51
Keputusan dari siklus II, yaitu : Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar
dan aktifitas belajar siswa juga respons siswa yang positif tentang model pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran aktif Metode Jigsaw,
hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan kemampuan psikomotorik siswa dalam memahami materi yang disampaikan sudah mencapai
kriteria yang diharapkan. Ini terbukti dengan nilai N-Gain pada Pre Test siklus I sebesar 52,5 meningkat pada Post Test menjadi 78,75 dan nilai
N-Gain pada Pre Test siklus II sebesar 50.31 meningkat pada Post Test menjadi 83.75. dengan nilai terendah pada siklus I 60 di bawah KKM
dan tertinggi 100. Atau dapat dikatakan pada siklus II nilai yang dicapai siswa sudah melebihi KKM sebsar 70. Oleh karena itu tidak perlu
dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran siklus III.
D. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar obsevasi, wawanara catatan lapangan dan tes hasil belajar. Hasil lembar observasi
dididskusikan dengan guru kalaborator. Pengecekan terhadap hasil observasi dilakukan secara berulang oleh peneliti. Selain itu peneliti membandingkan
hasil lembar obsevasi dengan hsil catatan harian peneliti. Setiap akhir siklus I dan II dilakukan akumulasi hasil lembar observasi siklus I dan siklus II.
Hasil wawancara ditulis secara rinci sehingga memudahkan memudahkan peneliti dalam mnganalisis hasil wawancara dibaca secara
berulan oleh peneliti untuk menghindari kesalahan dalam menganalisis hasil wawancara. Hasil wawancara dibandingkan dengan hasil observasi dan
catatan lapangan peneliti untuk memperkuat data. Peneliti mendiskusikan hasil wawancara dengan guru kolaborator.
Tes hasil belajar yang digunakan peneliti sudah diuji validitas dan realibitasnya, di mana tes hasil belajar digunakan untuk Pre Test dan Post
Test terhadap siswa untuk melihat perkembangan yang terjadi antara sebelum dan sesudah model pembelajaran aktif Metode Jigsaw digunakan.
52
E. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yng diperoleh peneliti dari berbagai sumber. Diantaranya yaitu lembar observasi
digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus.
F.Pembahasan Temuan Penelitian 1.
Penggunaan Pembelajaran Metode Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar PKN Siswa
Proses pembelajaran yang dilakukan penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Al-mujahidin adalah menggunakan pembelajaran aktif model
Metode Jigsaw. Sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Metode Jigsaw berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara peneliti dengan guru dan siswa pada penelitian pendahuluan, ditemui beberapa maslaah dalam pembelajaran
IPS, yaitu situasi kelas dalam proses pembelajaran tergolong dalam kelas yang ramai, dengan kreteria siswa yang berbeda-beda, ada yang pendiam
dan ada yang aktif.
Pada siklus I pembelajaran aktif model Metode Jigsaw belum
efektif dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya adalah siswa belum focus dalam mendengarkan penjelasan guru, masih terdapat siswa yang
asik bercanda dengan teman sebangkunya sehingga suara ribut terdengar
hingga ke luar kelas, dan pada saat penerapan model Metode Jigsaw masih
ada beberapa siswa yang sibuk dengan pencarian soal dan jawaban. Selain itu kurangnya peneliti dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membaca buku karena materi dalam proses pembelajaran ini terlalu banyak, dan kurangnya peneliti dalam mengarahkan siwa dan
membimbing siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya evaluasi pada siklus I kemudian diperbaiki pada siklus II dan hasil
belajar pun meningkat. Secara keseluruhan pembelajaran yang telah dialukan pada siklus I
dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan menggunakan pembelajaran
53
aktif model Metode Jigsaw dalam kegiatan pembelajaran, telah berpusat
pada siswa atau dapat dikatakan siswa lebih aktif. Dengan digunakannya
Metode Jigsaw ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat dilihat
pada nilai Pre Test dan nilai Post Test pada siklus I dengan jumlah Pre Test sebesar 1680 dengan rata-rata 52.5 meningkat pada jumlah Post Test
sebesar 2520 dengan rata-rata 78,75. Dan memperoleh N-Gain sebesar 0,54 kategori sedang. Sedangkan pada Pre Test dan Post Test pada siklus
II dengan jumlah Pre Test sebesar 1610 dengan rata-rata 50.31 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 2680 dengan rata-rata 83.75. dan
memperoleh N-Gain sebesar 0,68 kategori sedang. Dari hasil pengumpulan data dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran aktif model Metode
Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Respon Siswa Setelah Penggunaan Pembelajaran Metode Jigsaw
Berdasarkan wawancara
kepada beberapa
siswa untuk
mengetahui apakah model pembelajaran Metode Jigsaw ini menyenangkan atau tidak dan apakah siswa mudah memahami materi dan membangkitkan
semangat belajar siswa, maka peneliti melakukan wawancara dengan siswa setelah tindakan dengan penggunaan pembelajaran aktif model
Metode Jigsaw Penggunaan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw diperoleh informasi yaitu adanya respon positif dari siswa terhadap
pembelajaran aktif model Metode Jigsaw dan sebagian besar siswa merespon positif terhadap pembelajaran aktif model Metode Jigsaw.
