Kantor Sewa Nea Avenue
DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995). Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997). Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33. Penerbit Erlangga, Jakarta.
NN. (2013). Gedung Kementrian Pekerjaan Umum Resmi Bersertifikat Greenship Platinum. [Online]. Tersedia: http://blog.gbcindonesia.org/gedung-kementerian-pekerjaan-umum-resmi-bersertifikat-greenship-platinum.html [3 Agustus 2016].
Rizali R. (2012). Graha Wonokoyo Sebagai Bangunan Berwawasan Lingkungan Di Iklim Tropis. [Online]. Tersedia: http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/ SAINSARSITEKTUR2/work/tugas_sain2-2011/4f8ebe80703f6ROMI_ RIZALI_09-18_(SAINS_Ars._2).pdf. [3 Agustus 2016].
Web :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kantor
https://oyarchie.wordpress.com/2013/02/21/pertimbangan-dalam-sebuah- perencanaan-gedung-kantor-sewa/
(2)
BAB III
METODOLOGI
Dalam bab ini akan menjelaskan tentang metodologi penelitian apa yang digunakan dalam proses perancangan kantor sewa dengan tema hemat energi.
3.1. Metodologi Penelitian
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan
termasuk keabsahannya” (Ruslan, 2003)
Menurut cara menganalisisnya, metode penelitian dibagi menjadi tiga yaitu, metode penelitian kualitatif, metode penelitian kuantitatif, dan metode penelitian kombinasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.
3.2. Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal yang penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Melakukan survey penentuan lokasi site.
Studi pustaka terhadap tema arsitektur yang dipilih. Menentukan kebutuhan data.
Pembuatan proposal penyusunan tugas akhir. Proses peracangan desain bangunan.
3.3. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan (observation) , metode literatur dan studi
(3)
dokumentasi.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Metode Observasi
Dengan survei langsung ke lapangan, agar dapat diketahui kondisi real di lapangan sehingga dapat diperoleh gambaran sebagai pertimbangan dalam perencanaan desain struktur.
2. Metode Literatur.
Yaitu mengumpulkan, mengidentifikasikan dan mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan.
3. Dokumen
4. Pengumpulan data dokumen berupa data-data yang diperoleh dari pemerintah/swasta, dalam penelitian ini berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kualanamu, buku, data di sever dan flashdisk, dan data yang tersimpan di web site.
3.4. Analisa Pengumpulan Data
Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang dibutuhkan. Selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan permasalahan, sehingga diperoleh penganalisaan pemecahan yang efektif dan terarah. Adapun analisa data yang dilakukan adalah :
Analisa eksisting site
Analisa data topografi
Analisa utilitas
Analisa potensi lingkungan
(4)
Mulai
Tahap Persiapan
(Data RDTR, Kelengkapan Lokasi site)
Analisa Kelengkapan Data
Perencanaan Bangunan (Tema Hemat Energi)
Gambar Desain
Penyusunan Format Gambar
Selesai
Diagram 3.1. Flow Chart Sumber : Pribadi
(5)
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1. Analisa Lokasi Tapak
Lokasi berada di Kab. Deli Serdang dan merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Selain memiliki sumber daya alam yang besar.
4.1.1. Analisa Kondisi Lahan Eksisting
Letak : Jl. Kualanamu, Kec. Btg Kuis, Kab. Deli Serdang Fungsi Existing : Lahan kosong
Pemilik : Pihak swasta
Luas lahan : 4 Ha (40.000 m2) Kontur tapak : Relatif datar Orientasi site : Menghadap selatan Arah lalu lintas : 2 arah
KDB : 60 %
KLB : 4 - 8 Lantai
Gambar 4.1. Lokasi Tapak Sumber : Google map
(6)
Garis Sempadan Bangunan
Utara : 6 meter
Timur : 6 meter
Selatan (Jl. Kualanamu) : 6 meter
Barat : 15 meter
Batas-batas site :
Batas Utara : Lahan komersil Batas Timur : Lahan komersil Batas Selatan : Jl. Kualanamu Batas Barat : Lahan komersil Potensi lahan :
Berada di jalur utama menuju Bandara Internasional Kuala Namu Merupakan daerah pengembangan dengan fungsi komersil
Akses ke lokasi cukup mudah
4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kualanamu dan sekitarnya, lokasi site perancangan difungsikan sebagai daerah komersil. Dan merupakan daerah pengembangan, namun sekarang ini lokasi masih berupa lahan kosong dan dimanfaatkan untuk lahan pertanian.
