Pengadilan Negeri Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemilihan Umum

71 Sesuai Pasal 257 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 yang dapat disebut sebagai Pelapor untuk mengajukan laporan sengketa Pemilu ialah: - Partai politik calon peserta Pemilu - Partai politik peserta Pemilu - Calon anggota DPR, DPD, dan DPRD yang tercantum dalam daftar calon sementara danatau daftar calon tetap. Penyelesaian sengketa Pemilu untuk selanjutnya terdapat dalam Peraturan Bawaslu Nomor 15 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD.

D. Pengadilan Negeri

Pengadilan negeri menjadi tempat memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana Pemilu. 106 Dalam upaya penegakan hukum dalam perkara tindak pidana Pemilu legislatif diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012, maka dengan demikian sistem peradilan pidana yang tepat diterapkan adalah sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2012 dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 maka komponen-komponen yang bekerja dalam system ini adalah kepolisian, kejaksaan, pengadilan, lembaga permasyarakatan, dan advokat. Khusus untuk permasalahan Pemilu ditambah dengan laporan Bawaslu. 107 106 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 262 ayat 1 107 Dodi Candra, Loc. Cit., hal. 67. Universitas Sumatera Utara 72 Setiap tindak pidana Pemilu DPR, DPD, dan DPRD Provinsi dan DPRD KabupatenKota baik pelanggaran maupun kejahatan yang ditangani oleh pengawas Pemilu dapat diketahui karena dua faktor, yaitu temuan atau laporan adanya tindak pidana Pemilu. Yang dimaksud dengan temuan tindak pidana Pemilu pada dasarnya merupakan tindak pidana Pemilu yang ditemukan sendiri oleh pengawas Pemilu pada waktu menjalankan tugas, wewenang, dan kewajibannya. Sedangkan laporan tindak pidana Pemilu merupakan tindak pidana yang dilaporkan oleh WNI yang mempunyai hak pilih, peserta Pemilu maupun pemantau Pemilu. 108 Tenggang waktu penyelesaian tindak pidana Pemilu yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 lebih singkat dibandingkan penyelesaian tindak pidana menurut KUHAP. 109 Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 hanya membutuhkan waktu paling lama 51 lima puluh satu hari untuk menangani dan menyelesaikan tindak pidana Pemilu sampai pada putusan di tingkat banding di Pengadilan Tinggi. Adapun tenggang waktu 51 lima puluh satu hari secara garis besarnya meliputi: 1. Temuanlaporan tindak pidana Pemilu ke Pengawas Pemilu 7 hari 2. Penanganan di tingkat pengawas Pemilu 5 hari 3. Penanganan di tingkat penyidik Polri 14 hari 4. Penanganan di tingkat penuntut umumkejaksaan 5 hari 5. Pemeriksaan dan putusan di Pengadilan Negeri 7 hari 108 Roni Wiyanto, Loc. Cit., hal. 179. 109 Pasal 20 KUHAP. Dalam penjelasannya menyatakan bahwa waktu penanganan perkara pidana Pemilu berbeda dengan waktu penanganan perkara tindak pidana yang diatur oleh KUHAP, yakni masa pemeriksaan perkara pidana di tingkat Kepolisian paling lama 60 enam puluh hari, di tingkat kejaksaan paling lama 50 lima puluh hari, di tingkat Pengadilan Negeri paling lama 90 sembilan puluh hari dan di tingkat Pengadilan Tinggi paling lama 90 sembilan puluh hari, dan di tingkat Mahkamah Agung paling lama 110 seratus sepuluh hari. Secara keseluruhan masa pemeriksaan perkara pidana dari tingkat Kepolisian sampai kasasi paling lama 400 empat ratus hari. Universitas Sumatera Utara 73 6. Permohonan banding melalui Pengadilan Negeri 3 hari 7. Pelimpahan berkas banding ke Pengadilan Tinggi 3 hari 8. Pemeriksaan dan putusan banding di Pengadilan Tinggi 7 hari Jumlah 51 hari 110 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 mengatur kualifikasi subjek hukum yang dapat menjadi pelapor terkait adanya pelanggaran tindak pidana Pemilu. Sesuai Pasal 249 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 yang dapat menyampaikan laporan tindak pidana Pemilu yaitu WNI yang mempunyai hak pilih, pemantau Pemilu, atau peserta Pemilu. Laporan yang disampaikan pun paling sedikit harus memuat hal berikut: 1. Nama dan alamat pelapor; 2. Identitas terlapor; 3. Waktu dan tempat kejadian perkara; 4. Uraian kejadian; 111 Adapun yang menjadi tahapan penyelesaian tindak pidana Pemilu dilakukan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012. Putusan yang dihasilkan pada Pengadilan Negeri mengenai perkara tindak pidana Pemilu dapat diajukan banding ke Pengadilan Tinggi sesuai dengan wilayah hukumnya. Banding merupakan satu-satunya upaya hukum yang diperbolehkan oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 terhadap putusan Pengadilan Negeri. 112

E. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara