Nilai Sun Protection Factor SPF sediaan

34 dan bau pada masing-masing sediaan dan tetap stabil selama 12 minggu Ditjen POM., 1994. Adanya cemaran mikroba ini kemungkinan dapat disebabkan karena alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan sediaan tidak disterilkan sebelum digunakan dan pembuatan sediaan tidak dilakukan diruangan yang steril.

4.2.7 Nilai Sun Protection Factor SPF sediaan

Penentuan nilai Sun Protection Factor SPF dilakukan secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Krim yang telah dilarutkan dalam pelarutnya selanjutnya diukur dan diperoleh absorbansinya. Absorbansi tiap sediaan kemudian dimasukkan kedalam perhitungan seperti yang tertera pada Lampiran 14. Pengaruh perbedaan komposisi VCO, OMC dan TiO 2 dalam sediaan terhadap nilai SPF yang diukur secara in vitro dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut. Gambar 4.1 Pengaruh perbedaan komposisi VCO, OMC dan TiO 2 dalam sediaan terhadap nilai SPF yang diukur secara in vitro 0,0245 0,0866 0,1361 0,2005 9,5718 11,7537 14,3504 21,7248 5 10 15 20 25 Blanko F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 N ilai S P F Formula Krim Universitas Sumatera Utara 35 Dari hasil pengukuran nilai SPF dpat diketahui bahwa krim yang masing- masing mengandung VCO 4, 6 dan 8 saja memberikan nilai SPF kurang dari 1. Data ini menunjukkan bahwa VCO belum menunjukkan adanya efek perlindungan terhadap matahari apabila diuji secara in vitro dengan menggunakan metode ini. Nilai SPF krim yang mengandung oktilmetoksisinamat dan titanium dioksida saja F4 sebasar 9,5718. Penambahan VCO pada formula krim ini ternyata mampu meningkatkan nilai SPF sediaan. Nilai SPF krim F5 yang dikombinasikan dengan penambahan VCO 4 adalah 11,7537, mengalami kenaikan sebesar 2,1818 dari F4. Nilai SPF krim F6 yang dikombinasikan dengan penambahan VCO 6 adalah 14.3504, mengalami kenaikan sebesar 2,5967 dari F5 dan 4,7786 dari F4. Nilai SPF krim F7 yang dikombinasikan dengan penambahan VCO 8 adalah 21,7248, mengalami kenaikan sebesar 7,3744 dari F6. Adapun kategori untuk sediaan tabir surya berdasarkan nilai SPF yang diberikan sebagai faktor perlindungan terhadap sinar matahari menurut Wasitaatmadja 1997, adalah sebagai berikut: 1. Minimal, bila SPF antara 2-4 2. Sedang, bila SPF antara 4-6 3. Ekstra, bila SPF antara 6-8 4. Maksimal, bila SPF antara 8-15 5. Ultra, bila SPF lebih dari 15 Berdasarkan kategori tersebut, dapat diperoleh kategori untuk masing- masing sediaan tabir surya berdasarkan nilai SPF yang diperoleh dari penelitian adalah kategori maksimal untuk F4, F5, F6 dan kategori ultra untuk F7. Universitas Sumatera Utara 36 Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa VCO mempengaruhi peningkatan penyerapan sinar UV. Semakin tinggi konsentrasi VCO yang ditambahkan, maka kekuatan penyerapan sediaan juga semakin bertambah. Perbedaan peningkatan nilai SPF ini dikarenakan kekuatan penyerapan UV oleh oktilmetoksisinamat dipengaruhi oleh kestabilan bentuk isomer trans-nya. Sedangkan titanium dioksida yang senyawanya lebih stabil, tidak mengalami pengaruh yang besar dengan penambahan zat lain Walhberg, et al., 2003. Peningkatan nilai SPF yang cukup besar terjadi ketika OMC dikombinasikan dengan VCO karena kemampuan senyawa polifenol yang terdapat dalam VCO seperti asam ferulat dan p-kumarat dapat menstabilkan UV filter organik tersebut Marina, et al., 2009. Paparan sinar UV mengubah trans- OMC menjadi cis-OMC. Kekuatan penyerapan UV yang dimiliki oktilmetoksisinamat dalam bentuk isomer trans dan cis berbeda karena koefisien ekstinsi, yang menentukan kekuatan penyerapan UV. Kekuatan penyerapan bentuk trans dari oktilmetoksisinamat lebih besar daripada bentik cis-nya, sehingga trans-OMC lebih efektif melindungi paparan sinar UVB dibandingkan cis-OMC-nya Velasco, et al., 2008. Dengan adanya penambahan VCO, yang dapat berfungsi sebagai antioksidan, mampu menghalangi perubahan fotoisomer senyawa oktilmetoksisinamat sehingga kandungan trans-OMC lebih banyak daripada bentuk cis-OMC. Hal inilah yang menyebabkan Nilai SPF krim meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi VCO Pattanargson, 2004. Nilai SPF sediaan VCO memang masih lebih rendah jika dibandingkan dengan sediaan ekstrak daun teh hijau Setiawan, 2010 dan ekstrak bunga aprikot Universitas Sumatera Utara 37 liar Velasco, et al., 2008 tetapi sudah lebih baik jika dibandingkan dengan beberapa penelitian sebelumnya yaitu sediaan yang ada dipasaran seperti emulsi tabir surya yang tidak mengandung senyawa alami Dutra, et al., 2004. Setelah dilakukan uji statistik terhadap nilai SPF sediaan menggunakan One Way Anova, diperoleh nilai signifikan 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dengan probabilitas lebih kecil dari 0.05 antara masing-masing formula dengan adanya perbedaan konsentrasi VCO yang ditambahkan. Dari pengujian menggunakan metode Turkey Lampiran 15 ditunjukkan bahwa masih belum terdapat perbedaan nilai SPF yang signifikan antara dasar krim dan formula yang mengandung VCO saja F1-F3. Tetapi terdapat perbedaan nilai yang signifikan setelah penambahan zat tabir surya yaitu OMC dan TiO 2 pada konsentrasi VCO yang berbeda. Semakin besar konsentrasi VCO yang ditambahkan, maka semakin besar nilai SPFnya. Hal ini menunjukkan bahwa VCO dapat meningkatkan nilai SPF sediaan yang mengandung senyawa oktilmetoksisinamat dan titanium dioksida. Universitas Sumatera Utara 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Minyak Biji Anggur (Grape Seed Oil) Terhadap Efektivitas Sediaan Tabir Surya Kombinasi Oksibenzon dan Oktilmetoksisinamat Dalam Basis Vanishing Cream

