubungan Antar Ruang Secara Umum
Gambar 4.17. Diagram Hubungan Antar Ruang Secara Umum Sumber : Pribadi
Loading Dock
ATM Galery
Lobby Lift
Restoran Ball room
Convention
Kamar Hotel
Entrance
Parkir Meeting room
Publik Semi Publik Privat
(23)
4.2.2. Analisa Suasana Ruang
Analisa suasana ruang adalah proses menganalisa yang menjabarkan suasana-suasana dan kriteria-kriteria ruang yang akan di desain dan akan menjadi acuan dalam mendesain interior dalam bangunan. Analisa ruang hotel bisnis ini akan disajikan melaui tabel berikut.
No. Nama Ruang
Kriteria Ruang
Pendekatan Thermal
Ruangan
Suasana
ruang Kebersihan Cahaya View
1. Lobby / Hall
Seabagai area transisi atau sirkulasi, dekat dengan resepsionist dan penitipan barang
Sejuk
Nyaman Ramai √ Terang √
2. Resepsionist
Resepsionist adalah area yng difungsikan sebagai memberi informasi kepada
pengunjung, dekat dengan lobby dan penitipan barang
Sejuk
Nyaman Cukup ramai √ Terang -
Tabel 4.1. Analisa Suasana Ruang Sumber : Pribadi
(24)
3. Penitipan barang
Penitipan barang adalah area fasilitas yang difungsikan sebagai tempat penitipan barang para pengunjung, dekat dengan lobby dan resepsionist
Sejuk Nyaman
Cukup
Ramai √ Terang -
4. Room / Kamar Hotel
Room / Kamar Hotel adalah ruang yang disewa oleh pengunjung untuk tempat beristirahat dan menginap
Sejuk
Nyaman Tenang √ Terang √
5. Meeting Room
Meeting Room adalah ruang yang digunakan untuk mengadakan pertemuan atau rapat membahas pekerjaan
Sejuk
Nyaman Ramai √ Terang -
6. Ball Room
Ball Room adalah ruang yang cukup besar yang digunakan untuk mengadakan suatu acara, baik berupa seminar, workshop, penjelasan
Sejuk
(25)
pemasaran, dan lain-lain
7. Restoran
Restoran adalah ruang yang digunakan sebagai tempat untuk makan dan minum
Sejuk
Nyaman Ramai √ Terang √
8. Lounge & Bar
Sebagai tempat duduk, bersantai, menikmati minuman dan hidangan, menikmati musik dan bertemu relasi atau kerabat
Sejuk
Nyaman Ramai √ Terang √
9. ATM Centre Sebagai area pengambilan uang tunai
Sejuk
Nyaman Tenang √ Terang -
10. Money Changer & Travel Agent
Money Changer adalah ruang yang difungsikan sebagai tempat untuk menukar dan mengambil uang
Sejuk
Nyaman Tenang √ Terang -
11. Fasilitas Olahraga
Sebagai area untuk berolahraga
Sejuk
Nyaman Cukup Ramai √ Terang √
(26)
aktivitas spa dan sauna
13. Kolam Renang Sebagai area untuk berenang Sejuk
Nyaman Cukup Ramai √ Terang √
14. Kantor Pengelola
Kantor Pengelola adalah kantor yang difungsikan untuk pengelola hotel yang dibagi menjadi ruang-ruang divisi.
Sejuk
Nyaman Tenang √ Terang -
15. Ruang
Karyawan
Ruang Karyawan adalah ruang yang digunakan karyawan untuk beristirahat dan mengganti pakaian.
Sejuk
Nyaman Tenang √ Terang -
16. Dapur Restoran
Area yang difungsikan untuk memasak dan membuat makanan dan minuman serta membersihkan peralatan makan
Hangat dan
tidak lembab Cukup Ramai √ Terang -
17. Gudang Sebagai Ruangan
penyimpanan bahan-bahan
Hangat dan
(27)
atapun perangkat-perangkat pameran yang tidak
digunakan lagi
18. Mushollah
Sebagai ruang yang digunakan untuk ibadah / sholat bagi umat islam
Sejuk
Nyaman Tenang √ Terang -
19. Security Sebagai ruang untuk penjaga
keamanan Nyaman Ramai √ Terang -
20. Parkir Area Sebagai ruang untuk
(28)
4.2.3. Analisa Jumlah Pengunjung dan Kebutuhan Kamar
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sumatera Utara melalui Bandara Kuala Namu pada tahun 2015 bulan januari sampai maret berjumlah 88.432 orang. Sehingga selama bulan januari sampai maret jumlah wisatawan yang datang perharinya ± 983 orang.1
Dengan mengasumsikan 50% dari wisman tersebut adalah wisman dengan
tujuan berhubungan dengan ―bisnis‖ maka diperoleh :
60% x 983 = 599 orang / hari
Dari ratio minat wisatawan terhadap hotel bintang 3 diperoleh : 1/3 x 599 orang = 197 orang / hari
Dengan asumsi perbandingan 60% kamar tamu hotel digunakan untuk 1 orang dan sisanya untuk 2 orang, maka kebutuhan kamar hotel untuk tamu adalah 140 kamar. Untuk mencegah terjadinya lonjakan permintaan akan kamar hotel pada saat adanya konferensi, rapat besar, atau event, maka diasumsikan kenaikan permintaan akan kamar mencapai 20%. Maka total kamar yang disediakan adalah:
140 + ( 20% + 140 ) = 168 kamar 4.2.4. Analisa Parkir
Menurut SBT, standar parkir untuk hotel dihitung 1 slot parkir per 5 kamar. Jadi jumlah parkir hotel yang memiliki 168 kamar adalah 168/5 = 34 slot parkir, total luasan parkir 34 x 12,5 m2 = 425 m2.
Menurut SBT, standar parkir untuk ballroom dihitung 1 slot parkir setiap 15 m2 lantai bruto. Jadi jumlah parkir yang harus disediakan adalah 768/15 = 52 slot parkir, total luas parkir 52 x 12,5 m2 = 650 m2.
Untuk jumlah parkir bus diasumsikan tersedia 2 buah parkir 2 x 52 m2 = 104 m2.
1
(29)
Untuk parkir servis dan pengelola dihitung per kamar, 1 slot parkir per 100 kamar. Sehingga total jumlah parkir untuk servis dan pengelola adalah 2 buah slot parkir, total luasan parkir 2 x 12,5 m2 = 25 m2.
Untuk parkir kendaraan roda 2 diasumsikan sebanyak ± 80 buah parkir kendaraan roda dua. Sehingga total luasan parkirkendaraan roda dua adalah 80 x 2 m2 = 160 m2.
Luasan area parkir hotel = 425 m2 + 650 m2 + 104 m2 + 25 m2 + 160 m2 = 1.364 m2.
4.2.5. Analisa Bentuk
Analisa bentuk adalah suatu analisa terhadap karakter maupun visualisasi yang akan diwujudkan pada bangunan. Analisa betuk terdiri dari elemen-elemen seperti ukuran, warna dan tekstur, posisi, orientasi, dan massa. Semua elemen memiliki tujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan.
Jenis bentuk-bentuk dasar geometri yang digunakan dalam sebuah perancangan:
Bujur Sangkar : bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional.
Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk- bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai 5ariasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar bila berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan dinamis bila berdiri pada salah satu sudutnya.
Lingkaran : bentuk yang terpusat.
Berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersudut lainnya atau unsur menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat.
(30)
Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya.
a. Bentukan Pada Hotel
Beberapa bentuk yang dapat dipakai pada bangunan hotel antara lain: Kriteria
Bentuk Dasar Massa Bangunan
Kesesuaian Bentuk
Site Baik Baik Kurang Baik
Orientasi Bangunan Baik, Orientasi Jelas
Baik, Orientasi Ke
Segala Arah Tidak Jelas Efesiensi Ruang Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien Efisiensi Struktur
dan Konstruksi Bangunan
Lebih Mudah Cukup Sulit Mudah
Kesan Yang Ingin
Dicapai Baik Baik Kurang Baik
Ekonomi Bangunan Lebih Hemat Hemat Tidak Ekonomis Tabel 4.2. Keterangan Konsep Bentukan Massa
Sumber : Arsitektur : Bentuk Ruang dan Susunannya
(31)
Pinwheel plan Cross-shaped plan
Circular plan Triangular plan
Single louded plan Double louded offset plan
(32)
Bentuk yang dipilih ialah bentuk persegi panjang dengan tipe Double louded offset plan. Bentuk ini dipilih karena bentuk persegi dapat memaksimalkan fungsi ruang dalam pada bangunan. Selain itu bentuk ini juga dapat memaksimalkan arah bukaan dan area koridor lebih fungsional.
4.3. Analisa Teknologi 4.3.1. Analisa Struktur
Struktur bangunan digunakan agar beban atau gaya bangunan dapat tersalurkan dengan baik.
Struktur atas menyalurkan beban dari atas bangunan menuju ke bawah
Objek Kelemahan Kelebihan
Rangka batang Refleksi besar bila diterpa angin
Fleksibilitas ruang tinggi, bentangan relatif besar (14 -22 meter), kuat dalam bentangan horizontal.
Dinding pemikul
Fleksibilitas ruang kurang, perlu keahlian khusus
Tidak menggunakan
kolom, waktu pengerjaan cepat. Balok induk
dan balok anak
Ruang plafon relatif kecil (1/20 -1/24 bentang)
Bentang 9-18 meter, rangka penguat lantai
Kabel baja Bukan sebagai rangka utama, ruang gaya tarik yang besar
Daya tarik yang tinggi, bentangan 100-300 meter, fleksibilitas tinggi.
Plat lantai Selisih ketinggian relatif kecil
Praktis dalam pengerjaan, bentangan 4-10 meter, ruang plafon lebih tinggi.
