Pemeriksaan Keabsahan Data Pembahasan Hasil Penelitian

51 Keputusan dari siklus II, yaitu : Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar dan aktifitas belajar siswa juga respons siswa yang positif tentang model pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran aktif Metode Jigsaw, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan kemampuan psikomotorik siswa dalam memahami materi yang disampaikan sudah mencapai kriteria yang diharapkan. Ini terbukti dengan nilai N-Gain pada Pre Test siklus I sebesar 52,5 meningkat pada Post Test menjadi 78,75 dan nilai N-Gain pada Pre Test siklus II sebesar 50.31 meningkat pada Post Test menjadi 83.75. dengan nilai terendah pada siklus I 60 di bawah KKM dan tertinggi 100. Atau dapat dikatakan pada siklus II nilai yang dicapai siswa sudah melebihi KKM sebsar 70. Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran siklus III.

D. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar obsevasi, wawanara catatan lapangan dan tes hasil belajar. Hasil lembar observasi dididskusikan dengan guru kalaborator. Pengecekan terhadap hasil observasi dilakukan secara berulang oleh peneliti. Selain itu peneliti membandingkan hasil lembar obsevasi dengan hsil catatan harian peneliti. Setiap akhir siklus I dan II dilakukan akumulasi hasil lembar observasi siklus I dan siklus II. Hasil wawancara ditulis secara rinci sehingga memudahkan memudahkan peneliti dalam mnganalisis hasil wawancara dibaca secara berulan oleh peneliti untuk menghindari kesalahan dalam menganalisis hasil wawancara. Hasil wawancara dibandingkan dengan hasil observasi dan catatan lapangan peneliti untuk memperkuat data. Peneliti mendiskusikan hasil wawancara dengan guru kolaborator. Tes hasil belajar yang digunakan peneliti sudah diuji validitas dan realibitasnya, di mana tes hasil belajar digunakan untuk Pre Test dan Post Test terhadap siswa untuk melihat perkembangan yang terjadi antara sebelum dan sesudah model pembelajaran aktif Metode Jigsaw digunakan. 52

E. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yng diperoleh peneliti dari berbagai sumber. Diantaranya yaitu lembar observasi digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus. F.Pembahasan Temuan Penelitian 1. Penggunaan Pembelajaran Metode Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar PKN Siswa Proses pembelajaran yang dilakukan penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Al-mujahidin adalah menggunakan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw. Sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Metode Jigsaw berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan guru dan siswa pada penelitian pendahuluan, ditemui beberapa maslaah dalam pembelajaran IPS, yaitu situasi kelas dalam proses pembelajaran tergolong dalam kelas yang ramai, dengan kreteria siswa yang berbeda-beda, ada yang pendiam dan ada yang aktif. Pada siklus I pembelajaran aktif model Metode Jigsaw belum efektif dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya adalah siswa belum focus dalam mendengarkan penjelasan guru, masih terdapat siswa yang asik bercanda dengan teman sebangkunya sehingga suara ribut terdengar hingga ke luar kelas, dan pada saat penerapan model Metode Jigsaw masih ada beberapa siswa yang sibuk dengan pencarian soal dan jawaban. Selain itu kurangnya peneliti dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca buku karena materi dalam proses pembelajaran ini terlalu banyak, dan kurangnya peneliti dalam mengarahkan siwa dan membimbing siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya evaluasi pada siklus I kemudian diperbaiki pada siklus II dan hasil belajar pun meningkat. Secara keseluruhan pembelajaran yang telah dialukan pada siklus I dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan menggunakan pembelajaran 53 aktif model Metode Jigsaw dalam kegiatan pembelajaran, telah berpusat pada siswa atau dapat dikatakan siswa lebih aktif. Dengan digunakannya Metode Jigsaw ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat dilihat pada nilai Pre Test dan nilai Post Test pada siklus I dengan jumlah Pre Test sebesar 1680 dengan rata-rata 52.5 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 2520 dengan rata-rata 78,75. Dan memperoleh N-Gain sebesar 0,54 kategori sedang. Sedangkan pada Pre Test dan Post Test pada siklus II dengan jumlah Pre Test sebesar 1610 dengan rata-rata 50.31 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 2680 dengan rata-rata 83.75. dan memperoleh N-Gain sebesar 0,68 kategori sedang. Dari hasil pengumpulan data dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran aktif model Metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Respon Siswa Setelah Penggunaan Pembelajaran Metode Jigsaw

