Definisi Epidemiologi Etiopatogenesis Dermatitis Atopik

hingga 10reaksi positif, yang negatif pada pemeriksaan sebelumnya. 2,5,6,25 Intensitas reaksi dinilai dan dicatat sesuai dengan International Contact Dermatitis Research Group ICDRG menurut sistem penilaian oleh Wilkinson dkk. yaitu, + reaksi non vesikular lemah dengan eritema yang dapat diraba, ++ reaksi kuat edema atau vesikular, +++ reaksi hebat bulosa atau ulserasi. Bila reaksi sangat lemah atau meragukan dimana hanya ada eritema samar atau makular tidak dapat diraba dicatat dengan tanda tanya ?+, dan reaksi iritan dicatat sebagai IR. 6,21,26,27 Jika memungkinkan, tes tempelharusdipasang di bagian punggung atas pasien karena merupakan lokasiyang paling nyaman baik untuk dokter dan pasien, dan sebagian besar validasi uji tempel dilakukan di daerah ini. Aplikasi tes di daerah tubuh lain misalnya tangan, lengan, paha, perut harus dibatasi pada situasi pengecualian dan harus dilakukan oleh dokter berpengalaman karena kesulitan interpretasi. 3,25

2.2. Dermatitis Atopik

2.2.1. Definisi

DA adalah penyakit kulit inflamasi kronik sangat gatal yang umumnya timbul selama masa bayi dan kanak-kanak tetapi dapat bertahan atau mulai di masa dewasa. 28,29

2.2.2. Epidemiologi

DAmerupakan masalahkesehatan masyarakatutama di seluruh duniadengan prevalensipada anak-anaksebesar 10-20 di Amerika Serikat, Eropa Utara danBarat, Afrikaperkotaan, Jepang, Australia, dan negara-negaraindustri Universitas Sumatera Utara lainnya.PrevalensiDApada orang dewasasekitar1-3. 28,29,30 Prevalensi DA yang lebih tinggi ditemukanpada daerah kota dibandingkandaerah pedesaan negara- negara maju dan penyakit lebih sering ditemukan pada kelompok kelas sosial yang lebih tinggi.Berdasarkan jenis kelamin, rasio terjadinya DAadalah perempuan :laki-lakisebesar 1,3:1,0. 29,31 Sejak tahun 1960, telah terjadipeningkatanlebihdari tiga kali lipatdalam prevalensiDA. 29 Dasar peningkatan prevalensi DA ini belum dipahami dengan baik. Variasi yang luas dalam prevalensi telah diamati pada negara-negara yang dihuni oleh kelompok etnis yang sama. Tampak bahwa faktor lingkungan sangat penting dalam menentukan ekspresi penyakit, meliputi ukuran keluargayang kecil, peningkatan pendapatan dan pendidikan baik pada kulit putih maupun kulit hitam, migrasi dari lingkungan pedesaan ke perkotaan, dan peningkatan penggunaan antibiotikyang disebut sebagai gaya hidup Barat. 28,29

2.2.3. Etiopatogenesis

DA merupakan penyakit kulit inflamatori sangat gatal yang terjadi akibat interaksi kompleks antara gen-gen kerentanan genetik yang mengakibatkan sawar kulit rusak, kerusakan sistem imun bawaan, dan peningkatan respon imunologi terhadap alergen dan antigen mikroba. 29,30,32 Kelainansawar kulittampaknya terkaitdengan mutasigenfilaggrinyang mengkodeproteinstrukturalyang penting untuk pembentukansawarkulit.Kulitindividu denganDAjuga telahterbuktikekurangan seramidamolekul lipid sertapeptida antimikrobasepertikatelisidinyang merupakanpertahanan lini pertamaterhadapberbagaiagen infeksius. 29,30 Kelainansawar Universitas Sumatera Utara kulitinimenyebabkankehilangan airtransepidermaldan peningkatanpenetrasialergendan mikrobake dalam kulit. 31 Agen infeksius yang paling sering terlibat dalam DA adalah Staphylococcus aureus yang berkolonisasi pada sekitar 90 pasien DA. 30 Respon imun bawaan yang rusak juga tampaknya berkontribusi dalam peningkatan infeksi bakteri dan virus pada pasien dengan DA. Interaksi faktor-faktorini menyebabkan respon sel T dalam kulit awalnya didominasi respon Th2 dan kemudian didominasi Th1 dengan pelepasan kemokin dan sitokin proinflamasi misalnyaIL-4, IL-5 dan TNF yang mendorong produksiIgE dan respon inflamasi sistemik yang selanjutnya menyebabkan inflamasi kulit yang gatal. 29,30 Penelitian yang terbarumenghubungkan ketidakseimbanganantararesponlimfositTh1danlimfosit Th2. Dalam respon terhadappaparanantigen,limfositTh1mengaktifkanIFN- γ, IL-2danTNFα serta membantu dalamperekrutandan aktivasimonosit, makrofagdan limfositT sitotoksikdalam melawanpatogen intraselular.LimfositTh2mensekresikanIL-4, IL- 5, IL-10. 31,32 IL-4 akan merangsangperalihanselBuntuk produksiIgE, sedangkanIL-5 menyebabkaneosinofiliadanIL-10 menekaninflamasi imunyang diperantarai selT.Ini merupakan kecenderungan genetik atopi untuk memperlihatkan perluasan sistemik aktivitas sel Th2 oleh berbagai alergen imunologi dan nonimunologi. 32 Faktor pemicu dan alergen yang paling sering dilaporkan adalah panas, berkeringat, bahan iritan sabun, bahan kimia keras, kelembaban, stres dan kecemasan, makanan tertentu, alergen inhalan dan agen mikroba seperti Staphylococcus, virus, Pityrosporum, Candida dan dermatofita. 32,33 Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Gambaran klinis