singkatan atau simbol yang mewakili sekelompok kata, frase, kalimat atau paragraf. Kode biasa dikembangkan dari permasalahan penelitian,
hipotesis, konsep-konsep kunci, atau tema-tema yang penting Miles Huberman, 1994.
Dalam melakukan koding, peneliti sebelumnya mempersiapkan kelengkapan transkrip. Transkrip adalah catatan lengkap mengenai
seluruh data yang diperoleh dari informan Utarini, 2000. Transkrip yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil FGD dan wawancara.
Pada penelitian ini, koding dilakukan oleh peneliti dan seorang asisten secara mandiri dan terpisah untuk menghindari adanya subjektifitas.
Koding dilakukan dengan menggunakan bantuan program Atlas.ti. Pada tahap pertama, dilakukan open coding dengan memberi kode-kode yang
sesuai dengan data yang terdapat pada transkrip. Kode-kode yang dihasilkan selanjutnya dikelompokkan ke dalam kategori. Koding
dilakukan baris per baris. Setelah melakukan open coding, tahap selanjutnya adalah mencari hubungan antar kategori-kategori tersebut
yang bertujuan untuk menghasilkan theoretical codes. Tahap terakhir proses analisis adalah dengan menetapkan kategori utama main
category yaitu kategori yang berkaitan dengan sebanyak mungkin kategori yang telah dihasilkan sebelumnya Utarini, 2000.
Setelah koding selesai, peneliti dan asisten bertemu untuk membahas perbedaan pandangan dan membuat kesepakatan tentang hasil koding.
Perbedaan pandangan yang ditemukan antara lain, peneliti memberikan kode “keteladanan dosen” pada satu quotasi tetapi asisten peneliti
memberikan kode “komunikasi dosen”. Setelah diskusi, diambil kesepakatan menggunakan kode “keteladanan dosen” yang diambil. Pada
quotasi lain, peneliti memberikan kode “bimbingan terhadap mahasiswa” dan asisten peneliti memberikan kode “diskriminasi terhadap mahasiswa”.
Setelah berdiskusi, diambil kesepakatan menggunakan kode “diskriminasi terhadap mahasiswa”.
28
I. Keabsahan Data
Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan credibility, keteralihan transferability, kebergantungan
dependability, dan kepastian confirmability. Keterpercayaan credibility oleh Satori
dan Komariah 2010 dinyatakan sebagai ukuran kebenaran data yang diperoleh, dimana
terdapat kecocokan konsep peneliti dengan hasil penelitian. Peningkatan keterpercayaan penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan melakukan
perpanjangan pengamatan prolonged engagement, peningkatan ketekunankegigihan persistent observation, triangulasi, analisis kasus
negatif negative case analysis, diskusi dengan teman sejawat peer review, dan member check Satori
dan Komariah, 2010. Upaya pencapaian kredibilitas yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah : 1. Triangulasi
Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Berbagai teknik triangulasi yang dapat
dilakukan yaitu triangulasi dari sumberinforman, triangulasi dari sumber pengumpulan data, dan triangulasi waktu Satori
dan Komariah, 2010.
Proses triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumberinforman untuk menggali data lebih mendalam yaitu
dengan menggunakan penilaian umpan balik 360 derajat. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari pimpinan, dosen,
karyawan dan mahasiswa. 2. Diskusi dengan teman sejawat peer review
Moleong 2007 mengungkapkan bahwa diskusi dengan teman sejawat akan menghasilkan: a pandangan kritis terhadap hasil
penelitian, b temuan teori substantive, c membantu mengembangkan langkah berikutnya, d pandangan lain sebagai
pembanding. Pada penelitian ini, peneliti melakukan peer review
29
dengan seorang sejawat, LM, yang merupakan seorang dosen suatu institusi pendidikan, lulusan Magister Pendidikan Kedokteran FK UGM,
dan mengambil tema tesis “integritas akademik mahasiswa” sehingga dianggap mempunyai pemahaman yang sama mengenai perilaku
profesional. Peneliti mendiskusikan hasil analisa data dan interpretasi dengan teman sejawat. Sejawat memberikan masukan mengenai data-
data yang masih dilewatkan dan interpretasi data yang kurang sesuai.
Keteralihan transferability suatu penelitian didapatkan apabila orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan
untuk menerapkan hasil penelitian tersebut di tempat lain Satori dan Komariah, 2010. Suatu penelitian dinyatakan reliabilitas dependability
apabila orang lain dapat mengulangi proses penelitian tersebut Satori dan Komariah, 2010. Pengujian ini dilakukan dengan mengaudit keseluruhan
proses penelitian. Audit dilakukan oleh independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan
penelitian. Objektivitas confirmability didapatkan apabila hasil penelitian telah
disepakati oleh banyak orang Satori dan Komariah, 2010. Uji objektivitas hampir sama dengan uji reliabilitas, sehingga pengujiannya dapat
dilakukan secara bersamaan. Uji objektivitas menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
J. Etika Penelitian
Penelitian ini telah mematuhi prosedur yang berlaku, yaitu dengan melakukan :
1. Perijinan kepada bagian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa
Yogyakarta. 2. Pengisian surat kesediaan sebagai narasumber setelah dijelaskan
mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian.
30
3. Permohonan ethical clearance dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
31