Struktur bawah menyalurkan beban bangunan dari struktur atas menuju ke tanah
Objek Keterangan
Pondasi Sumuran a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak Tabel 4.3. Kelemahan dan Kelebihan Struktur Atas
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
Tabel 4.4. Keterangan Struktur Bawah Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(33)
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8 meter) c. Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan
d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah Pondasi Tiang Pancang a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya 5ertikal
maupun horizontal
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter) c. Pengerjaan cepat dan mudah
d. Bahan dari beton, baja, dan kayu
e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar Pondasi Bore Pile a. Cukup aman untuk menahan gaya 5ertikal
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter) c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi
d. Digunakan pada tanah yang tidak keras
e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar f. Tidak memakan waktu yang lama
g. Memerlukan keahlian khusus h. Tidak ekonomis
Bahan Struktur
Kriteria Beton Baja Komposit
Unsur Agregat kasar/halus, air dan semen
Besi, karbon, oksigen
Beton dan Baja
Sifat Mudah dibentuk, praktis Kaku Relatif fleksibel Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan dan tarik Daya tahan
(api/cuaca)
100-450 oC/non korosi 250oC/ korosi 100-450 oC/non korosi
Pengontrolan kualitas
Ketat Relatif merata Ketat
Keahlian Menengah Ahli khusus Ahli khusus
Pelaksanaan Bertahap, di lapangan Singkat, pabrikan Singkat, pabrikan atau lapangan
Tabel 4.5. Kriteria Bahan Struktur
(34)
Jenis Bertulang, praktekan 5 variasi rangka dan profil
5 variasi
Contoh Balok, kolom, lantai, dinding core
Balok, kolom, kabel struktur
Balok, kolom, lantai, dinding core.
Bahan Bangunan
Objek Keterangan
Kayu
a. Digunakan untuk bangunan kecil dan rendah b. Sebagai struktur rangka dan balok
c. Jenis bahan pabrikan d. Tidak tahan terhadap rayap e. Perawatan intensif
f. Gaya sesuai arah serat
Aluminium
a. Sebagai struktur pendukung b. Jenis bahan pabrikan
c. Perlu keahlian khusus d. Tahan cuaca tropis e. Penghantar panas f. Ringan
Gipsum
a. Tingkat stabilitas tinggi b. Daya tahan tinggi c. Kedap suara d. Anti serangga
e. Ringan & Pemasangan praktis f. Aplikasi pada plafon dan partisi
Kaca
a. Sebagai sturktur pelingkup b. Perlu keahlian khusus
c. Permukaan yang rentan terhadap cuaca d. Tahan terhadap kelembaban
e. Ringan & Transparan a. f. Kuat pada fungsi tertentu Tabel 4.6. Kriteria Bahan Bangunan
(35)
4.3.2. Analisa Utilitas
Utilitas adalah sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan seperti keamanan, penghawaan, pencahayaan, penanggulangan kebakaran, sanitasi, elektrikal, penangkal petir, pembuangan sampah, dan termasuk juga sistem akustik.
a. Elektrikal
Sumber arus listrik pada sistem elektrikal dari PLN.
Generator Set (Genset)
Untuk mengantisipasi kebutuhan listrik pada saat terjadi pemadaman listrik dari PLN seperti yang sering terjadi, digunakan Genset. Genset ini dapat menyuplai listrik minimal 50 % dari listrik yang dibutuhkan yaitu mencakup tenaga listrik utama, seperti penerangan umum, AC, pompa, dan lift.
UPS (Uninteruped Power Supply)
UPS atau Uninteruped Power Supply merupakan baterai kering yang dapat menyuplai tenaga listrik sementara. UPS digunakan pada saat pemadaman listirk PLN dan kebakaran. UPS ini berguna untuk menyuplai listrik secara langsung pada bangunan khususnya pada fungsi yang sangat membutuhkan, seperti : penerangan darurat, dan fan-fan pada saat kebakaran.
PLN / Trafo Gardu Meteran Main Panel
Generato r Panel Lightin g Panel Power UPS
Panel Distribusi
Panel Pompa Panel AC Pompa Mesin AC Panel Fire Alarm Distribusi Distribusi Panel
(36)
b. Plumbing
Saluran Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM, bila mengalami kerusakan, maka sumur bor akan digunakan sebagai sumber air cadangan.
Saluran Air Kotor
Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air kotor harus melewati proses treatment terlebih dahulu.
PDAM Meteran Reservoir bawah Pompa Sumur
Pompa Fire hydrant Pompa Reservoir atas Chiller Fire Sprinkler Toilet
Kloset Urinoir
Kloset Urinoir
Septic tank R.Chlorinasi Pompa
Saluran pembuangan
kota Diagram 4.3. Skema Saluran Air Kotor
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi Diagram 4.2. Skema Saluran Air Bersih Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(37)
Saluran Air Buangan
Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air buangan harus terlebih dahulu melalui proses treatment.
c. Sistem Penghawaan / Pengkodisian Udara
Sistem penghawaan terbagi menjadi 2 yaitu Sistem Penghawaan Alami dan Sistem Penghawaan Buatan.
Sistem Penghawaan Keuntungan Kerugian
Penghawaan Alami
Biaya lebih murah
Dapat dimodifikasi untuk membentuk estetis bangunan
Kenyamanan yang tercipta tidak dapat dikontrol.
