27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Organoleptis Sediaan
Sediaan yang dihasilkan adalah masa setengah padat berwarna putih, berbau khas minyak VCO, homogen, mudah menyebar, dan memberikan rasa
yang cukup nyaman ketika dioleskan pada kulit. Tidak terdapat perbedaan penampilan organoleptis dari setiap formula yang dihasilkan, namun terdapat
perbedaan konsistensi kepadatan krim mulai dari F4 kombinasi OMC dan TiO
2
sampai F7 Krim VCO 8 dengan kombinasi OMC dan TiO
2
. Hal ini disebabkan krim tersebut mengandung titanium dioksida yang bersifat kaku dapat
meningkatkan kepadatan dari krim.
4.2 Mutu Fisik Sediaan 4.2.1 Homogenitas sediaan
Dari percobaan yang telah dilakukan terhadap ke delapan sediaan tabir surya, hasil yang diperoleh menunjukkan tidak adanya butiran-butiran pada objek
gelas, sehingga dapat dikatakan bahwa semua sediaan tabir surya yang dihasilkan adalah homogen.
4.2.2 Stabilitas sediaan
Stabilitas krim rusak jika terganggu sistem campurannya terutama disebabkan perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan
salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain Ditjen POM., 1979. Emulsi
yang tidak stabil akan mengalami perubahan kimia dan perubahan fisika.
Universitas Sumatera Utara
28 Perubahan kimia yang terjadi antara lain perubahan warna atau warna memudar,
perubahan bau, kristalisasi, dll. Perubahan fisika yang terjadi antara lain pemisahan fase, sedimentasi, pembentukan aggregat, pembentukan gel,
penguapan, peretakan, pengerasan, dan lain-lain Mitsui, 1997. Perubahan bau dapat disebabkan karena pengaruh kimia maupun biologis.
Oksidasi oleh oksigen yang ada di udara terhadap lemak atau minyak merupakan salah satu reaksi kimia yang sering menyebabkan perubahan bau atau ketengikan.
Sedangkan perubahan bau pada krim karena pengaruh biologis oleh mikroba maupun jamur Setiawan, 2010. Pengaruh komposisi VCO terhadap stabilitas
berbagai formula krim tabir surya selama masa penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Pengaruh komposisi VCO terhadap stabilitas berbagai formula krim
tabir surya selama masa penyimpanan
No Formula Minggu ke-1 Minggu ke-4 Minggu ke-8 Minggu ke-12
X Y
Z X
Y Z
X Y
Z X
Y Z
1 Blanko
- -
- -
- -
- -
- -
- -
2 F1
- -
- -
- -
- -
- -
- -
3 F2
- -
- -
- -
- -
- -
- -
4 F3
- -
- -
- -
- -
- -
- -
5 F4
- -
- -
- -
- -
- -
- -
6 F5
- -
- -
- -
- -
- -
- -
7 F6
- -
- -
- -
- -
- -
- -
8 F7
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Ket: F1 = Krim VCO 4 F2 = Krim VCO 6
F3 = Krim VCO 8 F4 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 F5 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 + VCO 4 F6 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 + VCO 6 F7 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 + VCO 8 X = Perubahan Warna
Y = Perubahan Bau Z = Perubahan Emulsi
Universitas Sumatera Utara
29 Suatu sediaan emulsi dikatakan tidak stabil jika mengalami flokulasi,
creaming dan koalesensi. Flokulasi merupakan proses yang terjadi antara droplet dari fase internal emulsi dimana droplet tersebut bergabung menjadi suatu partikel
besar tetapi dengan pengocokan sedikit akan terdispersi sempurna. Koalesensi merupakan agregasi antara dua partikel dimana jika dua partikel tersebut
bergabung, maka akan membentuk satu partikel besar, secara visual akan terlihat adanya pemisahan Barel, et al., 2009. Creaming terjadi jika agregat dari bulatan
fase dalam mempunyai kecendrungan yang lebih besar untuk naik ke permukaan emulsi atau jatuh ke dasar emulsi tersebut daripada partikel-partikelnya sendiri
Ansel, 1989. Berdasarkan data, yang diperoleh dan dapat dilihat pada Tabel 4.1,
menunjukkan bahwa masing-masing formula yang telah diamati selama 12 minggu memberikan hasil yang baik yaitu tidak mengalami perubahan warna, bau
dan juga pemisahan fase. Selama masa penyimpanan, sediaan tidak menunjukkan adanya perubahan. Karena pada formula mengandung natrium metabisulfit
sebagai antioksidan yang dapat melindungi lemak-lemak yang mempunyai ikatan rangkap dari oksidasi dan metil paraben sebagai pengawet yang melindungi dari
pengaruh biologis oleh mikroba maupun jamur Setiawan, 2010.
4.2.3 Derajat keasaman pH Sediaan