Wawancara dilakukan pada hari Jumat , Mei 2013 tepatnya pada akhir penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pembelajaran
aktif model Metode Jigsaw. Siswa terlebih dahulu dikelompokkan menjadi tiga kriteria yaitu tinggi, sedang dan rendah berdasarkan tes hasil belajar di
setiap siklus. Pertanyaan yang akan ditanyakan kepada ketiga siswa adalah sama.
54
Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Tindakan
Siswa dengan Hasil Belajar Tinggi
Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan
model Metode Jigsaw ? Siswa
: “Ya, saya suka ”
Peneliti : Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran
seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “saya lebih suka Pembelajaran dengan Metode Jigsaw … ”
Peneliti : Pada bagian manakah yang kamu sukaitidak sukai dari
pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “Saya suka pada saat bagian menjadi ahli dalam kelompok
, kalau yang tidak disukai disukai , pada saat pembagian kelompok kelas jadi sangat berisik...”
Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN
menggunakan model Metode Jigsaw ? Siswa
: “Menjadi lebih menguasai materi pelajaran”
Peneliti : Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan
model Metode Jigsaw ? Siswa
: “Tidak , justru saya tambah ngerti”
Peneliti : Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini?
Siswa :
“Ya, ” Peneliti
: Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan soal-soal yang ada?
Siswa :
“Insya Allah yakin .” Peneliti
: Apakah model ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PKN ?
Siswa :
“yah,saya jadi Rajin membaca buku PKN ” Peneliti
: Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini?
Siswa :
“Kalau menurut saya kekurangannya yaitu bila ada yang
55
kurang menguasai materi pelajaran,maka kelompok tersebut jadi kurang berjalan dengan baik., trus kalau kelebihannya semua siswa ingin
menguasi materi yang di tugaskan . ” Peneliti
: Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu
Siswa :
“Metode Jigsaw itu tidak membosankan bahkan menyenangkan. Saran saya kalau bisa semua pelajaran menggunakan
metode ini. ”
Siswa dengan Hasil Belajar Sedang
Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan
model Metode Jigsaw ini ? Siswa
: “Ia, karena menyenangkan”
Peneliti : Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran
seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “Pembelajaran Metode Jigsaw”
Peneliti : Pada bagian manakah yang kamu sukaitidak sukai dari
pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “Saya suka pada saat teman saya menjelaskan materi”
Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN
menggunakan model Metode Jigsaw? Siswa
: “Mudah memahami seluruh materi ”
Peneliti : Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan
model Metode Jigsaw ? Siswa
: “Tidak ..”
Peneliti : Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini?
Siswa :
“Ya, …” Peneliti
: Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan soal-soal yang ada?
56
Siswa :
“Yakin” Peneliti
: Apakah model ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PKN ?
Siswa :
“Ya, buat saya jadi semangat belajar di kelas” Peneliti
: Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini?
Siswa :
“Kekurangannya tidak ada , tapi kalo kelebihan di kelas belajarnya jadi tidak membosankan ”
Peneliti : Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN
menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu Siswa
: “Metode Jigsaw ini menyenangkan, saran saya guru-guru
yang lain coba menggunakan metode ini”
Siswa dengan Hasil Belajar Rendah Peneliti
: Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan model Metode Jigsaw ini ?
Siswa :
“Ya, saya suka” Peneliti
: Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini?
Siswa :
“Pembelajaran Metode Jigsaw … ” Peneliti
: Pada bagian manakah yang kamu sukaitidak sukai dari pembelajaran model Metode Jigsaw ini?
Siswa :
“Saya suka banget pada saat menebakmenjawab pertanyaan teman-
teman ” Peneliti
: Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN menggunakan model Metode Jigsaw ?
Siswa :
“Mudah dipahami dan lebih asyik” Peneliti
: Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan model Metode Jigsaw?
Siswa :
“Tidak”
57
Peneliti : Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini?
Siswa :
“Lumayan ” Peneliti
: Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan soal-soal yang ada?
Siswa :
“Ya” Peneliti
: Apakah model ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PKN ?
Siswa :
“Ya” Peneliti
: Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini?
