Gedung Graha Wonokoyo Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

21 2.4.5. Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis

1. Gedung Graha Wonokoyo

Terletak di pusat kota Surabaya, Graha Wonokoyo menjulang dengan 10 lantai pada menaranya. Graha Wonokoyo merupakan gedung perkantoran yang dibangun pada situs konservasi arsitektur kolonial. Dirancang hemat energi dan kontekstual, mencitrakan bangunan yang menghubungkan memori antara masa lalu dan masa kini. Massa lainnya berupa bangunan medium tiga lantai yang berfungsi sebagai gallery, hall, dan ruang rapat kolektif pada bagian tengah. Massa penanda merupakan tower perkantoran yang membujur sumbu utara-selatan sesuai kondisi site sebagai klimaks. Layout Graha Wonokoyo dibagi menjadi tiga Gambar 2.7. Tipikal Layout Combi Office Sumber : Data Arsitek Gambar 2.8 Tipikal Layout Cellular Office Sumber : Data Arsitek Universitas Sumatera Utara 22 zona. Di sisi barat, zona thermal barrier dengan penempatan ruang penerima, ruang rapat dan service-core. Graha Wonokoyo merupakan contoh konkrit bangunan yang berbicara tentang solusi untuk konservasi energi pada bangunan komersial, memadukan penampilan elemen arsitektur kolonial dalam bingkai pemikiran bangunan yang hemat energi. Informasi Bangunan Lokasi : Jl. Taman Bungkul 1-3-5-7 Surabaya Fungsi : Gedung Kantor Pemilik : Wonokoyo Group Jumlah Lantai : 1 Basement, dan terdapat 3 area Area A : 2 lantai Area B : 4 lantai Area C : 10 lantai Luas Tapak : 1.854 m 2 Luas Bangunan : 7.121 m 2 Material : Struktur beton, kaca stopsol, aluminium komposit Penggunaan Energi : 88 kWhm 2 tahun Arsitek : Ir. Jimmy Priatman, M Arch PT.Archi-Metric Gambar 2.9. Gedung Graha Wonokoyo Sumber : http:elearning.upnjatim.ac.id Universitas Sumatera Utara 23 Penghargaan : Runner-up ASEAN Energy Award ACE 2006 Terletak di pusat kota Surabaya, Graha Wonokoyo menjulang dengan 10 lantai pada menaranya. Graha Wonokoyo merupakan gedung perkantoran yang dibangun pada situs konservasi arsitektur kolonial. Bangunan yang terdiri dari 11 lantai dengan luas lahan 1.854 m² dan luas bangunan 7.121 m². Luas unit kantor yang disewakan ±42 m², ±100 m², ±640 m². Yang di arsiteki oleh Jimmy Priatman, Graha Wonokoyo adalah salah satu dari gedung perkantoran di Surabaya yang menerapkan konsep bangunan hemat energi, dengan pendekatan bentuk bangunan arsitektur kolonial karena konteks lokasinya yang berada dalam kawasan konservasi. Bangunan ini terdiri dari tiga massa. Dari depan adalah bangunan penerima 2 lantai dengan gaya arsitektur kolonial sebagai manifestasi dari pendekatan, massa tengah 3 lantai bertindak sebagai transisi antara bentuk kolonial dengan bentuk modern, dan massa belakang dengan bentuk modern 11 lantai adalah menara kantor. Detil yang ditampilkan adalah satu elemen dari arsitektur kolonial yang sangat mempengaruhi tampilan bangunan ini. Dalam merencanakan bangunan ini mencoba untuk mengurangi tingkat standar konsumsi energi yang telah diatur sesuai dengan indeks efisiensi energi EEI untuk bangunan kantor yang tidak harus lebih dari 200kwhtahun. Untuk arah bangunan yang menghadap timur dan selatan tidak mengimplementasikan material kaca penuh, tetapi masih menggabungkan elemen bukaan neo klasik seperti jendela sehingga mempersempit masuknya radiasi matahari, sedangkan di utara dan barat yang memiliki radiasi yang lebih tinggi menggunakan jenis kaca v-kool teknologi tinggi yang dapat menyerap radiasi matahari. Jenis AC VRV sistem yang menghemat energi dan dapat diatur independen di setiap lantai. Sisi barat, yang bertindak sebagai penghalang panas berfungsi sebagai ruang resepsionist, ruang pertemuan, dan layanan kamar. Sisi utara adalah sebagai unit ruang AC, Universitas Sumatera Utara 24 pantry dan ruang arsip. Di selatan dan sebelah timur zona utama yang difungsikan sebagai ruang kantor. Organisasi Ruang Untuk menentukan arah hadap, fasade, dan organisasi ruang. Arah hadap utama adalah Barat, jalan raya utama. Strategi yang diterapkan adalah massa bangunan depan berupa area penerima 2 lantai, tengah adalah transisi 4 lantai, dan berakhir pada menara 10 lantai sebagai klimaks membujur Utara-Selatan sesuai tapak. Lay out menara terbagi atas zona perkantoran pada sisi Selatan dan Timur. Zona thermal barrier berada di sisi Barat, dengan penempatan ruang penerima, ruang rapat kolektif, dan service core, sedangkan zona thermal barrier di sisi Utara, untuk kegiatan outdoor, unit AC, pantry dan ruang arsip. Gambar 2.10. Perancangan menggunakan analisis diagram sun path Sumber : http:elearning.upnjatim.ac.id Universitas Sumatera Utara 25 2.5. ELABORASI TEMA

2.5.1. Pengertian Tema Arsitektur Hemat Energi