Berdasarkan wawancara kepada beberapa siswa untuk mengetahui apakah model pembelajaran Metode Jigsaw ini menyenangkan atau tidak dan apakah siswa mudah memahami materi dan membangkitkan semangat belajar siswa, maka peneliti melakukan wawancara dengan siswa setelah tindakan dengan penggunaan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw Penggunaan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw diperoleh informasi yaitu adanya respon positif dari siswa terhadap pembelajaran aktif model Metode Jigsaw dan sebagian besar siswa merespon positif terhadap pembelajaran aktif model Metode Jigsaw. Wawancara dilakukan pada hari Jumat , Mei 2013 tepatnya pada akhir penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw. Siswa terlebih dahulu dikelompokkan menjadi tiga kriteria yaitu tinggi, sedang dan rendah berdasarkan tes hasil belajar di setiap siklus. Pertanyaan yang akan ditanyakan kepada ketiga siswa adalah sama. 54 Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Tindakan Siswa dengan Hasil Belajar Tinggi Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan model Metode Jigsaw ? Siswa : “Ya, saya suka ” Peneliti : Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa : “saya lebih suka Pembelajaran dengan Metode Jigsaw … ” Peneliti : Pada bagian manakah yang kamu sukaitidak sukai dari pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa : “Saya suka pada saat bagian menjadi ahli dalam kelompok , kalau yang tidak disukai disukai , pada saat pembagian kelompok kelas jadi sangat berisik...” Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN menggunakan model Metode Jigsaw ? Siswa : “Menjadi lebih menguasai materi pelajaran” Peneliti : Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan model Metode Jigsaw ? Siswa : “Tidak , justru saya tambah ngerti” Peneliti : Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini? Siswa : “Ya, ” Peneliti : Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan soal-soal yang ada? Siswa : “Insya Allah yakin .” Peneliti : Apakah model ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PKN ? Siswa : “yah,saya jadi Rajin membaca buku PKN ” Peneliti : Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini? Siswa : “Kalau menurut saya kekurangannya yaitu bila ada yang 55 kurang menguasai materi pelajaran,maka kelompok tersebut jadi kurang berjalan dengan baik., trus kalau kelebihannya semua siswa ingin menguasi materi yang di tugaskan . ” Peneliti : Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu Siswa : “Metode Jigsaw itu tidak membosankan bahkan menyenangkan. Saran saya kalau bisa semua pelajaran menggunakan metode ini. ” Siswa dengan Hasil Belajar Sedang Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan model Metode Jigsaw ini ? Siswa : “Ia, karena menyenangkan” Peneliti : Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa : “Pembelajaran Metode Jigsaw” Peneliti : Pada bagian manakah yang kamu sukaitidak sukai dari pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa : “Saya suka pada saat teman saya menjelaskan materi” Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN menggunakan model Metode Jigsaw? Siswa : “Mudah memahami seluruh materi ” Peneliti : Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan model Metode Jigsaw ? Siswa : “Tidak ..” Peneliti : Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini? Siswa : “Ya, …” Peneliti : Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan soal-soal yang ada? 56 Siswa : “Yakin” Peneliti : Apakah model ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PKN ? Siswa : “Ya, buat saya jadi semangat belajar di kelas” Peneliti : Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini? Siswa : “Kekurangannya tidak ada , tapi kalo kelebihan di kelas belajarnya jadi tidak membosankan ” Peneliti : Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu Siswa : “Metode Jigsaw ini menyenangkan, saran saya guru-guru yang lain coba menggunakan metode ini” Siswa dengan Hasil Belajar Rendah Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan model Metode Jigsaw ini ? Siswa : “Ya, saya suka” Peneliti : Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa : “Pembelajaran Metode Jigsaw … ” Peneliti : Pada bagian manakah yang kamu sukaitidak sukai dari pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa : “Saya suka banget pada saat menebakmenjawab pertanyaan teman- teman ” Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN menggunakan model Metode Jigsaw ? Siswa : “Mudah dipahami dan lebih asyik” Peneliti : Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan model Metode Jigsaw? Siswa : “Tidak” 57 Peneliti : Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini? Siswa : “Lumayan ” Peneliti : Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan soal-soal yang ada? Siswa : “Ya” Peneliti : Apakah model ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PKN ? Siswa : “Ya” Peneliti : Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini? Siswa : “Kekurangannya tidak ada, kelebihannya tidak me mbosankan dan lebih santai dan pasti ” Peneliti : Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu Siswa : “Metode Jigsaw itu menyenangkan” Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Metode Jigsaw lebih memudahkan siswa dalam memahami materi, dan siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran bahkan siswa merasa senang dan sangat antusias mengikuti pelajaran dengan menggunakan model Metode Jigsaw. Siswa sangat aktif dalam proses pembelajaran ini. Serta nilai siswa pun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKN siswa dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKN . Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan harus terlebih dahulu dilakukan pra tindakan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada saat sebelum menggunakan metode jigsaw. Pada pertemuan ini, guru menggunakan metode yang biasa 58 digunakan untuk mengajar sehari-hari, yaitu metode ceramah, jadi siswa dalam hal ini hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, kemudian setelah itu guru memberikan lembar soal yang harus dikerjakan oleh siswa, hasil dari mengerjakan soal ini nanti akan dibandingkan dengan hasil sesudah menggunakan metode jigsaw. Data tindakan dan temuan serta refleksi tindakan yang diperoleh selama tiga siklus tindakan pembelajaran dipaparkan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama Selasa, 17 desember 2012 a. Perencanaan