Gambar 4.2. RTR Kuala Namu dan Sekitarnya
(7)
4.1.3. Analisa Sirkulasi / Pencapaian
Masalah
Masih belum terdapat bangunan dengan fungsi kantor sewa di kawasan tersebut.
Kurangnya aktivitas pendukung di sekitar kawasan perancangan seperti pusat perbelanjaan, kantor, dll.
Usulan
Menambah alternatif bagunan kantor sewa dan menfasilitasi pelaku bisnis untuk meningkatkan potensi di kawasan komersil tersebut.
Di site perancangan juga direncanakan bangunan tambahan dengan fungsi hotel bisnis dan pusat perbelanjaan.
Potensi
Site perancangan berada di jalur utama sehingga memudahkan akses menuju lokasi
Dekat dengan Bandara Internasional Kualanamu, hotel bisnis juga pusat perbelanjaan.
(8)
Keterangan - Jalan Kualanamu
- Jalan setapak (8 meter) - Jalan setapak (6 meter)
4.1.4. Analisa View
Di sekitar lokasi perancangan merupakan lahan kosong yang sekarang di manfaatkan untuk lahan pertanian, sehingga tanaman menjadi view yang lebih dominan terlihat.
Masalah
Kondisi jalan setapak yang terdapat di utara dan barat site tidak rata/rusak.
Orientasi site merupakan jalur langsung menuju bandara.
Usulan
Akses masuk ke site dari arah Jl. Kualanamu
Memperbaiki jalan setapak yang rusak dan difungsikan sebagai jalur servis untuk bangunan yang akan dibangun.
Potensi
Sirkulasi di sekitar site manjadi lebih teratur, agar tidak menyebabkan kemacetan di Jl. Kualanamu yang merupakan jalur bebas kemacetan.
(9)
Keterangan : Kualitas view cukup baik
Kualitas view kurang baik
B C
D
A
A B
D C
Gambar 4.3. Eksisting View Sumber : Pribadi
(10)
4.1.5. Analisa Matahari
Orientasi matahari cukup mempengaruhi site dan bentuk bangunan nantinya. Karna bisa saja menyebabkan pemakaian energi pada bangunan menjadi jauh lebih tinggi, dan tingginya tingkat radiasi di sekitar site dikarenakan belum terdapat bangunan. Sehingga site mendapatkan panas matahari langsung dari segala arah, terutama panas pada waktu siang dari arah barat.
Masalah
Kurangnya area teduh sehingga di dalam site cukup panas
Usulan
Treatment khusus untuk mengurangi atau menyaring efek panas yang masuk ke dalam site
Sun shading untuk menghalangi sinar matahari langsung ke dalam bangunan.
Potensi
Pemanfaatan sinar matahari dengan penggunaan solar panel sebagai upaya hemat energi untuk meminimalkan penggunaan daya yang berlebih pada bangunan
(11)
4.1.6. Analisa Vegetasi
Masalah
Kurangnya pepohonan sebagai peneduh, juga tidak terdapat jalur pedestrian
Perletakan pepohonan tidak rapi dan tidak merata dengan baik sehingga menimbulkan kesan yang kurang menarik.
Usulan
Menyediakan jalur perkerasan untuk pedestrian dan ditanami tanaman juga pohon yang rindang sebagai peneduh dan penghambat kebisingan.
