Tata Cara Penyelesaian Sengketa Admistrasi Pemilihan Umum

pelanggaran Pemilu, demikian juga halnya dengan penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu.

C. Tata Cara Penyelesaian Sengketa Admistrasi Pemilihan Umum

menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Untuk memahami bagaimana prosedur dan tata cara penyelesaian sengketa administrasi Pemilu sesuai Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD, tahapan-tahapan yang harus dilalui adalah sebagai berikut: 1. Menerima laporan Laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu disampaikan oleh pelapor paling lama 7 tujuh hari sejak diketahui atau ditemukan adanya pelanggaran. 119 Pelapor dalam hal ini ialah warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, pemantau Pemilu, atau peserta Pemilu. 120 Sebagaimana perkara pelanggaran Pemilu lainnya, maka laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yakni: 119 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 249 ayat 4 120 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 249 ayat 2 Universitas Sumatera Utara a. Laporan langsung Laporan langsung dapat disampaikan secara lisan atau tertulis. Laporan langsung yang disampaikan secara lisan adalah pelapor melaporkan pelanggaran di kantor Pengawas Pemilu dengan mengisi formulir B.1-DD, sedangkan laporan yang disampaikan secara tertulis si pelapor datang ke Pengawas Pemilu dengan membawa laporan tertulis berupa surat danatau tembusan surat dan mengisi formulir yang ditentukan. 121 b. Laporan tidak langsung Laporan tidak langsung dilakukan dengan dua cara yaitu: 1 Laporan lisan yang disampaikan pelapor kepada pengawas Pemilu melalui teleponhotline; dan 2 Laporan tertulis yang disampaikan Pelapor kepada pengawas Pemilu dalam bentuk pesan singkat melalui telepon genggam, faksimili, surat elektronik, atau laporan di situswebsite. Secara garis besar formulir penerimaan laporan pelanggaran model B.1-DD berdasarkan Peraturan Bawaslu No. 14 Tahun 2012 memuat: - Nomor penerimaan laporan pelanggaran; - Wilayah hukum perkara; - Identitas pelapor; - Peristiwa yang dilaporkan; - Saksi-saksi; 121 Peraturan Bawaslu Nomor 14 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1081 Pasal 9 Universitas Sumatera Utara - Bukti-bukti; - Uraian singkat kejadian; - Hari dan tanggal penerimaan laporan; - Tanda tangan penerima laporan dan pelapor; 2. Meneliti materi laporantemuan Pengawas Pemilu setelah menerima laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu harus segera melakukan kajian dengan mencari bukti-bukti pendukung untuk menemukan kebenaran laporan dan wajib menindaklanjuti apabila laporan yang diterimanya ternyata terbukti kebenarannya. Tindakan pengawas Pemilu dalam melakukan kajian dan mencari alat-alat bukti serta bukti- bukti pendukung lainnya paling lama 3 tiga hari sejak diterimanya laporan. Akan tetapi jika masih memerlukan keterangan tambahan dari pelapor, maka pengawas Pemilu diberikan waktu tambahan untuk menindaklanjuti laporan pelanggaran Pemilu yaitu paling lama 2 dua hari atau paling lama 5 lima hari setelah laporan diterima. 122 Pengawas Pemilu juga melakukan penelitian berkas laporan mengenai syarat formil dan materil yang harus dipenuhi. Sesuai dengan ketentuan Pasal 10 Peraturan Bawaslu No.8 Tahun 2012 maka syarat yang harus dipenuhi suatu laporan yakni: a. Syarat formil, meliputi: 1 Pihak yang berhak melaporkan; 2 Waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan batas waktu; dan 122 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 249 ayat 6 Universitas Sumatera Utara 3 Keabsahan laporan dugaan pelanggaran yang meliputi: 1 Kesesuaian tanda tangan dalam formulir laporan dugaan pelanggaran dengan kartu identitas, dan 2 tanggal dan waktu. b. Syarat materil, yang meliputi: 1 Identitas pelapor; 2 Nama dan alamat terlapor; 3 Peristiwa dan uraian kejadian; 4 Waktu dan tempat peristiwa terjadi; 5 Saksi-saksi yang mengetahui peristiwa tersebut; dan 6 Barang bukti yang mungkin diperoleh atau diketahui. Jika laporan dugaan pelanggaran tersebut belum memenuhi syarat formil dan materil, maka petugas penerima laporan melakukan konfirmasi ulang kepada pelapor untuk segera melengkapi persyaratan dengan mempertimbangkan batas waktu pelaporan, yaitu paling lambat 7 tujuh hari sejak terjadinya pelanggaran. Apabila ditemukan laporan yang dugaan pelanggaran yang tidak memenuhi syarat formil, maka laporan tersebut menjadi informasi awal adanya dugaan pelanggaran yang ditindaklanjuti sebagai temuan. Tetapi jika laporan telah sesuai persyaratan maka akan diteruskan ke bagian atau petugas yang menangani dan mengkaji laporan pelanggaran. 123 123 Peraturan Bawaslu Nomor 14 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Pasal 11 Universitas Sumatera Utara 3. Melakukan kajian dan mengambil keputusan Kajian terhadap laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu dilakukan setelah syarat formil dan materil terpenuhi. Jika terdapat pelanggaran administrasi Pemilu setelah dilakukannya klarifikasi, maka pengawas Pemilu harus memperhatikan tempus et locus delicti. Maksudnya ialah pengawas Pemilu melakukan penanganan temuan atau laporan dugaan pelanggaran sesuai dengan kewenangannya berdasarkan pada tempat terjadinya pelanggaran yang dilaporkan. Tetapi dalam kondisi tertentu Bawaslu, Bawaslu Provinsi, danatau Panwaslu KabupatenKota dapat mengambil alih penanganan pelanggaran yang menjadi temuanlaporan kepada pengawas Pemilu pada tingkatan di bawahnya. 