Siswa :
“Kekurangannya tidak
ada, kelebihannya
tidak me
mbosankan dan lebih santai dan pasti ” Peneliti
: Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu
Siswa :
“Metode Jigsaw itu menyenangkan”
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Metode Jigsaw lebih
memudahkan siswa dalam memahami materi, dan siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran bahkan siswa merasa senang dan sangat antusias
mengikuti pelajaran dengan menggunakan model Metode Jigsaw. Siswa sangat aktif dalam proses pembelajaran ini. Serta nilai siswa pun mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar PKN siswa dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKN .
Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan harus terlebih dahulu dilakukan pra tindakan, hal ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar siswa pada saat sebelum menggunakan metode jigsaw. Pada pertemuan ini, guru menggunakan metode yang biasa
58
digunakan untuk mengajar sehari-hari, yaitu metode ceramah, jadi siswa dalam hal ini hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru,
kemudian setelah itu guru memberikan lembar soal yang harus dikerjakan oleh siswa, hasil dari mengerjakan soal ini nanti akan dibandingkan dengan
hasil sesudah menggunakan metode jigsaw. Data tindakan dan temuan serta refleksi tindakan yang diperoleh
selama tiga siklus tindakan pembelajaran dipaparkan sebagai berikut:
1. Siklus Pertama Selasa, 17 desember 2012 a. Perencanaan
Pertemuan ini berlangsung selama 80 menit, kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus pertama ini dilaksanakan
dengan menggunakan metode jigsaw, metode ini digunakan peneliti berdasarkan pada hasil observasi pada pre tes, selain itu metode ini
digunakan peneliti untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi mengenal system pemerintahan pusat. Kegiatan belajar
lebih dominan pada diskusi, karena berdasarkan pengamatan awal para siswa lebih suka bertanya kepada temantemannya dari pada
bertanya secara langsung kepada guru Adapun hal-hal yang dipersiapkan dalam perencanaan ini yaitu:
1. Membagi dan menyusun nama-nama siswa untuk kelompok awal
2. Membagi dan menyusun kembali nama-nama siswa untuk
kelompok ahli 3.
Membuat ringkasan seluruh materi secara garis besar sebagai bahan bacaan siswa pada awal kegiatan
4. Membuat ringkasan untuk tiap-tiap tema yang kemudian akan
dibagikan untuk kelompok awal sesuai dengan tema masing- masing.
5. Membuat pedoman penilaian
6. Membuat pedoman observasi untuk pertemuan pertama pada siklus
Pertama Dalam pembelajaran PKN di kelas IV ini, sumber belajar
59
yang digunakan yaitu buku paket PKN untuk kelas IV SD yang diterbitkan oleh Erlangga yang memuat berbagai materi, salah
satunya yaitu system pemerintahan pusat, dalam materi tersebut dibahas tentang hal-hal yang menyangkut tentang lembaga
legislatif, eksekutif, yudikatif, dan lain-lain.
b. Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan, guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran yang akan
mereka ikuti dalam 3 hari ke depan adalah merupakan tugas akhir yang harus dilaksanakan oleh peneliti, hal ini dilakukan agar siswa
tidak bingung ketika mereka harus mengulangi lagi materi yang telah disampaikan oleh guru bidang studi, selain mengutarakan hal tersebut,
guru juga mengemukakan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada pertemuan
awal siklus pertama ini siswa mulai dibentuk menjadi 5 kelompok, semua kelompok terdiri dari 9 anak, kecuali 1 kelompok yang terdiri
dari 8 anak, pembagian ini berdasarkan jumlah siswa dan jumlah tema atau bahasan yang akan mereka diskusikan, jumlah siswa yaitu 44
anak sedangkan jumlah tema atau bahasan yaitu 5 tema. Para siswa duduk secara melingkar dengan kelompok mereka masing-masing,
pengaturan tempat duduk semacam itu untuk memberikan kesan berbeda dengan hari-hari biasa serta memudahkan mereka untuk
berdiskusi dan tidak terganggu oleh kelompok lain. Kondisi kelas ketika pembagian kelompok agak sedikit gaduh karena para siswa
masih kebingungan mencari anggota mereka masing-masing, meskipun begitu suasana kelas masih dalam kendali guru dan hal
tersebut tidak sedikitpun mengurangi semangat siswa dalam belajar. Setelah pembagian kelompok selesai dan seluruh siswa telah
duduk dalam kelompok mereka masing-masing, guru mulai membagikan bahan bacaan kepada seluruh siswa, setelah itu guru
60
memberikan intruksi kepada siswa untuk membaca dan memahami ringkasan tersebut, dan setelah itu mereka harus membuat 1-2
pertanyaan yang berhubungan dengan materi hari ini. Ketika mereka disuruh untuk membuat pertanyaan sebagian siswa mulai sedikit
kebingungan karena mereka tidak pernah membuat pertanyaan sebelumnya, akan tetapi untuk sebagian yang lain merasa bahwa
membuat pertanyaan bukanlah sesuatu yang sulit, setelah semua selesai membuat pertanyaan, kemudian pertanyaan tersebut dilipat dan
dimasukkan kedalam kotak yang telah disediakan oleh guru.