6 94 79

Formulasi Krim Extra Virgin Olive Oil (Minyak Zaitun Ekstra Murni) sebagai Anti-Aging

57 297 100

Uji Efek Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Berat Badan Dan Penurunan Kadar Gula Darah (KGD) Tikus Putih Diabetes yang Diinduksi Sterptozotocin (STZ)

3 47 85

Pembuatan dan Evaluasi Secara In Vitro Emulsi Virgin Coconut Oil (VCO) menggunakan Emulgator Tween 80 dan Gom arab

7 63 96

Pengaruh Penambahan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Terhadap Efektivitas Krim Tabir Surya Kombinasi Oktilmetoksisinamat dan Titanium Dioksida

0 0 14

Pengaruh Penambahan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Terhadap Efektivitas Krim Tabir Surya Kombinasi Oktilmetoksisinamat dan Titanium Dioksida

0 0 2

Pengaruh Penambahan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Terhadap Efektivitas Krim Tabir Surya Kombinasi Oktilmetoksisinamat dan Titanium Dioksida

0 0 5

Pengaruh Penambahan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Terhadap Efektivitas Krim Tabir Surya Kombinasi Oktilmetoksisinamat dan Titanium Dioksida

0 1 15

Pengaruh Penambahan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Terhadap Efektivitas Krim Tabir Surya Kombinasi Oktilmetoksisinamat dan Titanium Dioksida

0 1 4

Pengaruh Penambahan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Terhadap Efektivitas Krim Tabir Surya Kombinasi Oktilmetoksisinamat dan Titanium Dioksida

0 0 24