Potensi
Lingkungan sekitar site menjadi asri, dan terwujudnya kenyamanan visual
Terdapatnya ruang terbuka hijau, juga untuk dapat melindungi pejalan kaki dari sinar matahari langsung di siang hari.
Gambar 4.4. Eksisting Vegetasi Sumber : Pribadi
(12)
4.1.7. Analisa Angin
Pada lokasi perancangan sirkulasi udara/angin bergerak dari arah utara (bagian atas site) bergerak ke arah selatan (bagian bawah site), pergerakan udara/angin dapat dijadikan pertimbangan dalam mendesain bentuk gubahan massa, orientasi bangunan juga elemen-elemen arsitektur lain untuk dapat memanfaatkan aliran udara/angin kedalam site kawasan.
4.1.8. Analisa Kebisingan
Keterangan : Kebisingan tinggi
Kebisingan sedang
(13)
Lokasi perancangan yang saat ini dimanfaatkan sebagai lahan pertanian memiliki tingkat kebisingan cukup rendah dari arah timur, utara dan barat site. Berbeda sedikit di arah selatan site tingkat kebisingan lebih tinggi dikarenakan berbatasan langsung dengan Jl. Kualanamu dan merupakan jalur utama menuju bandara yang banyak dilalui kendaraan.
4.2. Analisa Fungsional 4.2.1. Analisa Ruang
4.2.2. Analisa Bentuk
Analisa bentuk merupakan suatu analisa terhadap karakter maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan, bentuk merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan.
Bentuk terdiri dari elemen-elemen seperti ukuran, warna, dan tektur, posisi, orientasi, massa. Semua elemen memiliki tujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan.
Kantor Sewa
Lounge
Restoran
Meeting Room Pengelola Gedung NEA Avenue Gudang Toilet ME Klinik Kelompok Service Kelompok Pengelola Kelompok Utama Kelompok Pelengkap
Diagram 4.1. Analisa Ruang Sumber : Pribadi
(14)
Bentuk-bentuk dasar geometri yang sering digunakan dalam suatu perancangan:
1. Bentuk Segitiga - Bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya.
2. Bentuk Bujur Sangkar - Bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk- bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar bila berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan dinamis bila berdiri pada salah satu sudutnya.
3. Bentuk Lingkaran - Bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersudut lainnya atau unsur menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat.
Kriteria
Bentuk Dasar Bangunan
Kesesuaian
Bentuk Site Baik Baik Kurang Baik
Orientasi Bangunan Baik, Orientasi Jelas
Baik, Orientasi
Ke Segala Arah Tidak Jelas
(15)
Keluaran :
Berdasarkan beberapa faktor dari table di atas, bentuk yang paling baik yang akan menjadi pertimbangan dilihat dari kelebihan dan kekurangannya untuk menyesuaikan Kantor Sewa dengan tema Arsitektur Hemat Energi ialah bentuk bujur sangkar/persegi dikarenakan keterkaitan dengan penerapan tema yang akan digunakan dan beberapa pertimbangan lain seperti view, pergerakan angin, pergerakan matahari, dan fungsi dari proyek perancangan ini sendiri.
4.3. Analisa Teknologi 4.3.1. Analisa Struktur
Struktur bangunan berfungsi sebagai pembagi beban dan gaya pada bangunan yang kemudian disalurkan ke permukaan tanah. Secara garis besar struktur dibagi menjadi 2 bagian.
1. Struktur Atas (Upper Structure)
Ialah bagian struktur yang berkaitan langsung dengan fungsi bangunan (berhubungan langsung dengan ruang aktifitas pengguna).
Efesiensi Ruang Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien
Efisiensi Struktur dan Konstruksi
Bangunan
Lebih Mudah Cukup Sulit Mudah
Kesan Yang
Ingin Dicapai Baik Baik Kurang Baik
(16)
Objek Kelemahan Kelebihan
Rangka batang Refleksi besar bila diterpa angin
Fleksibilitas ruang tinggi. Bentangan relatif besar (14 -22 M).
