31
4.2.4 Tipe emulsi sediaan
Menurut Syamsuni 2006, untuk membedakan tipe emulsi dapat dilakukan dengan pengenceran fase dan pengecatan atau pewarnaan Lampiran
2b. Pengaruh Komposisi VCO terhadap tipe emulsi sediaan pada pewarnaan dengan metil biru dan pengenceran dalam air dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Pengaruh Komposisi VCO terhadap tipe emulsi sediaan pada
pewarnaan dengan metil biru dan pengenceran dalam air
No Formula Metil Biru
Pengenceran dalam air
Merata Tidak
merata Dapat
diencerkan Tidak dapat
diencerkan 1
Blanko
-
- 2
F1
-
- 3
F2
-
- 4
F3
-
- 5
F4
-
- 6
F5
-
- 7
F6
-
- 8
F7
-
- Keterangan: F1 = Krim VCO 4
F2 = Krim VCO 6 F3 = Krim VCO 8
F4 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 F5 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 + VCO 4 F6 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 + VCO 6 F7 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 + VCO 8 = hasil pengujian yang diperoleh
- = bukan hasil pengujian yang diperoleh
Dari hasil uji tipe emulsi yang dapat dilihat pada Tabel di atas, formula semua krim serta blanko menunjukkan warna metil biru yang merata yang
menunjukkan bahwa fase luar krim adalah air karena metil biru larut dalam air. Pengujian dengan metode pengenceran, semua formula krim dapat diencerkan
dalam air tetapi, krim F4 sampai F7 menghasilkan larutan yang lebih keruh jika dibandingkan dengan formula lainnya. Hal ini dikarenakan adanya TiO
2
yang
Universitas Sumatera Utara
32 memiliki sifat tidak larut dalam air. Hasil ini dapat membuktikan bahwa sediaan
krim yang dibuat mempunyai tipe emulsi ma. Tipe emulsi ma memiliki keuntungan lebih mudah menyebar di
permukaan kulit, tidak lengket dan mudah dihilangkan dengan adanya pencucian Ansel, 1989.
4.2.5 Efek iritasi terhadap kulit sukarelawan
Uji iritasi yang dilakukan dengan mengoleskan krim pada bagian lipatan siku menunjukkan bahwa semua panelis memberikan hasil negatif terhadap reaksi
iritasi yang diamati yaitu eritema dan edema Lampiran 2d. Pengaruh komposisi VCO terhadap iritasi kulit sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4. Pengaruh komposisi VCO terhadap iritasi kulit sukarelawan
Reaksi iritasi
Sukarelawan I
II III IV
V VI
VII VIII IX
X XI XII
Eritema -
- -
- -
- -
- -
- -
- Edema
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Index iritasi primer: 024 = 0,00 Keterangan: sistem skor Federal Hazardous Substance Act Barel, et al., 2009.
Eritema
Edema tidak eritema
tidak edema sangat sedikit eritema
1 sangat sedikit edema
1 sedikit eritema
2 sedikit edema 2
eritema sedang 3
edema sedang 3
eritema sangat parah 4
edema sangat parah 4
Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan krim yang
diformulasi aman untuk digunakan. 4.2.6 Total cemaran mikroba
Angka lempeng total Standar plate count, ALT adalah menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel. Adanya mikroba tersebut dalam kosmetik
tidak dikehendaki, karena dapat menyebabkan terjadi perubahan-perubahan
Universitas Sumatera Utara
33 karakter organoleptis, atau terjadi perubahan bahan. Selain itu juga dari jenis
mikroba patogen dapat menyebabkan penyakit infeksi pada konsumen. Apabila ditinjau dari pengaruhnya terhadap sediaan stabilitas kosmetik, maka kontaminasi
mikrobiologis dapat menurunkan kualitas sediaan kosmetik tersebut. Atau terjadi perubahan rasa, warna, bau spesifik, bercak-bercak miselium, kekeruhan warna,
perubahan pH, dan lain-lain Pratiwi, 2009. Pengaruh komposisi krim yang mengandung VCO, OMC dan TiO
2
terhadap hasil uji angka lempeng total bakteri dapat di lihat pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Pengaruh komposisi krim yang mengandung VCO, OMC dan TiO
2
terhadap hasil uji angka lempeng total bakteri
No Kode Sampel Nilai Angka
Lempeng Total Persyaratan
Maximum Keterangan
1 Krim Blanko
17 x 10
5
10
5
Tidak memenuhi syarat 2
Krim F3 3 x 10
5
10
5
Tidak memenuhi syarat 3
Krim F7 15 x 10
5
10
5
Tidak memenuhi syarat Dari data di atas dapat dilihat bahwa angka lempeng total dari semua
sampel yang diukur termasuk krim blanko, krim VCO 8 F3 dan Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 + VCO 8 F7 adalah lebih dari x10
5
Lampiran 7. Menurut Keputusan Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia
No. HK.00.06.4.02894 tentang Persyaratan Cemaran Mikroba pada Kosmetika, yaitu angka lempeng total maximum untuk sediaan perawatan kulit, dalam hal ini,
tabir surya adalah 1x10
5
, dengan persyaratan tambahan bahwa sediaan tabir surya tersebut tidak mengandung atau negatif dari bakteri Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Hasil ALT sediaan diatas tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan, tetapi tidak terjadi perubahan fase, warna
Universitas Sumatera Utara
34 dan bau pada masing-masing sediaan dan tetap stabil selama 12 minggu Ditjen
POM., 1994. Adanya cemaran mikroba ini kemungkinan dapat disebabkan karena alat
dan bahan yang digunakan untuk pembuatan sediaan tidak disterilkan sebelum digunakan dan pembuatan sediaan tidak dilakukan diruangan yang steril.
4.2.7 Nilai Sun Protection Factor SPF sediaan