Pertemuan ini berlangsung selama 80 menit, kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus pertama ini dilaksanakan dengan menggunakan metode jigsaw, metode ini digunakan peneliti berdasarkan pada hasil observasi pada pre tes, selain itu metode ini digunakan peneliti untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi mengenal system pemerintahan pusat. Kegiatan belajar lebih dominan pada diskusi, karena berdasarkan pengamatan awal para siswa lebih suka bertanya kepada temantemannya dari pada bertanya secara langsung kepada guru Adapun hal-hal yang dipersiapkan dalam perencanaan ini yaitu: 1. Membagi dan menyusun nama-nama siswa untuk kelompok awal 2. Membagi dan menyusun kembali nama-nama siswa untuk kelompok ahli 3. Membuat ringkasan seluruh materi secara garis besar sebagai bahan bacaan siswa pada awal kegiatan 4. Membuat ringkasan untuk tiap-tiap tema yang kemudian akan dibagikan untuk kelompok awal sesuai dengan tema masing- masing. 5. Membuat pedoman penilaian 6. Membuat pedoman observasi untuk pertemuan pertama pada siklus Pertama Dalam pembelajaran PKN di kelas IV ini, sumber belajar 59 yang digunakan yaitu buku paket PKN untuk kelas IV SD yang diterbitkan oleh Erlangga yang memuat berbagai materi, salah satunya yaitu system pemerintahan pusat, dalam materi tersebut dibahas tentang hal-hal yang menyangkut tentang lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif, dan lain-lain.