Kuat dalam bentangan horizontal.
Dinding pemikul
Fleksibilitas ruang kurang, dan perlu
keahlian khusus
Tidak menggunakan kolom. Waktu pengerjaan cepat.
Balok induk dan balok anak
Ruang plafon relatif kecil (1/20 -1/24 bentang)
Bentang 9-18 meter. Rangka penguat lantai.
Kabel baja
Bukan sebagai rangka utama, ruang gaya tarik
yang besar
Daya tarik yang tinggi. Bentangan 100-300 meter.
Fleksibilitas tinggi.
Plat lantai Selisih ketinggian relatif kecil
Praktis dalam pengerjaan. Bentangan 4-10 meter. Ruang plafon lebih tinggi.
2. Struktur Bawah (Sub Structure)
Ialah bagian struktur yang berfungsi mendukung / menyangga struktur atas dan menghubungkan antara keseluruhan bangunan dengan tapak. Tabel 4.2. Upper Structure
(17)
Objek Keterangan
Pondasi Sumuran
Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak
Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8 Meter)
Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan
Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah
Pondasi Tiang Pancang
Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya 5ertikal maupun horizontal
Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 M)
Pengerjaan cepat dan mudah
Bahan dari beton, baja, dan kayu
Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar
Pondasi Bore Pile
Cukup aman untuk menahan gaya 5ertikal
Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter)
Pengeboran untuk pengecoran pondasi
Digunakan pada tanah yang tidak keras
Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar
Tidak memakan waktu yang lama
Memerlukan keahlian khusus
Tidak ekonomis
4.3.2. Analisa Utilitas
Utilitas merupakan kelengkapan dari suatu bangunan gedung, agar bangunan gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal. Disamping itu penghuninya akan merasa nyaman, aman, dan sehat.
(18)
Berikut ruang lingkup utilitas pada bangunan : 1. Sistem Plumbing
2. Sistem Pembuangan Sampah
3. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran 4. Sistem Instalasi Listrik
5. Sistem Pengkondisian Udara 6. Sistem Transportasi Vertikal 7. Sistem Telekomunikasi 8. Sistem Penangkal Petir
(19)
BAB V
KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar
5.1.1. Orientasi Bangunan
Tapak bangunan yang memanjang di sisi Timur-Barat menjadi suatu tantangan bagi konsep hemat energi. Bangunan sedapat mungkin diarahkan menghindari sinar matahari yang berlebihan dan panas dengan tujuan utama untuk mengurangi jumlah panas yang masuk ke dalam bangunan melalui selubung bangunan, dan dengan demikian otomatis akan menekan penggunaan energi dalam pengkondisian udara dalam bangunan.
Bangunan juga didesain agar dapat menjadi elemen shading bagi sisi bangunan lainnya.
Massa bangunan didesain tidak memenuhi site dan banyak area terbuka agar terciptanya area resapan pada site, mengusung pada konsep green hemat energi.
Gambar 5.1. Orientasi Massa Bangunan Sumber : Pribadi
U
(20)
5.1.2.
Solar Photovoltaic SystemSolar photovoltaic system merupakan suatu pengembangan teknologi tentang solar cells. Dengan konsep photovoltaics, kita dapat mengumpulkan energi dari panel matahari sebagai pengganti energi yang telah ada. Sel Photovoltaic mengumpulkan dan menyimpan energi matahari. energinya dapat digunakan kapan saja pada saat diperlukan. Matahari tak dapat diramalkan, kadang cerah kadang hujan. Tetapi hal itu tidak membuat kemampuan solar photovoltaic sebagai pengumpul energi hilang. Menginvestasikan energi ini baik untuk melindungi bumi.
Energi yang dihasilkan dari Solar photovoltaic system dikonveksikan menjadi energi listrik. Energi listrik alami yang bersumber dari sinar matahari ini dapat digunakan pada bangunan sehingga menghemat penggunaan energi buatan.