.Gambar 4.1
MI- ALMUJAHIDIN-BENDA KOTA TANEGANG
Gambar 4.2 Pembentukan Kelompok
Gambar 4.3 Siswa Dalam
Kelompok Awal Sedang Berdiskusi
Photo papan nama MI ALMUJAHIDIN
61
Kemudian setelah sesion membuat pertanyaan selesai siswa masih duduk berkelompok seperti semula guru mulai membagikan
bahan diskusi sesuai dengan tema kelompok masing-masing, untuk kelompok 1 yang akan dibahas yaitu lembaga legislatif, untuk
kelompok 2 yaitu lembaga eksekutif, untuk kelompok 3 yaitu lembaga yudikatif, untuk kelompok 4 yaitu BPK dan KPU, dan untuk
kelompok 5 yaitu menteri dan pejabat setingkat menteri, guru memberikan intruksi kepada siswa untuk mendiskusikan tema-tema
mereka masing-masing serta menjelaskan kepada mereka bahwa
setelah mereka selesai diskusi, mereka harus menyampaikan kepada kelompok lain apa yang telah mereka dapatkan ketika berdiskusi
dengan kelompok awal. Kegiatan diskusi berlangsung dengan berbagai macam kendala, diantaranya masih banyak siswa yang belum
mengerti bagaimana cara melakukan diskusi, hal ini disebabkan karena mereka tidak pernah melakukan diskusi sebelumnya, oleh
karena itu guru memberikan sedikit pengarahan kepada mereka, beberapa kelompok melaksanakan diskusi dengan baik, yaitu
kelompok 3, 4, dan 5, sedangkan untuk kelompok 1 dan2 masih memerlukan bimbingan guru.
Gambar 4.4 Siswa dalam kelompok ahli sedang berdiskusi
62
Gambar 4.5 Siswa Dalam Kelompok Ahli Sedang Berdiskusi
Setelah diskusi dengan kelompok awal selesai, guru mulai mengacak kembali kelompok tersebut menjadi kelompok ahli, dalam
pembagian kelompok ahli ini, siswa dapat mengkondisikan diri, mereka tidak lagi bingung dan membuat gaduh saat pembagian
berlangsung, mereka lebih memilih mendengarkan dengan seksama nama-nama mereka dipanggil secara bergantian, dan berpindah tempat
dengan tenang tanpa banyak bicara dan bertanya, pada pembagian kelompok ahli ini siswa mulai dapat mengikuti dengan baik arah
pembelajaran. Setelah pembagian kelompok ahli selesai, guru memastikan bahwa tiap-tiap kelompok terdiri dari 9 anak utusan dari
tema yang berbeda-beda, kemudian guru memberikan sedikit penjelasan bahwa mereka harus saling bertukar pengetahuaninformasi
yang telah mereka dapatkan dalam kelompok awal. Guru mengatur jadwal presentasi para siswa, misalkan siswa dari kelompok legislatif
1 mendapatkan jatah presentasi pertama, presentasi ini berlangsung serempak untuk semua kelompok, begitu seterusnya sampai semua
tema dipresentasikan. Setelah presentasi selesai, guru mengajak siswa untuk membahas pertanyaan yang telah mereka kumpulkan diawal
kegiatan, caranya yaitu setiap kelompok harus mengirimkan 1 anggotanya untuk mengambil pertanyaan dalam kotak, kemudian guru
akan menunjuk secara acak kelompok mana yang harus menjawab pertanyaan terlebih dahulu, sebagian besar pertanyaan yang mereka
ambil dapat dijawab dengan baik, meskipun masih ada beberapa
63
jawaban yang kurang sempurna, selain itu ada juga beberapa siswa yang mendapat pertanyaan yang lucu-lucu dan tidak sedikit pula yang
tidak bisa dibaca dan dipahami, jika siswa mendapat pertanyaan yang tidak dapat dipahami, maka mereka harus mengambil lagi pertanyaan
dalam kotak. Pada akhir pertemuan guru memberikan klarifikasi terkait
dengan jawaban dari siswa, guru juga menyuruh siswa untuk tetap duduk secara kelompok berdasarkan kelompok ahli, kemudian guru
menyuruh siswa untuk belajar di rumah karena minggu depan akan diadakan ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode ini.
