29 Suatu sediaan emulsi dikatakan tidak stabil jika mengalami flokulasi,
creaming dan koalesensi. Flokulasi merupakan proses yang terjadi antara droplet dari fase internal emulsi dimana droplet tersebut bergabung menjadi suatu partikel
besar tetapi dengan pengocokan sedikit akan terdispersi sempurna. Koalesensi merupakan agregasi antara dua partikel dimana jika dua partikel tersebut
bergabung, maka akan membentuk satu partikel besar, secara visual akan terlihat adanya pemisahan Barel, et al., 2009. Creaming terjadi jika agregat dari bulatan
fase dalam mempunyai kecendrungan yang lebih besar untuk naik ke permukaan emulsi atau jatuh ke dasar emulsi tersebut daripada partikel-partikelnya sendiri
Ansel, 1989. Berdasarkan data, yang diperoleh dan dapat dilihat pada Tabel 4.1,
menunjukkan bahwa masing-masing formula yang telah diamati selama 12 minggu memberikan hasil yang baik yaitu tidak mengalami perubahan warna, bau
dan juga pemisahan fase. Selama masa penyimpanan, sediaan tidak menunjukkan adanya perubahan. Karena pada formula mengandung natrium metabisulfit
sebagai antioksidan yang dapat melindungi lemak-lemak yang mempunyai ikatan rangkap dari oksidasi dan metil paraben sebagai pengawet yang melindungi dari
pengaruh biologis oleh mikroba maupun jamur Setiawan, 2010.
4.2.3 Derajat keasaman pH Sediaan
Derajat Keasaman pH merupakan salah satu indikator penentu kestabilan suatu sedian. Krim setidaknya memiliki pH sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5–6,5
karena jika krim memiliki pH yang terlalu basa maka dapat menyebabkan kulit menjadi bersisik. Sedangkan jika pH terlalu asam maka menyebabkan iritasi kulit
Setiawan, 2010. pH sediaan ditentukan dengan mengggunakan pH meter
Universitas Sumatera Utara
30 Lampiran 2c. Pengaruh Komposisi VCO terhadap nilai pH sediaan saat selesai
dibuat awal dan setelah penyimpanan 12 minggu akhir dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Pengaruh Komposisi VCO terhadap nilai pH sediaan saat selesai dibuat
awal dan setelah penyimpanan 12 minggu akhir
Perlakuan Formula
Blanko F1
F2 F3
F4 F5
F6 F7
pH awal 7,33
7,13 6,93
6,73 6,37
6,23 6,1
5,97 pH akhir
7,13 6,97
6,76 6,63
6,27 6,13
6,03 5,83
Keterangan: F1 = Krim VCO 4 F2 = Krim VCO 6
F3 = Krim VCO 8 F4 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 F5 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 + VCO 4 F6 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 + VCO 6 F7 = Krim OMC 7 + TiO
2
2,5 + VCO 8 Dari data dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah VCO ditambahkan
maka pH sediaan semakin menurun atau dengan kata lain pH sediaan semakin asam. Ini dapat disebabkan karena VCO mengandung sejumlah senyawa asam-
asam lemak yang dapat menyebabkan pH dari sediaan menjadi asam. Nilai pH sediaan Lampiran 5-6 masih termasuk ke dalam kisaran nilai pH menurut SNI
16-4399-1996 tentang sediaan tabir surya yaitu sebesar 4,5-8,0. Hal ini berarti sediaan krim memenuhi syarat dan masih aman digunakan untuk kulit.
Derajat keasaman pH sediaan setelah pembuatan berbeda dengan pH setelah penyimpanan selama 12 minggu. Setelah peyimpanan 12 minggu, pH
masing-masing formula lebih rendah di bandingkan setelah pembuatan. Meskipun terjadi penurunan pH dari masing-masing formula, tetapi sediaan tersebut masih
aman digunakan. Nilai pH sediaan ini masih sesuai dengan pH kulit 5-8 sehingga aman digunakan dan tidak menyebabkan iritasi SNI, 1996.
Universitas Sumatera Utara
31
4.2.4 Tipe emulsi sediaan