Gambar 5.2. Solar Photovoltaic Panel Sumber : http://www.ecohome.net/
Gambar 5.3. Penerapan Solar Photovoltaic System pada bangunan Sumber : Pribadi
(21)
5.2. Konsep Perancangan Tapak
5.2.1. Zoning Ruang Luar
Massa
Massa hotel ditempatkan sedikit menjauh dari jalan raya untuk mengurangi polusi kebisingan dan polusi udara dari jalan raya.
Perletakan dengan orientasi “Mall – Kantor – Hotel” secara terpisah untuk memanipulasi ketinggian bangunan – merujuk kepada peraturan daerah dengan ketinggian maksimum 45 meter. Sehingga jumlah lantai kantor dan hotel tidak terkurangi ketinggian mall.
Ruang Terbuka
Ruang terbuka sengaja didesain dengan luasan yang cukup lebar dimaksudkan agar terkesan lapang dan tidak sesak karena dipenuhi bangunan. Selain itu ruang terbuka juga sebagai daerah resapan.
Ruang terbuka terdiri dari : parkir outdoor, area drop off, area hijau, sirkulasi kendaraan, pedestrian track, open space event, dan jalur perlambat.
Area Hijau
- Area hijau sebagai filter polusi udara - Sebagai daerah resapan air
Mall
Kantor
Sewa Parkir
Outdoor Area Servis
Hotel Open Space
dan RTH
Gambar 5.4. Penzoningan Ruang Luar Sumber : Pribadi
(22)
- Menciptakan kesejukan sehingga suasana lebih asri – pohon-pohon sebagai penghasil oksigen.
Parkir Outdoor
- Disediakan parkir outdoor bagi pengunjung yang hanya mampir dalam waktu singkat.
5.2.2. Pencapaian
Akses pencapain ke dalam site berada di JL. Kualanamu yang merupakan jalan arteri utama menuju Bandara Kualanamu. Untuk mengantisipasi jalur cepat maka didesain area perlambat jalan, sehingga tidak terjadi kemacetan.
Kantor Sewa
Drop Off
Masuk dan keluar basement
Area Perlambat Jalan
Gambar 5.5. Pencapaian Sumber : Pribadi
(23)
5.2.3. Sirkulasi dan Parkir
5.3. Konsep Perancangan Bangunan
5.3.1. Massa Bangunan
Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi Pedestrian
Gambar 5.7. Massa Bangunan Sumber : Pribadi
Gambar 5.6. Sirkulasi dan Parkir Sumber : Pribadi
U
(24)
Faktor utama dalam pembentukan massa bangunan adalah lokasi tapak yang berada di pinggir jalan. Jalan yang dilalui merupakan jalan primer atau jalan utama, sehingga bentuk bangunan nantinya akan berorientasi ke sana.
Setelah menemukan orientasi utama, maka dipilih bentuk persegi yang tipis sehingga lebih sesuai dengan konsep bangunan hemat energi. Massa yang tipis akan memungkinkan adanya pencahayaan alami di dalam bangunan. Di sisi lain, massa yang tipis juga memudahkan pergerakan udara (sistem ventilasi alami). Maka dirancanglah fasad bangunan yang bergelombang dengan maksud untuk memudahkan pergerakan udara tadi.