c. Pengamatan
Pada pertemuan pertama siklus pertama ini siswa masih terlihat bingung, kelas belum kondusif, siswa masih bingung dengan
materi yang lalu, padahal pada pertemuan pertama ini guru harus sudah menerapkan metode jigsaw, meskipun demikian pembelajaran
harus tetap berjalan, jadi dalam hal ini guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai jalannya pembelajaran pada hari ini,
berdasarkan pengamatan penulis pada pertemuan pertama ini masih banyak hal yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan, misalnya
suara guru harus bisa lebih keras daripada suara gaduh anak-anak, selain itu interaksi antara guru dan siswa juga harus ditingkatkan,
meskipun masih banyak gangguan dan hambatan secara garis besar pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung dengan lancar.
d. Refleksi
Pada pertemuan pertama siklus pertama ini, masih terdapat beberapa kendala, meskipun demikian hal tersebut tidak mengganggu
jalannya proses pembelajaran, waktu pertemuan juga telah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Adapun hal-hal yang menjadi
kendala dalam pelaksanaan antara lain:
64
1.Siswa masih kesulitan ketika membuat pertanyaan, hal ini disebabkan karena siswa jarang dan hampir tidak pernah mengajukan pertanyaan
kepada guru, mereka tidak pernah bertanya jika ada hal yeng tidak mereka pahami, hal ini membuat siswa kesulitan dalam membuat
pertanyaan 2.Ketika pembagian kelompok awal siswa juga sulit untuk
dikondisikan, mereka masih bingung dengan cara belajar yang akan mereka lakukan, selain itu mereka juga masih memilih-milih teman
sekelompok, oleh karena itu mereka masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kelompok masing-masing.
3. Siswa belum pernah melaksanakan diskusi sebelumnya, jadi ketika mereka
disuruh untuk berdiskusi, mereka masih sangat kebingungan, masih ada 2
kelompok yang belum dapat berdiskusi dengan baik. Kendala-kendala diatas masih dapat diatasi oleh guru,
sehingga tidak mengganggu jalannya pembelajaran, selain kendala juga terdapat beberapa pencapaian yang diperoleh siswa antara lain:
1. Kompetensi dasar dapat dicapai dengan baik 2. Sebagian besar siswa mulai bisa membuat pertanyaan.
3. Siswa yang tadinya pendiam mulai berani mengemukakan pendapat 4. Kegiatan pembelajaran tidak hanya didominasi oleh anak-anak
yang biasanya pintar 5. Semua siswa aktif dalam pembelajaran
2. Siklus Kedua Selasa, 24 desember 2012 a. Perencanaan
Perencanaan pada pertemuan pertama siklus kedua ini berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama siklus
pertama, pada pertemuan pertama siklus pertama, siswa telah berdiskusi mengenai materi system pemerintahan pusat, dari hasil
65
pengamatan sebagian besar siswa telah memahami materi struktur pemerintahan pusat, oleh karena itu pada pertemuan pertama siklus
kedua ini siswa akan diuji tingkat keberhasilannya melalui lisan dan tes tulis.
Pada pertemuan kadua ini terkait dengan tes ada beberapa hal yang harus terlebih dahulu dipersiapkan, yaitu:
1. Membuat sekotak pertanyaan terkait dengan materi 2. Membuat lembar soal yang terdiri dari pilihan ganda 20 nomor,dan
soal uraian 10 nomor 3. Menentukan skor untuk tiap-tiap soal sesuai dengan rumus yang telah
ditentukan, untuk soal uraian tiap nomor berbeda-beda seperti dibawah ini:
Tabel 4.1 Penskoran soal uraian
Soal Nomor
Skor Bobot
Nilai
Betul Salah
Kurang Tepat
1. 3
1 2
2 2.
3 1
2 3
3. 3
1 2
3 4.
3 1
2 3
5. 3
1 2
3 6.
3 1
2 4
7. 3
1 2
4 8.
3 1
2 4
9. 3
1 2
4 10.
