2.1.1.6 UV absorber UV absorber ditambahkan pada komposisi resin komposit untuk
meningkatkan stabilitas warna dengan menyerap radiasi elektromagnetik yang dapat menyebabkan diskolorasi. UV absorber yang paling banyak digunakan adalah 2-
hydroxy-4-methoxy benzophene Powers, 2006.
2.1.1.7 Bahan pigmen
Oksida inorganik biasanya ditambahkan dalam jumlah kecil untuk memberikan warna yang cocok dengan warna gigi pada umumnya. Warna dari resin
komposit berkisar antara warna yang sangat terang very light shades sampai kuning dan abu-abu Powers, 2006; Gladwin, 2009.
2.1.2 Klasifikasi resin komposit
Resin komposit dapat diklasifikasikan dalam beberapa metode klasifikasi, tergantung dari komposisinya, sehingga dapat memudahkan dokter gigi mengenalnya
agar penggunaannya sesuai dengan tujuan pengobatan. Klasifikasi yang paling sering digunakan adalah klasifikasi resin komposit berdasarkan ukuran partikel filler oleh
Lutz dan Phillips 1983 Lang,1992. 2.1.2.1 Resin komposit macrofiller
Jenis resin komposit yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1960 adalah resin komposit macrofiller. Resin komposit macrofiller memiliki ukuran partikel
filler 20-50 µm. Ukuran rata-rata partikel filler-nya adalah 8-12 µm dengan ukuran
Universitas Sumatera Utara
terbesar 50-100 µm. Jumlah filler di dalam resin komposit berkisar 70-80 berdasarkan berat dan 60-80 berdasarkan volume. Filler yang banyak digunakan
adalah butiran quartz Gladwin, 2009.
2.1.2.2 Resin komposit microfiller Resin komposit microfiller memiliki filler berupa koloida silika, dengan
ukuran partikel 0,01-0,12 µm. Kandungan partikel filler dalam resin komposit sebanyak 35-60 ukuran berat
O’Brien, 2002. Gambar 2.3 menunjukkan gambaran mikrostruktur resin komposit microfiller
Gambar 2.3. Mikrostruktur Resin Komposit Microfiller O’Brien, 2002
2.1.2.3 Resin komposit hibrid
Resin komposit hibrid mengandung kumpulan partikel filler dengan ukuran yang heterogen dengan ukuran partikel terkecil 0,04 µm dan terbesar 1-5 µm.
Kandungan filler di dalam resin komposit sebanyak 70-80 ukuran berat Sensi, 2007. Gambar 2.4 menunjukkan gambaran mikrostruktur resin komposit hibrid.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4. Mikrostruktur Resin Komposit Hibrid Spiller, 2000
2.1.2.4 Resin komposit mikrohibrid
Setelah perkembangan resin komposit hibrid, dikembangkanlah resin komposit mikrohibrid. Resin komposit mikrohibrid memiliki beberapa jenis ukuran
partikel filler dengan bentuk yang irreguler. Partikel filler dapat berupa glass atau quartz dengan ukuran 0,2-3 µm ditambah 5-15 partikel microfine berukuran 0,04
µm Craig, 2002. Dapat dilihat pada Gambar 2.5 gambaran mikrostruktur resin komposit mikrohibrid.
Gambar 2.5 Mikrostruktur Resin Komposit Mikrohibrid Spiller, 2000
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.5 Resin komposit nanofiller
Perkembangan nanoteknologi menciptakan jenis baru bahan restorasi resin komposit, yaitu nanokomposit dan nanohibrid. Nanokomposit menggunakan partikel
filler yang berukuran nanometer, sedangkan nanohibrid merupakan kombinasi partikel filler berukuran nanometer dengan filler berukuran konvensional.
Nanokomposit mengandung partikel filler berupa zirkonium atau silika berukuran ±25 nm dan kumpulan nano partikel berukuran ±75 nm. Distribusi partikel filler nano
di dalam resin komposit sekitar 79,5 Gladwin, 2009; Kaur, 2011.
2.1.3 Polimerisasi resin komposit