5.3.2. Zoning Bangunan a. Zoning Vertikal
Privat Privat Privat Privat Privat Privat Privat Publik Semi Privat Servis
Gambar 5.8. Zoning Vertikal Sumber : Pribadi
Privat Privat Privat Privat Servis Semi Privat Publik
(25)
b. Zoning Per Lantai - Lantai 1
- Lantai 2
Privat Servis Semi Privat Publik Keterangan: Sirkulasi
Gambar 5.9. Penzoningan Lantai 1 Sumber : Pribadi
Gambar 5.10. Penzoningan Lantai 2 Sumber : Pribadi
(26)
- Lantai 3-4
- Lantai 5-8
Privat Servis Keterangan:
Sirkulasi
Gambar 5.11. Penzoningan Lantai 3-4 Sumber : Pribadi
Gambar 5.12. Penzoningan Lantai 5-8 Sumber : Pribadi
(27)
- Lantai 9-12
5.4. Konsep Struktur dan Konstruksi
5.4.1. Sistem Struktur
Bangunan yang dirancang menggunakan struktur rigid frame dengan inti (core). Struktur rigid frame memiliki kemampuan untuk menahan gaya pada arah vertikal dan horizontal. Sistem struktur rigid frame dipilih karena ideal untuk bangunan di bawah 20 lantai. Selain itu, dengan struktur rigid frame, susunan layout ruang-ruang dalam lebih efisien. Struktur rigid bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom. Dan pada inti (core) bangunan memuat sistem-sistem mekanis dan tansportasi secara vertikal.
Privat Servis Keterangan:
Sirkulasi
Gambar 5.13. Penzoningan Lantai 9-12 Sumber : Pribadi
(28)
Keuntungan :
- Mudah pelaksanaan - Tahan gempa - Ekonomis
- Dinding hanya sebagai struktur pengisi sehingga bukaan dan pembagian ruang lebih bebas.
Pembagian Zona Struktur Bangunan
Bangunan tersebut dari bawah ke atas terdiri dari: - Pondasi bangunan
- Basement - Podium - Tower Pondasi
Pondasi pada bangunan menggunakan pondasi tiang panjang dengan bahan beton betulang, sehingga dapat menahan beban bangunan dengan baik.
(29)
Kolom dan balok
Konstruksi kolom menggunakan bahan baja yang dilapisi beton, begitu juga dengan balok. Rangka baja komposit dapat menahan beban lebih kuat dan tahan lama.
Sumber : Pribadi
(30)
Lantai
Konstruksi lantai menggunakan plat baja bondek yang dilapisi cor beton bertulang di bagian atas. Plat baja (bondek) ini juga memiliki fungsi ganda yaitu sebagai bekisting tetap dan penulangan positif satu arah. Plat bondek tidak menggunakan besi tulangan bagian bawah karena fungsinya sudah digantikan oleh bondek.
Dinding
Sumber : Pribadi
(31)
5.4.2. Konsep Metoda Konstruksi
Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
(32)
Sumber : Pribadi
(33)
5.5. Konsep Utilitas
5.5.1. Konsep Skematik Sistem Plumbing
(34)
5.5.2. Konsep Skematik Sistem Suplai Air Sprinkler dan Hidrant
(35)
5.5.3. Konsep Skematik Sistem Fire Alarm
(36)
5.5.4. Konsep Skematik Sistem Telepon
(37)
5.5.5. Konsep Skematik Sistem Sampah
(38)
5.5.6. Konsep Skematik Sistem AC
(39)
5.5.7. Konsep Skematik Sistem Listrik
(40)
BAB VI
KONSEP PERANCANGAN 6.17. Gambar Perspektif
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
6.20. Denah
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
6.21. Tampak
(55)
(56)
(57)
(58)
6.22. Potongan
(59)
(60)
(61)
(62)
6.25. Pembalokan
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
6.26. Rencana Sistem Listrik
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
6.27. Rencana Sistem AC & Telepon
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
6.28. Rencana Sistem Plumbing & Sampah
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
6.29. Rencana Sistem Kebakaran
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Terminologi JudulTerminologi judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna dari sebuah kata judul agar bisa dipahami tujuan ataupun sasarannya.
