UMK. Apa yang anggota perlukan akan dapat langsung diaplikasikan. Keberhasilan pengembangan usaha juga dapat langsung dirasakan dan dipantau. tiga persoalan besar
yang selalu dihadapi pelaku UMK justru yang paling banyak merasakannya di tingkat bawah. Bila persoalan itu dibenahi dari lingkungan yang paling kecil, tentu hasilnya
justru akan lebih terasa. Pengembangan Usaha Mikro Kecil UMK kurang menyentuh lingkup yang paling kecil, yakni keluarga. Padahal, banyak usaha kecil yang dimulai
dan dilakukan di kalangan rumah tangga, di dalamnya melibatkan anggota keluarga seperti orang tua dan anak.
Pengembangan Usaha Mikro Kecil UMK pada hakekatnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Sesuai dengan Revitalisasi Koperasi
dan UKM menuju kesejahteraan rakyat yang disusun oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia terdapat Program – Program
Pemberdayaan Koperasi dan UKM yang beberapa diantaranya digunakan oleh peneliti sebagai variabel dalam menunjang penelitian
www.depkop.go.idperaturan
- menteri2013februari 2013, sebagai berikut:
a. Pengembangan Sumber daya Manusia SDM
Dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan menengah disebutkan bahwa Pengembangan SDM dilakukan dengan cara:
1. Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan. 2. Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial
3. Membentuk dan mengembangkan lembaga diklat untuk melakukan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan
4. Membentuk motivasi untuk menciptakan kreatifitas bisnis dan penciptaan wirausaha baru.
b. Permodalan dan Pembiayaan
Universitas Sumatera Utara
Permodalan dan Pembiayaan untuk Usaha Mikro Kecil UMK masih sulit untuk diperoleh dikarenakan prosedur kredit dan persyaratan yang masih belum dapat
terpenuhi. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro LKM yang ada, maupun non bank yang dapat membantu dalam peningkatan Usaha
Mikro Kecil UMK, diantaranya dengan cara: 1. Terlaksananya program penyediaan dana bagi kelompok UMK
2. Meningkatkan struktur permodalan serta memperluas jangkauan pelayanan kepada pelaku UMK
3. Tersalurnya bantuan dana untuk usaha produktif dengan persyaratan ringan dan terjangkau kepada pelaku Usaha Mikro Kecil sesuai tingkat kelayakn usahanya.
4. Memberikan perlindungan dan penyelamatan usaha terhadap pelaku UMK
c. Produksi
Kebijakan Deputi Bidang Produksi KUKM menekankan pada penciptaan iklim yang kondusif serta pemberian bantuan perkuatan dana untuk pengembangan
produksi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas dan nilai tambah produk barang dan jasa yang dihasilkan sehingga memiliki daya saing dengan
memanfaatkan potensi sumberdaya lokal dan penerapan teknologi yang tepat yang dapat berguna dalam peningkatan kesejahteraan pelaku UMK dan keluarganya.
d. Pemasaran dan Jaringan Usaha
Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dan menentukan dalam melakukan usaha karena dengan pemasaran yang baik maka akan mampu mendorong
peningkatan pendapatan yang diharapkan. Oleh karena itu, harus dibangun sistem pemasaran yang terintegrasi agar produk yang dihasilkan berkualitas, dipercaya dan
mendapat respon yang positif dari konsumen dengan melakukan promosi. Untuk itu,
Universitas Sumatera Utara
perlu dibangun jaringan pemasaran yang baik agar konsumen dapat memperoleh produk yang diinginkan secara mudah dan terjangkau.
Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing dan daya kompatabilitas produk dalam pasar yang kompetitif serta mengembangkan infrastruktur pemasaran produk
dan mendorong perluasan kemitraan yang saling membantu antara Usaha Mikro Kecil UMK, atau antara UMK dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di
luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha.
2.1.5 Peran Koperasi Terhadap Usaha Mikro Kecil UMK
Peran Koperasi dalam pengembangan UMKM di Indonesia sudah lama menjadi perhatian pemerintah, bukan saja agar pengusaha UMKM dapat melakukan pinjaman
kredit dari koperasi dalam mengembangkan usahanya tetapi juga untuk membantu dalam pemasaran dan pengadaan bahan baku. Dalam membantu sentra-sentra UMKM,
khususnya di bidang industri manufaktur, pemerintah membentuk kopersi disetiap sentra yang dibina disebut koperasi industri kerajinan atau Kopinkra.
Dalam pengkreditan, selama ini telah banyak program atau skim kredit untuk UMKM dari pemerintah yang disalurkan antara lain lewat koperasi. Lewat koperasi,
UMKM dapat memperoleh pinjaman dengan bunga relatif ringan. Dalam beberapa tahun belakangan ini peran koperasi sebagai lembaga kredit di luar perbankan dan
lembaga keuangan lainnya semakin besar. Memasuki tahun 2011 berdasarkan BPS 2011 koperasi di Indonesia sudah
didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55 hingga 60 persen dari keseluruhan aset koperasi. Hingga akhir tahun 2011, posisi koperasi dalam pasar
perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah Bank Rakyat Indonesia BRI - unit desa sebesar 46 persen KSP USP dengan pangsa sekitar 31 persen.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan sebuah laporan BPS 2011, hanya sebagian kecil pengusaha UMKM yang menjadi anggota koperasi. Jumlah pengusaha UMKM yang tercatat sebagai
anggota koperasi hanya sekitar 5,8 persen, sedangkan sisanya sebanyak 94,2 persen bukan anggota koperasi, walaupun rasionya bervariasi didalam kelompok UMKM itu
sendiri. Hal ini dikarenakan banyak pengusaha UMKM tidak menyadari manfaat
berkoperasi atau tidak ada koperasi di desa mereka atau sekitarnya yang sesuai dengan bidang usaha mereka, atau mereka tidak merasa perlu menjadi anggota koperasi karena
usaha mereka sangat sederhana, tidak memerlukan banyak modal atau kredit, dan hanya melayani pasar lokal dalam volume yang sangat kecil..