Tidak dapat merata disetiap ruang
Bergantung terhadap iklim tempat
Penghawaan Buatan
Dapat merata disetiap ruangan
Tingkat kelembaban dan suhu dapat dikontrol.
Udara yang dialirkan dapat dibersihkan.
Biaya lebih mahal
Dibutuhkan ruang yang besar sebagai tempat peletakan peralatan penghawaan.
Membutuhkan bantuan energi. Tabel 4.7. Keuntungan dan Kerugian Sistem Penghawaan
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi Dapur Toilet
Dapur Toilet
penampungan Water treatment Pompa
Saluran pembuangan
kota Washtafel
Washtafel
Diagram 4.4. Skema Saluran Air Buangan Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(38)
d. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan terbagi menjadi 2, yaitu 1. Sistem Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan pada ruang-ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela atau dinding kaca.
2. Sistem Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan digunakan pada ruang-ruang yang tertutup dan pada ruang-ruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan seperti lampu sorot (spot light).
Pencahayaan alami Pencahayaan buatan
Biaya murah
Pengaturan intensitas cahaya sulit
Bergantung terhadap iklim dan cuaca
Baik digunakan untuk ruangan dengan dimensi yang besar (hall atau area publik)
Biaya lebih mahal
Intensitas cahaya dapat diatur
Sudut pencahayaan dapat dikontrol
Baik digunakan untuk ruang-ruang khusus dan ruang dengan dimensi kecil
Tabel 4.8. Perbandingan Sistem Pencahayaan Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi Cooling
tower
Kondensor Chiller
Air handling
unit Outlet unit Inlet unit
Ruangan
Diagram 4.5. Skema Sistem Penghawaan / Pengkondisian Udara Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(39)
e. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Pencegahan kebakaran merupakan segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui sistem deteksi awal untuk mengaktifkan alarm peringatan. Sedangkan penanggulangannya dimaksudkan untuk memadamkan penyalaan api yang tidak terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman yang diaktifkan alarm.
Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu : 1. Alat deteksi asap (Smoke Detector)
Mempunyai kepekaan tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap di dalam ruang tempat alat itu dipasang.
2. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)
Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.
Sistem pemadam kebakaran terbagi atas tiga, yaitu : 1. Pencegahan
a. Deteksi asap b. Deteksi panas 2. Penanggulangan
a. Fire Hydrant : Melayani area seluas 500-800 m2
b. Fire Extinguser : Melayani area seluas 200-250 m2 dengan jarak antara dua unit 20-25 m yang merupakan alat kebakaran portable
c. Pilar Hydrant : Diletakan di luar bangunan
d. Sprinkler : Melayani area seluas 10-25 m2/spinkler yang bekerja secara otomatis untuk memadamkan api sedini mungkin
3. Penyelamatan dengan menggunakan tangga kebakaran. Syarat tangga kebakaran adalah :
a. Terbuat dari bahan tahan api b. Terdapat penekanan asap
(40)
d. Radius penempatan kira-kira 40 m
f. Pembuangan Sampah
Sumber-sumber utama sampah berasal dari beberapa area dalam museum seperti :
1. Area kerja pengelola berupa kertas-kertas bekas
2. Area pengunjung berupa bungkusan-bungkusan bekas makanan 3. Area logistic yaitu dapur
Sampah-sampah dikumpulkan menurut jenisnya yaitu sampah kering, sampah basah, dan sampah-sampah berbahaya lainnya yang mengandung zat-zat racun. Kemudian sampah dibuang ke tempat sampah utama untuk diangkut oleh truk pembuang sampah.
Jika bangunan terdiri dari beberapa lantai dan kapasitas sampahnya besar maka harus disediakan tempat pembuangan sampah dengan sistem vertikal atau shaft sampah ke bak sampah di lantai dasar untuk diangkut oleh truk pembuang sampah.
4.4. Analisa Penerapan Tema
Ada 6 strategi utama yang bisa diterapkan dalam desain arsitektur hemat energi, yaitu :
1. Envelope : berkaitan dengan pelingkup ruang 2. Lighting : berkaitan dengan pencahayaan 3. Heating : berkaitan dengan pemanasan 4. Cooling : berkaitan dengan pendinginan 5. Energy Production : berkaitan dengan produksi energi 6. Water and waste : berkaitan dengan air dan sampah Berikut penjelasannya:
1. Envelope
Berkaitan dengan envelope (pelingkup) pada bangunan dapat digunakan konsep green roof. Green roof adalah penggunaan atap bertanaman. Dengan
(41)
menggunakan atap bertanaman bisa menurunkan suhu pada bagian atap dan ruangan di bawahnya beberapa derajat.
2. Lighting
Berkaitan dengan lighting (pencahayaan) dapat diterapkan konsep light shelves. Light shelves adalah permukaan yang digunakan untuk mendistribusikan dan mengurangi penerangan berlebih cahaya matahari yang masuk dari side lighting.
3. Heating
Tidak semua strategi pemanasan diterapkan di daerah tropis seperti Indonesia. Salah satu dari konsep heating ialah active solar thermal energy system. Active solar thermal energy system adalah penyerapan energi panas matahari untuk kebutuhan pemanasan air, pemanasan kolam, pemanasan udara, dan pemanasan ruang.
4. Cooling
Berkaitan dengan cooling (pendinginan) dapat diterapkan cross ventilation. Cross ventilation adalah aliran udara dingin dari luar ruangan ke dalam ruang dan membawa udara panas ke luar ruangan.
5. Energy Production
Berkaitan dengan energy production (produksi energi) dapat diterapkan photovoltaic. Photovoltaic adalah sel untuk mengkonversi energi sinar matahari menjadi energi listrik. Pemanasan sel surya bisa dilakukan pada atap, fasade, sebagai sun shading dan di ruang terbuka.
(42)
6. Water and waste
Berkaitan dengan water and waste dapat diterapkan konsep rainwater harvesting. Rainwater harvesting adalah mengumpulkan air hujan untuk berbagai keperluan. Ada 2 skala penggunaan:
Sistem kecil : mengumpulkan air hujan pada atap untuk penggunaan domestik.
Sistem besar : menggunakan penyaring besar untuk keperluan pengairan tanaman.
Jenis Atap Photovoltaic Sumber : Google.com
(43)
BAB V
KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar
5.1.1. Orientasi Bangunan
Tapak bangunan yang memanjang di sisi Timur-Barat menjadi suatu tantangan bagi konsep hemat energi. Bangunan sedapat mungkin diarahkan menghindari sinar matahari yang berlebihan dan panas dengan tujuan utama untuk mengurangi jumlah panas yang masuk ke dalam bangunan melalui selubung bangunan, dan dengan demikian otomatis akan menekan penggunaan energi dalam pengkondisian udara dalam bangunan.
Bangunan juga didesain agar dapat menjadi elemen shading bagi sisi bangunan lainnya.
Bukaan di sebelah timur dan barat diminimalisir karena sinar matahari berlebihan, dan memaksimalkan bukaan di sebelah utara dan selatan.
Gambar 5.1. Orientasi Matahari Sumber : Pribadi
(44)
Penerapan Pada Bangunan:
Gambar 5.2. Orientasi Massa Bangunan Sumber : Pribadi
Gambar 5.3. Tampak Selatan Sumber : Pribadi
(45)
5.1.2. Ketebalan Bangunan
Bangunan dirancang tipis (±16 meter) agar memaksimalkan pencahayaan alami di siang hari. Dengan demikian, dapat menekan penggunaan energi dalam pencahayaan. Shading bangunan pun dirancang agar membantu memperpanjang jangkauan sinar matahari ke dalam bangunan, tanpa meningkatkan panas yang masuk.
Gambar 5.4. Tampak Utara Sumber : Pribadi
(46)
Gambar 5.5. Ketebalan Bangunan Sumber : Pribadi
16 m
16 m
16 m
Gambar 5.6. Potongan Bangunan Sumber : Pribadi Penerapan Pada Bangunan
(47)
5.1.3. Roof Garden
Roof garden dapat mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan secara signifikan sebab tumbuhan menyerap panas di sekitarnya dan menguapkannya. Dengan demikian, suhu atap dapat lebih rendah.
Selain itu, roof garden juga berperan ‘mengembalikan‘ lahan hijau yang hilang akibat pembangunan gedung. Dengan demikian, luas area hijau tetap dapat dipertahankan.
Struktur taman atap
Atap dak didesain dengan kedalaman antara 30-50 cm dengan dibatasi dinding sesuai dengan kedalamannya. Berikut ini dijabarkan bebeapa lapisan yang dibutuhkan untuk melindungi ruang di dalam bangunan dan sebagai media tanam untuk tanaman yang akan diletakkan di atas bangunan.
- Lapisan Dak
Lapisan yang paling bawah atau tepat di atas dak adalah lapisan pelindung utama.
- Waterproofing
Waterproofing merupakan lapisan kedua. Pada lapisan ini terdiri dari 2 jenis, yaitu jenis membrane atau lembaran dan screed yang berupa cairan yang layaknya kita mengecat dinding.
- Protection Layer
Gambar 5.7. Green Roof Sumber : Pribadi
(48)
Protection Layer adalah lapisan pelindung ketiga dari dak yang ada di atas ruang bangunan kita.
- Drainage Layer
Drainage Layer merupakan lapisan drainase untuk aliran air yang ada di area taman.
- Filter Fabric
Filter fabric atau geotrxtile adalah lapisan penyaring dari air. Untuk di kolam lapisan ini diperuntukkan sebagai penyaring kotoran tanah agar tidak naik ke permukaan air dan membuat keruh air yang ada di kolam.
- Media Tanam
Lapisan terakhir adalah lapisan media tanam. Lapisan ini penting untuk pertumbuhan tanaman.
Penerapan Pada Bangunan:
Gambar 5.8. Green Roof Pada Bangunan Sumber : Pribadi
(49)
5.1.4.
Solar Photovoltaic SystemSolar photovoltaic sistem merupakan suatu pengembangan teknologi tentang solar cells. Dengan konsep photovoltaics, kita dapat mengumpulkan energi dari panel matahari sebagai pengganti energi yang telah ada. Sel Photovoltaic mengumpulkan dan menyimpan energi matahari. energinya dapat digunakan kapan saja pada saat diperlukan. Matahari tak dapat diramalkan, kadang cerah kadang hujan. Tetapi hal itu tidak membuat kemampuan solar photovoltaic sebagai pengumpul energi hilang. Menginvestasikan energi ini baik untuk melindungi bumi.
Energi yang dihasilkan dari Solar photovoltaic system dikonveksikan menjadi energi listrik. Energi listrik alami yang bersumber dari sinar matahari ini dapat digunakan pada bangunan sehingga menghemat penggunaan energi buatan.
Gambar 5.9. Solar Photovoltaic lasti Sumber : Pribadi
(50)
5.1.5. Konsep Fasad
Konsep fasad menggunakan jendela kaca untuk memaksimalkan pencahayaan alami pada bangunan, sehingga dapat mengurangi pemakaian lampu pada siang hari dan secara otomatis dapat menghemat energi listrik.
Pada fasad ditambahkan penggunaan light shelf. Penggunaan light shelf dapat memungkinkan cahaya alami dapat didifusikan lebih jauh ke dalam.
Gambar 5.10. Penerapan Solar Photovoltaic System pada bangunan Sumber : Pribadi
(51)
(52)
5.2. Konsep Perancangan Tapak 5.2.1. Zoning Ruang Luar
Massa
Massa hotel ditempatkan sedikit menjauh dari jalan raya untuk mengurangi polusi kebisingan dan polusi udara dari jalan raya.
Perletakan dengan orientasi ―Mall – Kantor – Hotel‖ secara terpisah untuk memanipulasi ketinggian bangunan – merujuk kepada peraturan daerah dengan ketinggian maksimum 45 meter. Sehingga jumlah lantai kantor dan hotel tidak terkurangi ketinggian mall.
Ruang Terbuka
Ruang terbuka sengaja didesain dengan luasan yang cukup lebar dimaksudkan agar terkesan lapang dan tidak sesak karena dipenuhi bangunan. Selain itu ruang terbuka juga sebagai daerah resapan.
Ruang terbuka terdiri dari : parkir outdoor, area drop off, area hijau, sirkulasi kendaraan, pedestrian track, open space event, dan jalur perlambat.
Area Hijau
- Area hijau sebagai filter polusi udara - Sebagai daerah resapan air
Mall
Kantor
Sewa Parkir
Outdoor Area Servis
Hotel Open Space
dan RTH
Gambar 5.12. Penzoningan Ruang Luar Sumber : Pribadi
(53)
- Menciptakan kesejukan sehingga suasana lebih asri – pohon-pohon sebagai penghasil oksigen.
Parkir Outdoor
- Disediakan parkir outdoor bagi pengunjung yang hanya mampir dalam waktu singkat.
5.2.2. Pencapaian
Akses pencapain ke dalam site berada di JL. Kualanamu yang merupakan jalan arteri utama menuju Bandara Kualanamu. Untuk mengantisipasi jalur cepat maka didesain area perlambat jalan, sehingga tidak terjadi kemacetan.
Drop Off
Hotel
Masuk dan keluar basement
Area Perlambat Jalan
Gambar 5.13. Pencapaian Sumber : Pribadi
(54)
5.2.3. Sirkulasi dan Parkir
5.3. Konsep Perancangan Bangunan 5.3.1. Massa Bangunan
Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi Pedestrian
Gambar 5.15. Massa Bangunan Sumber : Pribadi
Gambar 5.14. Sirkulasi dan Parkir Sumber : Pribadi
U
(55)
Faktor utama dalam pembentukan massa bangunan adalah lokasi tapak yang berada di pinggir jalan. Jalan yang dilalui merupakan jalan primer atau jalan utama, sehingga bentuk bangunan nantinya akan berorientasi ke sana.
Setelah menemukan orientasi utama, maka dipilih bentuk persegi yang tipis sehingga lebih sesuai dengan konsep bangunan hemat energi. Massa yang tipis akan memungkinkan adanya pencahayaan alami di dalam bangunan. Di sisi lain, massa yang tipis juga memudahkan pergerakan udara (sistem ventilasi alami). Maka dirancanglah fasad bangunan yang bergelombang dengan maksud untuk memudahkan pergerakan udara tadi.