Adapun judul dari proyek ini adalah “Kantor Sewa NEA Avenue”. Berikut penjelasannya:
Kantor dalam bahasa Belanda disebut kantoor, dan dalam bahasa Perancis disebut comptoir adalah sebutan untuk tempat yang digunakan sebagai wadah perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi. Sewa dalam pengertian yang umum, pada dasarnya sewa dapat diartikan
sebagai harga yang dibayar ke atas penggunaan tanah dan faktor-faktor produksi lainnya yang jumlah penawarannya tidak dapat ditambah. Dalam pembicaraan sehari-hari sewa pada umumnya diartikan sebagai pembayaran yang dilakukan suatu keluarga ke atas rumah yang disewanya, atau pembayaran seorang pengusaha ke atas bangunan atau toko milik orang lain yang digunakannya. Arti sewa dalam pembicaraan sehari-hari tersebut tidaklah sama dengan pengertian sewa secara umum.
NEA merupakan singkatan dari huruf awal nama penulis (perancang bangunan) yaitu Nurul – Eddy – Adenan. NEA hanya sekedar nama pelengkap untuk menghargai kolaborasi perancang.
Avenue dalam bahasa Inggris Avenue memiliki beberapa arti, yang paling umum arti avenue adalah jalan besar dan kesempatan.
Bedasarkan pengertian di atas maka “Kantor Sewa NEA Avenue” adalah suatu bangunan multi fungsi terdiri dari pusat perbelanjaan, hotel bisnis, dan kantor sewa untuk dapat mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan yang akan mendukung ke tiga aktivitas di daerah KNO.
(100)
2.2. Tinjauan Umum
2.2.1. Pengertian Kantor Sewa
Menurut L.Manaseh dan R.Cunliffe, kantor dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
Commercial Office
Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran untuk umum (yang disewakan), perusahaan dagang (trading company), asuransi dan transportasi.
Industrial Office
Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan fisik dengan pabriknya.
Professional Office
Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan merupakan perkantoran dengan modal yang digunakan relatif kecil. Institutional / Governmental Office
Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup lama dan kokoh. Biasanya digunakan waktu yang lama atau panjang.
Dari jenis-jenis kantor di atas dipilih jenis Commercial Office sebagai fungsi utama proyek ini.
Adapun sistem sewa perkantoran pada umumnya terbagi menjadi 2 jenis berdasar perhitungan luasan yang disewa, yaitu :
Net System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luasan lantai bersih (tidak termasuk koridor ataupun common space dan biasanya harga sewa per meter persegi lebih tinggi.
Gross System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luas lantai kotor sehingga luasan lantai yang digunakan untuk kantor lebih kecil dari jumlah luasan yang disewa pada awalnya karena penyewa dikenakan beban biaya untuk koridor ataupun common space.
(1)
vi
6.4.7. Denah Lantai Atap ... 82
6.5. Tampak ... 83
6.5.1. Tampak Selatan ... 83
6.5.2. Tampak Timur ... 84
6.5.3. Tampak Utara ... 85
6.5.4. Tampak Barat ... 86
6.6. Potongan ... 87
6.6.1. Potongan A-A ... 87
6.6.2. Potongan B-B ... 88
6.7. Rencana Pondasi ... 89
6.8. Detail ... 90
6.9. Pembalokan ... 91
6.9.1. Pembalokan Basement 1 ... 91
6.9.2. Pembalokan Lantai 1 ... 92
6.9.3. Pembalokan Lantai 2 ... 93
6.9.4. Pembalokan Lantai 3 ... 94
6.9.5. Pembalokan Lantai 4-12 ... 95
6.9.6. Pembalokan Lantai Atap ... 96
6.10. Rencana Sistem Listrik ... 97
6.10.1.Rencana Sistem Listrik Lantai 1 ... 97
6.10.2.Rencana Sistem Listrik Lantai 2 ... 98