b. Pelaksanaan

Sebelum pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan, guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran yang akan mereka ikuti dalam 3 hari ke depan adalah merupakan tugas akhir yang harus dilaksanakan oleh peneliti, hal ini dilakukan agar siswa tidak bingung ketika mereka harus mengulangi lagi materi yang telah disampaikan oleh guru bidang studi, selain mengutarakan hal tersebut, guru juga mengemukakan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada pertemuan awal siklus pertama ini siswa mulai dibentuk menjadi 5 kelompok, semua kelompok terdiri dari 9 anak, kecuali 1 kelompok yang terdiri dari 8 anak, pembagian ini berdasarkan jumlah siswa dan jumlah tema atau bahasan yang akan mereka diskusikan, jumlah siswa yaitu 44 anak sedangkan jumlah tema atau bahasan yaitu 5 tema. Para siswa duduk secara melingkar dengan kelompok mereka masing-masing, pengaturan tempat duduk semacam itu untuk memberikan kesan berbeda dengan hari-hari biasa serta memudahkan mereka untuk berdiskusi dan tidak terganggu oleh kelompok lain. Kondisi kelas ketika pembagian kelompok agak sedikit gaduh karena para siswa masih kebingungan mencari anggota mereka masing-masing, meskipun begitu suasana kelas masih dalam kendali guru dan hal tersebut tidak sedikitpun mengurangi semangat siswa dalam belajar. Setelah pembagian kelompok selesai dan seluruh siswa telah duduk dalam kelompok mereka masing-masing, guru mulai membagikan bahan bacaan kepada seluruh siswa, setelah itu guru 60 memberikan intruksi kepada siswa untuk membaca dan memahami ringkasan tersebut, dan setelah itu mereka harus membuat 1-2 pertanyaan yang berhubungan dengan materi hari ini. Ketika mereka disuruh untuk membuat pertanyaan sebagian siswa mulai sedikit kebingungan karena mereka tidak pernah membuat pertanyaan sebelumnya, akan tetapi untuk sebagian yang lain merasa bahwa membuat pertanyaan bukanlah sesuatu yang sulit, setelah semua selesai membuat pertanyaan, kemudian pertanyaan tersebut dilipat dan dimasukkan kedalam kotak yang telah disediakan oleh guru. .Gambar 4.1 MI- ALMUJAHIDIN-BENDA KOTA TANEGANG Gambar 4.2 Pembentukan Kelompok Gambar 4.3 Siswa Dalam Kelompok Awal Sedang Berdiskusi Photo papan nama MI ALMUJAHIDIN 61 Kemudian setelah sesion membuat pertanyaan selesai siswa masih duduk berkelompok seperti semula guru mulai membagikan bahan diskusi sesuai dengan tema kelompok masing-masing, untuk kelompok 1 yang akan dibahas yaitu lembaga legislatif, untuk kelompok 2 yaitu lembaga eksekutif, untuk kelompok 3 yaitu lembaga yudikatif, untuk kelompok 4 yaitu BPK dan KPU, dan untuk kelompok 5 yaitu menteri dan pejabat setingkat menteri, guru memberikan intruksi kepada siswa untuk mendiskusikan tema-tema mereka masing-masing serta menjelaskan kepada mereka bahwa setelah mereka selesai diskusi, mereka harus menyampaikan kepada kelompok lain apa yang telah mereka dapatkan ketika berdiskusi dengan kelompok awal. Kegiatan diskusi berlangsung dengan berbagai macam kendala, diantaranya masih banyak siswa yang belum mengerti bagaimana cara melakukan diskusi, hal ini disebabkan karena mereka tidak pernah melakukan diskusi sebelumnya, oleh karena itu guru memberikan sedikit pengarahan kepada mereka, beberapa kelompok melaksanakan diskusi dengan baik, yaitu kelompok 3, 4, dan 5, sedangkan untuk kelompok 1 dan2 masih memerlukan bimbingan guru. Gambar 4.4 Siswa dalam kelompok ahli sedang berdiskusi 62 Gambar 4.5 Siswa Dalam Kelompok Ahli Sedang Berdiskusi Setelah diskusi dengan kelompok awal selesai, guru mulai mengacak kembali kelompok tersebut menjadi kelompok ahli, dalam pembagian kelompok ahli ini, siswa dapat mengkondisikan diri, mereka tidak lagi bingung dan membuat gaduh saat pembagian berlangsung, mereka lebih memilih mendengarkan dengan seksama nama-nama mereka dipanggil secara bergantian, dan berpindah tempat dengan tenang tanpa banyak bicara dan bertanya, pada pembagian kelompok ahli ini siswa mulai dapat mengikuti dengan baik arah pembelajaran. Setelah pembagian kelompok ahli selesai, guru memastikan bahwa tiap-tiap kelompok terdiri dari 9 anak utusan dari tema yang berbeda-beda, kemudian guru memberikan sedikit penjelasan bahwa mereka harus saling bertukar pengetahuaninformasi yang telah mereka dapatkan dalam kelompok awal. Guru mengatur jadwal presentasi para siswa, misalkan siswa dari kelompok legislatif 1 mendapatkan jatah presentasi pertama, presentasi ini berlangsung serempak untuk semua kelompok, begitu seterusnya sampai semua tema dipresentasikan. Setelah presentasi selesai, guru mengajak siswa untuk membahas pertanyaan yang telah mereka kumpulkan diawal kegiatan, caranya yaitu setiap kelompok harus mengirimkan 1 anggotanya untuk mengambil pertanyaan dalam kotak, kemudian guru akan menunjuk secara acak kelompok mana yang harus menjawab pertanyaan terlebih dahulu, sebagian besar pertanyaan yang mereka ambil dapat dijawab dengan baik, meskipun masih ada beberapa 63 jawaban yang kurang sempurna, selain itu ada juga beberapa siswa yang mendapat pertanyaan yang lucu-lucu dan tidak sedikit pula yang tidak bisa dibaca dan dipahami, jika siswa mendapat pertanyaan yang tidak dapat dipahami, maka mereka harus mengambil lagi pertanyaan dalam kotak. Pada akhir pertemuan guru memberikan klarifikasi terkait dengan jawaban dari siswa, guru juga menyuruh siswa untuk tetap duduk secara kelompok berdasarkan kelompok ahli, kemudian guru menyuruh siswa untuk belajar di rumah karena minggu depan akan diadakan ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan metode ini.

c. Pengamatan

Pada pertemuan pertama siklus pertama ini siswa masih terlihat bingung, kelas belum kondusif, siswa masih bingung dengan materi yang lalu, padahal pada pertemuan pertama ini guru harus sudah menerapkan metode jigsaw, meskipun demikian pembelajaran harus tetap berjalan, jadi dalam hal ini guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai jalannya pembelajaran pada hari ini, berdasarkan pengamatan penulis pada pertemuan pertama ini masih banyak hal yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan, misalnya suara guru harus bisa lebih keras daripada suara gaduh anak-anak, selain itu interaksi antara guru dan siswa juga harus ditingkatkan, meskipun masih banyak gangguan dan hambatan secara garis besar pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung dengan lancar.

