Komisi Pemilihan Umum KPU

65

B. Komisi Pemilihan Umum KPU

Komisi pemilihan umum sesuai dengan amanat UUD NRI Tahun 1945 merupakan lembaga khusus penyelenggara pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri. Di dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pasal 8 ayat 1, yang menjadi tugas dan wewenang KPU dalam penyelenggaraan Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD ialah: a. Merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal; b. Menyusun dan menetapkan tata kerja KPU, KPU Provinsi, KPU KabupatenKota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN; c. Menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemilu setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah; d. Mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan Pemilu; e. Menerima daftar pemilih dari KPU Provinsi; f. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data Pemilu danatau pemilihan gubernur, bupati, dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih; g. Menetapkan peserta Pemilu; h. Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional i. Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU Provinsi untuk Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan hasil rekapitulasi penghitungan suara di setiap KPU Provinsi untuk Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Daerah dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara; j. Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu dan Bawaslu; k. Menerbitkan keputusan KPU untuk mengesahkan hasil Pemilu dan mengumumkannya; l. Menetapkan dan mengumumkan perolehan jumlah kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupatenKota untuk setiap partai politik peserta Pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; m. Mengumumkan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah terpilih dan membuat berita acaranya; Universitas Sumatera Utara 66 n. Menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan; o. Menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Bawaslu atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilu; p. Mengenakan sanksi administratif danatau menonaktifkan sementara anggota KPU Provinsi, anggota PPLN, anggota KPPSLN, Sekretaris Jenderal KPU, dan pegawai Sekretariat Jenderal KPU yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung berdasarkan rekomendasi Bawaslu danatau ketentuan peraturan perundang-undangan; q. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu danatau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU kepada masyarakat; r. Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye; s. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu; dan t. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Salah satu tugas dan wewenang dari KPU seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa KPU harus segera menindaklanjuti rekomendasi Bawaslu atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilu. Pelanggaran Pemilu yang dimaksud dalam hal ini ialah pelanggaran administrasi Pemilu sesuai Pasal 254 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas PKPU Nomor 25 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilihan Umum 100 bahwa KPU, KPU ProvinsiKIP Aceh, KPUKIP KabupatenKota, PPK, PPS, PPLN, KPPSKPPSLN, bahwa penyelesaian sengketa administrasi Pemilu diawali dengan penyampaian laporan. Laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu disampaikan oleh pelapor 100 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 25 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilihan Umum Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 435 Universitas Sumatera Utara 67 paling lama 7 tujuh hari sejak diketahui atau ditemukan adanya pelanggaran. 101 Pelapor dalam hal ini ialah warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, pemantau Pemilu, atau peserta Pemilu. 102 Sebagaimana perkara pelanggaran Pemilu lainnya, maka laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yakni: a. Laporan langsung Laporan langsung dapat disampaikan secara lisan atau tertulis. Laporan langsung yang disampaikan secara lisan adalah pelapor melaporkan pelanggaran di kantor Pengawas Pemilu dengan mengisi formulir B.1-DD, sedangkan laporan yang disampaikan secara tertulis si pelapor datang ke Pengawas Pemilu dengan membawa laporan tertulis berupa surat danatau tembusan surat dan mengisi formulir yang ditentukan. 103 b. Laporan tidak langsung Laporan tidak langsung dilakukan dengan dua cara yaitu: 1 Laporan lisan yang disampaikan pelapor kepada pengawas Pemilu melalui teleponhotline; dan 2 Laporan tertulis yang disampaikan Pelapor kepada pengawas Pemilu dalam bentuk pesan singkat 101 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 249 ayat 4 102 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 249 ayat 2 103 Peraturan Bawaslu Nomor 14 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1081 Pasal 9 Universitas Sumatera Utara 68 melalui telepon genggam, faksimili, surat elektronik, atau laporan di situswebsite. Secara garis besar formulir penerimaan laporan pelanggaran model B.1-DD berdasarkan Peraturan Bawaslu No. 14 Tahun 2012 memuat: - Nomor penerimaan laporan pelanggaran; - Wilayah hukum perkara; - Identitas pelapor; - Peristiwa yang dilaporkan; - Saksi-saksi; - Bukti-bukti; - Uraian singkat kejadian; - Hari dan tanggal penerimaan laporan; - Tanda tangan penerima laporan dan pelapor; Tahapan-tahapan penyelesaian sengketa adminstrasi Pemilu khusus diselesaikan selanjutnya berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 25 Tahun 2013 jo. PKPU Nomor 13 Tahun 2014 tentang Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilihan Umum dan akan menghasilkan keputusan penyelesaian dugaan pelanggaran administrasi Pemilu yang bersifat final dan mengikat.

C. Badan Pengawas Pemilu Bawaslu