2.1.6 Peran Credit Union CU Terhadap Usaha Mikro Kecil UMK
Koperasi kredit atau Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan non perbankan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki
dan dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya sendiri serta mempromosikan penghematan dan menyediakan kredit dengan harga yang
wajar, dan di kendalikan oleh anggota dan menyediakan jasa keuangan lainnya kepada para anggotanya, seperti pembangunan masyarakat lebih lanjut atau pembangunan
internasional berkelanjutan pada tingkat lokal. Koperasi Kredit berbeda dari bank dan lembaga keuangan lainnya dalam anggota yang memiliki rekening di koperasi kredit
dan mereka memilih direksi dalam sistem demokrasi satu orang-satu-suara tanpa jumlah uang yang diinvestasikan dalam koperasi kredit. Kebijakan Sebuah koperasi kredit yang
mengatur suku bunga dan hal-hal lainnya diatur oleh sukarelawan Dewan Direksi yang dipilih oleh dan dari keanggotaan itu sendiri Kredit serikat menawarkan banyak layanan
keuangan sama dengan bank, sering menggunakan terminologi yang berbeda layanan
Universitas Sumatera Utara
umum termasuk berbagi account rekening tabungan, rekening draft saham rekening giro, kartu kredit, sertifikat istilah saham sertifikat deposito, dan perbankan online.
Aksi Credit Union CU berdasarkan kelompok bertujuan untuk membangkitkan kelompok-kelompok lemah secara bersama-sama meningkatkan kemampuan melalui
strategi, tindakan langsung. Anggota credit union berkomunikasi dengan pengurus dalam menghadapi masalah maupun kehidupan sehari-hari, pengurus Credit Union
CU sangat diharapkan membimbing, mengarahkan anggota-anggota Credit Union CU
untuk keluar dari permasalahan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Judul
Tujuan Metode Analisis
Kesimpulan
Ari Sofwan. 2012. Peranan
Kredit Usaha Rakyat
Terhadap Pengembangan
UMK di Kecamatan
Gebang Kabupaten
Langkat Studi Kasus: Bank
BRI Kecamatan Gebang.
Skripsi Fakultas Ekonomi
Pembangunan Universitas
Sumatera Utara Menganalisis
peranan Kredit Usaha Rakyat
KUR terhadap pengembangan
Usaha Mikro dan Kecil UMK di
Kecamatan Gebang.
. 1 Analisis
Statistika Deskriptif dan
Deduktif dengan menggunakan
Data Primer. 2 Analisis
Regresi Linear Sederhana.
bahwa Kredit Usaha Rakyat KUR
berpengaruh positif terhadap Usaha
Mikro dan Kecil UMK, ini terlihat
dari beberapa indikator seperti
peningkatan omset produksi Usaha
Mikro dan Kecil UMK di
Kecamatan Gebang
.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual
Gambar 2.1 Struktur Peran Koperasi X
1
dan Credit Union X
2
terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Y
Keterangan: = Alur penelitian
2.3 Hipotesis KOPERASI X
1
CREDIT UNION X
2
PENGEMBANGAN UMK Y INDIKATOR YANG DITELITI:
• Pengembangan Sumber daya Manusia SDM
• Permodalan dan Pembiayaan
• Produksi • Pemasaran dan Jaringan
Usaha
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalan yang menjadi objek penelitian, yang kebenarannya masih perlu untuk dibuktikan atau diuji secara empiris.
Dengan kata lain, hipotesa adalah kesimpulan yang belum final, dalam arti sebagai dugaan pemecahan masalah yang mungkin benar dan mungkin juga salah.
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas maka hipotesis yang disimpulkan dalam penelitian ini adalah: koperasi dan Credit Union CU berperan terhadap
pengembangan Usaha Mikro Kecil di Kecamatan Medan Area.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan kategori data primer kualitatif. Data primer kualitatif adalah berupa variasi-variasi persepsi dari responden sehingga sifat data kualitataif ini
sangat beragam dengan berbagai sakala yang diberlakukan untuk menentukan bobot dari suatu persepsi pilihan responden. Penelitian ini menghubungkan dua variabel atau
lebih Ginting, 2008:57 dimana variabel independen bebas adalah koperasi X1 dan Credit Union X2 dan variabel dependen terikat Pengembangan UMK Y.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada Koperasi Bina Kasih dan Credit Union CU Maju Bersama yang terdapat di Kecamatan Medan Area.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian berupa pengambilan data dimulai pada tanggal 10 Maret sampai dengan 17 Maret 2013.
3.3 Defenisi Operasional
Defenisi Variabel – variabel yang akan diteliti adalah: a. Variabel Independen X
1. Koperasi X
1
Universitas Sumatera Utara