3 1
2 3
66
b. Pelaksanaan
Pada pertemuan pertama siklus kedua ini siswa tetap duduk secara berkelompok berdasarkan pada kelompok ahli, kemudian guru
memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilakukan pada hari ini. Guru telah menyiapkan sekotak pertanyaan yang akan
dipakai untuk menguji para siswa secara lisan caranya yaitu guru menunjuk 1 siswa untuk maju ke depan dan mengambil 1 pertanyaan
dan membacakannya kemudian menunjuk 1 temannya secara acak untuk menjawab pertanyaan tersebut, jika temannya tersebut tidak
dapat menjawab pertanyaan, maka dia mendapat hukuman yaitu bernyanyi di depan kelas, dalam pelaksanaannya sebagian besar siswa
bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Ada 3 siswa yangmendapat hukuman menyanyi, lagu yang mereka nyanyikan bermacammacam,
ada lagu dari group band Ungu, Peterpan, dan Nijdi, ketika para siswa tersebut melantunkan lagu-lagu pilihan mereka serentak kelas menjadi
ramai dengan sorak-sorai para siswa yang tertawa mendengar suara nyanyian dari teman mereka. Pelaksanaan tes lisan ini berlangsung
dengan tertib. Setelah pelaksanaan tes lisan, kemudian siswa melaksanakan
tes tulis, siswa tetap duduk secara berkelompok, guru mulai membagikan naskah soal, siswam mulai mengerjakan soal-soal
tersebut, tes ini berlangsung dengan tenang, para siswa berkonsentrasi dengan soal mereka masing-masing, terkadang ada beberapa anak
yang meminta bantuan temannya, jika melihat hal itu guru langsung menegurnya. Peraturan dalam mengerjakan soal ini yaitu siswa
dilarang mencontek ataupun menanyakan jawaban kepada temannya. Guru memberikan waktu 50 menit untuk menyelesaikan soal-soal
tersebut. Ketika guru menyatakan bahwa waktunya tinggal 10 menit, para siswa langsung berbondong-bondong mengumpulkan pertanyaan
mereka di meja guru, sebagian besar siswa mengumpulkan pertanyaan
67
tepat pada waktunya, dan beberapa siswa mengumpulkan soal lebih dari batas waktu yang telah ditentukan
Setelah semua kegiatan inti selesai, guru memberikan tugas rumah kepada semua kelompok, yaitu setiap kelompok harus
membuat rangkuman diskusi pada pertemuan pertama, setelah itu berpesan kepada siswa agar mereka belajar di rumah, pembelajaran
hari ini ditutup dengan salam.
c. Pengamatan
Pertemuan kali ini siswa cenderung lebih aktif, mereka mulai antusias dengan kegiatan belajar mengajar, tanpa diberi perintah para
siswa langsung dengan sendirinya membentuk kelompok, pada pertemuan kali ini juga tidak lepas dari berbagai macam gangguan
kecil dari para siswa, misalnya pada saat mereka disuruh mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok awal, terdapat
beberapa anak yang tidak bisa mempresentasikannya, justru mereka menyuruh teman sekelompoknya untuk mencatat sendiri. Kegaduhan
terjadi ketika pembagian kelompok ahli, hal ini terjadi karena setelah para siswa dapat menyesuaikan diri dengan kelompok awal mereka
harus terpisah dan menyesuaikan diri kembali dengan kelompok ahli, banyak diantara mereka yang mengeluh, dan bahkan ada yang tidak
bersedia untuk dipindah, akan tetapi hal ini harus tetap dilakukan demi kalancaran proses pembelajaran
d. Refleksi
Pada pertemuan pertama siklus II ini tidak terdapat kendala yang berarti, siswa sudah mampu mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik, selain itu para siswa banyak yang mampu menjawab pertanyaan secara lisan dari guru, ini merupakan pencapaian yang
bagus dalam pembelajaran ini, banyak perubahan positif yang terjadi pada siswa, siswa mampu menjawab 20 pertanyaan pilihan ganda dan
68
10 pertanyaan uraian dengan baik, selain itu siswa juga lebih berani berekspresi di depan kelas, misalnya jika guru meminta sukarelawan
untuk membantu di depan kelas, mereka akan berebut untuk maju. Secara garis besar pelaksanaan RPP dapat dikatakan telah
tuntas, meskipun ada beberapa kegiatan yang tidak masuk dalam RPP akan tetapi terlaksana dalam praktek RPP, seperti membuat yel-yel
kelompok, karena pada waktu pertemuan pertama para siswa belum terpikirkan untuk membuat yel yel, akhirnya mereka membuat yel-yel
pada pertemuan kedua, yel-yel yang mereka buat sangat kreatif dan yang lebih penting membuat para siswa lebih semangat untuk belajar.