d. Refleksi

Pada pertemuan pertama siklus pertama ini, masih terdapat beberapa kendala, meskipun demikian hal tersebut tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran, waktu pertemuan juga telah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Adapun hal-hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan antara lain: 64 1.Siswa masih kesulitan ketika membuat pertanyaan, hal ini disebabkan karena siswa jarang dan hampir tidak pernah mengajukan pertanyaan kepada guru, mereka tidak pernah bertanya jika ada hal yeng tidak mereka pahami, hal ini membuat siswa kesulitan dalam membuat pertanyaan 2.Ketika pembagian kelompok awal siswa juga sulit untuk dikondisikan, mereka masih bingung dengan cara belajar yang akan mereka lakukan, selain itu mereka juga masih memilih-milih teman sekelompok, oleh karena itu mereka masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kelompok masing-masing. 3. Siswa belum pernah melaksanakan diskusi sebelumnya, jadi ketika mereka disuruh untuk berdiskusi, mereka masih sangat kebingungan, masih ada 2 kelompok yang belum dapat berdiskusi dengan baik. Kendala-kendala diatas masih dapat diatasi oleh guru, sehingga tidak mengganggu jalannya pembelajaran, selain kendala juga terdapat beberapa pencapaian yang diperoleh siswa antara lain: 1. Kompetensi dasar dapat dicapai dengan baik 2. Sebagian besar siswa mulai bisa membuat pertanyaan. 3. Siswa yang tadinya pendiam mulai berani mengemukakan pendapat 4. Kegiatan pembelajaran tidak hanya didominasi oleh anak-anak yang biasanya pintar 5. Semua siswa aktif dalam pembelajaran

2. Siklus Kedua Selasa, 24 desember 2012 a. Perencanaan

Perencanaan pada pertemuan pertama siklus kedua ini berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama siklus pertama, pada pertemuan pertama siklus pertama, siswa telah berdiskusi mengenai materi system pemerintahan pusat, dari hasil 65 pengamatan sebagian besar siswa telah memahami materi struktur pemerintahan pusat, oleh karena itu pada pertemuan pertama siklus kedua ini siswa akan diuji tingkat keberhasilannya melalui lisan dan tes tulis. Pada pertemuan kadua ini terkait dengan tes ada beberapa hal yang harus terlebih dahulu dipersiapkan, yaitu: 1. Membuat sekotak pertanyaan terkait dengan materi 2. Membuat lembar soal yang terdiri dari pilihan ganda 20 nomor,dan soal uraian 10 nomor 3. Menentukan skor untuk tiap-tiap soal sesuai dengan rumus yang telah ditentukan, untuk soal uraian tiap nomor berbeda-beda seperti dibawah ini: Tabel 4.1 Penskoran soal uraian Soal Nomor Skor Bobot Nilai Betul Salah Kurang Tepat 1. 3 1 2 2 2. 3 1 2 3 3. 3 1 2 3 4. 3 1 2 3 5. 3 1 2 3 6. 3 1 2 4 7. 3 1 2 4 8. 3 1 2 4 9. 3 1 2 4 10. 3 1 2 3 66

b. Pelaksanaan

Pada pertemuan pertama siklus kedua ini siswa tetap duduk secara berkelompok berdasarkan pada kelompok ahli, kemudian guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilakukan pada hari ini. Guru telah menyiapkan sekotak pertanyaan yang akan dipakai untuk menguji para siswa secara lisan caranya yaitu guru menunjuk 1 siswa untuk maju ke depan dan mengambil 1 pertanyaan dan membacakannya kemudian menunjuk 1 temannya secara acak untuk menjawab pertanyaan tersebut, jika temannya tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan, maka dia mendapat hukuman yaitu bernyanyi di depan kelas, dalam pelaksanaannya sebagian besar siswa bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Ada 3 siswa yangmendapat hukuman menyanyi, lagu yang mereka nyanyikan bermacammacam, ada lagu dari group band Ungu, Peterpan, dan Nijdi, ketika para siswa tersebut melantunkan lagu-lagu pilihan mereka serentak kelas menjadi ramai dengan sorak-sorai para siswa yang tertawa mendengar suara nyanyian dari teman mereka. Pelaksanaan tes lisan ini berlangsung dengan tertib. Setelah pelaksanaan tes lisan, kemudian siswa melaksanakan tes tulis, siswa tetap duduk secara berkelompok, guru mulai membagikan naskah soal, siswam mulai mengerjakan soal-soal tersebut, tes ini berlangsung dengan tenang, para siswa berkonsentrasi dengan soal mereka masing-masing, terkadang ada beberapa anak yang meminta bantuan temannya, jika melihat hal itu guru langsung menegurnya. Peraturan dalam mengerjakan soal ini yaitu siswa dilarang mencontek ataupun menanyakan jawaban kepada temannya. Guru memberikan waktu 50 menit untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Ketika guru menyatakan bahwa waktunya tinggal 10 menit, para siswa langsung berbondong-bondong mengumpulkan pertanyaan mereka di meja guru, sebagian besar siswa mengumpulkan pertanyaan 67 tepat pada waktunya, dan beberapa siswa mengumpulkan soal lebih dari batas waktu yang telah ditentukan Setelah semua kegiatan inti selesai, guru memberikan tugas rumah kepada semua kelompok, yaitu setiap kelompok harus membuat rangkuman diskusi pada pertemuan pertama, setelah itu berpesan kepada siswa agar mereka belajar di rumah, pembelajaran hari ini ditutup dengan salam.