5.3.2. Zoning Bangunan a. Zoning Vertikal
Privat Privat Privat Privat Privat Privat Semi Privat Privat Publik Semi Privat Servis
Gambar 5.16. Zoning Vertikal Sumber : Pribadi Privat
Servis
Semi Privat Publik
(56)
b. Zoning Per Lantai - Lantai 1
Privat Servis
Sirkulasi Publik Keterangan:
Gambar 5.17. Zoning Lantai 1 Sumber : Pribadi
(57)
- Lantai 2
Privat Servis
Sirkulasi Publik Keterangan:
Semi Privat
Gambar 5.18. Zoning Lantai 2 Sumber : Pribadi
(58)
- Lantai 3
Privat Servis
Sirkulasi Keterangan:
Semi Privat
Gambar 5.19. Zoning Lantai 3 Sumber : Pribadi
(59)
- Lantai 4-10
5.4. Konsep Struktur dan Konstruksi 5.4.1. Sistem Struktur
Bangunan yang dirancang menggunakan struktur rigid frame dengan inti (core). Struktur rigid frame memiliki kemampuan untuk menahan gaya pada arah vertikal dan horizontal. Sistem struktur rigid frame dipilih karena ideal untuk bangunan di bawah 20 lantai. Selain itu, dengan struktur rigid frame, susunan layout ruang-ruang dalam lebih efisien. Struktur rigid bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom. Dan pada inti (core) bangunan memuat sistem-sistem mekanis dan tansportasi secara vertikal.
Privat Servis
Sirkulasi Keterangan:
Gambar 5.20. Zoning Lantai 4-10 Sumber : Pribadi
(60)
Keuntungan :
- Mudah pelaksanaan - Tahan gempa - Ekonomis
- Dinding hanya sebagai struktur pengisi sehingga bukaan dan pembagian ruang lebih bebas.
Pembagian Zona Struktur Bangunan
Bangunan tersebut dari bawah ke atas terdiri dari: - Pondasi bangunan
- Basement - Podium - Tower
(61)
Pondasi
Pondasi pada bangunan menggunakan pondasi tiang panjang dengan bahan beton betulang, sehingga dapat menahan beban bangunan dengan baik.
Kolom dan balok
Konstruksi kolom menggunakan bahan baja yang dilapisi beton, begitu juga dengan balok. Rangka baja komposit dapat menahan beban lebih kuat dan tahan lama.
(62)
Lantai
Konstruksi lantai menggunakan plat baja bondek yang dilapisi cor beton bertulang di bagian atas. Plat baja (bondek) ini juga memiliki fungsi ganda yaitu sebagai bekisting tetap dan penulangan positif satu arah. Plat bondek tidak menggunakan besi tulangan bagian bawah karena fungsinya sudah digantikan oleh bondek.
Sumber : Pribadi
(63)
Dinding
5.4.2. Konsep Metoda Konstruksi
Sumber : Pribadi
(64)
Sumber : Pribadi
(65)
Sumber : Pribadi
(66)
5.5. Konsep Utilitas
5.5.1. Konsep Skematik Sistem Plumbing
(67)
5.5.2. Konsep Skematik Sistem Suplai Air Sprinkler dan Hidrant
(68)
5.5.3. Konsep Skematik Sistem Fire Alarm
(69)
5.5.4. Konsep Skematik Sistem Telepon
5.5.5. Konsep Skematik Sistem Sampah
(70)
5.5.6. Konsep Skematik Sistem AC
(71)
5.5.7. Konsep Skematik Sistem Listrik
(72)
BAB VI
HASIL PERANCANGAN 6.1. Gambar Perspektif
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
6.5. Denah
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
6.6. Tampak
(90)
(91)
(92)
(93)
6.7. Potongan
6.7.1. Potongan A-A‘
(94)
6.7.2. Potongan B-B‘
(95)
6.7.3. Detail A
(96)
(97)
6.9. Rencana Sistem Pembalokan
(98)
(99)
(100)
(1)
6.15.1. Detail Plat Lantai, Pertemuan Balok dan Kolom ... 182
6.15.2. Detail Pondasi ... 183
6.15.3. Detail Potongan Fasade ... 184
6.16. Foto Maket ... 185
(2)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir ... 5
Gambar 2.1 KKOP Bandar Udara ... 22
Gambar 2.2 Eksterior Fasad Berry Biz Hotel ... 41
Gambar 2.3 Lobby Berry Biz Hotel ... 41
Gambar 2.4 Type Kamar Berry Biz Hotel ... 42
Gambar 2.5 Meeting Point Berry Biz Hotel ... 43
Gambar 2.6 Palace Hotel, Tokyo ... 43
Gambar 2.7 Deluxe Room 1 King Bed 45 sqm ... 45
Gambar 2.8 Deluxe Room with balcony 1 King Bed 45 sqm ... 45
Gambar 2.9 Deluxe Room with balcony 2 twin Bed 45 sqm ... 45
Gambar 2.10 Club Deluxe Room 1 King Bed 45 sqm ... 45
Gambar 2.11 Grand Deluxe Room w/ Balcony 1 King Bed 55 sqm ... 46
Gambar 2.12 Grand Deluxe Room 2 twin Bed 55 sqm ... 46
Gambar 2.13 Grand Deluxe Room 2 twin Bed 55 sqm ... 46
