BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Purba 2006 dalam penelitian “Pengaruh Program Pengembangan Prasarana Perdesaan P2D terhadap Pengembangan Wilayah Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat di Kecamatan Raya - Kabupaten Simalungun, menyimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui Program P2D di Kecamatan Raya Kabupaten
Simalungun, sudah menunjukkan hasil-hasil yang cukup baik dan secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata pendapatan rumah tangga sebelum dan
sesudah Program P2D. Wahyuni 2009 dalam penelitian “Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi
dan Sosial terhadap Produktivitas Ekonomi di Indonesia”, menyimpulkan bahwa pendekatan yang dilakukan dengan model fixed effects menunjukkan hasil bahwa
masing-masing infrastruktur memberikan pengaruh yang positif terhadap produktivitas ekonomi dengan tingkat elastisitas yang berbeda-beda, yaitu
infrastruktur sarana kesehatan sebesar 0,65, energi listrik 0,08, panjang jalan 0,07 dan air bersih 0,05. Sarana kesehatan yang merupakan bagian dalam modal manusia yang
vital bagi pembangunan, mempunyai tingkat elastisitas yang paling besar memengaruhi produktivitas ekonomi dimana setiap kenaikan 1 persen infrastruktur
kesehatan akan meningkatkan produktivitas ekonomi sebesar 0,65 persen. Jayapura 2012 melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Pelaksanaan
Program Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan”. Program Pinjaman Bergulir
9
Universitas Sumatera Utara
merupakan program pemberdayaan masyarakat yang diluncurkan pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran melalui pemberian pinjaman mikro
kepada masyarakat yang memiliki usaha atau berpotensi untuk memulai usaha. Efektifitas pelaksanaan program pinjaman bergulir ditentukan dari pencapaian aspek
kelembagaan, aspek sasaran penerima program pinjaman bergulir, aspek keberlanjutan usaha dan keberlanjutan program, aspek kemandirian dan keberdayaan
masyarakat serta aspek pengaruh program pinjaman bergulir bagi masyarakat, dalam penerapan kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat melalui penguatan modal
usaha. Penelitian ini dilakukan untuk membahas hal tersebut. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan dengan tujuan
untuk mendeskripsikan efektifitas pelaksanaan program pinjaman bergulir di kelurahan tersebut. Penelitian ini bertipekan deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian kuesioner kepada 51 orang responden, dimana responden tersebut dipilih dengan menggunakan metode cluster
sampling. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan melalui wawancara mendalam kepada 8 delapan orang responden. Data dari wawancara dimanfaatkan untuk
menguatkan interpretasi kuantitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan program pinjaman bergulir di Kelurahan Karang Berombak masih
berada dalam kategori kurang efektif. Kondisi ketidakefektifan tersebut dapat dijelaskan melalui: pelaksanaan sosialisasi yang kurang baik; kecilnya jumlah
pinjaman yang diberikan; belum maksimalnya fungsi dan peran BKMUPK maupun fasilitator dalam melakukan pelatihan ekonomi rumah tangga khususnya
pendampingan terhadap usaha yang dikelola masyarakat, ketidakmampuan program untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pihak lain; tidak terwujudnya
Universitas Sumatera Utara
kesejahteraan masyarakat yang melaksanakan program pinjaman bergulir; serta tidak terwujudnya modal sosial ditengah masyarakat. Melihat kondisi tersebut di atas,
diperlukan peran aktif, kerjasama, serta tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program pinjaman bergulir demi tercapainya sasaran program
yang sebenarnya yaitu untuk mengatasi masalah kemiskinan.
2.2. Pembangunan Pedesaan