DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
16
Ikan yang diberi pakan perlakuan memiliki nilai laju pertumbuhan spesifik yang hasilnya tidak lebih baik dibandingkan kontrol. Hal ini diduga karena pakan
dengan perlakuan memiliki rasa yang sedikit berbeda dengan pakan tanpa perlakuan, sehingga benih ikan membutuhkan adaptasi terhadap pakan yang diberi
perlakuan yang menyebabkan ikan lebih banyak memakan pakan tanpa perlakuan kontrol, yang kemudian hal ini berdampak pada laju pertumbuhan spesifik ikan.
Menurut Effendie 1997, pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang atau berat dalam satuan waktu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
keturunan, seks, umur, parasit, pakan, dan kondisi perairan. Perlakuan C prebiotik menunjukkan angka laju pertumbuhan spesifik
terrendah jika dibandingkan dengan perlakuan lain, hal ini mungkin dikarenakan pemberian prebiotik yang diberikan bersamaan dengan pakan diperlakukan
terhadap benih ikan yang memiliki saluran pencernaan yang masih sangat sederhana dan belum memiliki mikroflora usus dalam jumlah yang cukup untuk
mencerna prebiotik, karena seperti yang telah diketahui sebelumnya, prebiotik tidak dapat dicerna oleh inang. Ahmadi et al. 2012 menyatakan bahwa enzim
dalam saluran pencernaan benih ikan belum tersedia dalam jumlah yang memadai karena saluran pencernaannya belum sempurna, oleh karena itu pakan dengan
kandungan karbohidrat dan serat kasar yang tinggi tidak dapat dicerna dengan baik.
4.3 Efisiensi Pakan Ikan
Efisiensi pakan ikan pada perlakuan kontrol menunjukkan angka 18,27, pada perlakuan probiotik menunjukkan angka sebesar 17,03, perlakuan prebiotik
menunjukkan angka 16,54, dan pada perlakuan sinbiotik menunjukkan angka 19,51 Gambar 3.
Perlakuan C prebiotik menunjukkan hasil efisiensi pakan ikan terrendah dibandingkan perlakuan yang lain. Hal ini diduga karena prebiotik yang
digunakan inulin memiliki rasa manis yang dapat memengaruhi ikan pada saat memakan pakan yang diberikan, yang menyebabkan ikan cenderung enggan
memakan pakan yang diberikan. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya jumlah
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
17 pakan yang dimakan ikan, yang juga menyebabkan rendahnya nilai efisiensi
pakan ikan. Menurut Franck 2002, inulin standar memiliki rasa manis yang sangat ringan 10 kemanisan dibanding dengan gula. Setiawati et al. 2013
menyatakan bahwa efisiensi pakan didapatkan dari hasil perbandingan antara pertambahan berat tubuh dengan jumlah pakan yang dihabiskan selama masa
pemeliharaan. Nilai efisiensi pakan berkaitan dengan laju pertumbuhan karena semakin tinggi laju pertumbuhan maka semakin besar pertambahan berat tubuh
ikan dan semakin besar nilai efisiensi pakan.
Gambar 3. Efisiensi pakan ikan nila setelah suplementasi pakan. A kontrol; B probiotik; C prebiotik; D sinbiotik
Perlakuan B probiotik menunjukkan hasil efisiensi pakan ikan yang lebih rendah daripada perlakuan A kontrol, hal ini diduga karena benih ikan yang
digunakan masih terlalu kecil dengan sistem pencernaan yang masih sangat sederhana dengan enzim pencernaan yang juga masih terbatas untuk dapat
mencerna pakan dengan serat kasar yang tinggi, sehingga probiotik yang diberikan pada masa suplementasi belum memberi hasil yang signifikan dalam
meningkatkan nilai efisiensi pakan ikan. Handayani 2006 menyatakan bahwa kemampuan ikan dalam mencerna pakan sangat bergantung pada kelengkapan
organ pencernaan dan ketersediaan enzim pencernaan. Perkembangan saluran pencernaan berlangsung secara bertahap dan setelah ikan mencapai ukuran atau
umur tertentu maka saluran pencernaannya akan mencapai kesempurnaan. Perkembangan struktur pencernaan tersebut diikuti pula oleh perkembangan
enzim pencernaan.
18,27 17,03
16,54 19,51
5 10
15 20
A B
C D
E fi
si en
si P
a k
an
Perlakuan
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
18 Perlakuan E sinbiotik menunjukkan hasil tertinggi pada parameter ini, hal
ini dikarenakan pemberian probiotik yang diiringi dengan prebiotik sinbiotik mampu memaksimalkan penyerapan nutrisi pada pakan. Prebiotik pada pakan
akan merangsang pertumbuhan probiotik yang terdapat pada pakan dan pada saluran pencernaan benih ikan, sehingga jumlah probiotik akan mengalami
peningkatan yang pesat. Bakteri probiotik juga mampu mensekresikan enzim- enzim pencernaan yang akan membantu benih ikan dalam mencerna pakan.
Menurut Putra 2010, prebiotik secara efektif dapat mendukung pertumbuhan bakteri probiotik. Meningkatnya jumlah populasi bakteri probiotik bakteri asam
laktat BAL akan menimbulkan suasana asam. Menurut Buckle et al. 1978, asam laktat dapat menyebabkan pH yang rendah pada substrat sehingga
menimbulkan suasana asam. Terciptanya kondisi asam dalam usus akan meningkatkan sekresi enzim proteolitik dalam saluran pencernaan merombak
protein menjadi asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus Ahmadi et al. 2012. Pada penelitian lain juga telah diketahui bahwa pemberian
prebiotik melalui pakan pada Litopenaeus vannamei dapat meningkatkan panjang mikrovili usus Zhang et al. 2012. Panjang mikrovili usus dapat membantu
meningkatkan penyerapan nutrien sehingga dapat memperbaiki performa pertumbuhan pada inang Saputra et al. 2013. Menurut Daniels et al. 2010,
penelitian tentang sinbiotik telah menunjukkan keuntungan dalam penggunaanya untuk peningkatan laju pertumbuhan, konversi pakan, dan kondisi tubuh ikan.
4.4 Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan setelah Uji Tantang