124 Hasil kajian terhadap berkas dugaan pelanggaran administrasi Pemilu dikualifikasikan sebagai: 1 Laporantemuan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu terbukti kebenarannya atau hasil kajian berupa pelanggaran administrasi Pemilu; atau 2 Laporantemuan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu tidak terbukti kebenarannya atau hasil kajian bukan pelanggaran administrasi Pemilu. 125 Hasil kajian ini akan ditindaklanjuti paling lama 3 tiga hari oleh pengawas Pemilu untuk diteruskan kepada KPU, KPU Provinsi, atau KPU KabupatenKota. Jika Pengawas Pemilu masih memerlukan keterangan tambahan dari pelapor 124 Roni Wiyanto, Loc. Cit., hal. 96-97. 125 Peraturan Bawaslu Nomor 14 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Pasal 16 Universitas Sumatera Utara mengenai tindak lanjut dilakukan paling lama 5 lima hari setelah laporan diterima. 126 4. Penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu Setelah tahapan-tahapan di atas telah dilakukan, maka tindak lanjut atas dugaan pelanggaran administrasi Pemilu yang terbukti kebenarannya secara garis besar dilakukan sebagai berikut: a. Membuat rekomendasi atas hasil kajian terkait dugaan pelanggaran administrasi Pemilu; b. Menyerahkan dokumen yang berupa rekomendasi atas hasil kajian dan berkas kajian dugaan pelanggaran administrasi Pemilu kepada KPU, KPU Provinsi, KPU KabupatenKota, PPK, atau PPS sesuai tingkatannya; c. Penyerahan dokumen tindak lanjut pelanggaran administrasi Pemilu kepada KPU, KPU Provinsi, KPU KabupatenKota, PPK, atau PPS paling lama 5 lima hari sejak menerima laporantemuan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu. 127 Selanjutnya KPU, KPU Provinsi dan KPU KabupatenKota setelah menerima rekomendasi atas hasil kajian terkait pelanggaran administrasi Pemilu, sebagai berikut: 126 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 249 5 127 Roni Wiyanto, Loc. Cit., hal. 99. Universitas Sumatera Utara a. Wajib menindaklanjuti dan menyelesaikan pelanggaran administrasi Pemilu berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu KabupatenKota sesuai tingkatan; b. Batas waktu bagi KPU, KPU Provinsi dan KPU KabupatenKota dalam menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu KabupatenKota sesuai tingkatan dilakukan dengan memeriksa dan memberikan putusan paling lama 7 tujuh hari sejak diterimanya rekomendasi; c. Tata cara penyelesaian penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu dilakukan dengan tahapan: 1 Mencermati kembali data atau dokumen sebagaimana rekomendasi Bawaslu sesuai dengan tingkatannya; dan 2 Menggali, mencari, dan menerima masukan dari berbagai pihak untuk kelengkapan dan kejelasan pemahaman laporan pelanggaran administrasi Pemilu; 128 3 KPU, KPU ProvinsiKIP Aceh, KPUKIP KabupatenKota, PPK, PPS, PPLN, KPPSKPPSLN membuat keputusan dalam rapat pleno; 4 Hasil dari rapat pleno tersebut akan menghasilkan keputusan berupa pernyataan: a. Dugaan pelanggaran administrasi Pemilu tidak terbukti; atau 128 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 25 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilihan Umum Pasal 18 Universitas Sumatera Utara b. Dugaan pelanggaran administrasi Pemilu terbukti, disertai rekomendasi sanksi yang akan diberikan; Keputusan tersebut akan diumumkan kepada publik dan KPU ProvinsiKIP Aceh KPUKIP KabupatenKota, PPK, PPS, PPLN, KPPSKPPSLN melaporkan penyelesaian dugaan Pelanggaran Administrasi Pemilu kepada KPU 1 satu tingkat di atasnya paling lama 3 tiga hari sejak ditetapkan Keputusan. Adapun jenis sanksi yang dapat diberikan terdiri atas: a. Perintah penyempurnaan prosedur; b. Perintah perbaikan terhadap Keputusan atau hasil dari proses; c. Teguran lisan; d. Peringatan tertulis; e. Diberhentikantidak dilibatkan dalam kegiatan tahapan; atau f. Pemberhentian sementara. 129 Keputusan penyelesaian dugaan pelanggaran administrasi Pemilu bersifat final dan mengikat. Untuk lebih memahami penyelesaian sengketa administrasi Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD selanjutnya dijelaskan lebih singkat dalam mekanisme di bawah ini: 129 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 25 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilihan Umum Pasal 22 Universitas Sumatera Utara Skema 1 Prosedur Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD 7 Hari: Sejak diketahui atau ditemukan pelanggaran 3+2 5 hari: a. Klarifikasi b. Mencari bukti c. Mengkaji kebenaran d. Tindak lanjut PELAPOR WNI yang mempunyai hak pilih, pemantau Pemilu, atau peserta Pemilu PENGAWAS PEMILU KPU, KPU Provinsi, KPU KabupatenKota PUTUSAN Universitas Sumatera Utara

D. Aplikasi Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemilihan Umum