Pencemaran Air 1. Polutan Air
13
c. Mikrobiologi
Berbagai macam bakteri, virus, parasit, dan lain-lainnya. Misalnya yang berasal dari pabrik yang mengolah hasil ternak, rumah potong, dan
tempat pemerahan susu sapi. d.
Radioaktif Beberapa bahan radioaktif yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir PLTN dapat menimbulkan pencemaran air. 3.
Pertanian dan Perkebunan Polutan air dari pertanianperkebunan dapat berupa:
a. Zat kimia, misalnya berasal dari penggunaan pupuk dan pestisida.
b. Mikrobiologi, misalnya virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran
ternak dan cacing tambang di lokasi perkebunan. c.
Zat radioaktif, berasal dari penggunaan zat radioaktif yang dipakai dalam proses pematangan buah, mendapatkan bibit unggul, dan mempercepat
pertumbuhan tanaman.
2.3. Pencemaran Air 2.3.1. Polutan Air
Bahan polutan pencemar merupakan bahan-bahan yang bersifat asing bagi alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu
tatanan ekosistem sehingga mengganggu peruntukan ekosistem tersebut. Berdasarkan cara masuknya ke dalam lingkungan, polutan dikelompokkan
menjadi 2 dua, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
14
1. Polutan alamiah, yaitu polutan yang memasuki suatu lingkungan misalnya
badan air secara alami, misalnya akibat letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, dan fenomena alam lainnya. Polutan alamiah ini sulit dikendalikan.
2. Polutan antropogenik, yaitu polutan yang masuk ke badan air akibat aktivitas
manusia, misalnya kegiatan domestik rumah tangga, kegiatan perkotaan, maupun kegiatan industri. Intensitas polutan antropogenik dapat dikendalikan
dengan cara mengontrol aktivitas yang menyebabkan timbulnya polutan tersebut Effendi, 2003.
Berdasarkan sifat toksiknya, polutan pencemar dibedakan menjadi 2 dua, yaitu:
1. Polutan Tidak Toksik
Polutanpencemar tidak toksik biasanya telah berada pada ekosistem secara alami. Polutan tidak toksik terdiri atas bahan-bahan tersuspensi dan nutrien.
Bahan tersuspensi dapat mempengaruhi sifat fisika perairan, antara lain meningkatkan kekeruhan sehingga menghambat penetrasi cahaya matahari.
Dengan demikian, intensitas cahaya matahari pada kolom air menjadi lebih kecil dari intensitas yang dibutuhkan untuk melangsungkan proses fotosintesis.
Keberadaan nutrienunsur hara yang berlebihan dapat memacu terjadinya eutrofikasi perairan dan dapat memacu pertumbuhan mikroalga dan tumbuhan air
secara pesat, yang selanjutnya dapat mengganggu keseimbangan ekosistem akuatik secara keseluruhan.
2. Polutan Toksik
Polutan toksik dapat mengakibatkan kematian lethal maupun bukan kematian sub-lethal, misalnya terganggunya pertumbuhan, tingkah laku, dan
Universitas Sumatera Utara
15
karakteristik morfologi berbagai organisme akuatik. Polutan toksik ini biasanya berupa bahan-bahan yang bukan bahan alami, misalnya pestisida, detergen, dan
bahan artifisial lainnya. Polutan berupa bahan yang bukan alami ini dikenal dengan istilah xenobiotik, yaitu polutan yang diproduksi oleh manusia Effendi,
2003. Mason 1993, mengelompokkan pencemar toksik menjadi 5 lima, yaitu:
a. Logam metals, meliputi: timbal, nikel, kadmium, zinc, dan merkuri.
b. Senyawa organik, meliputi pestisida organoklorin, herbisida, PCB,
hidrokarbon alifatik berklor, pelarut solvents, surfaktan rantai lurus, hidrokarbon petroleum, aromatik polinuklir, dibenzodioksin berklor,
senyawa organometalik, fenol, dan formaldehida. Senyawa ini berasal dari kegiatan industri, pertanian, dan domestik.
c. Gas, misalnya klorin dan amonia.
d. Anion, misalnya sianida, fluorida, sulfida, dan sulfat.
e. Asam dan alkali.
2.4. Indikator Pencemaran Air 2.4.1. Perubahan Suhu Air