Meskipun terdapat kegiatan yang tidak masuk dalam RPP, hal itu tidak menghambat jalannya pembelajaran, justru sebaliknya
kegiatan tersebut justru dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar
3. Siklus Ketiga Selasa, 31 desember 2012 a. Perencanaan
Pelaksanaan siklus ketiga ini hanya 1 kali pertemuan, sama dengan dua siklus sebelumnya. Pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran RPP pada siklus ketiga berdasarkan pada pengamatan dan refleksi pada siklus kedua, persiapan yang dilakukan yaitu:
a. Membuat struktur pemerintahan pusat yang masih kosong diatas kertas manila
b. Membuat daftar pertanyaan untuk tes lisan c. Membuat lembar jawaban dari kertas manila dan dibentuk garis-
garis seperti pada buku tulis, kemudian jawaban yang telah ditulis tersebut per barisnya ditutupi dengan kertas manila yang lain,
sehingga jawabannya bisa dibuka dan ditutup. Siklus ketiga ini tidak jauh berbeda dengan siklus kedua yaitu
berisi tentang pengujian hasil belajar siswa pada siklus pertama, setelah pada siklus kedua para siswa mengerjakan soal secara
individu, maka pada siklus ketiga ini lebih ditekankan pada tes secara
69
kelompok, karena tes secara kelompok belum pernah dilaksanakan, pada siklus pertama pertemuan pertama memang terdapat nilai per
kelompok akan tetapi nilai itu hanya menilai seputar diskusi, dan bukan tes kelompok, jadi tes secara kelompok juga perlu untuk
dilaksanakan
b. Pelaksanaan
Pertemuan pertama siklus ketiga merupakan tes secara kelompok, pada awal pelajaran siswa menjawab beberapa pertanyaan
guru tentang materi pada pertemuan pertama di siklus I, pertemuan kali ini siswa masih duduk secara berkelompok berdasarkan kelompok
ahli, pada kegiatan inti guru mulai menempelkan struktur pemerintahan pusat dan dibantu oleh beberapa siswa, kemudian guru
mulai menjelaskan langkah-langkah pembelajaran pada hari ini, serta menjelaskan kepada siswa cara berkompetisi dalam mengisi struktur
pemerintahan tersebut, beberapa kelompok sangat antusias ketika mendengar kompetisi tersebut.
Langkah selanjutnya yaitu guru mulai memberikan aba-aba kepada siswa untuk melengkapi struktur tersebut dengan cara
mengisinya dari jabatan yang paling bawah, kelompok yang mengancungkan tangan terlebih dahulu maka dia berhak mengisi
kotak pertama, begitu seterusnya sampai semua kotak terisi. Dalam pelaksanaanya ada beberapa kelompok yang masih salah dalam
menjawab. Kemudian langkah selanjutnya yaitu guru dibantu oleh siswa
menempelkan lembar jawaban dari kertas manila di papan tulis, kemudian guru menyiapkan 10 pertanyaan untuk semua kelompok,
tiap kelompok harus memiliki juru bicara untuk menjawab pertanyaan tersebut, pertanyaan ini tidak bersifat rebutan, tiap kelompok
mendapatkan 2 pertanyaan yang diambil secara acak, kemudian guru akan memilih dan menunjuk kelompok mana yang telah siap untuk
70
menjawab, setelah mereka menjawab pertanyaan tersebut guru akan mencocokkan jawaban siswa tadi dengan cara membuka lembar
jawaban sesuai dengan nomor pertanyaan yang diperoleh siswa tersebut. Jika jawaban mereka benar maka mereka akan mendapatkan
poin, dan jika jawaban mereka salah maka mereka tidak akan mendapatkan poin. Pada kegiatan akhir guru mengumumkan
kelompok terbaik dan menutup pelajaran dengan salam.
c. Pengamatan
Pada pertemuan terakhir ini banyak perkembangan positif yang dicapai oleh siswa, para siswa semakin antusias karena dalam
tiga kali mpertemuan ini mereka mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda-beda dan bervariasi, hal ini ditunjukkan dengan peran
aktif mereka dalam berbagai hal, misalnya menjawab pertanyaan sambil melompat-lompat penuh dengan percaya diri, kegembiraan
ketika mereka melihat gurunya datang dan merekapun dengan terburu- buru masuk ke dalam kelas.
d. Refleksi
Para siswa menunjukkan nilai yang bagus pada pertemuan terakhir ini, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP telah terlaksana
dengan tuntas, kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pertemuan inipun sebagian besar telah tercapai, pelaksanaan RPP memang tidak
akan bisa sempurna, dalam prakteknya akan tetap ada hambatan dan gangguan, pada pertemuan terakhir ini pun juga masih terdapat
beberapa gangguan, misalnya ada beberapa siswa yang tidak masuk karena sakit, akibatnya ada 2 kelompok yang manggotanya berkurang,
dan hal ini bagi anggota kelompok yang lain merupakan masalah karena jumlah anggota mereka tidak sama dengan jumlah anggota
kelompok lain.
71
Meskipun demikian secara garis besar pelaksanaan RPP pertemuan terakhir ini tidak mengalami gangguan yang dapat
mengubah atau membelokkan dari rencana semula.
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode Jigsaw, penelitian ini terdiri dari 3 siklus, tiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Tiap satu
pertemuan mencakup perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Untuk mengetahui pelaksanaan dua metode ini dapat dilihat pada bahasan paparan
hasil. metode Jigsaw ini digunakan untuk memberikan pemahaman secara langsung kepada peserta didik.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Pembentukan kelompok pada pembelajaran PKN ini tiap kelompoknya terdiri dari 8-9 anak.
Pembelajaran model Jigsaw merupakan suatu model pembelajaran agar siswa belajar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran. Dengan demikian diharapkan prestasi belajar siswa di bidang studi PKN akan meningkat.