Gambar 2.14 Club Deluxe room w/ balcony 2 twin beds 45 sqm lounge access imperial palace view ... 47
Gambar 2.15 Club Grand Deluxe room w/out balcony 2 twin 55 sqm lounge access imperial palace view ... 47
Gambar 2.16 Chiyoda Suite w/ balcony double bed 80 sqm club lounge access, imperial palace view ... 47
Gambar 2.17 Park Suite w/ balcony 2 twin 120 sqm club lounge access incl comp breakfast ... 48
Gambar 2.18 Terrace Park Suite w/ balcony 120 sqm club lounge access, imperial palace view ... 48
Gambar 2.19 Palace Suite w/ balcony 1 king bed 210 sqm lounge access imperial palace view ... 48
Gambar 2.20 Garden suite w/ balcony 1 king bed 75 sqm club lounge access, imperial palace view ... 49
Gambar 2.21 Executive Suite w/ balcony 1 king 75 sqm club lounge access, imperial palace view ... 49
(3)
Gambar 2.22 Club Grand Deluxe Room w/ balcony 1 king 55 sqm
lounge access imperial palace view ... 49
Gambar 2.23 Eksterior MEWC Building ... 52
Gambar 2.24 Orientasi Bangunan MEWC Building ... 53
Gambar 2.25 Fasad Utara MEWC Building (a), Fasad Selatan MEWC Building (b), Fasad Timur MEWC Building (c), Fasad Barat MEWC Building ... 54
Gambar 2.26 Jendela Punch Hole dengan Light Shelves ... 54
Gambar 2.27 Ventilasi dan Pencahayaan Alami pada Atrium ... 55
Gambar 2.28 Ventilasi Alami dengan Thermal Flue / Chimney Effect ... 56
Gambar 2.29 Desain Layout Interior MEWC Building ... 56
Gambar 2.30 Partisi Ruang Interior MEWC Building ... 56
Gambar 4.1 Kantor Camat Batang Kuis 1976 ... 65
Gambar 4.2 Kondisi Eksisting Lokasi ... 65
Gambar 4.3 Lokasi Proyek ... 66
Gambar 4.4 Jl. Kuala Namu ... 70
Gambar 4.5 Jalan Setapak ... 70
Gambar 4.6 Analisa Prasarana ... 72
Gambar 4.7 Vegetasi di Sekitar Site ... 72
Gambar 4.8 View ke Luar Ssite ... 73
Gambar 4.9 View ke Luar Site ... 74
Gambar 4.10 View ke dalam site ... 74
Gambar 4.11 View ke dalam site ... 75
Gambar 4.12 Diagram Analisa Kebisingan ... 75
Gambar 4.13 Analisa Angin ... 76
Gambar 4.14 Diagram Analisa Matahari ... 77
Gambar 4.15 Solusi Perancangan ... 78
Gambar 4.16 Diagram Kelompok Kegiatan NEA Avenue ... 78
Gambar 4.17 Diagram Hubungan Antar Ruang Secara Umum ... 79
Gambar 5.1 Orientasi Matahari ... 100
Gambar 5.2 Orientasi Massa Bangunan ... 101
(4)
Gambar 5.4 Tampak Utara ... 102
Gambar 5.5 Ketebalan Bangunan ... 103
Gambar 5.6 Potongan Bangunan ... 103
Gambar 5.7 Green Roof ... 104
Gambar 5.8 Green Roof Pada Bangunan ... 105
Gambar 5.9 Solar Photovoltaic lasti ... 106
Gambar 5.10 Penerapan Solar Photovoltaic System pada bangunan ... 107
Gambar 5.11 Potongan Fasad Bangunan ... 108
Gambar 5.12 Penzoningan Ruang Luar ... 109
Gambar 5.13 Pencapaian ... 110
Gambar 5.14 Sirkulasi dan Parkir ... 111
Gambar 5.15 Massa Bangunan ... 111
Gambar 5.16 Zoning Vertikal ... 112
Gambar 5.17 Zoning Lantai 1 ... 113
Gambar 5.18 Zoning Lantai 2 ... 114
Gambar 5.19 Zoning Lantai 3 ... 115
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 24
Tabel 2.2 Hubungan Pengguna dan Kegiatan ... 28
Tabel 2.3 Program Ruang ... 34
Tabel 2.4 Persyaratan dan Kriteria Ruang ... 38
Tabel 3.1 Pengembangan Metoda Jones ... 59
Tabel 4.1 Analisa Suasana Ruang ... 80
Tabel 4.2 Keterangan Konsep Bentukan Massa ... 87
Tabel 4.3 Kelemahan dan Kelebihan Struktur atas ... 89
Tabel 4.4 Keterangan Struktur Bawah ... 90
Tabel 4.5 Kriteria Bahan Struktur ... 91
Tabel 4.6 Kriteria Bahan Bangunan ... 91
Tabel 4.7 Keuntungan dan Kerugian Sistem Penghawaan ... 94
(6)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1 Skema Perilaku Pengunjung ... 33
Diagram 2.2 Skema Perilaku Penghuni/Tamu Hotel ... 33
Diagram 2.3 Skema Perilaku Pengelola dan Karyawan Hotel ... 34
Diagram 2.4 Skema Perilaku Karyawan Servis ... 34
Diagram 3.1 Skema Metode Perancangan ... 64
Diagram 4.1 Skema Sistem Elektrikal ... 92
Diagram 4.2 Skema Saluran Air Bersih ... 93
Diagram 4.3 Skema Saluran Air Kotor ... 93
Diagram 4.4 Skema Saluran Air Buangan ... 94