6.10.3.Rencana Sistem Listrik Lantai 3-4 ... 99
6.10.4.Rencana Sistem Listrik Lantai 5-8 ... 100
6.10.5.Rencana Sistem Listrik Lantai 9-12 ... 101
6.10.6.Rencana Sistem Listrik Lantai Atap ... 102
6.11. Rencana Sistem AC & Telepon ... 103
6.11.1.Rencana Sistem AC & Telepon Lantai 1 ... 103
6.11.2.Rencana Sistem AC & Telepon Lantai 2 ... 104
6.11.3.Rencana Sistem AC & Telepon Lantai 3-4 ... 105
6.11.4.Rencana Sistem AC & Telepon Lantai 5-8 ... 106
6.11.5.Rencana Sistem AC & Telepon Lantai 9-12 ... 107
(2)
vii
6.12. Rencana Sistem Plumbing & Sampah ... 109
6.12.1.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 1 ... 109
6.12.2.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 2 ... 110
6.12.3.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 3-4 ... 111
6.12.4.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 5-8 ... 112
6.12.5.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 9-12 ... 113
6.12.6.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai Atap .... 114
6.13. Rencana Sistem Kebakaran ... 115
6.13.1.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 1 ... 115
6.13.2.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 2 ... 116
6.13.3.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 3-4 ... 117
6.13.4.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 5-8 ... 118
6.13.5.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 9-12 ... 119
6.13.6.Rencana Sistem Kebakaran Lantai Atap ... 120
6.14. Konsep Skematik ... 121
6.15. Sistem Struktur ... 124
6.16. Foto Maket ... 125
(3)
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir ... 4
Gambar 2.1 Lokasi Tapak ... 8
Gambar 2.2 Perbandingan Jenis Layout Kantor ... 19
Gambar 2.3 Tipikal Layout Open Plan Office ... 19
Gambar 2.4 Tipikal Layout Structured Open Plan Office ... 20
Gambar 2.5 Tipikal Layout Group Space ... 20
Gambar 2.6 Tipikal Layout Self-Regulatory Office ... 20
Gambar 2.7 Tipikal Layout Combi Office ... 21
Gambar 2.8 Tipikal Layout Cellular Office ... 21
Gambar 2.9 Gedung Graha Wonokoyo ... 22
Gambar 2.10 Perancangan menggunakan analisis diagram sun path ... 24
Gambar 2.11 Gedung Kementrian PU ... 27
Gambar 2.12 Gedung Menara Grand BCA Indonesia ... 28
Gambar 2.13 Skema Daur Ulang Air Bekas ... 29
Gambar 2.14 Penggunaan Material Kaca ... 29
Gambar 2.15 Insulated Glazing ... 29
Gambar 4.1 Lokasi Tapak ... 33
Gambar 4.2 RTR Kuala Namu dan Sekitarnya ... 35
Gambar 4.3 Eksisting View ... 38
Gambar 4.4 Eksisting Vegetasi ... 39
Gambar 5.1 Orientasi Massa Bangunan ... 48
Gambar 5.2 Solar Photovoltaic Panel ... 49
Gambar 5.3 Penerapan Solar Photovoltaic System pada bangunan ... 49
Gambar 5.4 Penzoningan Ruang Luar ... 50
Gambar 5.5 Pencapaian ... 51
Gambar 5.6 Sirkulasi dan Parkir ... 52
Gambar 5.7 Massa bangunan ... 52
Gambar 5.8 Zoning Vertikal ... 53
Gambar 5.9 Penzoningan Lantai 1 ... 54
(4)
ix Gambar 5.11 Penzoningan Lantai 3-4 ... 55 Gambar 5.12 Penzoningan Lantai 5-8 ... 55 Gambar 5.13 Penzoningan Lantai 9-12 ... 56
(5)
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Lokasi ... 10
Tabel 2.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang ... 14
Tabel 2.3 Fasilitas Perkantoran (Office) ... 17
Tabel 2.4 Fasilitas Pelengkap ... 18
Tabel 4.1 Bentuk Dasar Geometri ... 43
Tabel 4.2 Upper Structure ... 45
(6)
xi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1 Bagan Penghematan Energi (Penghematan BBM) ... 26 Diagram 3.1 Flow Chart ... 33 Diagram 4.1 Analisa Ruang ... 42