c. Pengamatan

Pertemuan kali ini siswa cenderung lebih aktif, mereka mulai antusias dengan kegiatan belajar mengajar, tanpa diberi perintah para siswa langsung dengan sendirinya membentuk kelompok, pada pertemuan kali ini juga tidak lepas dari berbagai macam gangguan kecil dari para siswa, misalnya pada saat mereka disuruh mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok awal, terdapat beberapa anak yang tidak bisa mempresentasikannya, justru mereka menyuruh teman sekelompoknya untuk mencatat sendiri. Kegaduhan terjadi ketika pembagian kelompok ahli, hal ini terjadi karena setelah para siswa dapat menyesuaikan diri dengan kelompok awal mereka harus terpisah dan menyesuaikan diri kembali dengan kelompok ahli, banyak diantara mereka yang mengeluh, dan bahkan ada yang tidak bersedia untuk dipindah, akan tetapi hal ini harus tetap dilakukan demi kalancaran proses pembelajaran

d. Refleksi

Pada pertemuan pertama siklus II ini tidak terdapat kendala yang berarti, siswa sudah mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, selain itu para siswa banyak yang mampu menjawab pertanyaan secara lisan dari guru, ini merupakan pencapaian yang bagus dalam pembelajaran ini, banyak perubahan positif yang terjadi pada siswa, siswa mampu menjawab 20 pertanyaan pilihan ganda dan 68 10 pertanyaan uraian dengan baik, selain itu siswa juga lebih berani berekspresi di depan kelas, misalnya jika guru meminta sukarelawan untuk membantu di depan kelas, mereka akan berebut untuk maju. Secara garis besar pelaksanaan RPP dapat dikatakan telah tuntas, meskipun ada beberapa kegiatan yang tidak masuk dalam RPP akan tetapi terlaksana dalam praktek RPP, seperti membuat yel-yel kelompok, karena pada waktu pertemuan pertama para siswa belum terpikirkan untuk membuat yel yel, akhirnya mereka membuat yel-yel pada pertemuan kedua, yel-yel yang mereka buat sangat kreatif dan yang lebih penting membuat para siswa lebih semangat untuk belajar. Meskipun terdapat kegiatan yang tidak masuk dalam RPP, hal itu tidak menghambat jalannya pembelajaran, justru sebaliknya kegiatan tersebut justru dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar

3. Siklus Ketiga Selasa, 31 desember 2012 a. Perencanaan

Pelaksanaan siklus ketiga ini hanya 1 kali pertemuan, sama dengan dua siklus sebelumnya. Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP pada siklus ketiga berdasarkan pada pengamatan dan refleksi pada siklus kedua, persiapan yang dilakukan yaitu: a. Membuat struktur pemerintahan pusat yang masih kosong diatas kertas manila b. Membuat daftar pertanyaan untuk tes lisan c. Membuat lembar jawaban dari kertas manila dan dibentuk garis- garis seperti pada buku tulis, kemudian jawaban yang telah ditulis tersebut per barisnya ditutupi dengan kertas manila yang lain, sehingga jawabannya bisa dibuka dan ditutup. Siklus ketiga ini tidak jauh berbeda dengan siklus kedua yaitu berisi tentang pengujian hasil belajar siswa pada siklus pertama, setelah pada siklus kedua para siswa mengerjakan soal secara individu, maka pada siklus ketiga ini lebih ditekankan pada tes secara 69 kelompok, karena tes secara kelompok belum pernah dilaksanakan, pada siklus pertama pertemuan pertama memang terdapat nilai per kelompok akan tetapi nilai itu hanya menilai seputar diskusi, dan bukan tes kelompok, jadi tes secara kelompok juga perlu untuk dilaksanakan

