Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Besar Sampel Cara Pengambilan Sampel Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu studi analitik dengan rancangan potong lintang cross sectional.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2014 hingga Maret 2015 yang bertempat di SMF IKKK RSUP HAM Medan.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi target

Pasien-pasien dengan riwayat DK.

3.3.2. Populasi terjangkau

Pasien-pasien dengan riwayat DK yang berobat ke SMF IKKK RSUP HAM Medan sejak Oktober 2014 hinggaMaret 2015.

3.3.3. Sampel

Bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 22 Universitas Sumatera Utara

3.3.3.1. Kriteria inklusi

1. Pasien berumur 18-65 tahun dengan riwayat DK. 2. Bersedia ikut serta dalam penelitian dengan menandatangani informed consent.

3.3.3.2. Kriteria eksklusi

1. Pasien yang menderita flare DK. 2. Pasien yang mendapat pengobatan antihistamin sistemik antagonis reseptor H1, antagonis reseptor H2, antagonis leukotrien dan anthistamin topikal doksepin dalam waktu 2 minggu terakhir sebelum penelitian. 3. Pasien yang menggunakan obat kortikosteroid topikal dan imunosupresan topikal lain takrolimus, pimekrolimus pada lokasi uji tempel dalam 2 minggu terakhir. 4. Pasien yang sedang mengkonsumsi obat kortikosteroid sistemik dengan dosis di atas 20 mg dalam 2 minggu terakhir. 5. Pasien yang sedang dalam keadaan hamil

3.4. Besar Sampel

Untuk menghitung besar sampel, digunakan rumus berikut. Rumus : 2 2 1 2 1 1 1 a o a a o o P P P P Z P P Z n − − + − = − − β α Universitas Sumatera Utara Dimana : 2 1 α − Z = deviat baku alpha, untuk α = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96 1 β − Z = deviat baku betha, untuk β = 0,10 maka nilai baku normalnya 1,282 P = proporsi di populasi 0,22 a P = perkiraan proporsi di populasi 0,47 a P P − = beda proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar 0,25 Maka : 2 2 25 , 47 , 1 47 , 282 , 1 22 , 1 22 , 96 , 1 − + − = n ≈ 34 Sampel untuk penelitian ini sebanyak 34 orang.

3.5. Cara Pengambilan Sampel Penelitian

Pada penelitian ini akan digunakan pengambilan sampel secara non- randomized consecutive sampling.

3.6. Identifikasi Variabel

Variabel bebas : dermatitis atopik Variabel terikat : dermatitis kontak alergi

3.7. Cara Penelitian

3.7.1. Pencatatan data dasar

Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di SMF IKKKDivisi Dermato Alergi dan Imunologi RSUP HAM Medan meliputi identitas pasien, Universitas Sumatera Utara anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dermatologis.Diagnosis klinis ditegakkan oleh peneliti bersama dengan pembimbing di SMF IKKK Divisi Dermato Alergi dan Imunologi RSUP HAM Medan.

3.7.2. Pemeriksaan uji tempel

1. Bahan alergen standar yang digunakan dalam penelitian ini adalah alergen dari European Baseline Series Chemotechnique Diagnostics. 2. Aplikasikan sejumlah kecilantigenpada setiap chamberberurutan dimulai darinomor satubahan standar 3. . Untukantigencair, diaplikasikansatu tetescairanke kertas saring yang sudah ditempatkan di dalamchamber 4. . Posisi pasien duduk atau telungkup. 5. Dilakukan pembersihan pada kulit punggung bagian atas dengan kain kasa atau jika kulit pasien berminyak dapat dibersihkan dengan kapas alkohol, kemudian dibiarkan kering. 6. Ditempelkan IQ Ultra ® chamberpada punggung dan direkat dengan plester hipoalergenik, serta diberi tanda sesuai dengan urutan bahan alergen yang diuji. 7. Pasien diijinkan pulang dengan pesan bahwa lokasi uji tempel tidak boleh basah terkena air dan untuk berhati-hati bila sedang mandi serta mengurangi aktivitas yang menimbulkan keringat berlebihan. 8. Pembacaan dilakukan pada jam ke 48 dan 72 atau lebih awal jika ada keluhan sangat gatal atau rasa terbakar pada lokasi uji tempel. Universitas Sumatera Utara 9. Intensitas reaksi dinilai dan dicatat sesuai dengan ICDRG menurut sistem penilaian oleh Wilkinson dkk. yaitu : - negatif 26,27 ?+ reaksi meragukan + reaksi lemah non vesikular ++ reaksi kuat edema atau vesikular +++ reaksi hebat bula atau ulseratif NT tidak diuji IR reaksi iritan tipe berbeda 10. Hasil tes tempel yang positif bermakna dinilai relevansinya dengan anamnesis dan gambaran klinis. Hasil relevansi positif dianggap sebagai penyebab pembacaan dilakukan 15 menit setelah plester dilepaskan.Pasien diberi catatan tentang hasil uji tempel yang positif bermakna.

3.7.3. Pemeriksaan pasien dermatitis atopik

Pada pasien yang telah didiagnosis dengan DKA kemudian dilakukan anamnesis dan pemeriksaan klinis untuk menegakkan DA berdasarkan kriteria Hanifin dan Rajka. Setelah penegakkan diagnosisDA, hubungan DA dengan DKAakan dihitung secara statistik. Universitas Sumatera Utara

3.8. Definisi Operasional

3.8.1. DKA adalah dermatitis kontak yang disebabkan adanya kontak kulit dengan alergen. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis yang didukung oleh uji tempel yang hasilnya positif. Anamnesis berupa adanya riwayat kontak ulang dengan bahan alergen yang dicurigai, riwayat penyakit sebelumnya, stigmata atopik, pekerjaan, kegemaran, pemakaian produk. Gambaran klinis berupa makula eritema, edema, papul, vesikel pada tempat kontak dengan bahan alergen, tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke sekitarnya yang umumnya terasa gatal. Uji tempel adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan apakah suatu bahan tertentu menyebabkan inflamasi alergi pada kulit pasien dengan aplikasi sejumlah bahan alergen standar ke kulit selama 48 jam dan dinilai reaksi kulit pada hari ke-2 dan 3. Uji tempel dinyatakan positif bila ditemukan intensitas reaksi +, ++, +++ pada kulit sesuai dengan sistem ICDRG. Skala ukur :nominal 3.8.3. DA adalah Skala ukur : nominal penyakit kulit inflamasi bersifat kronis residifyang mengenai bayi dan anak juga dapat terjadi pada dewasa, disertai stigmata atopik pada pasien atau keluarganya.Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria Hanifin dan Rajka oleh peneliti bersama dengan pembimbingdimana dijumpai 3 atau lebih kriteria mayor dan 3 atau lebih kriteria minor. Universitas Sumatera Utara

3.9. Kerangka Operasional