Pada siklus pertama peneliti akan langsung menerapkan metode jigsaw untuk menyampaikan materi system pemerintahan pusat sebelum
masuk pada siklus I, peneliti telah melakukan pre tes terlebih dahulu, pada siklus pertama ini pada awalnya siswa masih banyak yang bingung untuk
membentuk kelompok, akan tetapi mereka tetap mengikuti intruksi dari guru, sehingga mereka mulai memahami apa yang dimaksudkan oleh guru. Kegiatan
diskusi berlangsung dengan lancar, meskipun masih terdapat 1-2 siswa yang belum faham, kegiatan diskusi dapat mengasah keberanian siswa dalam
72
berbicara di depan umum. Kegiatan berdiskusi juga memberikan pelajaran pada siswa untuk belajar bekerja bersama orang lain, dalam bekerja sama
dengan orang lain siswa juga mendapat pelaran pelajaran tentang saling menolong diantara sesama teman.
Berdasarkan pada observasi siklus satu guru merasa bahwa siswa mulai berhasil menguasai materi, oleh karena itu maka pada siklus kedua ini
guru memutuskan untuk memberikan tes tulis secara individu kepada semua siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka atas konsep tersebut.
Kemudian pada siklus terakhir atau ketiga guru merasa harus diadakan lagi pematangan pemahaman siswa tentang sistem pemerintahan pusat lewat tes
lisan. peneliti mengambil metode jigsaw berdasarkan observasi awal
sebelum tindakan, hasil observasi menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai bertanya kepada teman mereka sendiri dari pada bertanya kepada guru, hal ini
disebabkan karena siswa merasa takut akan ditertawakan temannya ketika mereka salah mengajukan pertanyaan kepada guru, akhirnya mereka
memutusan untuk bertanya kepada temannya sendiri, oleh karena itulah peneliti menggunakan metode ini, selain itu metode jigsaw juga dapat
mendorong siswa untuk berani berbicara secara aktif dikelas, dan ternyata metode ini dapat membuat siswa bekerja keras untuk memahami materi yang
mereka dapatkan. Terlepas dari semua hambatan dan gangguan yang ada, dapat
dikatakan bahwa penerapan perpaduan metode learning start with a question dan jigsaw dapat memberikan efek positif terhadap cara belajar siswa.
Perbandingan prestasi siswa antara pra tindakan dan pasca tindakan yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui peningkatan yang terjadi ketika
menerapkan metode ini dapat dilihat pada lampiran 15. Adapun hasil dalam lampiran tersebut menunjukkan dalam soal
pilihan ganda terdapat 28 siswa mendapatkan peningkatan nilai pada pasca tindakan, sedangkan 25 siswa lainya mendapat nilai tetap. Sedangkan untuk
nilai soal uraian 35 siswa mendapat kenaikan nilai dan 2 siswa mendapat nilai
73
tetap sedangkan 6 siswa nilainya semakin turun. Nilai rata-rata untuk pilihan ganda pra tindakan yaitu 41, 86 sedangkan untuk pasca tindakan yaitu 46,27.
Untuk nilai uraian pra tindakan yaitu 49,11 dan sesudah tindakan yaitu 54,61. Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan, jenis data yang bersifat kuantitatif
yang didapatkan dari hasil evaluasi dianalisis menggunakan rumus
26
: Post Rate-Base Rate
×
100 Base Rate
Keterangan: P = Presentase peningkatan
Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan Base rate = Nilai rata-rata sebelum peningkata
Jadi, untuk nilai rata-rata pilihan ganda mengalami kenaikan sebesar 10,53 dengan perhitungan sebagai berikut:
46,27- 41,86 X 100 - 4,41 X 100 – 441 – 10,53 41,86 41,86 41,86
Sedangkan untuk nilai rata-rata soal uraian mengalami kenaikan sebesar 11, 19 dengan perhitungan sebagai berikut:
54,61- 49,11 X 100 – 5,5 X 100 – 550 – 11,19 di revisi lagi
49,11 49,11 49,11 Soal latihan yang diberikan pada pertemuan pra tindakan berbeda
dengan soal latihan yang diberikan sesudah tindakan, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran soal tes. Untuk pilihan ganda dan uraian
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian kajian pustaka. Nilai maksimal 99 untuk soal uraian jika jawaban siswa betul semua dan nilai maksimal 100 untuk
multiple choice jika jawaban siswa juga betul semua
26
Faizatul Fitriyah. Meningkatkan Motivasi Belajar Mufradat dan Qowa’id Melalui
Strategi Index Card Matc pada Mata pelajaran Bahasa Arab di Kelas V MI Ar-Rahmah Bendo Jabung
Malang, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2009, hal. 95-96
74
H. Keterbatasan Penelitian