b. Pelaksanaan

Pertemuan pertama siklus ketiga merupakan tes secara kelompok, pada awal pelajaran siswa menjawab beberapa pertanyaan guru tentang materi pada pertemuan pertama di siklus I, pertemuan kali ini siswa masih duduk secara berkelompok berdasarkan kelompok ahli, pada kegiatan inti guru mulai menempelkan struktur pemerintahan pusat dan dibantu oleh beberapa siswa, kemudian guru mulai menjelaskan langkah-langkah pembelajaran pada hari ini, serta menjelaskan kepada siswa cara berkompetisi dalam mengisi struktur pemerintahan tersebut, beberapa kelompok sangat antusias ketika mendengar kompetisi tersebut. Langkah selanjutnya yaitu guru mulai memberikan aba-aba kepada siswa untuk melengkapi struktur tersebut dengan cara mengisinya dari jabatan yang paling bawah, kelompok yang mengancungkan tangan terlebih dahulu maka dia berhak mengisi kotak pertama, begitu seterusnya sampai semua kotak terisi. Dalam pelaksanaanya ada beberapa kelompok yang masih salah dalam menjawab. Kemudian langkah selanjutnya yaitu guru dibantu oleh siswa menempelkan lembar jawaban dari kertas manila di papan tulis, kemudian guru menyiapkan 10 pertanyaan untuk semua kelompok, tiap kelompok harus memiliki juru bicara untuk menjawab pertanyaan tersebut, pertanyaan ini tidak bersifat rebutan, tiap kelompok mendapatkan 2 pertanyaan yang diambil secara acak, kemudian guru akan memilih dan menunjuk kelompok mana yang telah siap untuk 70 menjawab, setelah mereka menjawab pertanyaan tersebut guru akan mencocokkan jawaban siswa tadi dengan cara membuka lembar jawaban sesuai dengan nomor pertanyaan yang diperoleh siswa tersebut. Jika jawaban mereka benar maka mereka akan mendapatkan poin, dan jika jawaban mereka salah maka mereka tidak akan mendapatkan poin. Pada kegiatan akhir guru mengumumkan kelompok terbaik dan menutup pelajaran dengan salam.

c. Pengamatan

Pada pertemuan terakhir ini banyak perkembangan positif yang dicapai oleh siswa, para siswa semakin antusias karena dalam tiga kali mpertemuan ini mereka mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda-beda dan bervariasi, hal ini ditunjukkan dengan peran aktif mereka dalam berbagai hal, misalnya menjawab pertanyaan sambil melompat-lompat penuh dengan percaya diri, kegembiraan ketika mereka melihat gurunya datang dan merekapun dengan terburu- buru masuk ke dalam kelas.

d. Refleksi

Para siswa menunjukkan nilai yang bagus pada pertemuan terakhir ini, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP telah terlaksana dengan tuntas, kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pertemuan inipun sebagian besar telah tercapai, pelaksanaan RPP memang tidak akan bisa sempurna, dalam prakteknya akan tetap ada hambatan dan gangguan, pada pertemuan terakhir ini pun juga masih terdapat beberapa gangguan, misalnya ada beberapa siswa yang tidak masuk karena sakit, akibatnya ada 2 kelompok yang manggotanya berkurang, dan hal ini bagi anggota kelompok yang lain merupakan masalah karena jumlah anggota mereka tidak sama dengan jumlah anggota kelompok lain. 71 Meskipun demikian secara garis besar pelaksanaan RPP pertemuan terakhir ini tidak mengalami gangguan yang dapat mengubah atau membelokkan dari rencana semula.

G. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode Jigsaw, penelitian ini terdiri dari 3 siklus, tiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Tiap satu pertemuan mencakup perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Untuk mengetahui pelaksanaan dua metode ini dapat dilihat pada bahasan paparan hasil. metode Jigsaw ini digunakan untuk memberikan pemahaman secara langsung kepada peserta didik. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Pembentukan kelompok pada pembelajaran PKN ini tiap kelompoknya terdiri dari 8-9 anak. Pembelajaran model Jigsaw merupakan suatu model pembelajaran agar siswa belajar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Dengan demikian diharapkan prestasi belajar siswa di bidang studi PKN akan meningkat. Pada siklus pertama peneliti akan langsung menerapkan metode jigsaw untuk menyampaikan materi system pemerintahan pusat sebelum masuk pada siklus I, peneliti telah melakukan pre tes terlebih dahulu, pada siklus pertama ini pada awalnya siswa masih banyak yang bingung untuk membentuk kelompok, akan tetapi mereka tetap mengikuti intruksi dari guru, sehingga mereka mulai memahami apa yang dimaksudkan oleh guru. Kegiatan diskusi berlangsung dengan lancar, meskipun masih terdapat 1-2 siswa yang belum faham, kegiatan diskusi dapat mengasah keberanian siswa dalam 72 berbicara di depan umum. Kegiatan berdiskusi juga memberikan pelajaran pada siswa untuk belajar bekerja bersama orang lain, dalam bekerja sama dengan orang lain siswa juga mendapat pelaran pelajaran tentang saling menolong diantara sesama teman. Berdasarkan pada observasi siklus satu guru merasa bahwa siswa mulai berhasil menguasai materi, oleh karena itu maka pada siklus kedua ini guru memutuskan untuk memberikan tes tulis secara individu kepada semua siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka atas konsep tersebut. Kemudian pada siklus terakhir atau ketiga guru merasa harus diadakan lagi pematangan pemahaman siswa tentang sistem pemerintahan pusat lewat tes lisan. peneliti mengambil metode jigsaw berdasarkan observasi awal sebelum tindakan, hasil observasi menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai bertanya kepada teman mereka sendiri dari pada bertanya kepada guru, hal ini disebabkan karena siswa merasa takut akan ditertawakan temannya ketika mereka salah mengajukan pertanyaan kepada guru, akhirnya mereka memutusan untuk bertanya kepada temannya sendiri, oleh karena itulah peneliti menggunakan metode ini, selain itu metode jigsaw juga dapat mendorong siswa untuk berani berbicara secara aktif dikelas, dan ternyata metode ini dapat membuat siswa bekerja keras untuk memahami materi yang mereka dapatkan. Terlepas dari semua hambatan dan gangguan yang ada, dapat dikatakan bahwa penerapan perpaduan metode learning start with a question dan jigsaw dapat memberikan efek positif terhadap cara belajar siswa. Perbandingan prestasi siswa antara pra tindakan dan pasca tindakan yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui peningkatan yang terjadi ketika menerapkan metode ini dapat dilihat pada lampiran 15. Adapun hasil dalam lampiran tersebut menunjukkan dalam soal pilihan ganda terdapat 28 siswa mendapatkan peningkatan nilai pada pasca tindakan, sedangkan 25 siswa lainya mendapat nilai tetap. Sedangkan untuk nilai soal uraian 35 siswa mendapat kenaikan nilai dan 2 siswa mendapat nilai 73 tetap sedangkan 6 siswa nilainya semakin turun. Nilai rata-rata untuk pilihan ganda pra tindakan yaitu 41, 86 sedangkan untuk pasca tindakan yaitu 46,27. Untuk nilai uraian pra tindakan yaitu 49,11 dan sesudah tindakan yaitu 54,61. Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan, jenis data yang bersifat kuantitatif yang didapatkan dari hasil evaluasi dianalisis menggunakan rumus 26 : Post Rate-Base Rate × 100 Base Rate Keterangan: P = Presentase peningkatan Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan Base rate = Nilai rata-rata sebelum peningkata Jadi, untuk nilai rata-rata pilihan ganda mengalami kenaikan sebesar 10,53 dengan perhitungan sebagai berikut: 46,27- 41,86 X 100 - 4,41 X 100 – 441 – 10,53 41,86 41,86 41,86 Sedangkan untuk nilai rata-rata soal uraian mengalami kenaikan sebesar 11, 19 dengan perhitungan sebagai berikut: 54,61- 49,11 X 100 – 5,5 X 100 – 550 – 11,19 di revisi lagi 49,11 49,11 49,11 Soal latihan yang diberikan pada pertemuan pra tindakan berbeda dengan soal latihan yang diberikan sesudah tindakan, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran soal tes. Untuk pilihan ganda dan uraian sebagaimana telah dijelaskan pada bagian kajian pustaka. Nilai maksimal 99 untuk soal uraian jika jawaban siswa betul semua dan nilai maksimal 100 untuk multiple choice jika jawaban siswa juga betul semua 26 Faizatul Fitriyah. Meningkatkan Motivasi Belajar Mufradat dan Qowa’id Melalui Strategi Index Card Matc pada Mata pelajaran Bahasa Arab di Kelas V MI Ar-Rahmah Bendo Jabung Malang, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2009, hal. 95-96 74

H. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat Di Mi Al-Mujahidin Kota Tangerang

3 24 115

Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014”,

1 5 117

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Kelas IV Semester 2 SD Negeri 2 Bugisan Tahun Pelaja

0 1 14

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Kelas IV Semester 2 SD Negeri 2 Bugisan Tahun Pelaja

0 1 12

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN SISWA KELAS XI SMK YP COLOMADU KAR

0 0 15

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI SD.

0 3 31

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING JIGSAW DAN PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Metode Cooperative Learning Jigsaw dan Pemberian Motivasi Belajar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IS 3 MAN 1 Surakart

0 2 15

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA.

0 4 31

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN PASAR.

0 3 17

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENERAPAN METODE MNEMONIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ...

0 0 8